Isotop Hidrogen
Protium dan Deuterium
Hidrogen memiliki tiga isotop yaitu protium, deuterium dan tritium, beberapa sifat penting ada
pada table 10.1. Isotop hydrogen menunjukkan perbedaan lebih besar dalam sifat-sifat fisika dan
kimia dibanding isotop dari unsur lain. Asal perbedaan antara H dan D atau antara pasangan
senyawa-senyawa seperti H2O dan D2O, terdapat dalam perbedaan massa yang kemudian
mempengaruhi vibrasi bilangan gelombang fundamental dan energi pada titik nol. Vibrasi
fundamental untuk H2, HD dan D2 berturut-turut adalah 4159, 3630 dan 2990 cm-1. Hal ini
mengikuti bahwa energi pada titik nol H2 dan D2 terhitung adalah 26,0 dan 18,4 kJ mol-1. Total
energi ikat elektronik dari molekul-molekul tersebut adalah sama dan hal itu mengikuti total
energi disosiasi yang berbeda sebesar 7,6 kJ mol-1 dengan ikatan D – D lebih kuat disbanding
ikatan X – H (X = unsur apa saja) dan perbedaan ini adalah basis dari efek kinetika isotop.
Tabel 1. Beberapa sifat penting hydrogen
Protium Deuterium Tritium
Lambang 1
H atau H 2
H atau D 3
H atau T
Kelimpahan di alam 99,985% 0,0156% <1 dalam 1017 atom
Massa isotop/u 1,0078 2,0141 3,0160
Spin inti 1/2 1 1/2
Tabel 2. Beberapa sifat penting H2O dan D2O (air berat)
Sifat-sifat H2O D2O
Titik leleh / K 273,00 276,83
Titik didih 373,00 374,42
Temp. densitas max / K 277,0 284,2
Densitas max. 0,99995 1,1053
Permitifitas relative (pada 298 K) 78,39 78,06
Kw (pada 298 K) 1 x 10-14 2 x 10-15
Regangan simetris (molekul gas / cm-1 3657 2671
Untuk penggunaan industrial ini, H2 dihasilkan in situ (sebab densitas sangat rendah dan titik
didih menyebabkan biaya transportasinya sangat tinggi). Reagen dalam persamaan reaksi 11 di
atas disebut gas sintesis. Campuran dibuat dengan reaksi pergeseran air-gas yaitu reaksi karbon
atau suatu hidrokarbon (misalnya, CH4) dengan uap yang diikuti oleh perlakuan sebagian dari
CO yang dihasilkan dengan uap air
CH4 + H2O 1200 K, katalis ni
. CO + 3H2
………………………………………………12
CO + H2O 700 K, katalis besi oksida
CO2 + H2
CO2 terabsorbsi misalnya dalam larutan K2CO3 dari mana CO2 dapat diperoleh Kembali dengan
pemanasan. Perbandingan H2 : CO dalam campuran produk reaksi dapat diubah menyebabkan
reaksi ini bisa sebagai sumber sintesis gas dan H2. Walaupun persamaan 12 di atas menunjukkan
katalis heterogen, penggunaan katalis homogen juga dimungkinkan.
Persamaan reaksi 12 di atas mengilustrasikan penggunaan CH4 sebagai precursor. Hal ini
merepresentasikan suatu feedstock berbasis minyak dan merupaka satu dari beberapa yang
cocok, hidrokarbon massa molekul rendah yang dihasilkan dalam cracking minyak mentah.
Penggunaan karbon lain (misalnya batubara) memberi pengertian bahwa reaksi pergeseran air-
gas dapat diadaptasi untuk memenuhi feedstock komersial.
Dimasa depan, ketika sumber-sumber bahan bakar fosil habis, H2 dapat digunakan sebagai
sumber utama energi alternatif dan juga tenaga nuklir. Perubahan seperti ini disebut sebagai
ekonomi hydrogen. Energi dapat dihasilkan secara langsung dari pembakaran (penggabungan H2
dan O2 menghasilkan ledakan dan reaksi ini digunakan sebagai power energi untuk mengangkat
pesawat ulang-alik) atau secara elektrokimia dalam sel bahan bakar. Pembakaran H2 hanya
menghasilkan H2O. Hal ini menjadikan H2 sebagai bahan bakar bersih karena H2O bukanlah “gas
rumah kaca” dan tidak termasuk dalam aturan emisi Kyoto Protokol 1997. Tidak hanya air
merupakan produk pembakaran H2, tetapi air juga merupakan bahan baku yang atraktif untuk
menghasilkan H2. Namun demikian, pembentukan H2 dari H2O membutuhkan sejumlah besar
1/2energi dan dalam hal ini energi sinar matahari yang ramah lingkungan dapat diterima,
misalnya, energi yang dikumpulkan dengan menggunakan sel fotovoltaik dapat digunakan untuk
mengelektrolisis air. Produksi fotolitik H2 dari H2O juga mungkin dilakukan walaupun
membutuhkan katalis karena air bersifat transparan terhadap cahaya. Persamaan 13 di bawah ini
merepresentasikan proses tersebut; katalis A, eksis dalam dua keadaan oksidasi; bentuk
teroksidasi adalah A(oks) dan bentuk reduksi adalah A(red). Pencarian untuk fotokatalist yang
cocok menjadi penelitian yang atraktif; satu contoh adalah kompleks [Ru(bpy)3]3+ yang
mengalami proses redoks reversible (persamaan 14)
H2O + 2A(oks) hv
1/2O2 + 2H+ + 2A(red)
…………………………………………..13
2H+ + 2A(red) → H2 + 2A(oks)
[Ru(bpy)3]3+ + e [Ru(bpy)3]2+ …………………………………………………………14
Catatan, proses fotolitik (fotolisis) diinisiasi oleh cahaya; dalam satu persamaan, hal ini
diindikasikan oleh hv sebagai katalis (di atas tanda panah); reaktan disebut terfotolisis.
Fotosintesis menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Konversi CO2 dan H2O menjadi
karbohidrat dan O2 oleh tanaman yang mengandung klorofil adalah sama dengan fotolisis H2O
diikuti oleh reduksi CO2 oleh H2. Proses alam ini dapat dimodifikasi sehingga H2 dibebaskan dan
algae hijau-biru tertentu efektif untuk keperluan ini.
Reaktifitas
. Dibawah kondisi ambien, dihydrogen tidak sangat reaktif tetapi kurangnya reaktifitas adalah
karena factor kinetic (bukan factor termodinamik) dan ini disebabkan kekuatan ikatan H – H
(table 3). Reaksi rantai bercabang H2 dan O2 diinisiasi oleh percikan dan menghasilkan ledakan
(atau bunyi “pop” pada skala kecil) dikenal baik dalam uji kualitatif untuk H2. Bagian dari skema
reaksi diberikan pada persamaan-persamaan reaksi di bawah ini. Percabangan yang efisien
menghasilkan suatu reaksi yang berlangsung cepat dan ledakan dan inilah alasan mengapa reaksi
tersebut efektif digunakan untuk bahan bakar roket.
H2 → 2H* inisiasi……………………………………………………15
H2 + O2 → 2OH* inisiasi……………………………………………………16
H* + O2 → OH* + *O* percabangan……………………………………………...17
*
O* + H2 → OH* + H* percabangan……………………………………………...18
OH* + H2 → H2O + H* propagasi…………………………………………………19
Halogen bereaksi dengan H2 (pers 20) dengan ketenangan reaksi menurun dalam golongan 7.
Bahkan pada temperatur rendah, F2 bereaksi dengan secara eksplosif dengan H2 dalam suatu
rantai reaksi radikal. Dalam reaksi Cl2 dan H2 yang diinduksi cahaya, Langkah inisiasi adalah
pemutusan homolitik ikatan Cl – Cl menghasilkan radikal Cl* (pers 21) yang bereaksi dengan H2
menghasilkan H* dan HCl dalam satu seri langkah-langkah dalam rantai radikal; HCl dapat
terbentuk dalam langkag propagasi atau Langkah terminasi.
H2 + X2 → 2HX X = F, Cl, Br, I …………………………………………………………20
Cl2 hv
2Cl* …………………………………………………………………………………21
Reaksi H2 dengan Br2 atau I2 terjadi hanya pada temperatur yang lebih tinggi dan juga melibatkan
fisi inisial dari molekul X2. Untuk Br2 (tapi tidak untuk I2) mekanismenya adalah rantai radikal
Br2 → 2Br*
Br* + H2 → HBr + H*
H* + Br2 → HBr + Br* …………………………………………………………22
HBr + H* → Br* + H2
2Br* → Br2
Dihidrogen bereaksi dengan banyak logam bila dipanaskan dan menghasilkan hidrida logam,
MHn, walaupun hidrida ini tidak stoikiometri (misalnya, TiH1,7). Dengan aksi muatan listrik, H2
sebagian mengalami disosiasi menjadi atom-atom, khususnya pada tekanan rendah.
Reaksi antara N2 dan H2 (pers 23) adalah reaksi yang utama pada kepentingan industry. Namun
demikian, reaksi ini sangat lambat dan campuran N2 dan H2 tetap tak berubah. Manipulasi
temperatur dan tekanan dan penggunaan katalis sangat esensil.
3H2(g) + N2(g) 2NH3(g) ……………………………………………………………………23
Senyawa-senyawa Hidrogen
A Hidrida
1. Hidrida logam
Atom-atom hydrogen cukup kecil untuk mengisi/menggunakan lubang-lubang dalam kisi logam
dan absorpsi H2 oleh berbagai logam (dan juga alloy) menyebabkan pembentukan hidrida logam
yang mana atom-atom hydrogen berada di dalam rongga interstisial. Dalam hal ini yang disebut
metallic (interstisial) hidrida, harus dapat mengimbangi disosiasi ikatan H – H dalam H2. Ada
beberap hidrida logam non-stoikiometri yang dikenal, antara lain TiH1,7, HfH1,98, HfH2,10
terbentuk bila titanium dan hafnium bereaksi dengan H2. Niobium membentuk satu seri hidrida
non-stoikiometri dengan rumus NbHx (0 < x ≤ 1) dan pada kandungan hydrogen yang rendah,
struktur bcc logam Nb diperoleh. Satu sifat yang menarik dari hidrida logam ini adalah
kemampuannya untuk melepaskan hydrogen selama pemanasan dan hal ini menyebabkan
kegunaannya sebagai “tempat/wadah penyimpanan hydrogen”. Palladium menunjukkan
keunikan dalam kemampuannya untuk membalikkan mengabsorpsi sejumlah besar H2 atau D2
(tapi tidak gas-gas lain); logam dapat mengabsorpsi hingga 900 kali dari volume H2 pada
temperature ambien. Studi difraksi neutron mengindikasikan bahwa H terabsorpsi menempati
lobang=lobang octahedral dalam kisi ccp (cubic close-packed). Pada temperature kamar, terdapat
dua fase dari PdHx. Fase-ꭤ mengandung konsentrasi hydrogen yang rendah (x ~0,01) sementara
fase-ꞵ, x ~ 0,6. Perbedaan satuan dimensi sel untuk kedua fase (389,0 pm untuk ꭤ-PdHx, dan
401,8 pm untuk ꞵ-PdHx) terkonfirmasi bahwa kisi logam mengembang seiring meningkatnya
kandungan hydrogen. Hidrogen terabsorpsi memiliki mobilitas yang tinggi di dalam logam.
Tingginya selektifitas dan permeabilitas membrane berbasis palladium memungkinkan
membrane ini digunakan untuk pemisahan dan pemurnian H2, misalnya, pemurnian-ultra H2
dalam industry semikonduktor.
2. Hidrida salin
Hidrida salin terbentuk bila logam golongan 1 dan 2 (kecuali Be) dipanaskan dengan H2. Semua
berwarna putih, merupakan padatan, titik leleh tinggi (misalnya, LiH, TL = 953 K; NaH, TL =
1073 K dengan peruraian); hidrida golongan 1 mengkristal dengan struktur NaCl dan dengan
adanya ion H- diindikasikan oleh kessuaian yang baik antara energi kisi yang diperoleh dari
siklus Haber-Born dan dari sinar-X dan data yang dikompres. Bukti tambahan berasal dari fakta
bahwa elektrolisis lelehan LiH melepaskan H2 pada anoda
2H- → H2 +2e pada anoda
…………………………………………………………28
Li+ + e → Li pada katoda
Reaktifitas hidrida golongan 1 meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan ukuran ionic
logam; terkait hal ini, harga ∆fH0 menjadi kurang negative, dengan itu LiH menjadi kurang
negatif secara signifikan dibanding harga-harga dari hidrida logam alkali.
Hidrida salin bereaksi dengan cepat dengan pelarut-pelarut protik seperti H2O
NaH + H2O → NaH + H2O → NaOH + H2 …………………………………………………..29
NH3 atau EtOH, menunjukkan bahwa ion H- adalah merupakan basa yang sangat kuat.
Penggunaan yang luas dibuat dari NaH dan KH sebagai agen deprotonasi
Ph2PH + NaH → Na[PPh2] + H2 ………………………………………………………………..30
Dari hidrida-hidrida salin, LiH, NaH dan KH adalah yang paling umum digunakan tetapi
sensitifitas kelembabannya memberi arti bahwa kondisi reaksi harus bebas air. Dari beberapa
yang khusus secara signifikan adalah reaksi antara LiH dan Al2Cl6 menghasilkan litium
tetrahidridoaluminat(1 - ), Li[AlH4] (juga disebut litium aluminium hidrida atau lithal), dan
antara NaH dan B(OMe)3 atau BCl3 (persamaan 31 dan 32) menghasilkan natrium
tetrahidridoborat(1 – ), yang dikenal secara umum sebagai natrium borohidrida. Senyawa-
senyawa Li[AlH4], Na[BH4] dan NaH memiliki aplikasi yang luas sebagai reduktor (persamaan
33 dan 34)
4NaH + B(OMe)3 520 K
Na[BH4] + 3NaOMe ………………………………………………31
4NaH + BCl3 → Na[BH4] + 3NaCl ……………………………………………………………32
ECl4 Li[AlH4]
EH4 E = Si, Ge atau Sn ………………………………………………33
[ZnMe4]2- Li[AlH4]
[ZnH4]2- ……………………………………………………………………34
3. Hidrida molekuler
Hidrida kovalen dengan struktur molekul diskrit terbentuk dari unsur-unsur block-p dalam
golongan 3 sampai 7 dengan perkecualian Al dan Bi. BiH3 secara thermal tidak stabil, terurai
diatas 198 K, dan sedikit diketahui tentang PoH2. Hidrida dari halogen, belerang dan nitrogen
dibuat dengan mereaksikan unsur-unsur ini dengan H2 dibawah kondisi yang sesuai (persamaan
23). Hidrida lainnya terbentuk dengan mereaksikan garam-garam logam yang sesuai dengan air,
asam aqueous atau NH4Br dalam NH3 liquid, atau dengan menggunakan [BH4]- atau [AlH4]-,
misalnya, reaksi 33. Kebanyakan hidrida molekuler bersifat volatile dan memiliki struktur yang
sederhana yang mengikuti model VSEPR. Namun demikian, BH3, walaupun dikenal dalam fase
gas, mengalami dimerisasi menghasilkan B2H6, dan GaH3 bersifat sama; B2H6 dan GaH6.