Anda di halaman 1dari 12

     Hidrogen berasal dari bahasa latin Hydrogenium, adalah unsur kimia  yang pada tabel

periodik dilambangkan dengan simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan
gas diatomik yang sangat mudah terbakar

Dinamakan hidrogen oleh Lavoisier, hidrogen adalah unsur yang terbanyak dari semua unsur
di alam semesta. Elemen-elemen yang berat pada awalnya dibentuk dari atom-atom hidrogen
atau dari elemen-elemen yang mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen.
Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal
juga sebagai Paracelsus, 1493–1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat. Dia tidak
menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur
kimia yang baru. Pada tahun, Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi
antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766, Henry
Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan
mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai "udara yang mudah terbakar".
Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar.
Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa
Yunani hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia
dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen
menghasilkan air.
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan
penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun
kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey,
dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul
Harteck. Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh
Urey dkk. pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot.
Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun
1783. Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun
1852 Henri Giffard menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan
Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara yang diangkat
dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun
1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang dunia
II, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang serius.
Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal udara
Britania R34 pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan
penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan
penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk
digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat Hindenburg, yang
pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937. Insiden ini ditayangkan
secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor
sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden
tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu
keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.
2.2 Pengertian Hidrogen
Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di alam semesta, yaitu 93% karena bintang-
bintang mengandung hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan cahaya jumlah atom
hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa, dalam bentuk senyawa anorganik (seperti air dan
asam) dan organik. Air mengandung 11% massa hidrogen karena molekulnya mengandung 2 atom
hidrogen dan 1 oksigen.
Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada golongan 1A
karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan VIIA, yaitu menerima 1
elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang cendrung melepas 1 elektron. Selain itu,
elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom lain sehingga menjadi ion H+. Karena itu hidrogen tidak
dapat dimasukkan baik dalam golongan 1A maupun dalam golongan VII A.
Hidrogen dalam keadaan bebas berupa molekul gas diatomik (H2) dengan titik didih dan titik
beku yang sangat rendah karena gaya london antar molekul sangat kecil akibatnya cukup sulit
hidrogen dalam bentuk gas yang mudah untuk dimanfaatkan dalam bidang industri. 
Hidrogen yang terdapat di alam ada tiga isotop, yaitu  (hidrogen)  (D= deuterium) dan  ( T=
tritium) dengan perbandingan:
 H : D : T = 10.000.000 : 2.000 : 1
Air yang terbentuk dari deuterium atau D2O disebut air berat dengan perbandingan.
H2O : D2O = 5.000 : 1
Artinya, dalam 5.000 liter air tedapat sekitar 1 liter air berat. Tritium (T) bersifat
radioaktif  dengan waktu paro 12,3 tahun dan dapat dibuat dengan reaksi inti.
Hidrogen yang terdapat di alam mengandung 0,0156 % deuterium sedangkan tritium (terbentuk
secara terus menerus dilapisan atas atmosfer pada reaksi inti yang direduksi oleh sinar kosmik
terdapat dialam hanya dalam jumlah yang sngat kecil, kira-kira sebanyak 1/1017  dan bersifat
radioaktif ( , 12,4 tahun). Deuterium sebagai D2O dipisahkan dari air dengan cara destilasi bertingkat
atau elektrolisis  yang  disediakan dalam jumlah ton untuk pemakaian sebagai moderator dalam
reaktor nuklir.
2.3 Sifat Fisis dan sifat Kimia
a. Sifat Fisis Hidrogen
Unsur                                                  : Hidrogen
 Nomor atom                                        : 1
Massa atom relatif                                : 1,00
Titik Leleh(oC)                                     : -259,14
Titik Didih(oC)                                      : -252,87
Rapatan pada 25oC (g/cm3)                   : 0,07
Warna                                                 : tidak berwarna
Konfigurasi Elektron                             : 1s1
Energi Ionisasi (kJ//mol)                        : 1312,0
Afinitas Elektron (kJ/mol)                     : 72,77
Keelektronegatifan                               : 2,20
Jari-jari Ion (Å)                                    : 1,46
Jari-jari Atom(Å)                                  : 0,37
Massa Jenis                             : 0,0899 g/cm3
Struktur kristal                        : Heksagonal
Radius Atom                            : 2,08 A0 
Volume Atom                          : 14,10 cm3/mol
Radius kovalensi                      : 0,32 A0 
Entalpi penguapan                    : 0,4581 Kj/mol
Entalpi pembentukan                : 0,00585   Kj/mol
Potensial ionisasi                      : 13,598 V
Konduktivitas panas                 : 0.1815 Wm-1K-1
Kapasitas panas                                     : 14,304 Jg-1K-1
Nama golongan                         : alkali
Wujud                                        : gas
Jenis unsur                                 : nonlogam
Asal unsur                                  : unsur alam
b. sifat kimia Hidrogen
Sifat kimia Hidrogen bergantung pada tiga proses elektronik:
a.       Kehilangan elektron valensi 1s. Hal ini akan menghasilkan proton, H+. Ukurannya yang
kecil, r ~ 1,5 x 10-13 cm, relatif terhadap ukuran r ~ 10-8 cm serta muatannya yang kecil yang
dihasilkan oleh kemampuannya yang khas untuk mendistorsi awan elektron di sekeliling atom-atom
lain. Proton tidak pernah dalam bentuk seperti itu kecuali dalam berkas ion gas. Proton ini bergabung
dengan atom-atom atau molekul-molekul lain. Meskipun ion hidrogen berada dalam air, umumnya
ditulis sebagai H+, tapi sesungguhnya H3O+ atau H(H2O)n+.
b.      Penambahan satu elektron. Atom H dapat memperoleh satu elektron dan membentuk ion
hidrida, H- dengan struktur He 1s2. Ion ini hanya ada dalam kristal hidrida dari logam-logam
elektropositif, seperti NaH, CaH2.
c.       Pembentukan sebuah pasangan elektron. Nonlogam dan juga banyak logam dapat
membentuk ikatan kovalen dengan hidrogen.
2.4 Senyawa Hidrogen
Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah istilah yang tidak mengikat. Oleh
kimiawan, istilah "hidrida" biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion, ditandai
dengan H−. Keberadaan anion hidrida, dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 untuk
gologngan I dan II hidrida garam, didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan
elektrolisis litium hidrida cair (LiH) yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada anode. Untuk
hidrida selain logam golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat kesalahpahaman oleh karena
elektronegativitas hidrogen yang rendah. Pengecualian adalah hidrida golongan II BeH2 yang
polimerik. Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan hampir semua golongan unsur, jumlah dan
kombinasi dari senyawa bervariasi, sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang
diketahui, namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui. Hidrida indium biner sampai
sekarang belum diketahui, walaupun sejumlah komplek yang lebih besar eksis.
Hidrida biner diklasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya dalam tabel periodik, dan oleh
karakter ikatannya. Hidrida alkali dan alkali tanah di blok s adalah senyawa ionik yang analog
dengan halida dan disebut dengan hidrida salin. Unsur blok p golongan 13-17 membentuk hidrida
kovalen molekular. Belum ada senyawa hidrida gas mulia yang pernah dilaporkan.
Beberapa unsur transisi blok d dan f membentuk hidrida logam yang menunjukkan sifat logam.
Logam-logam transisi yang tidak membentuk hidrida biner membentuk hidrida molecularkompleks
yang dikoordinasikan oleh ligan penstabil, seperti karbonil (CO), fosfin tersier (PR3), atau
siklopentadienil (C5H5) (rujuk bagian 6.1).Contoh-contoh khas hidrida diberikan di bawah ini.
a.      Hidrida salin
Hidrogen mempunyai 1 elekron  dan cendrung menerima 1 elektron dari atom lain. Akibatnya,
hidrogen dapat bereaksi dengan logam yang reaktif, yaitu (Li,Na,K,Mg,dan Ca) membentuk senyawa
hidrida ionik, contohnya:
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting point, mp) 680oC). Li+
danH- membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan kuantitatif gas hidrogen di anoda saat
dilakukan elektrolisis garam leburnya menyarankan keberadaan H-.Air bereaksi dengan hebat dengan
litium hidrida membebaskan gas hidrogen.Karena senyawa ini agak melarut dalam eter, hidrida ini
digunakan sebagai pereduksi di kimia organik.
Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816 oC), dan bereaksi
denganhebat dengan air membebaskan gas hidrogen.Hidrida ini digunakan sebagai pembentuk gas
hidrogen, atau bahan dehidrator untuk pelarut organik. Hidrida ini juga digunakan
sebagai reduktor. Litium tetrahidridoaluminat, LiAlH4, adalah padatan kristalin tak bewarna
(terdekomposisi di atas 125oC) biasanya disebut litium aluminum hidrida.Hidrida melarut dalam
eter, dan bereaksi hebat dengan air.Hidrida ini digunakan sebagai reduktor dan bahan untuk
hidrogenasi dan untuk pengering pelarut organik. Natrium tetrahidroborat, NaBH4, adalah
senyawa padatan kristalin bewarna putih (terdekomposisi pada 400 oC) biasanya disebut natrium
borohidrida. Padatan ini larut dalam air dan terdekomposisi pada suhu tingggi dengan melepaskan
gas hidrogen. Padatan ini digunakan sebagai bahan pereduksi untuk senyawa anorganik dan organik,
dan untuk mempreparasi kompleks hidrida, dsb.
b.      Hidrida molekular
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah gas beracun
dengankereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat hati-hati.Walaupun terdapat
berbagai metoda untuk menghasilkan gas-gas ini di laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat
di silinder. Diboran, B2H6, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9o C dan bp -92.6o C)
dengan bau iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik dan
organik.Bahan ini juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan gugus fungsi
padaolefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya dengan reagen yang cocok.
Silan, SiH4, gas yang sangat mematikan dan tak bewarna (mp -185 oC dan bp -111.9 oC)
denganbau yang menyengat dan juga disebut dengan monosilan.
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -77.7 oC dan bp -33.4 oC) dengan
baumengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan ammonia
dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air
untuk reaksi khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia ditahun
1913, amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan digunakan
sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen. Amonia juga digunakan sebagai
refrigeran (di lemari pendingin).
Fosfin, PH3, gas sangat beracun dan tak bewarna (mp -133 oC dan bp -87.7 oC) dengan bau
yangbusuk, juga disebut dengan fosfor hidrida. Fosfin terbakar spontan di udara.Fosfin digunakan
dalam pertumbuhan epitaksi, dalam kimia koordinasi logam transisi, dsb.
Hidrogen sulfida, H2S, gas beracun dan tak bewarna (mp -85.5 oC and bp -60.7 oC) dengan
bautelur busuk.Gas ini sering ditangani dengan tidak cukup hati-hati, gas ini sangat berbahaya dan
harus ditangani dalam lingkungan yang ventilasinya baik. Gas ini digunakan untuk analisis kimia
dengan cara pengendapan ion logam, pembuatan senyawa yang mengandung belerang, dsb.
Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih rendah (mp -83 oC
danbp 19.5 oC), dengan bau yang mengiritasi.Gas ini biasa digunakan untuk mempreparasi senyawa
anorganik dan organik yang mengandung fluor.Karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini
dapat digunakan sebagai pelarut non-air yang khusus.Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat
dan disimpan dalam wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas.
c.       Hidrida logam
Hidrida MHx yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi dan non
stoikiometribiasanya hidrogen menempati sebagian lubang dalam kisi logam. Biasanya x bukan
bilangan bulat dalam senyawa ini.Hidrida jenis ini yang dikenal meliputi hidrida dari Golongan 3
(Sc, Y), Golongan 4 (Ti, Zr, Hf), Golongan 5 (V, Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida logam
lain diGolongan 6 sampai 11 tidak dikenal.Paladium Pd bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu
kamar, dan membentuk hidrida yang mempunyai komposisi PdHx (x < 1).Banyak hidrida logam
yang menunjukkan sifat hantaran logam.LaNi5 adalah senyawa paduan antara lantanum dan nikel,
yang dapat menampung sampai 6 atom hidrogen atoms per sel satuan dan berubah menjadi
LaNi5H6.Paduan ini menjadi salah satu kandidat untuk digunakan sebagai bahan penyimpan hidrogen
untuk pengembangan mobil berbahan hidrogen.
d.      Kompleks hidrida
Senyawa kompleks yang berkoordinasi dengan ligan hidrida disebut kompleks hidrida.
Logamtransisi Golongan 6 sampai 10 yang tidak membentuk hidrida biner menghasilkan banyak
kompleks hidrida dengan ligan tambahan seperti karbonil dan fosfin tersier. Walaupun baru akhir
tahun 1950-an hidrida diterima sebagai ligan, ribuan senyawa kompleks kini telah dikenal. Lebih
lanjut, dengan sintesis kompleks hidrogen molekul di tahun 1980-an, kimia hidrogen mengambil
peran baru. Riset dalam katalisis hidrokarbon homogen dengan peran penting dimainkan oleh
hidrida atau hidrogen terus berkembang.
2.5 Pembuatan Gas Hidrogen
Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2
mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun.
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali ditemukan
dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur lain,
seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat
memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua metode
pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam
senyawanya.
Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi secara umum
parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan H2 adalah biaya,
emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan bahan baku. Sekarang mari
kita bahas satu per satu metode-metodenya.
1.      Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana direaksikan dengan steam
(uap air) pada suhu tinggi (700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan
hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga
terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan karbon
dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
CH4 + H2O --> CO + 3H2
CO + H2O --> CO2 + H2
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon dioksida
dengan cara penyerapan.
Saat ini, steam reforming banyak digunakan untuk memproduksi gas hidrogen secara
komersil di berbagai sektor industri, diantaranya industri pupuk dan hidrogen peroksida (H2O2).
Akan tetapi metode produksi seperti ini sangat tergantung dari ketersediaan gas alam yang
terbatas, serta menghasilkan gas CO2, sebagai gas efek rumah kaca.
2.      Gasifikasi Biomasa
Metode yang kedua adalah gasifikasi biomasa atau bahan alam seperti jerami, limbah padat
rumah tangga atau kotoran. Di dalam prosesnya, bahan-bahan tadi dipanaskan pada suhu tinggi
dalam sebuah reaktor. Proses pemanasan ini mengakibatkan ikatan molekul dalam senyawa yang
ada menjadi terpecah dan menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen, karbon
monoksida dan metana.
Selanjutnya dengan cara yang sama seperti pada steam reforming, metana yang dihasilkan
diubah menjadi gas hidrogen.
Gasifikasi biomasa atau bahan organik memiliki beberapa keunggulan, antara lain
menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida, sumber bahan baku yang berlimpah dan terbarukan,
bisa diproduksi di hampir seluruh tempat di dunia serta biaya produksi yang lebih murah.
3.      Gasifikasi Batu Bara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua. Biaya produksinya
hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam reforming gas alam. Selain itu, cara ini
pula menghasilkan emisi gas buang yang lebih signifikan. Karena selain CO2 juga dihasilkan
senyawa sulfur dan karbon monoksida.
Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor
untuk mengubahnya menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara direaksikan dengan steam dan
oksigen, yang kemudian menghasilkan gas hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.
4.      Elektrolisa Air (H2O)
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsur-unsur
pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan oksigen
berkumpul di kutub positif atau anoda.
Hidrogen yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi menghasilkan zero emission,
apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik bebas polusi seperti energi angin
atau panas matahari.
Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang cukup
besar.
2.6 Kegunaan
Hidrogen banyak digunakan untuk mengikat nitrogen dengan unsur lain dalam proses Haber
(memproduksi amonia) dan untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak. Hidrogen juga
digunakan dalam jumlah yang banyak dalam produksi methanol, di dealkilasi hidrogen
(hydrodealkylation), katalis hydrocracking, dan sulfurisasi hidrogen. Kegunaan-kegunaan
lainnya termasuk sebagai bahan bakar roket, memproduksi asam hidroklorida, mereduksi bijih-
bijih besi dan sebagai gas pengisi balon.
Daya angkat 1 kaki kubik gas hidrogen sekitar 0.07 lbf pada suhu 0 derajat Celsius dan
tekanan udara 760 mm Hg.
Baterai yang berbahan bakar hidrogen (Hydrogen Fuel cell) adalah teknologi baru yang
sedang dikembangkan, di mana tenaga listrik dalam jumlah besar dapat dihasilkan dari gas
hidrogen. Pabrik-pabrik baru dapat dibangun dekat dengan laut untuk melakukan proses
elektrolisis air laut guna memproduksi hidrogen. Gas yang bebas polusi ini lantas dapat dialirkan
melalui pipa-pipa dan disalurkan ke daerah-daerah pemukiman dan kota-kota besar. Hidrogen
dapat menggantikan gas alam lainnya, bensin, agen dalam proses metalurgi dan berbagai proses
kimia (penyulingan), dan mengubah sampah menjadi metan dan etilen. Kendala-kendala yang
ada untuk mewujudkan impian tersebut masih banyak. Di antaranya persetujuan publik,
penanaman modal yang besar dan harga hidrogen yang masih jauh lebih mahal ketimbang bahan
bakar lainnya sekarang.
2.7 Manfaat
1.      Dalam Kimia Organik
Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau alkuna untuk
sintesis senyawa organik. Senyawa hidrida misalnya  MgH2.NaH, dan LiH sering dipakai untuk
reagen pereduksi senyawa organik dan hal ini sering dipakai dalam proses sistesis senyawa
organik misalnya untuk reduksi senyawa aldehid atau keton.
2.      Dibidang Industri
a.       Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral adalah sumber daya alam yang mengandung
hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah
menggerakkan pengembangan industi menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga
pembakaran kayu atau peat untuk panas.
Ketika mengahasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali
digunakan untuk menggerakkan turbin. Genarator tua seringkali menggunakan uap yang
dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas
pembakaran  digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon
dioksida yang merupakan salah satugas rumah kaca yang  dipercayai menyebabakan pemanasn
global.
Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari
karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara
b.      Industri Pupuk
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditenmukan oleh Fritz Haber
(1908), seorang ahli kimia dari Jerman, sedangkan proses industri  pembuatan amonia untuk
produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia  juga dari
Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah:
N2(g)    +  3H2(g)      2NH3(g)
 = -92,4 Kj  pada 25 0C: Kp = 6,2  105
3.      Meningkatkan Kejenuhan Minyak
Lemak trans terbentuk dari penambahan hidrogen pada minyak nabati melalui proses
hidrogeansi parsial. Normalnya minyak nabati bentuknya cair dan memiliki ikatan rantai asam
lemak yang tidak jenuh.
Melalui proses hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen , ikatan asam lemak yang
awalnay tidak jenuh akan menjadi jenuh sehinnga membuat minyak nabati semakin padat
sehinnga tidak mudah rusak. Contohnya dalam proses pembuatan margarin , namun perubahan
cair menjadi lemak padat akan mengubah lemak nabati yang tadinya tak jenuh menjadi lemak
trans.makanan yang diolah dengan minyak nabati yang terhidrogenasi akan tahan lama,
teksturnya lebih baik, lebih renyah, dan gurih serta tidak terlalu terasa minyaknya.
4.      Hidrodealkilasi
Hidrodealkilasi toluena adalah proses yang digunakan untuk mengahasilkan benzena ,
reaksi utama dalam proses ini adalah:
C6H5CH3(g)    +   H2(g)    C6H6(g)  +CH4(g)
Reaksi hidrodealkilasi toleuna adalah reaksi gas-gas dengan katalis padat.dimana toluena,
hidrogen, benzena, dan metana berada dalam fase gas, toluena dan hidrogen dikonversi dalam
reaktor dengan katalis untuk memproduksi benzena  dan metana.
2.8 Wewanti Keselamatan
Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi
ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang
menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen.Selain itu, hidrogen
cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat rendah. Hidrogen
larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran, juga dapat
menyebabkan perapuhan hidrogen.Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala
dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang, sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga.
Data wewanti keselamatan hidrogen dapat dikacaukan oleh beberapa sebab. Sifat-sifat fisika
dan kimia hidrogen sangat bergantung pada nisbah parahidrogen/ortohidrogen yang memerlukan
beberapa hari untuk mencapai kesetimbangan (biasanya data yang diberikan merupakan data
pada saat hidrogen mencapai kesetimbangan). Parameter ledakan hidrogen, seperti tekanan dan
temperatur kritis ledakan sangat bergantung pada geometri wadah penampung hidrogen.
2.9 Sumber
Hidrogen diperkirakan membentuk komposisi lebih dari 90% atom-atom di alam semesta
(sama dengan tiga perempat massa alam semesta). Unsur ini ditemukan di bintang-bintang dan
memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumber energi jagat raya melalui reaksi
proton-proton dan siklus karbon-nitrogen. Proses fusi atom-atom hidrogen menjadi helium di
matahari menghasilkan jumlah energi yang sangat besar.
Hidrogen dapat dipersiapkan dengan berbagai cara:
 Uap dari elemen karbon yang dipanaskan
 Dekomposisi beberapa jenis hidrokarbon dengan energi kalor
 Reaksi-reaksi natrium atau kalium hidroksida pada aluminium
 Elektrolisis air
 Pergeseran asam-asam oleh metal-metal tertentu
 Hidrogen dalam bentuk cair sangat penting untuk bidang penelitian suhu rendah
(cryogenics) dan studi superkonduktivitas karena titik cairnya hanya 20 derajat di atas 0
Kelvin.
 Tritium (salah satu isotop hidrogen) dapat diproduksi dengan mudah di reaktor-reaktor
nuklir dan digunakan dalam produksi bom hidrogen.
 Hidrogen adalah komponen utama planet Jupiter dan planet-planet gas raksasa lainnya.
Karena tekanan yang luar biasa di dalam planet-planet tersebut, bentuk padat hidrogen
molekuler dikonversi menjadi hidrogen metalik.
 Di tahun 1973, ada beberapa ilmuwan Rusia yang bereksperimen memproduksi hidrogen
metalik pada tekanan 2.8 megabar. Pada titik transisi, berat jenisnya berubah dari 1.08
menjadi 1.3 gram/cm3. Satu tahun sebelumnya di Livermore, California, satu grup
ilmuwan juga memberitakan eksperimen yang hampir sama di mana fenomena yang
mereka amati terjadi pada titik tekanan-volume yang berpusar pada 2 megabar. Beberapa
prediksi mengemukakan bahwa hidrogen metalik mungkin metastable. Yang lainnya
memprediksikan hidrogen mungkin berupa superkonduktor di suhu ruangan.




 BAB III
 PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
 Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen

sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai

"udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini

menghasilkan air ketika dibakar.

 Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada golongan 1A

karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan VIIA, yaitu menerima

1 elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang cendrung melepas 1 elektron.
Hidrogen yang terdapat di alam ada tiga isotop, yaitu  (hidrogen)  (D= deuterium) dan  ( T=

tritium) dengan perbandingan:

  H : D : T = 10.000.000 : 2.000 : 1

 Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah istilah yang tidak mengikat. Oleh

kimiawan, istilah "hidrida" biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion,

ditandai dengan H−. Berdasarkan klasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya dalam tabel

periodik, dan oleh karakter ikatannya, senyawa hidrida dikelompokkan menjadi hidrida salin,

hiderida molekular, hidrida molekular, dan kompleks hidrida.

 Untuk memperoleh gas hidrogen kita harus melakukan pemisahan hidrogen dari

senyawanya.  Terdapat beberapa metode dalam pembuatan gas hidrogen.  Namun, pada

dasarnya prinsip dari metode tersebut sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain

dalam senyawanya.

 Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, parameter yang dapat diterapkan

dalam pemilihan metode adalah biaya, emisi yang dihasilkan, skala produksi dan bahan baku.

Metode-metode tersebut antara lain: Elektrolisis air, Steam Reforming¸ gasifikasi batu bara,

dan reaksi logam dengan asam kuat encer.

 Hidrogen yang diperoleh dari metode-metode tersebut memiliki banyak kegunaan antara lain

dalam reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau alkuna untuk sintesis senyawa organik,

industri pupuk, bahan bakar fosil, meningkatkan kejenuhan minyak, dan hidrodealkilasi

toluena.

 DAFTAR PUSTAKA
 Saito,Taro. 1996. Inorganic Chemistry,terj.Ismunandar. Diunduh dari Http://oke.or.id
 Mohsin, Yulianto. Situs Kimia Indonesia, chem.-is-try.org. diunduh
dari    http://periodic.lanl.gov/elements/1.html

 Lukman. Kimia. Diunduh dari www.wikipedia.org dan www.einow.org


Anda mungkin juga menyukai