Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK II

TENTANG:
“HDROGEN DAN HIDRIDA”

OLEH KELOMPOK I:
LAILA SAFITRI (1930110004)
ULFA MUTIA (1930110012)

DOSEN PENGAMPU:
KUNTUM KHAIRA, M.Si

JURUSAN TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrogen berasal dari bahasa latin hydrogenium, merupakan unsur kimia yang
pada table periodik dilambangkan dengan symbol H dan nomor atom 1. Pada suhu
dan tekanan standar, hydrogen tidak bewarna, tidak berbau, bersifat non logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar.
Dalam keadaan normal, hidrogen muncul sebagai gas diatomik (H2). Namun,
gas hidrogen sangat jarang ditemukan di bumi. Karena massanya yang ringan,
menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi, tetapi gas hidrogen dapat
diperoleh secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana atau dari
gasifikasi batu bara. Hidrogen ditemukan oleh Cavendish pada tahun 1781. Hidrogen
di atmosfer bumi tidak ditemukan dalam unsur bebas karena massa molekulnya yang
rendah, tetapi dalam bentuk berbagai senyawa, termasuk air.
Hidrida merupakan senyawa biner dari unsur hidrogen bereaksi dengan unsur
lain dari tabel periodik. Meskipun ion ini tidak akan ada tanpa kondisi yang khusus,
istilah hidrida digunakan secara luas untuk menyebut sebuah senyawa hidrogen
dengan unsur lain, terutama untuk golongan 1–16.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Hidrogen dan Hidrida
2. Bagaimana sifat dari Hidrogen dan Hidrida ?
3. Bagaimana cara pembuatan senyawa Hidrogen dan hidrida ?
4. Bagaimana persenyawaan Hidrogen dan Hidrida ?
5. Apa kegunaan dari Hidrogen dan Hidrida ?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Hidrogen dan Hidrida.
2. Mengetahui sifat-sifat dari Hidrogen dan Hidrida.
3. Mengetahui cara pembuatan Hidrogen dan Hidrida.
4. Mengetahui persenyawaan Hidrogen dan Hidrida.
5. Mengetahui kegunaan dari Hidrogen dan Hidrida.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hidrogen dan Hidrida
Hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta. Dalam sistem siklik,
hidrogen adalah nomor satu dan termasuk dalam golongan 1A karena memiliki satu
elektron. Tetapi kecenderungan seperti VIIA adalah menerima 1 elektron. Hidrogen
dalam keadaan bebas merupakan molekul gas dioksida (H2) dengan titik didih dan
titik beku yang sangat rendah karena gaya London antar molekulnya sangat lemah,
sehingga hidrogen cukup keras dalam keadaan gas dan mudah digunakan dalam
industri.
Hidrida adalah senyawa biner di mana hidrogen bereaksi dengan unsur-unsur
lain pada tabel periodik. Senyawa ini biasanya terbentuk dengan semua unsur kecuali
beberapa gas mulia. Istilah ini biasanya berarti bahwa atom H memperoleh sifat
anionik H (Cotton, 1989).
B. Sifat-Sifat Hidrogen Dan Hidrida
1. Sifat hidrogen
Sifat hidrogen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sifat fisika dan
sifat kimia:
1) Sifat fisika hidrogen
Nomor atom 1
Massa atom 1,008
Titik didih ( ) -252,6 ( )
Titik lebur ( ) -259,2 ( )
Energi ionisasi (KJ/Mol) 1312,0
Jari-jari atom 0,037
Wujud Gas
Jenis unsur Non logam
Massa jenis 0,0899
Warna Tidak bewarna

2) Sifat kimia hidrogen


Kelarutan dan karakterisasi hidrogen dengan logam yang berbeda
merupakan topik yang sangat penting dalam metalurgi karena penggetasan
hidrogen dapat terjadi di sebagian besar logam dan dalam penelitian dan
pengembangan cara yang aman untuk menyimpan hidrogen sebagai bahan
bakar. Hidrogen sangat larut dalam berbagai senyawa termasuk logam
tanah tingkat rendah dan logam transisi dan dapat larut dalam kristal dan
logam amorf. Pembubaran hidrogen dalam logam adalah karena deformasi
lokal atau kotoran dalam kisi logam. Cirinya adalah adanya elektron
terluar. Atom H memiliki 1e, dan tidak memiliki efek selektivitas/perisai
(Cooton, 2007). Gas hidrogen sangat mudah terbakar, ketika dicampur
dengan oksigen akan langsung meledak seketika. H2 bereaksi secara
langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan
spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin,
berproduksi hidrogen halide berupa hidrogen klorida dan hidrogen
fluorida.
2. Sifat hidrida
Berdasarkan sifat ikatannya, hidrida dapat dikelompokan menjadi tiga jenis
hidrida,yaitu hidrida ionic, hidrida kovalen, dan hidrida transisi.
1) Hidrida ionic
Ion hidrida timbul dari reaksi antara hidrogen dan logam. Logam yang
membentuk ion hidrogen dengan hidrogen adalah logam dengan nilai energi
ionisasi yang rendah (dengan gaya gerak listrik yang tinggi), yaitu golongan
alkali dan alkali tanah. Secara umum reaksi ditulis sebagai berikut:
L (s) + H2 (g) → LH (s) (L = golongan alkali )
L (s) +H2 (g) → LH2 (s) (L = golongan alkali tanah)
Contoh:
Na (s) + H2 (g) → 2NaH (s)
Mg (s) + H2 (g) → MgH2 (s)
Pembentuakn senyawa hidrida umumnya berlangsung pada suhu 300ºC –
400ºC dan menggunakan katalis. Hidrida ionic mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut
a. Hydrogen dalan hidrida ionic bertindak sebagai donor pasangan
electron yang kuat (basa lewis) yaitu dalam bentuk ion H-
b. Hidrida ionic dalam keadaan lelehnya dapat menghantarkan arus
listrik atau bersifat elektrolit
c. Bila lelehan hidrida ionic dihidrolisis akan melepaskan gas H2 pada
anode.
Contoh reaksi elektrolisis lelehan NaH sebagai berikut:
Reaksi ionisasi : NaH (l) → Na+ (l) +H-
Katode : 2Na+ (l) + 2é → Na (s)
Anode : 2H- (l) → H2 (g) + 2é
Reaksi kesuluruhan : NaH (l) → Na (s) + H2 (g)
d. Hidrida ionic merupakan reduktor kuat, sehingga sangat reaktif
terhadap air dan oksigen. Contohnya ; RbH dan CsH menyala spontan
dalam udara kering.
2 RbH + O2 → 2RbO + H2
Oleh karena zat tersebut harus disimpan di lingkungan yang bebas air
dan oksigen. Reaksi hidrida ionic dalam air adalah sebagai berikut:
LH + H2O → LOH +H2 (L = alkali)
LH2 + H2O→ L(OH)2 + 2 H2 (L = alkali tanah )
Laju reaksi hidrida logam alkali dengan air lebih cepat dari pada
hidrida alkali tanah.Contoh:
NaH (s) + H2O (l) → NaOH (aq) + H2(g) (laju reaksi cepat)
CaH2 (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + 2H2(g) (laju reaksi sedang)
Reaksi NaH dengan air tersebut lebih cepat disbanding dengan logam
Na dengan air ,sehingga dapat terjadi nyala atau ledakan.
Oleh karena laju reaksinya sedang, senyawa CaH2 berupa padatan
berwarna abu-abu ini digunakan sebagai sumber gas hydrogen yang
mudah diangkut untuk mengisi balon pengamat cuaca. Selain itu juga
untuk memproduksi gas hydrogen dalam skala laboratorium.
e. Ionik hidrida digunakan untuk membuat senyawa pereduksi lainnya,
misalnya, LiH untuk pembuatan LiAlH4 (lithium aluminium hidrida);
NaH untuk membuat NaBH4 (natrium borohidrida). Senyawa LiAlH4
dan NaBH4 adalah zat pereduksi, karena mampu menghasilkan ion
hidrida.
2) Hidrida kovalen
Hidrida kovalen terbentuk dari hydrogen dengan unsur-unsur golongan 13,
14, 15, 16, dan 17. Senyawa hidrida kovalen ini dibedakan dalam tiga
kelompok, tergantung pada harga keelektronegatifan unsurnya, dengan
hydrogen (skala paulling = 2,1 ), yaitu sebagai berikut.
a. Hidrida kovalen yang terjadi antara hydrogen dengan unsur-unsur non
logam yang keelektronegatifannya lebih tinggi, yaitu pada hidrida kovalen
yang dibentuk dengan unsur-unsur golongan 17 ; HF, HCl, HBr, HI,
golongan 16 : H2O, H2S, H2Se, H2Te dan golongan 15 : NH3, dan PH3.
Senyawa hidrida ini bersifat kofalen polar, dimana atom H pada hidrida
bermuatan parsial positif (δ- ) dan dalam reaksi bertindak sebagai donor
H+ (asam bronsted) kecuali pada NH3, yang bertindak sebagai akseptor
proton.
b. Hidrida kovalen yang terjadi antara hydrogen dengan unsur nonlogam
yang perbedaan keelektronegatifannya sangat kecil. Contohnya pada
metana CH4, senyawa ini bukan asam atau basa, karena bersifat kovalen
nonpolar. Tidak adanya pemisahan muatan, mengakibatkan dalam suatu
reaksi hidrida ini bertindak sebagai donor atom H melalui mekanisme
reaksi radikal bebas. Muatan parsial H sama dengan nol atau mendekati
nol dan atom H pada hidrida ini berada dalam bentuk H. (radikal
hydrogen).
c. Hidrida kovalen yang terjadi antara hydrogen dengan unsur-unsur yang
keelektronegatifannya lebih rendah, yaitu dengan unsur-unsur metalloid
seperti B, Al, As, Si dan Sn. Contohnya BH3 dab AlH3 yang lebih stabil
dalam bentuk dimer, yaitu B2H6 dan Al2H6. Senyawa hidrida ini bersifat
kovalen polar, dimana atom H pada hidrida bermuatan parsial negative
H δ- dan dalam reaksi dapat mendonorkan H- . Seperti halnya senyawa
ionic, hidrida kelmopok ini merupakan reduktor. Contohnya: senyawa
B2H6 (diboran) bereaksi secara spontan bila kontak dengan udara, karena
bereaksi dengab oksigen
B2H6 (s) + 3 O2 (g) → B2O3 (s) + 3 H2O
3. Hidrida transisi
Hidrida interstisial atau transisi terjadi antara hidrogen dan unsur logam
transisi. Beberapa senyawa hidrida ini memiliki senyawa kimia yang dapat ditulis
dengan jelas, seperti NiH2, dan FeH2. Namun, hidrida transisi lainnya bukanlah
pengukuran persentil atau memiliki rumus yang ambigu. Misalnya TiH1. 7, ZrH1, 9,
PdHx (x < 1).
Senyawa ini menyerupai larutan hidrogen dalam suatu logam karena hidrogen
terdapat dalam suatu jaringan interatomik (interatomik) dan masih dapat
menghantarkan listrik. Hidrida ini dalam reaksi sering bertindak sebagai donor H2
daripada donor H+ atau H. Hidrida bolak-balik seperti PdHx digunakan sebagai
bahan bakar gas untuk menyimpan H2 (Farida, 2012).
C. Pembuatan Hidrogen dan Hidrida
1. Dilaboratorium
(1) Reaksi logam dengan asam encer
Zn + HCl → ZnCl2 + H2 } tidak larut dalam air
H2SO2 (aq) + Zn (s) → ZnSO4 (aq) + H2 (g)
Logam yang terletak dibawah hidrogen merupakan reduktor yang lebih baik
daripada hydrogen, menyebabkan H+ direduksi namun reaksi berjalan
lambat. Logam logam yang terletak jauh lebih bawah dari hydrogen
merupakan reduktor kuat, bereaksi kuat dengan air dengan dahsyat hampir
meledak bila dengan asam logam-logam dengan potensial reduksi menengah
bereaksi lembut bereaksi lembut dengan asam dan berfungsi sebagai sumber
hydrogen cukup praktis, logam yang dimaksud adalah Seng (Zn)
(2) Reaksi logam dengan ai panas atau air dingin + logam reaktif.
Na + H2O → NaOH + H2
(3) Hidrolisis dengan senyawa-senyawa hibrida
2. Elektrolisa Air (H2O)
Elektrolisis air menggunakan arus listrik untuk memecah air menjadi unsur-unsur
penyusunnya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di katoda atau katoda dan
gas oksigen terakumulasi di anoda atau anoda. Hidrogen yang dihasilkan dari
elektrolisis air berpotensi menghasilkan emisi nol, jika listrik yang digunakan
dihasilkan dari generator yang tidak menimbulkan polusi seperti angin atau panas
matahari.
3. Skala Industry
(1) Reaksi uap air dengan karbon ( batu bara ) suhu 1000 oC
C (s) + H2O (g) → CO (g) + H2 (g)
( gas air / water gas )
(2) Reaksi gas alam ( hidrokarbon ) dengan uap air pada suhu tinggi
CH4 (g) + H2O (g) → CO2 (g) + 3 H2 (g)
(panas,katalisator)
CO (g) + H2O → CO2 (g) + 3 H2 ( g)
(panas,katalisator)
Hidrogen dan karbon dioksida mudah dipisahkan dengan cara memasukkan
campuran gas tersebut kedalam air, dimana H2O mudah larut dan H2 hampir
tidak larut sama sekali.
(3) Elektrolisis untuk memperoleh H2 murni.
Bisa dibuat dari elektrolisis NaCl dalam pembuatan NaOH.
2NaCl + 2H2O → 2NaOH (aq) + Cl2(g) + H2 (g)
4. Persenyawaan Hidrogen dan Halida
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan pada tahun 1818
oleh Louis Jacques Thenard. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik dengan
sifat pengoksidasi yang kuat. Bahan baku untuk produksi hidrogen peroksida adalah
gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan dalam
industri hidrogen peroksida adalah auto-oksidasi antrakuinon.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak asam, larut dengan baik dalam air.
Dalam kondisi normal (kondisi ruangan), hidrogen peroksida sangat stabil dengan
laju dekomposisi kurang dari 1% per tahun. Sebagian besar aplikasi hidrogen
peroksida dalam penggunaan dan desain reaksi dekomposisi, yang pada dasarnya
menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, penstabil kimia
sering ditambahkan untuk mencoba menghambat laju dekomposisi. Termasuk
dekomposisi yang terjadi selama penyimpanan produk hidrogen peroksida. Selain
menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air
(H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching
agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada
proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan
minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).
Istilah hidrida dipakai untuk menyatakan bahwa bilangan oksidasi hidrogen
yang bereaksi dengan unsur yang lain adalah -1 dan dinotasikan sebagai H-. Beberapa
contoh senyawa hidrida adalah LiH, NaH, LiAlH4, BeH2 dan lainnya.Ikatan dalam
senyawa hidrida dapat bersifat kovalen hingga sangat bersifat ionik dan hidrida ini
bisa menjadi bagian molekul, oligomer, polimer, padatan ion, layer dalam absorbsi
kimia, atau bahkan menjadi bagian dari suatu logam. Berbagai macam unsur dapat
membentuk hidrida dan sekarang menjadi subjek penelitian yang penting untuk
menemukan logam yang dapat menyimpan hydrogen untuk pembangkit listrik atau
baterai. Hidrida juga memerankan peranan yang penting dalam sintesis senyawa
organik disebabkan bersifat sebagai reduktor. Hidrida merupakan nama yang
diberikan untuk ion negatifhidrogen H− .
. Setiap unsur dalam tabel periodik (kecuali beberapa gas mulia) dapat
membentuk satu atau lebih hidrida. Senyawa-senyawa ini dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok menurut sifat-sifat ikatan kimianya:
a. Hidrida salin, yang mempunyai sifat-sifat ionik secara signifikan.
b. Hidrida kovalen, yang meliputi hidrokarbon dan senyawa lainnya.
c. Hidrida interstitial (selitan), yang mempunyai ikatan logam.
D. Kegunaan Hidrogen dan Hibrida
1. Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam.
Penggunaan bahan bakar fosil ini telah mendorong pengembangan industri
dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil
seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali
menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin,
tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk
memutar turbin gas secara langsung.
2. Industri pupuk
Teori dasae pembuatan dari amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman.
3. Meningkatkan kejenuhan minyak
Melalui hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen, ikatan asam lemak
yang semula tidak jenuh akan menjadi jenuh sehingga minyak nabati menjadi
lebih padat dan tidak mudah putus. Namun, beralih dari minyak cair ke lemak
padat mengubah lemak nabati yang sebelumnya tak jenuh menjadi lemak
trans.
4. Hidrodesulfurasi
Hidrodesulfurisasi (HDS) adalah katalitik proses kimia banyak digunakan
untuk menghilangkan sulfur (S) dari gas alam dan dari produk minyak olahan
seperti bensin. bahan bakar jet, minyak tanah, solar, dan minyak bakar.
Tujuan menghilangkan belerang ini adalah untuk mengurangi belerang
dioksida (SO2) emisi yang dihasilkan dariyang menggunakan bahan bakar di
otomotif kendaraan, pesawat, kereta api lokomotif, kapal, gas atau minyak
bakar, pembangkit listrik, perumahan dan industri tungku, dan bentuk lain
dari bahan bakar pembakaran.
5. Hydrocracking
Hydrocracking adalah Proses perengkahan katalitik dibantu oleh peningkatan
tekanan parsial gas hidrogen. Mirip dengan hydrotreater, fungsi hidrogen
adalah membersihkan aliran hidrokarbon dari heteroatom belerang dan
nitrogen. Produk dari proses ini adalah hidrokarbon jenuh, tergantung pada
kondisi reaksi (suhu, tekanan, aktivitas katalis), produk ini berkisar dari
etana, LPG hingga hidrokarbon berat yang sebagian besar terdiri dari iso-
pararaffin.
6. Pemurnian minyak bumi
Produk minyak bumi adalah bahan baku yang berguna yang berasal dari
minyak mentah (petroleum) setelah diproses di kilang minyak. Tergantung
pada komposisi dan permintaan minyak mentah, kilang dapat menghasilkan
berbagai jenis produk minyak bumi. Produk minyak bumi yang paling
penting digunakan untuk energi, hingga tingkat yang berbeda-beda untuk
bahan bakar minyak dan bensin. Pemrosesan juga menghasilkan bahan kimia
lain, beberapa di antaranya digunakan dalam proses kimia untuk membuat
plastik dan bahan berguna lainnya. Karena minyak bumi biasanya
mengandung beberapa persen belerang, sejumlah besar belerang juga
biasanya diproduksi sebagai produk minyak bumi. Hidrogen dan karbon
dalam bentuk batubara minyak bumi juga dapat diproduksi sebagai produk
minyak bumi. Produk hidrogen sering digunakan sebagai perantara untuk
proses pengolahan minyak bumi lainnya seperti dekomposisi hidrogen
katalitik (hydrocracking) dan hidrodesulfurias (Taro, 2009).

7. Berbagai hidrida logam sedang dipelajari untuk digunakan sebagai


penyimpanan hidrogen dalam sel bahan bakar untuk mobil listrik dan baterai.
Gugus 14 hidrida sangat penting dalam teknologi penyimpanan energi listrik
pada baterai. Ini juga memiliki peran penting dalam kimia organik sebagai
agen pereduksi kuat. Aluminium hidrida dan lithium hidrida adalah agen
pereduksi dalam sintesis organik (penambahan hidrogen dalam senyawa
organik).

8. Platina hidrida digunakan dalam reaksi halogenasi organik (penambahan


atom Klorin, Fluor, Brom atau Yodium) dalam olefin (alkena, hidrokarbon
dengan ikatan rangkap).

9. Hidrida molekuler, merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik dan


organik. Bahan ini bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk memasukkan
gugus fungsi pada olefin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta. Dalam sistem siklik,
hidrogen memiliki nomor satu dan berada di golongan 1A karena memiliki satu
elektron. Hidrida adalah senyawa biner di mana hidrogen bereaksi dengan unsur-
unsur lain pada tabel periodik. Sifat-sifat hidrogen dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu sifat fisik dan sifat kimia. Berdasarkan sifat ikatannya, hidrida dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis hidrida, yaitu hidrida ionik, hidrida kovalen, dan
hidrida transisi. Produksi hidrogen dan hidrida dicapai dengan penghambatan di
laboratorium, dengan elektrolisis air dan pada skala industri. Penggunaan hidrogen
dan halida sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis meminta saran dan kritikan yang membangun untuk menjadi acuan penulisan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.
Cotton,F.A dan Geoffrey.W. penerjemah Sahati,S. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta: UI Press
Dr.Farida, Ida Ch, M. P. 2012. Kimia Anorganik I. Bandung: CV.Insan Mandiri.
Taro, Saito. 2004. Kimia Anorgannik. Tokyo: Universitas Tanagawa.

Anda mungkin juga menyukai