Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur di definisikan sebagai suatu zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain.
Unsur berdasarkan sifatnya, dibedakan atas tiga macam, yaitu unsur logam, nonlogam dan semi
logam (metaloid). Dalam sistem periodik, unsur digolongkan kedalam 18 golongan,
penggolongan ini didasarkan atas kulit elektron yang dimiliki setiap unsur.
Unsur logam terdiri atas beberapa golongan diantaranya golongan alkali, alkali tanah,
golongan 12, golongan 13, golongan 14 dan golongan 15. Unsur golongan IA merupakan
kelompok unsur-unsur di unsur golongan IA pada tabel periodik terdiri atas Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K), Rubidum (Rb), Censium (Cs) dan Fransium (Fr). Disebut sebagai unsur
golongan IA karena oksida-oksida pada golongan tersebut mudah bereaksi dengan air dan
menghasilkan larutan yang bersifat basa kuat.
Unsur golongan IA hanya memiliki 1 elektron pada kulit terluarnya atau sering disebut
dengan valensi 1. Unsur golongan IA juga memiliki kemampuan melepaskan elektron pada kulit
terluarnya (bersifat elektropositive) sehingga membentuk ion yang bermuatan +1 atau dapat juga
bertindak sebagai kation.
Unsur golongan IA yang terdiri atas Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium (Na), Kalium
(K), Rubidium (Rb), Censium (Cs), dan Fransium (Fr) ini memiliki berbagai sifat baik itu sifat
umum maupun sifat khusus setiap unsur-unsurnya. Bukan hanya dari segi sifat, unsur golongan
IA juga memiliki berbagai kecenderungan, serta reaksi yang terdapat dalam unsur golongan IA,
hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Hidrogen

a. Sejarah Hidrogen

Hidrogen adalah unsur tersederhana terdiri atas satu proton dan satu elektron, dan
melimpah di alam semesta. Di bumi kelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon, sekitar 1
% Massa semua unsur di bumi. Tak perlu dikatakan sebagian besar hidrogen di bumi ada sebagai
air. Karena kepolarannya dapat berubah dengan mudah antara hidrida (H-), atom (H), dan proton
(H+), hidrogen juga membentuk berbagai senyawa dengan banyak unsur termasuk oksigen dan
karbon. Oleh karena itu, hidrogen sangat penting dalam kimia (Saito, 1996).

Gas hidrogen (H2) pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim
(dikenal juga sebagai Paracelsus, 1493-1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat.
Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah
unsur kimia yang baru. Pada tahun berikutnya Robert Boyle menemukan kembali dan
mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766
Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai gas diskret dengan
mengidentifikaikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai “udara yang mudah terbakar”.
Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar.
Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan Nama hidrogen (dari bahasa
Yunani, hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk ketika dia dan Laplace
mengulangi kembali penemun Cavandish yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan
air (Anonimous, 2010).

Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan
menggunakan penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen pada setahun
kemudian. Deuterum ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey dan tritium dibuat
pada tahun 1934 leh Ernest Rutherford, Mark Oliphani, and Paul Harteek. Air berat yang
mengandung deuterum menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk pada tahu 1932.

2
Hidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1H, 2H, da 3H. Isotop lainnya yang tidak
stabil (4H to 7H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak pernah dijumpai secara
alami.

1
 H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah, memiliki persentase 99, 98% dari jumlah
atom hidrogen. Oleh karena inti atom isotop ini hanya memiliki proton tunggal, dan diberi
Nama yang deskriptif pritium, namun Nama ini jarang sekali digunakan.
2
 H, isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung
satu proton dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak bersifat radioaktif, dan tidak
memberikan bahaya keracunan yang signifikn. Air yang atom hidrogennya merupakan isotop
deuterium dinamakan air berat. Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non-
radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1H- spektroskopi NMR. Air berat
digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir. Deuterium juga
berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial.
3
 H, dikenal dengan tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Dan
memiliki sifat radioaktif.

Dari tiga jenis isotop hidrogen, deuterium, D, ditemukan oleh H. C. Urey dkk tahun 1932,
dan kemudian tritium, T, dipreparasi dari deuterium di tahun 1934. Sekitar 0.015% hidrogen ada
sebagai deuterium, dan dapat diperkaya dengan elektrolisis air. Tritium bersifat radioaktif dan
mengemisikan partikel β dengan waktu paruh 12.33 tahun. Karena Massa deuterium dan tritium
sekitar dua kali dan tiga kali Massa hidrogen, sifat fisik isotop, dan senyawa yang mengandung
isotop ini, cukup berbeda (Saito, 1996).

b. Sumber Hidrogen di Alam

Jarang sekali menemukan hidrogen dalam bentuk unsurnya (H2) di alam bebas (bumi).
Pada kondisi biasa hidrogen terdapat dalam gas diatomik H 2 dimana gas ini bisa keluar dari
atmosfer bumi disebabkan berat molekulnya yang ringan. Hidrogen adalah unsur ketiga yang
paling banyak terdapat di bumi yaitu kadar hidrogen dibumi adalah 1400 ppm (0, 14% berat)
atau 2, 9% mol. Hidrogen terdapat dalam keadaan bebasnya banyak ditemukan pada gas yang
dikeluarkan oleh gunung berapi dan dibeberapa tempat penyulingan gas alam. Disebabkan
hidrogen adalah unsur yang reaktif maka umumnya hidrogen dibumi ditemukan dalam bentuk

3
senyawaanya misalnya dalam bentuk hidrokarbon seperti metana dan air. Beberapa jenis bakteri
dan alga menghasilkan gas hidrogen dalam sistem metabolimesnya (Morie, 2010).

Dalam sistem tata surya kita hidrogen terdapat dalam jumlah yang sangat melimpah yaitu
berkisar 75% berat dan 93% mol. Di jagat raya hidrogen ditemukan sebagai penyusun bintang
dan planet-planet yang sangat besar. Dijagat raya hidrogen terdapat dalam bentuk atomiknya dan
dalam bentuk plasma dimana sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen biasa. Dalam bentuk
plasma electron dan proton hidrogen tidak terikat secara bersama sehingga hal ini menghasilkan
konduktifitas listrik dan tingkat emisifitas (menghasilkan cahaya) yang tinggi. Sedangkan dalam
bentuk atom netralnya hidrogen di jagat raya terdapat di medium interstellar yaitu materi yang
menyusun bintang yang umumnya terdiri dari gas dan debu luar angkasa (Morie, 2010).

Dalam atmosfer bumi kandungan hidrogen diperkirakan antara 15000-20000 (dalam


jumlah molekul), dan nilai ini naik dengan naiknya ketinggian atmosfer. Dan air merupakan
sumber hidrogen yang murah selain dari senyawa hidrokarbon (Morie, 2010).

c. Sifat Hidrogen

Sifat Fisika Dan Kimia Hidrogen

Sifat Fisika (Morie, 2010):

 Titik lebur : -259,140C


 Titik didih : -252,87 0C
 Warna : tidak berwarna
 Bau : tidak berbau
 Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
 Kapasitas panas : 14,304 J/gK

Sifat Kimia (Morie, 2010):

 Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2


 Energi ionisasi 1 : 1312 kJmol
 Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
 Panas atomisasi : 218 kJ/mol

4
 Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
 Jumlah kulit :1
 Biloks minimum : -1
 Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
 Konfigurasi electron : 1s1
 Biloks maksimum :1
 Volume polarisasi : 0,7 Å3
 Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
 Jari-jari atom : 25 pm
 Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK
 Berat atom : 1,0079
 Potensial ionisasi : 13,5984 eV

Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat eksplosif jika
membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan volume 4%-75% dan dengan klorin
dengan perbandingan volume 5%-95%. Disebabkan gas hidrogen sangat ringan maka api yang
disebabkan pembakaran gas hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan cepat sehingga
mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan api yang berasal dari
pembakaran hidrokarbon. Reaksi spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas,
atau cahaya matahari. Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256 kJ/mol dengan reaksi
(Anonimous, 2010):

2 H2(g) + O2(g) → 2H2O(l).

Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat oksidator dan
bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti golongan halide. Hidrogen dapat
bereaksi secara spontan dengan klorin dan florin pada temperature kamar membentuk hidrogen
halide. Hidrogen juga dapat membentuk senyawa dengan unsur yang kurang bersifat
elektronegatif misalnya logam dengan membentuk hidrida. Kelarutan hidrogen dalam pelarut
organik sangat kecil jika dibandingkan dengan kelarutannya dalam air (Anonimous, 2010).

Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini
menyebabkan baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam pembuatan

5
peralatan. Dengan sifat ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga hidrogen dalam logam platinum
(Anonimous, 2010).

Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan tetapi pada suhu
yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-ataomnya. Atom hidrogen sangat reaktif
dan dapat bereaksi dengan oksida logam seperti perak, tembaga, timbale, bismuth, dan raksa
untuk menghasilkan logam bebasnya (Anonimous, 2010).

Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organic untuk membentuk kompleks
seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10. Pada tekanan yang sangat tinggi hidrogen bisa
memiliki sifat seperti logam (Anonimous, 2010).

d. Cara Membuat Unsur Hidrogen

Skala Laboratorium

Dalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping reaksi tertentu
misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan antara besi dengan asam sulfat
(Morie, 2010):

Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)

Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan kalsium hidrida dengan air.
Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas hidrogen yang dihasilkan diperoleh dari air (Morie,
2010):

CaH2(s) + 2 H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + 2 H2(g)

Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam skala laboratorium, arus
dengan voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas oksigen akan terbentuk di anoda dan gas
hidrogen akan terbentuk di katoda (Morie, 2010):

2 H2O(l) → 2 H2(g) + O2(g).

Skala industri

Dalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi secara biologi
melalui bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun termolisis. Produksi hidrogen dari

6
hidrokarbon masih menjadi primadona disebabkan dengan metode ini bisa dihasilkan hidrogen
dalam jumlah yang melimpah sehingga metode yang lain perlu dikembangkan lagi akar
meningkatkan nilai ekonomi hidrogen (Morie, 2010).

Pembuatan Hidrogen dari Hidrokarbon

Hidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80% tergantung dari
jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon menghasilkan gas CO2,
sehingga CO2 ini dalam prosesnya dapat dipisahkan. Produksi komersial hidrogen menggunakan
proses “steam reforming” menggunakan methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang
disebut sebagai syngas yaitu campuran gas H2 dan CO (Morie, 2010):

CH4 + H2O → 3H2 + CO + 191,7 kJ/mol

Panas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa bagian methane.
Penambahan hasil hidrogen dapat diperoleh dengan menambahkan uap air kedalam gas hasil
reaksi yang dialirkan dalam reactor bersuhu 130° C (Morie, 2010):

CO + H2O → CO2 + H2 – 40,4 kJ/mol

Reaksi yang terjadi adalah pengambilan oksigen dari molekul air ke CO untuk menjadi CO 2.
Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk menjaga suhu reactor.

Pembuatan Hidrogen dari air Melalui elektrolisis

Hidrogen dapat dibuat dari proses elektrolisis air dengan menggunakan suplai energi
yang dapat diperbaharuhi misalnya angina, hydropower, atau turbin. Dengan cara elektrolisis
maka produksi yang dijalankan tidak akan menghasilkan polusi. Proses elektrolisis menjadi salah
satu proses yang memiliki nilai ekonomi yang urah dibandingkan dengan menggunakan bahan
baku hidrokarbon. Salah satu teknik elektrolisis yang mendapatkan perhatian cukup tinggi adalah
“elektrolisis dengan menggunakan tekanan tinggi” dalam teknik ini elektrolisis dijalankan untuk
menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan tekanan sekitar 120-200 Bar. Teknik lain adalah
dengan dengan menggunakan “elektrolisis temperature tinggi” dengan teknik ini konsumsi
energi untuk proses elektrolisis sangat rendah sehingga bisa meningkatkan efisiensi hingga 50%.
7
Proses elektrolisis dengan menggunakan metode ini biasanya digabungkan dengan instalasi
reactor nulklir disebabkan karena bila menggunakan sumber panas yang lain maka tidak akan
bisa menutup biaya peralatan yang tergolong cukup mahal (Morie, 2010).

Pembuatan hidrogen melalui proses biologi

Beberapa macam alga dapat menghasilkan gas hidrogen sebagai akibat proses
metabolismenya. Produksi secara biologi ini dapat dilakukan dalam bioreactor yang mensuplay
kebutuhan alga seperti hidrokarbon dan dari hasil reaksi menghasilkan H 2 dan CO2 Dengan
menggunakan metode tertentu CO2 dapat dipisahkan sehingga kita hanya mendapatkan gas
H2nya saja (Morie, 2010).

Dekomposisi air dengan gelombang radio

Dengan menggunakan gelombang radio maka kita dapat menghasilkan hidrogen dari air
laut dengan dasar proses dekomposisi. Jika air ini diekspos dengan sinar terpolarisasi dengan
frekuensi 13, 56 MHz pada suhu kamar maka air laut dengan konsentrasi NaCl antara 1-30%
dapat terdekomposisi menjdi hidrogen dan oksigen (Morie, 2010).

Termokimia

Terdapat lebih dari 352 proses termokimia yang dapat dipakai untuk proses splitting atau
termolisis dengan cara ini kita tidak membutuhkan arus listrik akan tetapi hanya sumber panas.
Reaksi yang terjdi pada proses ini adalah (Morie, 2010):

2H2O → 2H2 + O2.

Dan semua bahan yang dipergunakan dapat didaur ulang kembali menuju proses yang baru.

e. Pemanfaatan Unsur Hidrogen

Dalam kimia organik. Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau
alkuna untuk sintesis senyawa organic. Senyawa hidrida misalnya MgH 2, NaH, LiH dll sering
dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organic dan hal ini sering dipakai dalam proses sistesis
senyawa organic misalnya untuk reduksi senyawa aldehid atau keton (Morie, 2010).

8
Dibidang Industri. Hidrogen banyak digunakan dalam industri kimia maupun industri
petrokimia. Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk proses peng-upgrading-an bahan bakar
fosil dan untuk pembuatan gas NH3 sebagai bahan dasar untuk industri pupuk. Dalam industri
makanan hidrogen banyak dipakai untuk meningkatkan kejenuhan minyak menjadi lemak seperti
banyak dipergunakan dalam industri margarine. Untuk industri petrokimia maka hidrogen
banyak dipakai untuk proses hidrodealkilasi, hidrodesulfurasi, dan hidrocracking. Hidrogen juga
dipakai sebagai bahan dasar untuk industri penghasil methanol dan industri penghasil HCl. Di
industri pertambangan hidrogen dipakai untuk agen pereduksi biji logam (Morie, 2010).

Dalam bidang fisika dan teknik. Hidrogen dipakai sebagai “shielding gas” untuk pengelasan.
Hidrogen juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil
listrik. Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang tingga maka hidrogen cair
dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi penelitian superkonduktor. Karena hidrogen sangat
ringan maka banyak dipakai sebagai “gas pengangkat” dalam balon dan pesawat udara kecil
untuk tujuan penelitian (Morie, 2010).

Hidrogen di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas pelacak kebocoran yang dapat
diaplikasikan dalam bidang otomotif, kimia, stasiun pembangkit listrik, aerospace, dan
telekomonikasi (Morie, 2010).

Isotop hidrogen seperti Deuterium dipakai dalam aplikasi reaksi nuklir sebagai medium yang
dapat memperlambat laju netron yang dihasilkan dari reaksi fisi dan fusi. Deuterium juga dipakai
untuk penanda reagen yang akan direaksikan untuk proses sintesis. Tritium dihasilkan dari
reactor nuklir dipakai untuk produksi bom hidrogen dan sebagai label dalam cat luminasi (Morie,
2010).

1.3 Litium

a. Sejarah Litium

Litium merupakan golongan logam alkali (IA) dimana memiliki konfigurasi elektron
1s2 2s1. Berasal dari bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817,
litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air (Mohsin,
2006).

9
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit
kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang
mengandung litium contohnya (Mohsin, 2006):

Lepidolite: K2Li3Al4Si7O21(OH.F)3

Spodumene: LiAlSi2O6

Petalite: LiAlSi4O10

Amblygonite: (LiNa)AlPO4(FOH)

Litum banyak terdistribusi di bumi akan tetapi karena kereaktifannya maka akan sulit
menemukan litium dalam keadaan unsurnya. Total litium yang ada di air laut diperkirakan 230
billion ton dan unsur ini terdapat dalam konsentrasi yang relatif konstan yaitu 0.1-0,2 ppm. Di
Amerika Serikat, litium diambil dari air asin di danau Searles Lake, di negara bagian California
dan Nevada. Deposit quadramene dalam jumlah besar ditemukan di California Utara. Logam ini
diproduksi secara elektrolisis dari fusi klorida. Secara fisik, litium tampak keperak-perakan,
mirip natrium (Na) dan kalium (K), anggota seri logam alkali. Litium bereaksi dengan air, tetapi
tidak seperti natrium. Litium memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terjilat lidah api,
tetapi ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah menjadi putih (Mohsin, 2006).

Kulit bumi mengandung kira-kira 0,006 % massa litium. Unsur ini juga terdapat dalam air lauti
hingga kira-kira 0,1 ppm massa. Sumber utama litium yaitu diperoleh dari mineral spodumene,
LiAlSi2O6. Logam Litium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl dengan campuran
beberapa garam inert untuk menurunkan titik leleh hingga 500° C (Mohsin, 2006).

b. Sifat Litium

Sifat Kimia Dan Fisika Litium

Sifat Kimia Litium (Morie, 2010):

 Nomor atom: 3
 Nomor Massa : 6.941 g/mol
 Keelektronegatifias (Pauli): 1
 Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C

10
 Titik leleh : 180.5 C
 Titik Didih : 1342 C
 Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
 Jari-jari ion : 0.06 nm
 Isotop : Li6 dan Li7
 Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
 Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
 Potensial standar : -3.02 V
 Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
 Kristal struktur: cubic body center

Memanaskan litium dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran. Serbuk litium secara
spontan akan terbakar jika didispersikan ke udara bebas. Pada saat pemanasan terjadi maka
kemungkinan akan terbentuk kabut atau gas yang berbahaya. bereaksi secara spontan dengan
oksidator kuat, air, asam dan senyawa lain seperti halogen, asbes, hidrokarbon, menyebabkan
ledakan (Morie, 2010).

Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang paling kecil
rapatan massanya daripada unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar. Logam ini
mempunyai kenampakan mengkilat seperti perak, namun bila terkena udara lembab segera
tertutup oleh lapisan tebal hitam sebagai akibat reaksinya dengan oksigen yang diikuti reaksi
lanjut dengan gas karbondioksida membentuk litium karbonat. Litium merupakan satu-satunya
logam yang bereaksi dengan gas dinitrogen; untuk memecah ikatan ganda tiga dalam molekul
dinitrogen diperlukan masukan energi sekitar 945 kJ mol -1 .Untuk menyeimbangkan kebutuhan
energi ini, energi kisi senyawa hasil harus sangat tinggi (Morie, 2010).

Dari kelompok logam alkali, hanya ion litium yang mempunyai densitas muatan yang paling
besar, membentuk senyawa nitrida dengan energi kisi yang cukup tinggi menurut persamaan
reaksi (Morie, 2010):

6Li (s) + N2 (g) → 2Li3N (s)

Senyawa nitrida ini sangat reaktif, membentuk amonia jika direaksikan dengan air menurut
persamaan reaksi (Morie, 2010):

11
Li3N (s) + 3H2O (l) → 3LiOH (aq) + NH3 (g)

Litium mampu bergabung dengan molekul dihidrogen membentuk senyawa hidrida menurut
persamaan reaksi (Morie, 2010):

2Li (s) + H2 (g) → 2LiH (s)

Litium hidrida mudah bereaksi dengan air, demikian juga dengan aluminium klorida menurut
persamaan reaksi berikut (Morie, 2010):

LiH (s) + H2O (l) → LiOH (aq) + H2 (g)

LiH (s) + AlCl3 (s) → LiAlH4 (s) + LiCl (s)

Sifat tersebut membuat litium hidrida bermanfaat sebagai bermanfaat sebagai pengering pelarut
organik, dan litium aluminium hidrida banyak dimanfaatnkan sebagai agen pereduksi yang baik
pada sintesis senyawa-senyawa organik.

Litium cair sampai saat ini diketahui sebagai zat yang paling korosif. Sebagai contoh, jika logam
litium dilelehkan dalam suatu wadah dari bahan gelas, meninggalkan lubang pada wadah
tersebut; reaksi ini disertai dengan pancaran cahaya putih kehijauan yang tajam. Tambahan pula,
litium mempunyai standar potensional reduksi paling reaktif ketimbang unsur-unsur lainnya,
yaitu (Morie, 2010):

Li+ (aq) + e → Li (s) E° = -3,05

Sifat fisika Litium (Morie, 2010):

 Koefisien ekspansi termal : 56exp-6


 Koduktifitas elektrik : 0.106 x 10exp6/omh.cm
 Konduktifitas termal : 0.847 W/cmK
 Densitas : 0.534 g/cc
 Modulus elastisitas bulk : 11/GPA Rigiditas 4.24/GPa Youngs 4.91/GPA
 Entalpi atomisasi : 160.7 KJ/mol
 Entalpi Fusi : 3 KJ/mol
 Entalpi vaporasi : 134.7 KJ/mol

12
 Flammabilitas : padatan mudah terbakar
 Kekerasan : 0.6 Mohs
 Panas penguapan : 145.92 KJ/mol
 Volume molar : 13 cm3/mol
 Kalor jenis : 3.6 J/gK
 Tekanan uap : 1.6 epx-8 Pa

c. Cara Membuat Unsur Litium

Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung sangat
sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logam litium yang bersifat
sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene, LiAl (SiO 3)2. Bentuk litium
alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran suhu antara 1100° C. Campuran
kemudian dicampur dengan asam sulfat panas kemudian diekstraksi ke dalam air untuk
mendapatkan litium sulfat Li2SO4. Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat
untuk mendapatkan garam Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat
dengan asam klorida akan diperoleh litium klorida LiCl yang siap untuk dielektrolisis (Morie,
2010).

Reaksinya adalah (Morie, 2010):

Li2SO4 + Na2CO3 → Na2SO4 + Li2CO3

Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + CO2 + H2O

Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 °C maka LiCl
dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430° C.

d. Pemanfaatan Litium

Litium digunakan sebagai bahan campuran logam, sintesis senyawa organik dan aplikasi
nuklir. Unsur ini juga digunakan sebagai bahan anoda pada baterai karena memiliki potensial
elektrokimia yang tinggi. Elemen litium digunakan pula untuk pembuatan kaca dan keramik
spesial. Kaca pada teleskop di gunung Palomar mengandung litium. Bersama dengan litium
bromida, keduanya digunakan pada sistem pendingin dan penghangat ruangan. Lithium stearat

13
digunakan untuk sebagai lubrikasi suhu tinggi. Senyawa-senyawa litium lainnya digunakan pada
sel-sel kering dan baterai (Morie, 2010).

Litium banyak dipakai untuk baterai, keramik, gelas, lubrican, peningkat kekerasan paduan
logam, farmasi, hidrogenasi, cairan pentransfer panas, propelant roket, sintesis vitamin A,
pendingin reaktor nuklir, produksi tritium, deoksidator untuk logam tembaga dan paduannya.
Penggunaan litium yang lain adalah (Morie, 2010):

 Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium
 Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal
 Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan
 Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi
 Alloy litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan dipakai
sebagai bahan pembuatan pesawat terbang.
 Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum karena
sifatnya yang transparan
 Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
 Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai oksidator dalam
propelan roket
 Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki dengan
neutron maka akan menghasilkan tritium.
 Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat, bersifat basa
kuat, dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium yang bermanfaat untuk
membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear mesin
 Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat menghasilkan
warna merah terang.

e. Pengaruh Litium Bagi Kesehatan


Litium sangat mudah terbakar, bayak faktor yang memicu reaksi litium sehingga
menyebabkan ledakan. Hasil tersebut mengakibatkan terbentuknya kabut (gas) yang sangat
beracun. Mudah terbakar bila terjadi kontak antara litium dan api. Bila terhirup akan
menyebabkan sensasi seperti terbakar, batuk, sulit bernafas, dan juga luka padtenggorokan.

14
Kontak dengan kulit menyebabkan kulit terbakar dan terasa sakit. Kontak pada mata akan
menyebakan mata memerah, rasa sakit dan rasa pedih yang mendalam. Jika termakan akan
menyebabkan kram perut, sakit di bagian perut, sensasi terbakar, kolaps, dan sampai kematian
(Morie, 2010).

f. Pengaruh litium bagi lingkungan

Logam ini bereaksi dengan nitrogen dan hidrogen dari udara dan uap air. Secara cepat
permukaan litium akan terlapisi oleh campuran LiOH, Li 2CO3, Li3N. LiOH bersifat sangat
korosif dan berbahaya bagi ikan yang hidup di air (Morie, 2010).

1.4 Natrium

a. Sejarah Natrium

Natrium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris (Inggris, soda; Latin,
sodanu: obat sakit kepala). Asal simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Dia menemukan
dengan cara mengisolasi melalui metoda mengelektrolisis, tetapi sebenarnya unsur ini sudah
dikenal di berbagai senyawa. Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan
alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di permukaan bumi, dalam permukaan bumi terdapat 2, 7
% (Mohsin, 2006).

Sumber

Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Natrium juga merupakan elemen


terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan
unsur terbanyak dalam grup logam alkali. Jaman sekarang ini, sodium dibuat secara komersil
melalui elektrolisis fusi basah natrium klorida. Metoda ini lebih murah ketimbang
mengelektrolisis natrium hidroksida, seperti yang pernah digunakan beberapa tahun lalu
(Mohsin, 2006).

b. Kelimpahan Natrium

 lapisan bumi = 23000 ppm


 Air laut = 10500 ppm
 Matahari = 1910000 relatif terhadap H=1exp12

15
Natrium banyak ditemukan diberbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl, amphibole, kriolit,
soda niter, dan zeolit. Natrium banyak terdapat di bintang yang ada diluar angkasa berdasarkan
spektra garis D-nya dan bertanggung jawab terhadap cahaya hampir kebanyakan bintang.
Senyawa yang paling banyak ditemukan adalah natrium klorida (garam dapur), tapi juga
terkandung di dalam mineral-mineral lainnya seperti soda niter, amphibole, zeolite, dsb (Morie,
2010).

c. Sifat Natrium

Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam. Natrium
adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada jumlah
oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat terbakar secara spontanitas. Lazimnya
unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 115 derajat Celcius (Mohsin, 2006).

Sifat Kimia Natrium (Morie, 2010):

 Nama : Natrium
 Simbol : Na
 Nomor atom : 11
 Nomor massa: 22.989
 Keadaan standar : padatan
 Warna : putih keperakan
 Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
 Total isotop : 22
 Total isomer 2
 Isotop radioaktif = 19
 Isotop stabil : 1
 Elektronegatifitas pauli : 0.9
 Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
 Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
 Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
 Panas penguapan= 96 KJ/mol
 Volume molar : 23.7 cm3/mol

16
 Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
 Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
 kristal struktur : CCB kubus berpusat badan

Sifat Fisika (Morie, 2010):

 Densitas : 0.97 g/cm3


 Titik leleh : 97.5
 Titik didih : 883
 Potensial standar : -2.7 V
 Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
 Koefisien ekspansi liner termal : 70.6x10exp-5 /K
 Konduktivitas termal = 1.41 W/cmK
 Konduktifitas listrik : 0.21x10exp-6/ohm.cm
 Kalor jenis : 1.23 J/gK
 Tekanan uap : 0.0000143 Pa pada 961 °C

Natrium mengapung di air, apabila kita menguraikannya, maka ia akan berubah. Menjadi
gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika kita gerus, maka akan menjadi bubuk, natrium juga akan
meledak dalam air secara spontan. Tapi, biasanya natrium tidak meledak di udara bersuhu
dibawah 388 K. Apabila natrium berikatan dengan ion OH –, maka akan membentuk basa kuat
yang sering kita temukan, yaitu NaOH (Morie, 2010).

d. Cara Membuat Natrium

Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk dipakai sebagai
pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang dapat diperoleh dari air laut
dengan cara penguapan (Morie, 2010).

NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800° C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan
NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat energi maka NaCl
dicampur dengan CaCl2 dengan perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik
lelehnya turun menjadi 580° C (Morie, 2010).

Reaksi yang terjadi (Morie, 2010):

17
Katoda: Na + + e Na

Anoda: Cl– 1/2Cl2 + e

Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam peralatan “Down Cell” dalam
prakteknya sering diikuti dengan pembentukan logam kalsium akan tetapi padatan ini
dikembalikan lagi ke tempat pelelehan (Morie, 2010).

e. Pemanfaatan Natrium

Logam Natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat dua
kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Cara yang paling mudah
untuk mendapatkan logam-logam yang lebih sedikit kelimpahannya seperti torium, zirkonium,
tantalum dan titaium, yaitu dengan mereduksi senyawanya dengan natrium. Sebagai contoh,
logam titanium dapat diperoleh dari reduksi titanium klorida dengan natrium menurut persamaan
reaksi berikut (Sugiyarto, 2003):

TiCl4 (l) + 4Na (s) → Ti (s) + 4NaCl (s)

Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat diperoleh logam itanium
murni.

Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang
disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida menurut persamaan reaksi (Sugiyarto, 2003):

4NaPb (s) + 4C2H5Cl (g) → (C2H5)4Pb (l) + 3 Pb (s) + 4 NaCl (s)

Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil, minyak, kimia
dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang mengandung asam lemak tertentu.
Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang telah diketahui sejak zaman purbakala. Di antara
banyak senyawa-senyawa natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur
(NaCl), soda abu (Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile
salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na 2S2O3 . 5H20) and borax
(Na2B4O7 . 10H2O) (Mohsin,2006).

18
1.5 Kalium

a. Sejarah Kalium

(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun
1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam pertama yang diisolasi
melalui elektrolisis. Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium (Mohsin, 2006).

Sumber

Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4%
(berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur
kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu,
seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut
yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil.
Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah.
Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan
menjadi tambang penting di tahun-tahun depan. Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam
jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium (Mohsin, 2006).

b. Sifat Kalium

Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali litium,
kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau
dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan
udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam
lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini
juga mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah
api (Mohsin, 2006).

Reaksi Kalium dengan udara

Kalium sangat lunak dan mudan dipotong. Permukaannya mengkilap tapi segera menjadi buram
bila breaksi dengan oksigen dan uap air dari udara. Bila potassium dibakar di udara produk
utamanya adalah superoksida KO2 (Wardhani, 2006):

K (s) + O2(g) → KO2 (s)

19
Reaksi dengan air

Kalium sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan larutan tidak berwarna kalium hidroksida
(KOH) dan gas H2. Reaksi ini sangat eksotermis. Reaksi ini lebih lambat dibandingkan rubidium
tapi lebih cepat dibandingkan natrium (Wardhani, 2006):

2K (s) + 2H2O → 2KOH (aq) + H2 (g)

Reaksi dengan halogen

Kalium segera bereaksi dengan halogen membentuk halide (Wardhani, 2006):

2K(s) + F2 (g) → 2KF (s)

Reaksi dengan Asam

2K (s) + H2SO4 (aq) → 2K+ (aq) + SO42- (aq) + H2 (g)

c. Cara Membuat Kalium

Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida.
Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium
dengan CaC2, C, Si, atau Na.

Pembuatan Logam Kalium (K)

 elektrolisis lelehan KOH


 elektrolisis lelehan KCN
 reduksi garam kloridanya
 reduksi KCl dengan natrium

Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium, awalnya
dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan (Anonimous,
2010):

Katoda: K+ (l) + e– K (l)

Anoda: Cl– (l) → 1/2Cl2 (g) + e–

Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C (Anonimous,2010):

20
Na + KCl → K+ NaCl

d. Pemanfaatan Kalium

Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

 Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam


kalium, tidak sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca 2+ dalam
perbandingan tertentu.
 Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO 2) yang dapat bereaksi
dengan air membentuk oksigen.

Persamaan reaksinya: 4KO2(S) + H2O(l) → 4KOH(aq) + 3O2(g)

 Senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah tanah),
kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.

e. KegunaanSenyawa kalium
Kegunaan senyawa kalium ialah sebagai berikut:

 KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.


 KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
 KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak, petasan dan kembang api.
 KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon. KClO 3 dapat juga
digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2, apabila direaksikan dengan larutan HCl pada
laboratorium.
 K2CO3 digunakan pada industri kaca.

1.6 Rubidium

a. Sejarah Rubidium

Rubidium dalam bahasa Latin rubidus yang berarti merah menyala, ditemukan oleh
Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan menggunakan
spektroskop. Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun
lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di

21
kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan
dalam bentuk oksida. Rb ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil
dari bahan ini. Mineral-mineral Kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California,
dan KCl yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan sukses
diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan Cesium di dalam
deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

Sifat-sifat Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Rubidium
merupakan logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling
elektropositif. Rubidium dapat terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air,
membakar hidrogen yang terlepaskan. Rubidium membentuk amalgama dengan logam-logam
alkali yang lain, seperti raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium. Rb
membuat lidah api bewarna ungu kekuning-kuningan. Logam rubidium juga dapat dibuat dengan
cara mereduksi rubidium klorida dengan Kalsium dan dengan beberapa metoda lainnya. Unsur
ini harus disimpan dalam minyak mineral yang kering, di dalam vakum atau diselubungi gas
mulia.

Rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan sebagai bahan bakar mesin
ion untuk pesawat antariksa. Unsur ini juga pernah diajukan untuk digunakan sebagai fluida
penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas menggunakan prinsip kerja
magnetohydrodynamic, yaitu ion-ion Rubidium terbentuk oleh energi panas pada suhu yang
tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion ini kemudian akan mengantarkan listrik dan bekerja
seperti amature sebuah generator sehingga dapat memproduksi aliran listrik.

Rubidium juga digunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan sebagai
komponen fotosel. Ia juga telah digunakan dalam pembuatan kaca spesial. RbAg4I5 sangat
penting karena memiliki suhu ruangan tertinggi sebagai konduktor di antara kristal-kristal ion.
Pada suhu 200C, konduktivitasnya sama dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memungkinkan
Rubidium digunakan pada aplikasi untuk baterai super tipis dan aplikasi lainnya.

Keberadaan Di Alam Rubidium mempunyai titik leleh rendah, mudah menguap dan sukar di buat
melalui elektrolisis. Rubidium di peroleh dalam bentuk uap yang di buat pada suhu tinggi. Unsur

22
ini terdapat dalam mineral fosfat trifilit. Unsur ini ternyata di temukan lebih banyak dari yang di
perkirakan beberapa tahun lalu.

Rubidium juga terdapat di alam bercampur dengan bijih uranium yang di sebut pitchblende yang
di temukan di Joachimsthal, Bohem. Pasir carnotite di Colorado juga menghasilkan rubidium,
tetapi bijih yang kaya akan unsur ini di temukan di Congo (Republik Zaire) dan danau besar
(Great Lake) di Kanada. Rubidium terkandung di dalam mineral uranium dan bisa di ambil dari
sisa hasil pemrosesan uranium. Deposit uranium yang besar terletak di Ontario (Kanada), New
Meksiko (Negara bagian AS), Utah (AS) dan Australia.

Sekarang ini, Rubidium di anggap sebagai elemen ke 16 yang paling banyak di temukan di kerak
bumi lebih kurang sebanyak seng dan lebih banyak dari tembaga. Rubidium ada di Pollucite,
Leucite, dan Zinnwaldite yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Rubidium di
temukan di Lepidolite sebanyak 1.5% dan di produksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-
mineral kalium seperti yang di temukan pada danau Searles, California dan Kalium Klorida yang
di ambil dari air asin di Michigan juga mengandung Rubidium dan sukses di produksi secara
komersil. Elemen ini juga di temukan bersamaan dengan Cesium di dalam.

b. Sifat Rubidium

Sifat Fisika Dan Kimia Pada Rubidium

Sifat Fisika

 Kondisi Padat
 Idensitas cairan pada titik didih: 1, 46 (gr/cm3)
 Titik didih 00 C 688
 Titik leleh 00 C 39, 33
 Energi ionisasi (Kj/mol) 403
 Jari-jari ion 1,48
 konfigurasi elektron 2.8.18.8.1
 Keelektronegatifan 0,8
 Kerapatan (gr/cm3) 1,532
 Kalor peleburan (Kj/mol) 2,19

23
 Kalor penguapan (Kj/mol) 75,77

Sifat Kimia

 Sangat reakti
 Dapat membentuk senyawa basa kuat
 Mudah larut dalam air (kelarutannya semakin ke bawah semakin besar)
 Termasuk zat pereduksi kuat (memiliki 1 buah elektron) sehingga mudah mengalami
oksidasi
 Membentuk kation dengan muatan +1
 Bila di bakar akan mengubah warna lain, sifat ini yang dapat di jadikan cara kualitatif
logam alkali (di kenal dengan tes warna nyala)
 Dapat membentuk cair pada suhu ruangan
 Merupakan logam alkali yang halus
 Yang paling elektropositif
 Mudah terbakar di udara dan bereaksi keras di air
 Membakar hidrogen yang terlepas
 Dapat membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan
kalium
 Membuat lidah api berwarna ungu

c. Pengolahan

Dengan cara mengolah lelehan kloridanya dengan uap Na pada suhu tinggi, kemudian logamnya
di murnikan dengan destilasi.

Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses elektrolosis karena logam-logam yang terbentuk
pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang di gunakan. Oleh sebab itu
untuk memperoleh Rubidium di lakukan melalui metode reduksi. Proses yang di lakukan untuk
memperoleh logam ini yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.

Na + LCl → L + NaCl

24
Ket : L = Rubidium

Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang di alirkan keluar. Gas yang keluar kemudian di
padatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena
jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya
hingga semua logam L habis bereaksi.

d. Kegunaan

Rubidium klorida di gunakan dalam biokimia sebagai biomarker untuk melacak di mana kalium
diambil oleh organisme hidup. Rubidium hidroksida merupakan bahan utama bagi kebanyakan
proses kimia berbasis rubidium. Rubidium karbonat di gunakan dalam beberapa kaca optik .

Rubidium memiliki beberapa oksida, termasuk Rb 6O dan Rb9O2 yang muncul jika seandainya
logam rubidium di biarkan terkena udara. Hasil akhir reaksi dengan oksigen adalah RbO 2
superoksida. Rubidium membentuk garam dengan banyak anion . Beberapa senyawa rubidium
biasanya adalah rubidium klorida (RbCl), rubidium monoksida (Rb2O) dan rubidium tembaga
sulfat (Rb2SO4, CuSO4, 6H2O).

Rubidium dapat mendeteksi tumor otak karena radioaktivitas yang kecil. Uap rubidium Telah Di
Gunakan Untuk Membuat Magnetometer Atom.

e. unsur

Ca(S) + 2 RbCl(S) → CaCl2(S) + 2Rb(q) Unsur ini akan memancarkan elektron jika di sinari
cahaya sehingga banyak di gunakan sebagai sel fotolistrik. Rubidium yang bereaksi dengan air
akan menimbulkan ledakan. Karena rubidium sangat mudah di ionisasi, unsur ini pernah di
pikirkan sebagai bahan bakar mesin untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium sedikit lebih
efisien untuk hal ini.

Unsur ini juga pernah di ajukan untuk di gunakan sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk
generator elektro panas menggunakan prinsip kerja magnetohydrodynamic, di mana ion-ion
rubidium terbentuk oleh energi panas pada suhu yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-
ion ini lantas menghantar listrik dan bekerja seperti amature sebuah generator, sehingga
dapatmemproduksi aliran listrik. Rubidium juga di gunakan sebagai getter dalam tabung-tabung

25
vakum dan sebagai komponen fotosel. Rubidium juga telah di gunakan dalam pembuatan kaca
khusus.

Rubidium di gunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia. Sifat radioaktif Rb-87 di
gunakan dalam bidang geologi (untuk menentukan umur batuan atau benda-benda lainnya). Saat
ini Rb-87 di gunakan bersama-sama dengan logam alkali lain dalam pengembangan
magnetometer konversi rotasi santaian bebas.

Rubidium telah di gunakan untuk mengutubkan He yang mengeluarkan gas He termagnet yang
banyak dengan spin inti yang menjajar ke arah tertentu di angkasa (lebih dari secara acak). Uap
rubidium telah di pompa secara optik oleh laser dan Rb terpolarisasi mengutubkan He dengan
saling tindak hiperhalus. Pengutuban spin sel He menjadi lazim bagi ukuran pengutuban neutron
dan untuk menghasilkan alur neutron terpolarisasi untuk tujuan lain.

Rubidium tidak memiliki peran biologis yang di kenal, namun memiliki sedikit efek slimulatory
pada metabolis, mirip dengan kalium. Tanaman akan menyerap rubidium cukup cepat. Ketika
kekurangan kalium, tanaman cenderung menggantikannya dengan menyerap rubidium. Dengan
cara ini rubidium memasuki rantai makanan, sehingga memberikan kontribusi asupan harian
antara 1 dan 5 mg.

1.7 Censium
a. Sejarah Censium

Cesium adalah unsur kimia dengan simbol Cs dan nomor atom 55. Cesium adalah
perak-emas logam alkali dengan titik leleh 28 ° C (82 ° F), yang menjadikannya salah satu dari
lima unsur logam yang cair di (atau dekat) suhu kamar. Cesium adalah logam alkali yang
memiliki sifat fisika dan kimia mirip dengan rubidium dan kalium. Logam ini sangat reaktif dan
piroforik, bereaksi dengan air bahkan pada suhu -116 ° C (-177 ° F). Cesium adalah unsur
elektronegatif yang memiliki isotop stabil.

Cesium ditambang sebagian besar dari pollucite, sedangkan radioisotop, terutama


cesium-137, produk fisi yang diekstrak dari limbah yang dihasilkan oleh reaktor nuklir.

b. Isotop Cesium

26
Isotop dari cesium : cesium memiliki total 39 isotop diketahui bahwa kisaran jumlah
massa unsur tersebut 112-151.
Unsur 135 Cs radioaktif memiliki waktu sangat panjang sekitar 2,3 juta tahun. 135Cs isotop
adalah salah satu unsur berumur panjang produk fisi uranium yang membentuk di reaktor nuklir.
Namun, hasil produk fisi berkurang dalam reaktor karena pendahulunya, 135Xe, adalah racun
yang sangat kuat dan neutron transmute untuk 136Xe stabil.

Unsur 137Cs adalah emitor kuat dari radiasi gamma yang bertanggung jawab untuk
radioaktivitas bahan bakar nuklir bekas setelah beberapa tahun pendinginan sampai beberapa
ratus tahun setelahnya. Sebagai contoh 137Cs bersama dengan 90Sr saat ini menghasilkan
sumber terbesar radioaktivitas yang dihasilkan di daerah sekitar bencana Chernobyl.

Hampir semua cesium dihasilkan dari reaksi fisi nuklir berasal dari peluruhan beta
neutron. Umumnya lebih kaya produk fisi, melewati berbagai isotop yodium dan xenon. Karena
yodium dan xenon yang stabil dan dapat menyebar melalui bahan bakar nuklir atau udara,
radioaktif cesium. sering dibuat jauh dari lokasi asli dari fisi. Dengan dimulainya pengujian
senjata nuklir sekitar 1945, 137Cs dirilis ke atmosfer dan kemudian kembali ke permukaan bumi
sebagai komponen radioaktif fallout.

Cesium adalah elemen yang relatif jarang terjadi seperti yang diperkirakan sekitar 3
bagian per juta dalam kerak bumi. Karena jari-jari ionik yang besar, cesium adalah salah satu
unsur yang tidak kompatibel. Selama kristalisasi magma, cesium terkonsentrasi dalam fase cair
lalu mengkristal .

c. Sifat Cesium
Sifat Fisika

Cesium memiliki titik leleh 28,4 ° C (83.1 ° F), menjadikannya salah satu dari beberapa
unsur logam yang cair di suhu kamar. Selain itu logam ini memiliki titik didih , 641 ° C (1186 °
F).

Cesium adalah bentuk paduan emas dengan logam alkali lainnya, dan amalgam dengan
merkuri. Pada suhu di bawah 650 ° C (1202 ° F), berpadu dengan kobalt, besi, molibdenum,
nikel, tantalum platinum, atau tungsten. Cesium membentuk senyawa intermetalik baik

27
didefinisikan dengan antimon, galium, indium dan thorium, yang fotosensitif . Cesium
bercampur dengan logam alkali lain (kecuali dengan litium), dan paduan dengan distribusi molar
cesium 41%, 47% kalium, dan natrium 12% memiliki titik leleh terendah dari setiap paduan
logam yaitu pada -78 ° C (-108 ° F).

Sifat Kimia

Logam Cesium sangat reaktif dan sangat piroforik. Bereaksi eksplosif dengan air bahkan
pada temperatur rendah. Reaksi dengan air padat terjadi pada temperatur -116 ° C (-177 ° F).
Karena reaktivitas tinggi, logam cesium diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya. Cesium
disimpan dan dikirim dalam hidrokarbon jenuh kering seperti minyak mineral. Demikian pula
harus ditangani di bawah atmosfer inert seperti argon. Hal ini dapat disimpan dalam vakum-
disegel ampul kaca borosilikat. Dalam jumlah lebih dari sekitar 100 gram (3,5 oz), cesium
dikirim dalam wadah tertutup rapat berbahan stainless steel.

Sifat kimia dari cesium serupa dengan logam alkali lainnya, tetapi lebih dekat mirip
dengan rubidium. Beberapa perbedaan kecil muncul dari fakta bahwa cesium memiliki massa
atom yang lebih tinggi dan lebih elektropositif dari yang lain (non-radioaktif). Cesium adalah
unsur kimia yang paling elektropositif stabil. Ion cesium juga lebih besar dan kurang “keras”
daripada logam alkali ringan .

d. manfaat censium.
Digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa Censium klorida (CsCI),
sulfat (Cs2SO4), dan trifluoroacetate.

1.8 Fransium
a. Sejarah
Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di
Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil
disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir thorium

28
dengan proton-proton. Walau fransium secara alami dapat ditemukan di mineral-mineral
uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium
juga merupakan elemen yang paling tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik.
Ada 33 isotop fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak 227Ac,
memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop fransium yang muncul secara
alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya sangat labil, sifat-sifat fisik mereka diketahui
dengan cara teknik radiokimia. Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat
yang memadai atau diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.

b. Sifat Fransium

Sifat Fisika Dan Kimia


Simbol: Fr
Radius Atom: 2.7 Å
Volume Atom: cm3/mol
Massa Atom: -223
Titik Didih: 950 K
Radius Kovalensi: 64 Å
Struktur Kristal: bcc
Massa Jenis: g/cm
Konduktivitas Listrik: 15 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas: 0.
Konfigurasi Elektron: [Rn]7s1
Formasi Entalpi: kJ/mol
Konduktivitas Panas: Wm-1K-1
Potensial Ionisasi: V
Titik Lebur: 300
Bilangan Oksidasi:
Kapasitas Panas: Jg-1K-1
Entalpi Penguapan: 2.1 kJ/mol

29
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya
sangat mirip dengan cesium. Fransium dihasilkanketika unsur radioaktif aktinium meluruh
melalui reaksi sebagai berikut: _89 〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan merupakan unsur
radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom dalam rentang 204 sampai 224.

c. Manfaat fransium.

kelangkaan dan ketidakstabilannya. Unsur ini hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

30
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
sistem periode logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri,sering juga disebut dengan
golongan IA, terdiri dari litium, natrium, hydrogen, kalium, rubidium, sesium, dan fransium.
Disebut logam alkali karna oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang
bersifat basah.logam alkali juga memiliki sifat fisika dan kimia seperti logam alkali berbentuk
padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik.

2.2 Saran

Materi dalam makalah ini belum mencakup keseluruhan, jadi diharapkan agar kiranya
pembaca mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai unsure kimia
golongan IA

31
DAFTAR PUSTAKA

www.sukarjo.1990.ikatankimia.yogyakarta:rinekacipta.com
http://herisuheri90.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-ikatan-kimia.html
http://niaumiyani.blogspot.com/2013/12/makalah-kimia-golongan-i-logam-alkali.html
http://springfanfiction.wordpress.com/2011/12/13/tugas-sekolah-kimia-cesium-dalam-
kehidupan/

32

Anda mungkin juga menyukai