Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan
nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak
berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang
sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur
teringan di dunia. Dalam keadaan normal, hidrogen berada dalam bentuk gas
diatomik (H2). Namun, gas hidrogen sangat langka ditemukan di bumi. Karena
massanya yang ringan sehingga menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi
bumi. Namun, gas hidrogen dapat diperoleh secara industri dari berbagai senyawa
hidrokarbon seperti metana atau berasal dari gasifikasi batu bara. Walaupun
demikian, hidrogen masih merupakan unsur yang melimpah di permukaan bumi.
Hidrogen dapat berekasi dengan banyak unsur, contohnya NH3, HF, LiH2 dan
sebagainya. Sehingga hidrogen memiliki peranan yang penting dalam
pembentukan beberapa senyawa kimia.
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75%
dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen
dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai
secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air
melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada
produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti
atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik
hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat
membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan
senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang
mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh
karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan
Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika dan
ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan
mekanika kuantum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa hidrogen?
2. Bagaimana struktur dari senyawa hidrogen?
3. Apa saja sifat kimia dan fisika dari senyawa hidrogen?
4. Bagaimana reaksi dan senyawa hidrogen?
5. Bagaimana cara pembuatan unsur hidrogen?
6. Apa saja kegunaan hidrogen dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu senyawa hidrogen
2. Mengetahui bagaimana struktur dari senyawa hidrogen
3. Mengetahui sifat kimia dan fisika dari senyawa hidrogen
4. Mengetahui bagaimana reaksi dan senyawa hidrogen
5. Mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur hidrogen
6. Mengetahui kegunaan hidrogen dalam kehidupan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Senyawa Hidrogen
Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von
Hohenheim (dikenal juga sebagai Paracelsus, 1493-1541) melalui pencampuran
logam dengan asam kuat. Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang
dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru. Robert Boyle
menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang
menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah orang yang
pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan
gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai "udara yang mudah terbakar". Pada
tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika
dibakar. Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama
hidrogen (dari Bahasa Yunanihydro yang artinya air dan genes yang artinya
membentuk) ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish
yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan air.
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan
menggunakan penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen
padat setahun kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh
Harold Urey, dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark
Oliphant, and Paul Harteck. Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan
hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada tahun 1932. Salah satu dari
penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot. Balon pertama yang diisikan
dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783. Hidrogen
memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun
1852 Henri Giffard menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen.
Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal
udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan
penerbangan perdana pada tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada
tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang dunia II, Zeppelin telah membawa 35.000
penumpang tanpa insiden yang serius. Penerbangan tanpa henti melewati samudra
atlantik pertama kali dilakukan kapal udara Britania R34 pada tahun 1919.
Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan
cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya
keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas
tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan
di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada
tanggal 6 Mei 1937. Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam.
Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden
tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut
karena terbakarnya salut fabrik oleh keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak
itu keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.
Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di alam semesta, yaitu 93%
karena bintang-bintang mengandung hidrogen sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan cahaya jumlah atom hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa,
dalam bentuk senyawa anorganik (seperti air dan asam) dan organik. Air
mengandung 11% massa hidrogen karena molekulnya mengandung 2 atom
hidrogen dan 1 oksigen.
Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada
golongan 1A karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan
VIIA, yaitu menerima 1 elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang
cendrung melepas 1 elektron. Selain itu, elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom
lain sehingga menjadi ion H+. Karena itu hidrogen tidak dapat dimasukkan baik
dalam golongan 1A maupun dalam golongan VII A. Hidrogen dalam keadaan
bebas berupa molekul gas diatomik (H2) dengan titik didih dan titik beku yang
sangat rendah karena gaya london antar molekul sangat kecil akibatnya cukup sulit
hidrogen dalam bentuk gas yang mudah untuk dimanfaatkan dalam bidang
industri. Hidrogen yang terdapat di alam ada tiga isotop, yaitu hidrogen (D=
deuterium) dan (T= tritium) dengan perbandingan:
H : D : T = 10.000.000 : 2.000 : 1
Air yang terbentuk dari deuterium atau D2O disebut air berat dengan
perbandingan. H2O : D2O = 5.000 : 1
Artinya, dalam 5.000 liter air tedapat sekitar 1 liter air berat. Tritium (T)
bersifat radioaktif dengan waktu paro 12,3 tahun dan dapat dibuat dengan reaksi
inti. Hidrogen yang terdapat di alam mengandung 0,0156% deuterium sedangkan
tritium (terbentuk secara terus menerus dilapisan atas atmosfer pada reaksi inti
yang direduksi oleh sinar kosmik terdapat dialam hanya dalam jumlah yang sngat
kecil, kira-kira sebanyak 1/1017 dan bersifat radioaktif (12,4 tahun). Deuterium
sebagai D2O dipisahkan dari air dengan cara destilasi bertingkat atau elektrolisis
yang disediakan dalam jumlah ton untuk pemakaian sebagai moderator dalam
reaktor nuklir.
2.2 Struktur Hidrogen
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat
pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat
berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah
proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton
dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom
dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah
proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan
isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat
dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17
dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan
bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-
metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan
bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang
digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil
dengan massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan
peralatan khusus seperti mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom
berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap
unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami
peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah
proton dan neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras
energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut
dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi
antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

2.3 Sifat Kimia dan Fisika Senyawa Hidrogen


a. Sifat Kimia
 Mudah terbakar
 Agen pereduksi
 Bereaksi dengan oksida dan klorida dari berbagai logam
 Bereaksi dengan berbagai elemen menghasilkan senyawa hidrida
 Kurang reaktif
 Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom F, O dan N
 Kehilangan elektron valensi 1s.
Hal ini akan menghasilkan proton, H+. Ukurannya yang kecil, r~1,5 x 10-13
cm, relatif terhadap ukuran r~10-8 cm serta muatannya yang kecil yang
dihasilkan oleh kemampuannya yang khas untuk mendistorsi awan elektron
di sekeliling atom-atom lain. Proton tidak pernah dalam bentuk seperti itu
kecuali dalam berkas ion gas. Proton ini bergabung dengan atom-atom atau
molekul-molekul lain. Meskipun ion hidrogen berada dalam air, umumnya
ditulis sebagai H+, tapi sesungguhnya H3O+ atau H(H2O)n+.
 Penambahan satu elektron.
Atom H dapat memperoleh satu elektron dan membentuk ion hidrida, H-
dengan struktur He 1s2. Ion ini hanya ada dalam kristal hidrida dari logam-
logam elektropositif, seperti NaH, CaH2.
 Pembentukan sebuah pasangan elektron. Nonlogam dan juga banyak logam
dapat membentuk ikatan kovalen dengan hidrogen.
b. Sifat Fisika
 Titik lebur : -259,14°C
 Titik didih : -252,87°C
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Tidak berbau
 Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
 Kapasitas panas : 14,304 J/gram K
 Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H₂
 Energi ionisasi : 1312 kJ/mol
 Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
 Panas atomisasi : 218 kJ/mol
 Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
 Jumlah kulit :1
 Biloks minimum : -1
 Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
 Konfigurasi electron : 1s¹
 Biloks maksimum : 1
 Volume polarisasi : 0,7 Å3
 Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
 Jari-jari atom : 25 pm
 Konduktivitas termal : 0,1805 W/mK
 Berat atom : 1,0079
 Potensial ionisasi : 13,5984 eV
2.4 Reaksi dan Senyawanya
Berikut ini adalah beberapa reaksi hydrogen yang khas yang menunjukan sifat
kereaktifan hydrogen:
a. ada suhu tinggi H2 bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam dan unsur-unsur
logam membentuk suatu hidrida
b. H2 merupakan reduktor untuk menghilangkan oksigen dari oksida logam
contohnya reaksi penghilangan oksigen pada tembaga oksida:
CuO (s) +H2 (g) → Cu (s) + H2O (l)
c. H2 bereaksi dengan O2 bila terdapat terdapat nyala api atau bunga api listrik
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (l) ΔH = -286 kJ / mol
Bila sebatang korek api menyala didekatkan pada mulut tabung berisi hydrogen
maka terjadi letupan akibat terjadinya reaksi diatas. Karena reaksinya
eksotermik, maka Hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hasil
pembakarannya pun berupa air yang sangat ramah lingkungan dan dapat
dielektrolisis untuk menghasilkan Hidrogen kembali. Cara ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi adanya gas hydrogen.

Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah istilah yang tidak
mengikat. Oleh kimiawan, istilah "hidrida" biasanya memiliki arti atom H yang
mendapat sifat anion, ditandai dengan H-. Keberadaan anion hidrida, dikemukakan
oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 untuk gologngan I dan II hidrida garam,
didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan elektrolisis
litium hidrida cair (LiH) yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada anode. Untuk
hidrida selain logam golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat
kesalahpahaman oleh karena elektronegativitas hidrogen yang rendah.
Pengecualian adalah hidrida golongan II BeH2 yang polimerik. Walaupun hidrida
dapat dibentuk dengan hampir semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari
senyawa bervariasi, sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner
yang diketahui, namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui. Hidrida
indium biner sampai sekarang belum diketahui, walaupun sejumlah komplek yang
lebih besar eksis. Hidrida biner diklasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya
dalam tabel periodik, dan oleh karakter ikatannya. Hidrida alkali dan alkali tanah
di blok s adalah senyawa ionik yang analog dengan halida dan disebut dengan
hidrida salin. Unsur blok p golongan 13-17 membentuk hidrida kovalen molekular.
Belum ada senyawa hidrida gas mulia yang pernah dilaporkan.
Beberapa unsur transisi blok d dan f membentuk hidrida logam yang
menunjukkan sifat logam. Logam-logam transisi yang tidak membentuk hidrida
biner membentuk hidrida molecularkompleks yang dikoordinasikan oleh ligan
penstabil, seperti karbonil (CO), fosfin tersier (PR3), atau siklopentadienil (C5H5).
Contoh-contoh khas hidrida diberikan di bawah ini:
a. Hidrida salin
Hidrogen mempunyai 1 elekron dan cendrung menerima 1 elektron dari
atom lain. Akibatnya, hidrogen dapat bereaksi dengan logam yang reaktif,
yaitu (Li, Na, K, Mg, dan Ca) membentuk senyawa hidrida ionik, contohnya:
Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh 680˚C). Li+ dan
H- membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan kuantitatif gas
hidrogen di anoda saat dilakukan elektrolisis garam leburnya menyarankan
keberadaan H-. Air bereaksi dengan hebat dengan litium hidrida membebaskan
gas hidrogen. Karena senyawa ini agak melarut dalam eter, hidrida ini
digunakan sebagai pereduksi di kimia organik.
Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna, dan bereaksi
dengan hebat dengan air membebaskan gas hidrogen. Hidrida ini digunakan
sebagai pembentuk gas hidrogen, atau bahan dehidrator untuk pelarut organik.
Hidrida ini juga digunakan sebagai reduktor. Litium tetrahidridoaluminat,
LiAlH4, adalah padatan kristalin tak bewarna (terdekomposisi di atas 125˚C)
biasanya disebut litium aluminum hidrida. Hidrida melarut dalam eter, dan
bereaksi hebat dengan air. Hidrida ini digunakan sebagai reduktor dan bahan
untuk hidrogenasi dan untuk pengering pelarut organik. Natrium
tetrahidroborat, NaBH4, adalah senyawa padatan kristalin bewarna putih
(terdekomposisi pada 400˚C) biasanya disebut natrium borohidrida. Padatan
ini larut dalam air dan terdekomposisi pada suhu tingggi dengan melepaskan
gas hidrogen. Padatan ini digunakan sebagai bahan pereduksi untuk senyawa
anorganik dan organik, dan untuk mempreparasi kompleks hidrida.
b. Hidrida molecular
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah
gas beracun dengankereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat
hati-hati. Walaupun terdapat berbagai metoda untuk menghasilkan gas-gas ini
di laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di silinder. Diboran, B2H6,
adalah gas beracun dan tak bewarna dengan bau iritatif yang khas. Hidrida ini
merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik dan organik. Bahan ini
juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan gugus fungsi
padaolefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya dengan reagen yang cocok.
Silan, SiH4, gas yang sangat mematikan dan tak bewarna dengan bau yang
menyengat dan juga disebut dengan monosilan.
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna dengan bau mengiritasi
yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan
ammonia dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga
digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi khusus. Sejak
dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia ditahun 1913,
amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan
digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen.
Amonia juga digunakan sebagai refrigeran (di lemari pendingin).
Fosfin, PH3, gas sangat beracun dan tak bewarna dengan bau yang busuk,
juga disebut dengan fosfor hidrida. Fosfin terbakar spontan di udara. Fosfin
digunakan dalam pertumbuhan epitaksi, dalam kimia koordinasi logam
transisi.
Hidrogen sulfida, H2S, gas beracun dan tak bewarna dengan bau telur
busuk. Gas ini sering ditangani dengan tidak cukup hati-hati, gas ini sangat
berbahaya dan harus ditangani dalam lingkungan yang ventilasinya baik. Gas
ini digunakan untuk analisis kimia dengan cara pengendapan ion logam,
pembuatan senyawa yang mengandung belerang.
Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih
rendah, dengan bau yang mengiritasi. Gas ini biasa digunakan untuk
mempreparasi senyawa anorganik dan organik yang mengandung fluor.
Karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini dapat digunakan sebagai
pelarut non-air yang khusus. Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat dan
disimpan dalam wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas.
c. Hidrida logam
Hidrida MHx yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi dan
non stoikiometri biasanya hidrogen menempati sebagian lubang dalam kisi
logam. Biasanya x bukan bilangan bulat dalam senyawa ini. Hidrida jenis ini
yang dikenal meliputi hidrida dari Golongan 3 (Sc, Y), Golongan 4 (Ti, Zr,
Hf), Golongan 5 (V, Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida logam lain di
Golongan 6 sampai 11 tidak dikenal. Paladium Pd bereaksi dengan gas
hidrogen pada suhu kamar, dan membentuk hidrida yang mempunyai
komposisi PdHx (x<1). Banyak hidrida logam yang menunjukkan sifat
hantaran logam. LaNi5 adalah senyawa paduan antara lantanum dan nikel, yang
dapat menampung sampai 6 atom hidrogen atoms per sel satuan dan berubah
menjadi LaNi5H6. Paduan ini menjadi salah satu kandidat untuk digunakan
sebagai bahan penyimpan hidrogen untuk pengembangan mobil berbahan
hidrogen.
d. Kompleks hidrida
Senyawa kompleks yang berkoordinasi dengan ligan hidrida disebut
kompleks hidrida. Logamtransisi Golongan 6 sampai 10 yang tidak
membentuk hidrida biner menghasilkan banyak kompleks hidrida dengan ligan
tambahan seperti karbonil dan fosfin tersier. Walaupun baru akhir tahun 1950-
an hidrida diterima sebagai ligan, ribuan senyawa kompleks kini telah dikenal.
Lebih lanjut, dengan sintesis kompleks hidrogen molekul di tahun 1980-an,
kimia hidrogen mengambil peran baru. Riset dalam katalisis hidrokarbon
homogen dengan peran penting dimainkan oleh hidrida atau hidrogen terus
berkembang.
2.5 Cara Pembuatan Hidrogen
Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Hidrogen atau H2 mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi,
dibandingkan dengan bahan bakar manapun. Hidrogen merupakan unsur yang
sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali ditemukan dalam bentuk bebas.
Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur lain seperti
dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat
memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Ada beberapa metode pembuatan gas
hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua metode pembuatan tersebut
prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam senyawanya.
Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi
secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode
pembuatan H2 adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala
produksi dan bahan baku. Sekarang mari kita bahas satu persatu metode-
metodenya.
1. Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana
direaksikan dengan steam (uap air) pada suhu tinggi (700-1000˚C) dengan
bantuan katalis, untuk menghasilkan hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan
karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga terjadi antara karbon
monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida.
Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
CH4 + H2O → CO + 3H2
CO + H2O → CO2 + H2
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan
karbon dioksida dengan cara penyerapan. Saat ini, steam reforming banyak
digunakan untuk memproduksi gas hidrogen secara komersil di berbagai sektor
industri, diantaranya industri pupuk dan hidrogen peroksida (H2O2). Akan
tetapi metode produksi seperti ini sangat tergantung dari ketersediaan gas alam
yang terbatas, serta menghasilkan gas CO2, sebagai gas efek rumah kaca.
2. Gasifikasi Biomasa
Metode yang kedua adalah gasifikasi biomasa atau bahan alam seperti
jerami, limbah padat rumah tangga atau kotoran. Di dalam prosesnya, bahan-
bahan tadi dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor. Proses
pemanasan ini mengakibatkan ikatan molekul dalam senyawa yang ada
menjadi terpecah dan menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen,
karbon monoksida dan metana. Selanjutnya dengan cara yang sama seperti
pada steam reforming, metana yang dihasilkan diubah menjadi gas hidrogen.
Gasifikasi biomasa atau bahan organik memiliki beberapa keunggulan, antara
lain menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida, sumber bahan baku yang
berlimpah dan terbarukan, bisa diproduksi di hampir seluruh tempat di dunia
serta biaya produksi yang lebih murah.
3. Gasifikasi Batu Bara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua.
Biaya produksinya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam
reforming gas alam. Selain itu, cara ini pula menghasilkan emisi gas buang
yang lebih signifikan. Karena selain CO2 juga dihasilkan senyawa sulfur dan
karbon monoksida. Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada
suhu tinggi dalam sebuah reaktor untuk mengubahnya menjadi fasa gas.
Selanjutnya, batu bara direaksikan dengan steam dan oksigen, yang kemudian
menghasilkan gas hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.
4. Elektrolisa Air (H2O)
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air
menjadi unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di
kutub negatif atau katoda dan oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda.
Hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisa air berpotensi menghasilkan
zero emission, apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik
bebas polusi seperti energi angin atau panas matahari. Namun demikian dari
sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang cukup besar.
2.6 Kegunaan dan Manfaat Hidrogen
1. Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam
yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam.
Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri
dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat
untuk panas. Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar
fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua
seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar
turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk
memutar turbin gas secara langsung. Pembakaran bahan bakar fosil oleh
manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah
satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global.
Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang
diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah
karbon dioksida di udara.
2. Industri pupuk
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan
termokimia reaksi sintesis amonia adalah:
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4 Kj pada 25˚C Kp = 6,2×105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan
tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada
suhu rendah, bahkan pada suhu 500˚C sekalipun. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500˚C dan tekanan sekitar 150-350 atm
dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan
K2O. Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi
eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka
reaksi berjalan sangat lambat. Titik didih Amonia -33,35˚C, titik bekunya -
77,7˚C, temperature dan tekanan kritiknya 133˚C dan 1657 psi. Entalpi
pembentukan (∆H), kkal/mol NH3(g) pada 0˚C = -9,368; 25˚C = -11,04. Pada
proses sintesis pada suhu 700-1000˚F, akan dilepaskan panas sebesar 13
kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400-600˚C,
dengan tekanan 150-300 atm.
3. Meningkatkan kejenuhan minyak
Lemak trans terbentuk dari penambahan hidrogen pada minyak nabati
melalui proses hidrogenasi parsial. Normalnya minyak nabati bentuknya cair
dan memiliki ikatan rantai asam lemak yang tidak jenuh. Melalui proses
hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen, ikatan asam lemak yang
awalnya tidak jenuh akan menjadi jenuh sehingga membuat minyak nabati
menjadi lebih padat sehingga tidak mudah rusak. Contohnya dalam proses
pembuatan margarin. Namun perubahan dari cairan minyak menjadi lemak
padat akan mengubah lemak nabati yang tadinya lemak tak jenuh menjadi
lemak trans. Makanan yang diolah dengan minyak nabati yang terhidrogenasi
akan menjadi lebih tahan lama, teksturnya lebih baik, lebih renyah, dan gurih,
serta tidak terlalu terasa minyaknya.
4. Hidrodealkilasi
Hidrodealkilasi toluene adalah proses yang digunakan untuk
menghasilkan benzene. Reaksi utama dalam proses ini adalah:
C6H5CH3(g) + H2(g) → C6H6(g) + CH4(g)
Reaksi hidrodealkilasi toluene adalah reaksi gas-gas dengan katalis padat.
Dimana toluene, hidrogen, benzene dan metana berada dalam fase gas (Psat
C6H5CH3 = 183,69 atm; Psat H2 = 6,54 x 1090 atm; Psat C6H6 = 219,96 atm
dan Psat CH4 = 2512,49 atm). Toluene dan hidrogen dikonversi dalam reaktor
dengan katalis untuk memproduksi benzene dan metana. Umumnya reaksi
mencapai konversi 90%.Reaksi ini merupakan reaksi yang sangat eksotermis
dan umumnya kondisi operasi pada 500˚C sampai 660˚C. Reaksi ini adalah
reaksi searah dan membutuhkan katalis. Katalis terdiri dari kromium atau
molybdenum oksida, platinum atau platinum oksida, pada silica atau alumina.
5. Hidrodesulfurasi
Hidrodesulfurisasi (HDS) adalah katalitik proses kimia banyak
digunakan untuk menghilangkan sulfur (S) dari gas alam dan dari produk
minyak olahan seperti bensin, bahan bakar jet, minyak tanah, solar, dan minyak
bakar. Tujuan menghilangkan belerang ini adalah untuk mengurangi belerang
dioksida (SO2) emisi yang dihasilkan dari yang menggunakan bahan bakar di
otomotif kendaraan, pesawat, kereta api lokomotif, kapal, gas atau minyak
bakar, pembangkit listrik, perumahan dan industri tungku, dan bentuk lain dari
bahan bakar pembakaran.
6. Hidrocracking
Hydrocracking adalah proses catalytic cracking dibantu oleh adanya
peningkatan tekanan parsial gas hidrogen. Serupa dengan hidrotreater, fungsi
hidrogen adalah pemurnian dari aliran hidrokarbon dari sulfur dan nitrogen
hetero-atom. Produk dari proses ini adalah hidrokarbon jenuh, tergantung pada
kondisi reaksi (suhu, tekanan, aktifitas katalis) produk ini berkisar dari etana,
LPG untuk hidrokarbon berat sebagian besar terdiri dari isoparaffins.
7. Agen pereduksi bijih logam
Untuk mengekstrak logam, bijih atau senyawa logam harus mengalami
proses reduksi (misalnya, ion logam positif menerima elektron negatif untuk
membentuk atom logam netral, atau oksida yang kehilangan oksigen, untuk
membentuk atom logam bebas). Senyawa yang kehilangan oksigen dari
oksidanya disebut agen pereduksi misalnya karbon, karbon monoksida atau
kadang-kadang hidrogen.
8. Sebagai sel bahan bakar
Ketika terbakar, hidrogen melepaskan energi berupa panas dan
menghasilkan air sebagai bahan buangan (2H2 + O2 → 2H2O). Sama sekali
tidak mengeluarkan karbon. Jadi penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar
sangat membantu mengurangi polusi karbon dioksida (CO2) dan juga karbon
monoksida (CO) sehingga sekaligus mengurangi efek rumah kaca. Dibanding
bahan bakar fosil yang umum kita gunakan selama ini (bensin dan solar),
pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar jauh lebih efektif dalam pembakaran.
9. Dalam pemurnian minyak bumi
Produk minyak bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari
minyak mentah (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak.
Menurut komposisi dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat
memproduksi berbagai jenis produk minyak bumi. Produk minyak terbesar
digunakan sebagai energi bermacam tingkatan minyak bahan bakar dan bensin.
Pengolahan juga memproduksi bahan kimia lain, beberapa diantaranya
digunakan dalam proses kimia untuk membuat plastik dan bahan berguna
lainnya. Sejak minyak bumi sering berisi beberapa persen sulfur, sejumlah
besar sulfur juga sering diproduksi sebagai produk minyak bumi. Hidrogen dan
karbon dalam bentuk arang minyak bumi juga dapat diproduksi sebagai produk
minyak bumi. Produk hidrogen sering digunakan sebagai produk perantara
untuk proses pengolahan minyak lainnya seperti pemecahan katalitis hidrogen
(pemecahan hidro) dan hidrodesulfurisasi.
10. Pembuatan methanol
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan
komponen dari gas alam. Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood
alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia
merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada
etanol). Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan
bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh
bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di
udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh
oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon
dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-
hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api
yang tak terlihat.
11. Bidang fisika dan teknik.
Hidrogen dipakai sebagai shielding gas untuk pengelasan. Hidrogen
juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun
penghasil listrik. Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang
tingga maka hidrogen cair dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi
penelitian superkonduktor. Karena hidrogen sangat ringan maka banyak
dipakai sebagai gas pengangkat dalam balon dan pesawat udara kecil untuk
tujuan penelitian. Hidrogen di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas
pelacak kebocoran yang dapat diaplikasikan dalam bidang otomotif, kimia,
stasiun pembangkit listrik, aerospace, dan telekomonikasi. Isotop hidrogen
seperti deuterium dipakai dalam aplikasi reaksi nuklir sebagai medium yang
dapat memperlambat laju netron yang dihasilkan dari reaksi fisi dan fusi.
Deuterium juga dipakai untuk penanda reagen yang akan direaksikan untuk
proses sintesis. Tritium dihasilkan dari reactor nuklir dipakai untuk produksi
bom hidrogen dan sebagai label dalam cat luminasi.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di alam semesta, yaitu 93%
karena bintang-bintang mengandung hidrogen sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan cahaya jumlah atom hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa,
dalam bentuk senyawa anorganik (seperti air dan asam) dan organik. Air
mengandung 11% massa hidrogen karena molekulnya mengandung 2 atom
hidrogen dan 1 oksigen.
Dalam sistem periodik, hidrogen memiliki nomor atom satu dan terletak pada
golongan 1A karena mempunyai 1 elektron. Tetapi kecendrungannya sama dengan
VIIA, yaitu menerima 1 elektron, dan tidak seperti golongan 1A lainnya yang
cendrung melepas 1 elektron. Selain itu, elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom
lain sehingga menjadi ion H+. Karena itu hidrogen tidak dapat dimasukkan baik
dalam golongan 1A maupun dalam golongan VII A. Hidrogen dalam keadaan
bebas berupa molekul gas diatomik (H2) dengan titik didih dan titik beku yang
sangat rendah karena gaya london antar molekul sangat kecil akibatnya cukup sulit
hidrogen dalam bentuk gas yang mudah untuk dimanfaatkan dalam bidang
industri.
Sifat Kimia
 Mudah terbakar
 Agen pereduksi
 Bereaksi dengan oksida dan klorida dari berbagai logam
 Bereaksi dengan berbagai elemen menghasilkan senyawa hidrida
 Kurang reaktif
 Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom F, O dan N
Sifat Fisika
 Titik lebur : -259,14°C
 Titik didih : -252,87°C
 Warna : Tidak berwarna
 Bau : Tidak berbau
 Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
 Kapasitas panas : 14,304 J/gram K
 Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H₂
 Energi ionisasi : 1312 kJ/mol
3.2 Saran
Dengan mengetahui adanya unsur hidrogen ini, diharapkan agar pembaca lebih
memahami dan dapat mengetahui kegunaan serta aplikasi dalam unsur logam ini.
Semoga makalah yang telah disusun secara bersama dapat bermanfaat bagi
pembaca dan diaplikasikan dalam kehidpan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://rombonganmakalah.blogspot.com/2014/01/struktur-ato-hydrogen.html

https://www.asymmetricalife.com/2016/02/hidrogen.html?m=1

http://glitzlychemistry.blogspot.com/2015/12/reaksi-reaksi-gas-hidrogen.html?m=1

http://coretansowel.blogspot.com/2013/02/makalah-hidrogen-kimia-
anorganik.html?m=1

Prostaglandin. 2019. Makalah Hidrogen. (Online).

https://id.scribd.com/document/408072313/MAKALAH-HIDROGEN. (Diakses pada


tanggal 12 Januari 2020).

Rizal, M. 2017. Makalah Hidrogen. (Online).


https://id.scribd.com/document/360435048/makalah-hidrogen. (Diakses pada tanggal
12 Januari 2020).

Sari, D.R. 2016. Makalah Hidrogen Fix. (Online).


https://id.scribd.com/doc/314910942/Makalah-Hidrogen-Fix. (Diakses pada tanggal 12
Januari 2020).

Syaftiawati, S. 2019. Makalah Hidrogen. (Online).


https://id.scribd.com/document/332623142/Makalah-Hidrogen. (Diakses pada tanggal
12 Januari 2020).

Anda mungkin juga menyukai