Anda di halaman 1dari 10

Komponen Minor Inilah Penentu Umur Bumi

Ady Suryawan, Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado

Ringkasan : Tuhan Yang Maha Esa telah menyatakan bahwa seluruh ciptaanNYA adalah sempurna tanpa
cacat. Tulisan ini mengulas sifat, fungsi dan peran komponen minor udara di Atmosfer. Hasil review berbagai
literatur membuktikan bahwa komponen minor memiliki keterkaitan yang tinggi antara satu komponen dengan
lainnya, mampu saling melengkapi serta dapat digunakan oleh manusiaa untuk berbagai kepentingan.
Komponen tersebut setidaknya memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai pelindung bumi dari fluktuasi suhu,
penstabil medan eletrik bumi, dan memiliki kadar yang dapat berubah akibat berbagai aktivitas baik manusia,
tumbuhan, satwa maupun mikroba yang ada di Bumi. Kadar komponen minor udara adalah fungsi esensial dari
fungsi atmosfer sebagai pelindung keseimbangan kehidupan Bumi.

I. Pendahuluan
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan segala sesuatu tanpa cacat, sebagimana
firmanya dalam surat Al Mulk ayat 3 yang artinya “Allah yang menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaanTuhan Yang
Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?.
Manusia diminta untuk melihat bagaimana langit diciptakan dan proses yang
terjadi didalamnya. Atmosfer terdiri
dari udara yang merupakan
gabungan berbagai
komponen seperti gas,
cairan, padatan halus
(partikel) yang tidak
homogen dan mendapat
pengaruh gravitasi. Setiap
komponen udara memiliki
berat jenis yang berbeda dan
relatif sangat rendah,
sehingga membentuk lapisan
lapisan. Berdasarkan berat
ini, diperkirakan 95% udara
berada di lapisan
troposphere (0 – 17 km dari
permukaan laut), selebihnya
berada di lapisan
Stratosphere (17 – 50 km
dpl), Mesosphere (50 – 90
km dpl), dan Ionosphere (90
– 100 km dpl) [1].

Gambar 1. Komponen penyusun udara [2]

Komponen udara pada Gambar 1 diklasifikasikan sebagai komponen mayor dan


komponen minor. Komponen mayor terdiri dari Nitrogen, Oksigen, Argon dan uap air.
Komponen minor terdiri dari 8 senyawa yang disajikan lebih jelas pada Tabel 1 berikut ini.
1
Tabel 1. Komponen minor udara
Air Minor Components
Component ppm (parts per million**) Component ppm (parts per million**)
CO2 325.0 Kr 1.0
Ne 18.0 H2 0.5
He 5.0 N2O 0.5
CH4 2.0 Xe 0.1
Keterangan : ** = ambang batas tertinggi[1]

Berdadasarkan Tabel 1, komponen minor udara diatas terdiri dair senyawa sisa
hasil metabolisme atau pembakaran ataupun perombakan karbon seperti CO 2, CH4 dan NO2
dan beberapa unsur gas mulia yang sangat ringan seperti Helium (He), Xenon (Xe). CO2
merupakan senyawa paling besar yang mengisi komponen minor, namun dalam kaitannya
sistem keseimbangan alam CO2 memiliki peran penting terhadap efek rumah kaca. Setiap
emisi CO2 yang terlepas keudara akan berdampak terhadap peningkatan dan mempertahankan
suhu bumi dalam waktu tanpa batas [3].
Peningkatan suhu Bumi terbukti telah menyebabkan berbagai masalah bagi
kehidupan antara lain : perubahan intensitas hujan dan cadangan air tanah [4], mempengaruhi
produktivitas pertanian [5], serta meningkatkan berbagai konflik sosial dan antar negara [6],
serta manusia dan hidupan liar dalam mempertahankan habitat [7]
Besarnya pengaruh emisi CO2 dalam kehidupan sebagaimana beberapa penjelasan
diatas, mendorong penulis untuk mengulas peran dan pengaruh komponen minor terhadap
keseimbangan kehidupan di Bumi. Besar harapan tulisan ini dapat menjadi meningkatkan
pemahaman dan sebagai bahan pertimbangan dalam berorientasi dan bersikap.

II. Komponen Minor Udara


A. Karakter
Komponen minor udara terdiri dari 8 senyawa dan unsur, 4 diantaranya tergolong
dalam golongan VIII A atau gas mulia (gas yang sangat stabil/sulit bereaksi) yaitu Helium,
Neon, Krypton dan Xenon, 1 unsur dari golongan IA yaitu Hidrogen, dan 2 merupakan hasil
pembakaran yaitu Karbondioksida dan Nitrogendioksida serta 1 senyawa merupakan bahan
bakar yaitu Metana (CH4). Karakter keempat senyawa gas mulia dan senyawa lain yang
termasuk komponen minor udara secara singkat dijelaskan pada Tabel 2, namun secar umum
gas mulia memiliki ciri dan sifat berikut :
1. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut air
2. Memiliki elektron valensi 8 kecuali helium hanya 2
3. Tersusun dari 1 atom (monoatomik)
4. Stabil atau tidak mudah bereaksi dengan atom lain, semakin pendek jari jari atom,
kestabilan atom semakin tinggi.
5. Afinitas elektron dan energi ionisasi tinggi
6. Membutuhkan energi yang sangat tinggi untuk membentuk senyawa
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa sebagai besar komponen minor memiliki
titik leleh dan didih yang sangat rendah, sehingga dalam suhu ambein komponen tersebut
dijumpai dalam kondisi gas. Komponen Gas Mulia (Xe, Ne, He, Kr) ditemukan sebagai atom
monoatomik atau bersifat ion karena mudah mengion, sedangkan hidrogen (H 2) berikat dua
atom atau disebut diatomik, sedangkan metana, karbondioksida dan dinitrogen oksida
merupakan senyawa poliatomik dimana atom berikatan dengan berbagai unsur.
Tabel 2. Karakter masing masing komoponen minor
Nama Karakter Pemanfaatan Spektrum atom / Ikatan
Kimia
Helium (He); MJ : 0,178 kg/m3 Gas pengisi kapal, balon udara,
nomor atom 2; TD : -268,8oC pendingin, campuran tabung
Helios (Matahari) TL : -272,2 oC oksigen penyelam,
EV : 2 ; R : 93 5
Neon (Ne); nomor MJ : 0,9 kg/m3 Zat pendingin, indicator,
atom 10; TD : -245,8oC pendingin tegangan tinggi,
Neos (baru) TL : -248,4 oC penangkal petir, pengisi lampu,
EV : 8 ; R : 113 operasi mata. 7
3
Kypton (Kr); MJ : 0,375 kg/m Pengisi lampu tioresensi, lampu
nomor atom 32; TD : -153oC flash, lampu laser mercusuar
Kriptos TL : -157 oC dan retina
(Tersembunyi) EV : 8 ; R :169 8

Xenon (Xe); MJ : 0,59 kg/m3 Pembuatan tabung elektron,


nomor atom 54; TD : -108oC anastesi, lampu reklame (warna
Xenos (asing) TL : -112 oC biru), lampu bakterisida, lampu 5
EV : 8 ; 190 blitz,
Hidrogen (H2) MJ : 0,15 kg/m3 Bahan bakar, pengisi balon
nomor atom 1 TD : -252,8 oC kapal udara, pembuatan
TL : -259,8 oC amonia, bahan semikonduktor H–H4
Hydro (air)
EV : 1 ;
Karbondioksida MJ : 1,98 kg/m3 Membantu produktivitas
(CO2) TD : -78oC fotosintesis, baking /
3
TL : -57oC pengembang kue, karbonasi
minuman, bahan pengisi
pemadam kebakaran, bahan
dry
ice, pengisi perahu karet,9
Nitrogendioksida MJ : 2,62 kg/m3 Memiliki efek euforia / tertawa
(NO2) TD : -88,48oC sehingga digunakan untuk
TL : - 90,86oC terapi stress berat, anestesi, 1
analgesik, bahan roket hibrida10
Metana MJ : 3,5 kg/m3 Sumber bahan bakar, bahan
TL : −188 °C pembangkit listrik11
TD : −162 °C
2
Ket: MJ = Masa jenis, TD = Titik didih, TL = Titik leleh; R = jari -jari atom (sumber : 1Chemical Entities of
Biological Interest (ChEBI). UK: European Bioinformatics Institute. 13 January 2008. Main. Diakses tanggal 4 October 2011,
https://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_dioksida; 2https://id.wikipedia.org/wiki/Metana ;
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida ; 4https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen ; 5https://id.wikipedia.org/wiki/Helium ;
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Xenon ; 7https://id.wikipedia.org/wiki/Neon ; 8https://id.wikipedia.org/wiki/Kripton ; 9
https://manfaat.co.id/9-manfaat-karbon-dioksida-co2-dalam-kehidupan-sehari-hari ; 10 Samiaji[8]; 11 [9], [10]
Berdasarkan berat jenis (Tabel 2), Hidrogen merupakan senyawa dengan berat
jenis paling ringan didunia, sangat melimpah dan sangat mudah terbakar (Simpson & Wiener
1989 dalam wikipidia.com, 2018). Helium merupakan unsur dan bahan bakar matahari serta
bintang bintang, unsur ini termasuk sangat ringan sehingga pada tahun 1903 digunakan untuk
mengisi balon kapal udara dan dapat menjadi angkutan. Helium sangat ringan, sehingga
dapat
lepas dari atmosfer bumi, namun skala global konsentrasinya cenderung tetap karena adanya
terbentuknya helium baru dari debu kosmik yang terperangkap (Anderson et al., 2006 dalam
Wikipedia.com, 2018).
Neon merupakan senyawa diatomik/inert, yang memiliki potensi dalam dunia
medis dibidang ophtalmology, sebagai contoh operasi kornea mata, penggunaanya bersama
flourine dan argon sebagai laser memperbaiki arah penglihatan mata [2]. Neon merupakan
unsur yang sangat tidak reaktif sehingga sangat sulit memisahkan atomnya [11]. Neon telah
dimanfaatkan sejak tahun 1930 sebagai tabung neon [12].
Krypton adalah salah satu gas mulia dan sulit direaksikan dengan berbagai logam
seperti platinum [12]. Senyawa ini memiliki potensi sebagai insulasi yang tinggi yang banyak
digunakan untuk mengisi panel antar kaca sehingga suhu panas diluar bangunan dapat
teradam [2], mengisi lampu elektronik, blitz, untuk mengisi lampu flouresecnce(dicampu
dengan argon)
[13] dan dapat digunakan dalam terapi retina [14]. Sedangkan Xenon merupakan gas mulia
yang sangat langka memiliki potensi sebagai semikonduktor, sebagai bahan anastesi,
teknologi laser, pembuatan lampu, panel plasma dan industri dirgantara / aerospace [2].
Karbondioksida merupakan hasil reaksi oksidasi karbon atau karbon yang
dibakar. CO 2 digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis yaitu direkasikan dengan air
(H2O) menjadi Glukosa (C6H12O6 ) dan oksigen (O2). Laju fotosintesis pada tanaman air
dipengaruhi oleh spektrum warna matahari yang diterimanya, intensitas produksi tertinggi
diperoleh dari spektrum warna biru [15]. Dinitrogen oksida (N2O) digolongan sebagai
polutan karena menyebabkan ikatan ozon terpecah menjadi O2 dan 2NO, sehingga ozon
menjadi tereduksi dan 2NO merupakan radikal bebas yang sulit terurai [10]. Sedangkan
Metana (CH4) adalah hidrokarbon sederhana yang merupakan komponen utama gas alam
sebagai bahan bakar dan menjadi salah satu senyawa emisi yang menyebabkan efek gas
rumah kaca [16].
B. Fluktuasi konsetrasi
Gas mulia dialam merupakan gas yang stabil berbentuk monoatomik, tidak reaktif
dan membutuhkan pemisahan secara fisika [12]. Gas ini sangat lembam dan tidak
menghasilkan bahan kimia apapun dalam kondisi normal [17]. Kemajuan ilmu dan teknologi
yang manusia miliki sejak 100 tahun yang lalu telah berhasil memisahkan gas mulia tersebut
sehingga mulai dilakukan pemanen untuk berbagai kepentingan dibidang makanan dan
minuman, kimia dan energi, metallurgy dan glass, industri manufaktur, elektronik, medis,
pendidikan, dan lain sebagainya [2]. Dewasa ini perusahan The Linde Group merupakan
salah satu perusahan yang intensif dalam pemanfaatan seluruh komponen udara termasuk gas
mulia. Gas mulia memiliki harga yang tinggi [17], sehingga berbagai penelitian diupayakan
dalam rangka mengefisiensikan proses pemanen. Pada tingkat pemanfaatan yang tinggi dapat
diprediksi konsentrasi gas mulia di udara akan mengalami penurunan kadar.
Meningkatnya industri sejak revoluasi industri ke abad 17 telah meningkatkan
secara nyata kadar konsentrasi karbondioksida di udara. Karbondioksida yang meningkat
selama ini dihasilkan dari proses oksidasi ikatan hidrokarbon atau bahan bakar fosil dan
bahan organik. Karbondioksida memiliki efek rumah kaca komponen lain yaitu Dinitrigon
oxida [10] dan Methana [16]. Senyawa karbondioksida tersebut dapat tereduksi melalui
proses fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil pada daun. Dinitrogen oksida sangat sulit
terurai dan dapat menurunkan konsentrasi ozon. Kelimpahan dinitrogen oksida meningkat
akibat aktivitas mikroba dinitrifikasi, mikroba dinitrifikasi sangat intensif pada bidang
pertanian yaitu proses pemupukan dan pelapukan bahan organik [9], [10]. Methana
merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari gas alam, dan hasil perombakan sisa bahan
organik melalui proses anaerob oleh
bakteri dan jamur penghasil asam [18]. Pada proses anaerob tersebut juga dihasilkan senyawa
karbondioksida. Perombakan sisa bahan organik banyak dilakukan pada bidang peternakan,
dimana pengomposan kotoran dilakukan. Tingkat produksi Methana (CH 4) pada kotoran sapi
dipengaruhi oleh bahan pakan diberikan [19], [20]. Produksi gas methana pada pengomposan
memiliki potensi sebagai bahan bakar melalui mesin digester [21]
III. Pengaruh komponen terhadap keseimbangan Atmosfer
1. Penstabil suhu Bumi
Berdasarkan karakter komponen minor pada Bab II, dapat diketahui bahwa
komponen minor memiliki titik didik dan lebur yang sangat rendah dan pada jenis unsur
gas mulia seperti Xe, Ne, Kr, He memiliki ikatan atom monoatomik atau inert. Ikatan ini
menyebabkan kestabilan yang tinggi dan sulit mengalami reaksi, sehingga membutuhkan
energi yang sangat tinggi untuk membentuk senyawa. Xenon akan membentuk senyawa
ketika dilakukan pemanasan dan disinari. Xenon memiliki jari jari atom paling besar,
sedangkan Ne, Kr, dan He memiliki jari jari yang lebih pendek sehingga lebih stabil.
Kripton memiliki daya serap terhadap panas yang kemudian digunakan didalam panel
kaca.
Cahaya Matahari yang sampai ke atmosfer diperkirakan memiliki suhu 1.648 OC
[22] sehingga adanya ion dari gas mulia tersebut mampu menyerap energi matahari.
Serapan energi matahari sangat signifikan sehingga suhu di permukaan Bumi berkisar
29OC
s.d. 34OC. Argumentasi yang mudah diterima adalah ketika meteor memasuki ruang
atmosfer Bumi, maka akan terbakar ataupun meledak menjadi berkeping – keping dan
menjadi gas sebelum mencapai permukaan Bumi. Terbakarnya meteor menyebabkan gas
mulia bereaksi dan membentuk senyawa, sehingga mempercepat hancurnya partikel.
Selain itu pada saat terjadi petir, kilatan listrik di udara tersebut diperkirakan memiliki
suhu lebih dari 10.000OC [23], [24], namun suhu tersebut tidak pernah mempengaruhi
suhu di permukaan Bumi secara signifikan.
Sebaliknya pada saat malam hari dimana sinar matahari tidak masuk kedalam
permukaan suatu planet akan mengalami pendinginan luar biasa. Sebagai Mars yang
merupakan planet dengan jarak matahari lebih panjang dibandingkan Bumi. Pada saat
malam hari Mars akan memiliki suhu -90OC, sedangkan saat siang memiliki suhu 20 OC
[25], dapat dibayangkan proses biologi mahluk hidup pada kondisi temperatur yang
sangat fluktuatif. Karbondioksida (CO2) yang ada di atmosfer akan memiliki efek rumah
kaca yang dapat memantulkan energi panas sehingga Bumi tidak akan kehilangan panas
yang signifikan.
Kadar komponen minor pada kondisi normal yang disajikan pada Tabel 1
merupakan nilai ambang batas yang telah disepakati melalui serangkain percobaan.
Terjadinya fluktuasi yang tidak terlalu tajam masih dapat mempertahankan kestabilan
suhu bumi, namun apabila kadar komponen memgalami perubahan sangat nyata maka
suhu di bumi akan mengalami perubahan yang sangat nyata seperti Planet lain yang tidak
memiliki lapisan atmosfer pada permukaannya.

2. Penstabil reaksi komponen udara


Reaksi kimia dapat terjadi salah satunya disebebkan oleh perbedaan muatan
pada ion atom. Perbedaan ion tersebut ada yang nampak dan memiliki energi yang sangat
tinggi sebagai contoh yaitu Petir. Petir terjadi akibat perbedaan tegangan listrik yang
mencapai jutaan volt antara awan dan permukaan bumi yaitu elektron (negatif)
mengalami perpindahan ke proton (positif) sehingga menyebabkan loncatan energi
yang spontan.
Energi yang dihasilkan berupa panas yang mencapai 1/70 energi matahari dan cahaya
lebih besar daripada 10 juta lampu 100 watt[24]. Energi yang sangat tinggi dan tidak
terkontrol tersebut telah banyak menyebabkan berbagai bencana seperti kebakaran
spontan, korban jiwa, kerusakan infrastruktur dan bangunan.
Saat air mengalami perubahan wujud baik dari gas menjadi padatan ataupun
sebaliknya makan air (H2O) mengalami ionisasi, ion tersebut akan bergerak mengikuti
angin dan terkumpul pada beberapa titik. Adanya kumpulan beberapa titik ion tersebut
menyebabkan perbedaan muatan yang sangat tinggi. Petir dapat terjadi antara kumpulan
elektron dan proton atau elektron dengan netral (Bumi/Ground) Adanya komponen
seperti gas mulia terutama Xenon (Xe), Neon (Ne) yang memiliki kestabilan tinggi
membantu peredaman perbedaan muatan tersebut. Saat listrik melewati Neon, makan
neon akan berpendar menjadi warna merah. Hal ini mengindikasikan bahwa Neon dapat
menyerap energi listrik dari petir. Hidrogen (H) memiliki pada sifat konduktivitas,
sehingga perbedaan muatan tegangan yang masih ada antar titik mengalami kestabilan
dengan keberadaan hidrogen. Fungsi Xe dan Ne berkebalikan dengan H, dimana Xe dan
Ne merupakan isolator sedangkan H adalah semikonduktor sehingga keberadaannya
dapat meredam potensi terjadinya petir. Helium, Xenon, Krypton memiliki energi ionisasi
yang lebih tinggi dibanidngkan Xenon. Ketiganya akan bersifat netral sehingga saat
loncatan elektron petir terjadi akan mengenai Helium, Xenon dan Krypton sebelum
menyentuh Bumi.

3. Komponen minor sebagai Polutan


Karbondioksida, Dinitrogen Oksida dan Metana merupakan komponen gas yang
dapat memantulkan kembali gelombang panas atau dikenal sebagai efek rumah kaca.
Kadar CO2 dan N2O di udara agar memiliki kapasitas pantulan yang optimal bagi
kelangsungan proses biologi adalah 325 ppt dan 0,5 ppt. Peningkatan jumlah kedua
senyawa tersebut dapat meningkatkan kekuatan atau efek rumah kaca yang dihasilkan
sehingga gelombang panas yang dipantulkan semakin besar. Kondisi ini menyebabkan
peningkatan suhu rata- rata permukaan Bumi.
Dinitrogen oksida mempengaruhi proses pembentukan ozon, N2O dan O3 akan
bereaksi membentuk 2 molekul Nitrogen Oksida dan 1 molekul Oksigen [10]. Pada
jumlah yang tinggi, hal ini menyebabkan Ozon (O3) tidak mengalami pembentukan saat
sinar UV B dan UV A mengenai oksigen di udara. Kadar Ozon akan berkurang
menyebabkan sinar UV B dan UV A yang masuk kedalam Bumi meningkat sebagai
radiasi dan mempengaruhi proses biologi yang ada di Bumi.
Metana memiliki kapasitas tangkap panas 20 kali lebih tinggi dibandingkan CO2
[26] sehingga meningkatnya metana akan menyebabkan peningkatan suhu Bumi. CH4
dapat bereaksi dengan O2 di udara menjadi 2HOx + H2O + CO, reaksi ini mengganggu
pembentukan O3 saat sinar UV mengenai O2 [10]. Berkurangnya O3 tersebut
menyebabkan radiasi sinar UV masuk ke permukaan Bumi meningkat.
Atmosfer adalah bagian Bumi yang berfungsi diantaranya sebagai protector dan
penstabil temperatur. Fungsi tesebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan komponen minor
pada udara. Konsentrasi komponen minor sangat berpengaruh terhadap fungsi tersebut.
Acuan Bacaan
[1] B. A. Kurnani, “Chapter 2 Ilmu Lingkungan,” in Materi Ilmu Lingkungan, Bandung: Sekolah
Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, p. 61 slide.
[2] The_Linde_Annual, Treasures of the Atmosphere . The Linde Group, 2009.
[3] K. Zickfeld and T. Herrington, “The time lag between a carbon dioxide emission and maximum
warming increases with the size of the emission,” Environ. Res. Lett., vol. 10, no. 3, pp. 8–11, 2015.
[4] K. Taniguchi, “Future changes in precipitation and water resources for Kanto Region in Japan after
application of pseudo global warming method and dynamical downscaling,” J. Hydrol. Reg. Stud., vol.
8, pp. 287–303, 2016.
[5] B. S. Chauhan, K. Prabhjyot, G. Mahajan, R. K. Randhawa, H. Singh, and M. S. Kang, Global
Warming and Its Possible Impact on Agriculture in India, 1st ed., vol. 123. Elsevier Inc., 2014.
[6] D. A. Pratiwi, “Isu global warming dan sikap dunia internasional,” J. Dimens. Univ. Riau Kepul., vol. 2,
no. 1, pp. 1–13, 2013.
[7] M. Brambilla, P. Pedrini, A. Rolando, and D. E. Chamberlain, “Climate change will increase the
potential conflict between skiing and high-elevation bird species in the Alps,” J. Biogeogr., vol. 2016,
no. 43, pp. 2299–2309, 2016.
[8] T. Samiaji, “Karakteristik Gas N2O ( Nitrogen Oksida ) Di Atmosfer Indonesia,” Ber. Dirgant., vol. 13,
no. 4, pp. 147–154, 2010.
[9] P. J. Crutzen, A. R. Mosier, K. A. Smith, and W. Winiwarter, “N2O release from agro-biofuel
production negates global warming reduction by replacing fossil fuels,” Atmos. Chem. Phys., vol. 8, no.
2, pp. 389–395, 2008.
[10] N. Ambarsari, “Efek radikal hidroxil (OH) dan nitric oxide (NO) dalam reaksi kimia ozon di atmosfer,”
Ber. Dirgantara1, vol. 16, no. 2, pp. 47–54, 2015.
[11] B. Shakhashiri, “Gases of the air,” Science is Fun in the Lab of Shakhashiri, 2007. [Online].
Available: www.scifun.org. [Accessed: 10-Aug-2018].
[12] C. L. Chernick, The Chiemistry of The Noble Gases. U.S Atomic Energy Commision, 1967.
[13] M. Iktiar, Analisis Kualitas Lingkungan, 1st ed. CV. Social Politic Genius (SIGn), 2017.
[14] L. J. Singerman, “Red krypton laser therapy of macular and retinal vascular diseases,” Retina, vol. 2, no.
1, pp. 15–28, 1982.
[15] P. Handoko and Y. Fajariyanti, “Pengaruh spektrum cahaya tampak terhadap laju fotosintesis
tanaman air Hydrilla verticillata,” Pros. Semin. Nas. X Pendidik. Biol. FKIP UNS, vol. 10, no. 2, pp.
1–9, 2013.
[16] W. P. Cahayaningtyas and I. Sumantri, “Pengaruh penambahan biochar limbah pertanian dan
pestisida pada inkubasi tanah inceptisol untuk menekan emisi gas metana (CH4) sebagai gas rumah
kaca,” J. Teknol. Kim. dan Ind., vol. 1, no. 1, pp. 521–527, 2012.
[17] J. Ruzicka, J. Benes, L. Bolek, and V. Markvartova, “Biological effects of noble gases,” Physiol Res,
vol. 56, no. 1, pp. S39–S44, 2007.
[18] R. Saraswati, E. Santosa, and E. Yuniarti, “Organisme Perombak Bahan Organik,” in Organic
and Biofertilizers, 1st ed., Bogor: Badan Penelitian Tanah Indonesia, 2009, pp. 211–230.
[19] R. Puspitasari, Muladno, A. Atabany, and Salundik, “Produksi gas metana ( CH 4 ) dari feses sapi FH
laktasi dengan pakan rumput gajah dan jerami padi,” J. Ilmu Produksi dan Teknol. Has. Peternak., vol.
3, no. 1, pp. 40–45, 2015.
[20] F. Gustiar and R. A. Suwignyo, “Reduksi gas metan (CH4) dengan meningkatan komposisi
konsentrat dalam pakan ternak sapi,” J. Peternak. Sriwij., vol. 3, no. 1, pp. 14–24, 2014.
[21] A. M. Anwar, Z. B. Lajainu, F. Jaya, and N. Nurjannah, “Desian dan komosioning tangki
portable biogas,” J. Chem. Process Eng., vol. 02, no. 02, pp. 1–6, 2017.
[22] S. Saidil, “Ini Alasan Kenapa Roket Bisa Melewati Atsmosfer Tanpa Terbakar,” idntimes.com, 2019.
[Online]. Available: https://www.idntimes.com/science/discovery/saidil/ini-alasan-kenapa-roket-bisa-
melewati-atsmosfer-tanpa-terbakar-c1c2/full. [Accessed: 10-Aug-2018].
[23] planet-science.com, “What causes lightning?,” planet-science.com, 2012. [Online]. Available:
http://www.planet-science.com/categories/over-11s/natural-world/2012/06/what-causes-lightning.aspx.
[24] H. Yahya, “Kekuatan Tersembunyi Petir,” harun-yahya.net, 2017. [Online]. Available: http://id.harun-
yahya.net/id/Artikel/4508/kekuatan-tersembunyi-petir. [Accessed: 10-Aug-2018].
[25] R. M. Muharram, “Seperti Inilah Cuaca di Planet Mars,” InfoAstonomi.org, 2016. [Online].
Available: http://www.infoastronomy.org/2016/05/seperti-inilah-cuaca-di-planet-mars.html.
[Accessed: 10-Aug- 2018].
[26] Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_dioksida; https://id.wikipedia.org/wiki/Metana;
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida ; https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen ;
https://id.wikipedia.org/wiki/Helium ; https://id.wikipedia.org/wiki/Xenon ;
https://id.wikipedia.org/wiki/Neon ; https://id.wikipedia.org/wiki/Kripton ;
https://manfaat.co.id/9-manfaat-karbon-dioksida-co2-dalam-kehidupan-sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai