Oleh :
Muhamad Komarudin
1
Konsep Daya Dukung
(Khana et. all, 1999, dalam Permen LH 17 Th 2009
KepMenLH No
110 Tahun 2003
Ttg Pedomana
Penetapan DTBP
pada sumber air
KOMPONEN DTBP DAN
ARAHAN ALOKASI BEBAN PENCEMAR
Kondisi Pemantauan Inventarisasi dan Identifikasi
Kondisi Fisik
Hidrologi dan Kualitas Air (manual Sumber Pencemar (IISP)
dan SOSEKBUD
Morfologi DAS dan online) berbasis DAS
Penetapan
Lokasi, Jumlah,
Kelas Air (PKA) Kriteria mutu Jenis kontribusi
air Sumber Pencemar
Baku mutu air
Penetapan
Lokasi, Jumlah,
Kelas Air (PKA) Kriteria mutu Jenis kontribusi
air Sumber Pencemar
Baku mutu air
1 1
2
1 2 1
3
2 1
6
PEMODELAN
Konsep dasar untuk dapat memahami masalah
aliran sungai, akan selalu berangkat dari
pengertian daur hidrologi, yaitu penjelasan
tentang berbagai proses hidrologi yang umum
berlaku pada suatu sistem DAS.
Pendekatan Spasial adalah tehnik untuk merujuk lokasi obyek penelitian dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG)
8
PENETAPAN LOKASI
Batas Administrasi Batas DAS
PENYUSUNAN BATAS SUB DAS
Peta RBI dan Data BPS SRTM 90 m Peta Megapolitan
Peta
Wilayah Pengaliran Drainase
Data / Informasi Awal Shutlle Radar Topography Peta Megapolitan Skala 1 : Peta Sub DAS untuk
dalam skala 1 : 50.000 – Mission (SRTM) untuk 2000 untuk delineasi batas membatasi zona, pengaliran
1 : 25.000 untuk memperoleh Batas Sub batas wilayah pengaliran sumber pencemar yang
memperoleh lokasi DAS berdasarkan topografi drainase yang dapat masuk ke setiap segmen
penelitian secara berupa bangunan buatan, sungai
menyeluruh berdasarkan seperti : Saluran drainase,
batas administrasi dan dan jalan.
DAS
UNIT ANALISIS : BATAS DAS & ADMINISTRASI
Segmentasi Sungai Pesanggrahan
Kota Depok
4 Segmen 3 Sp5 1,698.31
Kota Depok
5 Segmen4 Sp6 48.95
14
PEMILIHAN MODEL BERBASIS QUALITAS AIR
Menurut Kannel et al. (2011) model kualitas air yang banyak digunakan
dan tersedia bebas antara lain adalah SIMCAT (Simulation Catchment),
TOMCAT (temporal Overal model for Catchments), WASP7 (Water Quality
Analysis Simulation Program), QUASAR (Quality Simulation Along
Rivers), QUAL2EU dan QUAL2Kw.
• Model tersebut mempunyai perbedaan dalam hal proses yang
mendasari, input, asumsi dan aplikasinya.
• Model SIMCAT dan TOMCAT merupakan model yang banyak
menyederhanakan proses-proses yang terjadi di dalam sungai
sehingga diperoleh hasil prediksi yang cepat, namun kurang akurat.
• Model WASP7 dan QUASAR mensimulasikan proses-proses yang
komplek dalam sungai dan memerlukan banyak data sehingga
menimbulkan kesulitan dalam alokasi waktu dan biaya.
• model QUAL2EU dan QUAL2Kw dapat dikategorikan menengah
apabila dibandingkan dengan model SIMCAT dan TOMCAT serta
WASP7 dan QUASAR.
• Model QUAL2Kw memiliki kelebihan untuk fasilitas konversi
kematian alga menjadi carbonaceous BOD (CBOD) sehingga lebih
sesuai untuk perairan yang terdiri dari macrophyte dari pada
15
QUAL2EU.
QUAL2Kw
Perangkat lunak QUAL2Kw adalah suatu kerangka kerja
pemodelan yang ditujukan untuk memperbaharui QUAL2E
(Brown dan Barnwell, 1987) yang merupakan standar model
kualitas air United State Environment Protection Agency (US-
EPA). Untuk menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan terkini,
kerangka kerjanya juga memasukkan beberapa fitur baru yang
memungkinkan diaplikasikannya model ini pada aliran dangkal
di hulu sungai (Pelletier et al. 2005).
16
QUAL2Kw
Beberapa Kegunaan Model QUAL2Kw (Pelletier et al., 2005) :
• mensimulasikan perpindahan dan perubahan sejumlah
komponen kualitas air seperti temperatur, carbonaceous
biochemical oxygen demand (CBOD), oksigen terlarut
(DO), phytoplankton dan berbagai bentuk nutrient
phosphorus dan nitrogen.
• mensimulasikan beberapa komponen lain yang tidak
secara tipikal dimasukkan di dalam fasilitas sistem dan
juga mensimulasikan pH, alkalinitas, padatan tersuspensi
(suspended solid), bakteri patogen, dan alga dasar.
• mensimulasikan pengaruh penambahan polutan terhadap
kualitas air sungai.
• Pengguna dapat secara fleksibel memilih kombinasi
parameter untuk optimasi dan menspesifikasi fungsi yang
tepat untuk hasil terbaik.
17
KERANGKA
KERJA QUAL2Kw
Uji
Model
PENDANAAN
KOMPONEN DATA
MODEL QUAL 2 KW
MORFOLOGI SUNGAI
❑ Peta Daerah Aliran Sungai ❑ Kualitas Air sungai
❑ Koordinat latitude dan longitude ❑ Klimatologis,
lokasi pengambilan sampel; ❑ Penggal /reach sungai (reachs)
❑ Penampang Melintang sungai ❑ Inlet Sumber pencemar PS)
❑ Debit aliran sungai, ❑ Dokumentasi
POINT ABSTRACTION
❑ Debit Pengambilan / Pemanfaatan
KEBUTUHAN DATA
MODEL QUAL 2 KW
MORFOLOGI SUNGAI
• Penentuan Segmentasi ❑ Peta Daerah Aliran Sungai ❑ Kualitas Air sungai
• Koordinat Atas dan Koordinat Bawah ❑ Koordinat latitude dan longitude ❑ Klimatologis,
lokasi pengambilan sampel; ❑ Penggal /reach sungai (reachs)
• Panjang segmen / reach
❑ Penampang Melintang sungai ❑ Inlet Sumber pencemar PS)
• Debit hulu ❑ Debit aliran sungai, ❑ Dokumentasi
POINT ABSTRACTION
❑ Debit Pengambilan / Pemanfaatan
KEBUTUHAN DATA
• Kualitas air di hulu dan hilir √
• Elevasi sungai dan posisi geografis √
• Profil hidrolik sungai: Panjang, kecepatan aliran, kedalaman, kemiringan dan
lebar sungai √
• Klimatologi dan meteorologi:Temperatur udara, curah hujan, titik embun, kec.
Angin, tutupan awan, tutupan benda lain dan penyinaran matahari √
• Sumber tertentu/point source (effluent industri, saluran air, drainase, anak
sungai): lokasi, debit, kadar ?
• Sumber tak tentu/non-point source (limbah rumah tangga), pertanian dan
peternakan : lokasi, debit, kadar √
• Pengambilan air sungai (point abstraction) untuk rumah tangga, industri atau
pengolahan air minum: lokasi dan debit ?
• Resapan (seepage) air sungai ke air tanah (non-point abstraction): lokasi dan
debit ?
• Kualitas air beberapa titik (hasil monitoring kualitas air) di sepanjang sungai √
• Peta Administrasi, Peta topografi dan Peta penggunaan lahan √
• Data jumlah penduduk, tutupan lahan, jumlah dan jenis ternak, lokasi dan jenis
industri √
Pengumpulan Data
NO. DATA CARA PENGUMPULAN DATA
1 Kualitas air insitu (temperatur air dan pH) Diukur secara langsung di lapangan dengan
peralatan Portable Water Checker
2 Sampel air sungai untuk parameter BOD, Sampel air diambil secara komposit mewakili
COD dan TSS. lebar dan kedalaman sungai.
Digunakan peralatan berupa botol sampling,
ember, es kristal, kertas label dan alat tulis
3 Morfologi sungai Diukur secara langsung di lapangan dengan
lebar sungai (m) menggunakan peralatan:
kedalaman sungai (m) Meteran dan GPS geodetik untuk lebar
kemiringan sungai (m/m) sungai
Tongkat Meteran untuk kedalaman sungai
Abney level untuk kemiringan sungai
Grap Sample, untuk pengambilan material dasar
sungai (pengamatan material dasar sungai)
4 Kecepatan arus Kecepatan arus diukur menggunakan flow
Data kecepatan arus digunakan untuk Meter atau pelampung jika Flow Meter
menghitung debit sungai (Q). Penghitungan tidak mungkin dipergunakan.
debit menggunakan persamaan: Q = v.A Luas penampang basah (A) dihitungan dengan
dimana v adalah kecepatan arus rata-rata cara mengalikan kedalaman rata-rata dengan
(m/detik) dan A adalah luas penampang lebar sungai.
basah (m2).
………………Pengumpulan Data
NO. DATA CARA PENGUMPULAN DATA
5 Data persentase tutupan Persentase tutupan awan diperkiran dengan
awan, dan shade. menggunakan kuadran yang diarahkan ke langit,
kemudian diperkirakan secara kualitatif
persentase luas kuadran yang tertutup awan.
Angka yang diperoleh dalam kisaran kurang
dari 25%, 25% - 50%, 50% - 75% dan 75% -
100%.
Shade adalah persentase permukaan air
sungai di sekitar tempat pengamatan yang
tertutup oleh pohon, topografi atau bangunan
pada saat pengamatan. Penentuan
persentase shade hanya menggunakan
perkiraan berdasarkan pengamatan lapangan.
6 Koordinat lokasi pengamatan dan elevasi Alat yang digunakan adalah GPS untuk
permukaan air sungai. penentuan koordinat dan altimeter untuk
mengetahui elevasi.
7 Panjang penggal-penggal sungai (reachs) Diukur menggunakan peta digital jaringan
yang menjadi unit analisis, sungai skala 1:50.000 dengan bantuan
peralatan Sistem Informasi Geografis (GIS).
8 Foto kondisi sungai, aktivitas penggunaan Menggunakan Digital Camera
lahan di bantaran sungai serta aktivitas di
badan sungai.
………………Pengumpulan Data
NO. DATA CARA PENGUMPULAN DATA
9 Sumber pencemar titik/SPT (effluent Survei data sekunder ke KLH dan/atau BLH Kota
industri, saluran air, drainase, anak sungai): dan instansi terkait lainnya.
lokasi, debit, kadar
10 Sumber pencemar non titik/SPNT (limbah Survei data sekunder ke Instansi terkait dan
rumah tangga, pertanian dan peternakan) : penelitian sebelumnya
lokasi, perkiraan besar beban pencemar
11 Pengambilan air sungai (point abstraction) Survei data sekunder ke instansi terkait dan
untuk rumah tangga, industri, pertanian atau penelitian sebelumnya
pengolahan air minum: lokasi dan debit
12 Peta Batas Administrasi, peta Rupabumi Survei data sekunder ke instansi terkait,
skala 1:50.000 dan peta Penggunaan Lahan Bakosurtanal, Kementerian Kehutanan,
skala 1:250.000) penelitian sebelumnya
13 Data jumlah penduduk, tutupan lahan, Survei data sekunder ke instansi terkait,
jumlah dan jenis ternak, lokasi dan jenis Bakosurtanal, Baplan Kementerian Kehutanan,
industri. penelitian sebelumnya
14 Laporan hasil penelitian sebelumnya (jika Studi Pustaka, internet browsing
ada)
15 Data iklim (temperatur udara, penyinaran Badan Meteorologi dan Geofisika/Bandara
matahari)
16 Debit aliran (untuk kalibrasi data Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Provinsi
pengukuran lapangan) PU DKI Jakarta, BWWS Ciliwung-Cisadane, Data
Penelitian terdahulu
PENENTUAN SEGMEN
PERTIMBANGAN :
▪ Batas Ekologi / DAS
▪ Batas administrasi;
▪ kondisi daerah aliran sungai;
▪ keberadaan anak sungai dan lokasi serta kondisi
tata air;
▪ lokasi pemantauan atau titik sampling kualitas air.
PARAMETER YANG DIUKUR
Lokasi,
Lokasi, Debit ,
Debit , Sampel Air
Headwater boundary
Sampel Air 1
Lokasi,Morfologi, Sampel Air
Point source
2 Ketinggian Upstream &
Lokasi, Point abstraction Downstream
Debit , Point abstraction
3
Lokasi,
Point source 4 Ketinggian
5 Non-point
Pendekatan Upstream &
6 abstraction
GIS & Faktor Downstream
Non-point
Emisi 7
source
8 Point source
Downstream boundary
Headwater Route 11
Jefferson Bridge
Sampling
Dam Station 27
Dengan menggunakan
Pengukur Cuaca SM-28
Skymaster Portable
Weather
3. Shade atau naungan
35
35
BAHAN
• FILE q2kw_Latihan_BebanPencemar.xls
• Peta Latihan Kerja
36
Latihan (11/2/2014)
7
6
Latihan (11/2/2014)
7
6
5
low-reacting CBOD (mg/L)
4
3
2
1
0
12 10 8 6 4 2 0
37 distance upstream (Km)
DAYA TAMPUNG DAN ALOKASI BEBAN PENCEMAR
9
Konsentrasi (mg/lt
Model Di
Kalibrasi
Tolak
Data / Informasi Awal Shutlle Radar Topography Peta Megapolitan Skala 1 : Peta DAS dan WPD untuk
dalam skala 1 : 50.000 – Mission (SRTM) untuk 2000 untuk delineasi batas membatasi zona, pengaliran
1 : 25.000 untuk memperoleh Batas DAS batas wilayah pengaliran sumber pencemar yang
memperoleh lokasi berdasarkan topografi drainase yang dapat masuk ke setiap segmen
penelitian secara berupa bangunan buatan, sungai
menyeluruh berdasarkan seperti : Saluran drainase,
batas administrasi dan dan jalan.
UNIT ANALISIS : BATAS DAS & ADMINISTRASI
Segmentasi Sungai Pesanggrahan
Kota Depok
4 Segmen 3 Sp5 1,698.31
Kota Depok
5 Segmen4 Sp6 48.95
47
SKENARIO DTBP K1
Beban Eksisting
49
APABILA DICOBA :
• MENURUNKAN BEBAN HANYA DARI POINT
SOURCE (konsentrasi PS diturunkan) hasilnya
sbb : Jarak dr
POINT SOURCE Titik Nol
DEBIT
(m3/dt)
BOD
(mg/lt)
DEBIT
(m3/dt)
BOD
(mg/lt)
(Hilir)
PS 1 - SUBDAS 12.01 15.00 6.20 15.00 3.00
PS 1 - SU2DAS 10 10.00 5.00 10.00 3.00
PS 2 - USK 9 12.00 6.20 12.00 3.00
PS 3 - PDAM 6 - -
PS 4 - RS 2 2.00 2.00 2.00 2.00
PS 5 1 2.00 2.00 2.00 2.00
Belum
memenuhi
kriteris mutu air
sasaran kelas 1
50
DICOBA LAGI :
• DI TAMBAH MENURUNKAN BEBAN HANYA
DARI NON POINT SOURCE (konsentrasi PS
diturunkan) hasilnya sbb :
Jarak dr
NON POINT DEBIT BOD DEBIT BOD
Titik Nol
SOURCE (m3/dt) (mg/lt) (m3/dt) (mg/lt)
(Hilir)
WPD1L 10.00 2.3240 5.00 2.3240 1.25
WPD1R 10.00 0.7000 5.00 0.7000 1.25
WPD2L 7.81 0.9550 10.00 0.9550 2.5
WPD2R 7.81 0.9510 5.00 0.9510 1.25
WPD3L 6.04 0.7180 5.00 0.7180 1.25
WPD3R 6.04 0.8000 15.00 0.8000 3.75
WPD4L 1.70 1.0280 15.00 1.0280 3.75
WPD4R 1.70 3.12 5.00 3.12 1.25
WPD5L 0.05 0.99 5.00 0.99 1.25
WPD5R 0.05 1.84 5.00 1.84 1.25
Tetap Belum
DITAMBAH TIDAK memenuhi
BOLEH ADA kriteris mutu air
PENGAMBILAN AIR sasaran kelas 1
DARI SUNGAI
51
DICOBA LAGI
• KUALITAS AIR DIHULU HARUS MEMENUHI
MUTU AIR SASARAN KELAS 1 (Konsentrasi di
hulu (headwater) = 2 mg/lt)
Ada penurunan
tetapi Belum
memenuhi
kriteris mutu air
sasaran kelas 1,
daya tampung
masih terlampui
52
DICOBA LAGI
• KUALITAS AIR DIHULU HARUS MEMENUHI
MUTU AIR SASARAN KELAS 1 DAN DEBIT
DINAIKAN 2 X
Ada penurunan
tetapi Belum
memenuhi
kriteris mutu air
sasaran kelas 1,
daya tampung
masih terlampui
53
DICOBA LAGI
• KUALITAS AIR DIHULU HARUS MEMENUHI MUTU
AIR SASARAN KELAS 1 DAN DEBIT SESUAI
PENGUKURAN
• NPS DITURUNKAN 50 %
memenuhi
kriteris mutu air
sasaran kelas 1,
daya tampung
TIDAK terlampui
54
• Ulangi untuk langkah untuk mendapatkan
perhitungan daya tampung
55