Anda di halaman 1dari 13

PENUGASAN MANDIRI

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN


BERBASIS KEBANGSAAN

Disusun oleh:
Nama

: Lukman Hakim

NIM

: 14./364891/GE/07736

Program Studi

: Kartografi dan Penginderaan Jauh

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2014

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan yang sama erat dengan
misi pembangunan nasional, terutama untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan
wilayah, pertahanan keamanan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat di
wilayah perbatasan. Paradigma baru, pengembangan wilayah perbatasan adalah
dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi inward looking menjadi outward looking sehingga wilayah tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga. Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam
mendukung keberhasilan pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh karakteristik
kegiatan antara lain: mempunyai dampak penting bagi kedaulatan negara, merupakan
faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
sekitarnya, mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang
dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan dengan wilayah maupun antar
negara, mempunyai dampak terhadap kondisi pertahan dan keamanan, baik skala
regional maupun nasional.
Wilayah perbatasan Indonesia umumnya masih merupakan daerah tertinggal
dengan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas.
Implikasinya, daerah perbatasan masih menghadapi permasalahan dalam hal: aspek
ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek pertahanan dan
keamanan. Salah satu yang mendapat perhatian serius dalam menanggulangi
permasalahan di daerah perbatsan adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) daerah perbatasan.
Hal ini disebabkan, selama ini pembagunan di wilayah perbatasan hanya
ditinjau dari aspek ekonomi saja, bukan sebagai masalah kebangsaan. Padahal, aspek
kebangsaan adalah faktor penting yang bisa menjadi kunci mengatasi masalah daerah
perbatasan yang sulit dipecahkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah
pendidikan kebangsaan dalam bentuk wawasan kebangsaan untuk menanamkan
kesadaran, sikap dan perilaku cinta tanah air yang tinggi. Wawasan kebangsaan
mengacu pada pengertian pengenalan, pemahaman, kesadaran, dan sikap terhadap

pilar kehidupan berbangsa dan bernegara diiringi dengan langkah nyata dari
pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengembangkan daerah perbatasan
melalui berbagai kebijakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran wawasan kebangsaan dalam pembangunan daerah perbatasan
2. Bagaimana langkah konkret dalam mengimplementasikan wawasan kebangsaan
untuk membangun daerah perbatasan
D. MANFAAT PENULISAN
Karya tulis ilmiah ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoretis maupun
praktis. Secara teoretis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi tentang upaya
perbaikan moral remaja Indonesia. Sementara untuk manfaat praktis dari karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai media edukasi bagi masyarakat mengenai cara cerdas untuk membentuk
generasi muda yang bermoral.
2. Sebagai masukan bagi semua pihak, baik internal maupun eksternal untuk bahan
koreksi diri demi mewujudkan generasi masa depan Indonesia yang bermoral.
C. METODE PENULISAN
Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan beberapa metode dalam
pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang terkumpul penulis dapatkan
melalui studi pustaka. Studi pustaka dilakukan oleh penulis dengan mengakses
informasi di internet, esai, buku, karya tulis, skripsi, tesis, dan tulisan ilmiah populer
lain terkait wawasan kebangsaan dan pembangunan daerah perbatasan.
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi
kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal. Data tersebut diolah
menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk rangkaian paragraf yang
disusun secara padu. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah memahami materi
yang penulis disajikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Wawasan Kebangsaan
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara
melihat.Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan
sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari
rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi
situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses
perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau
Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan
perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.
Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam
konsepsi

Wawasan

Kebangsaan

atau

Wawasan

Nasional

Indonesia

akan

menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi
dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini
berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga
terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia.
Wawasan Kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang
memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air
(laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup
segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam.
Wawasan Kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang
merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia. Sebagai satu kesatuan
negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah
satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan kebangsaan memiliki landasan


Ideal berupa Pancasila dan landasan Konstitusional berupa UUD 1945.
B. Daerah Perbatasan
Menurut UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, Kawasan
Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah
Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan.
Pengertian daerah perbatasan bisa berarti suatu wilayah yang berada di
perbatasan antar daerah dalam satu negara, atau daerah yang berada di perbatasan
antar negara. Pada wilayah seperti ini komunikasi atau interaksi antar penduduk di
dua daerah atau dua negara yang berbatasan biasanya cukup intensif. Pengertian
daerah perbatasan menurut UU no. 26 Tahun 2007 (Dr. Suprayoga Hadi, Bappenas,
Maret 2010), adalah wilayah kabupaten/kota yang langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan negara meliputi kawasan perbatasan darat
dan kawasan perbatasan laut termasuk pulau-pulau kecil terluar. Sedangkan pulau
kecil terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua
ribu kilometer persegi) yang yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan
sesuai dengan hukum internasional dan nasional. Di 38 Kabupaten/kota perbatasan
prioritas terdapat 60 pulau dari keseluruhan 92 pulau kecil terdepan (65 %); 20 pulau
berpenghuni dan 40 lainnya tidak berpenghuni.
Kebijakan pembangunan wilayah perbatasan di Indonesia saat ini berubah
orientasinya, dari inward looking menjadi outward looking sebagai pintu gerbang
aktivitas

ekonomi

dan

perdagangan

dengan

negara

tetangga.

Sedangkan

pendekatannya selain keamanan, juga pendekatan kesejahteraan. Terkait dengan hal


program-program bidang kesejahteraan sosial (Kementerian Sosial) untuk wilayah
perbatasan kurun waktu tahun 2010 - 2014 meliputi: 1) Penanggulangan kemiskinan;
2) Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, yang berfokus pada permukiman dan
penyediaan infrastruktur; 3) Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar Bagi PMKS
termasuk Anak, Lansia dan Paca

BAB III
PEMBAHASAN

A. Peranan Wawasan Kebangsaan dalam Membangun Daerah Perbatasan


Wawasan Kebangsaan merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam
rangka mencapai dan mewujudkan tujuan nasional. Wawasan Kebangsaan dalam
paradigma nasional dapat dilihat dari hirarkhi paradigma nasional sebagai berikut

Pancasila (dasar negara) => Landasan Idiil


UUD 1945 (Konstitusi negara) => Landasan Konstitusional
Wasantara (Visi bangsa) => Landasan Visional
Ketahanan Nasional (KonsepsiBangsa) => Landasan Konsepsional
GBHN (Kebijaksanaan Dasar Bangsa) => Landasan Operasional
Wawasan kebangsaan memiliki peran sebagai pedoman, motivasi, dorongan

serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan


dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Tujuan Wawasan Kebangsaan adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa/daerah.
Dalam konteks daerah perbatas ini, pemerintah telah merespon terhadap
wilayah perbatasan, saat ini di beberapa provinsi dan kabupaten perbatasan telah
membentuk lembaga khusus yang bertugas dalam pengembangan wilayah
perbatasan. Di lingkungan Kementerian Sosial sendiri dikembangkan pola
konsentrasi pembangunan kesejahteraan sosial, pada mana masing-masing unit
terkait mencurahkan program pengembangan wilayah perbatasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Apabila rencana dan program seperi disebutkan pada uraian di
atas dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah
perbatasan, maka diharapkan semua wilayah perbatasan dapat menjadi show
window bagi Indonesia.

Masalah Kesejahteraan Sosial


Masalah kesejahteraan sosial berkaitan erat dengan keadaan berfungsinya
perorangan, keluarga, kelompok, masyarakat atau lembaga sosial. Orang yang

bermasalah adalah orang yang mengalami hambatan untuk mewujudkan nilai-nilai


kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Menurut salah satu
pakar kesejahteraan sosial, yaitu Teare & Mc Pheeters, Social welfare problem is an
alternation in the status of functioning (movement toward disfunction) of individual,
groups, or institution, in one or more domains of living, brought about or made worse
by any one or several obstacles to optimum functioning (Du Bois B & Miley, 2005)
Faktor penyebab masalah tersebut baik internal maupun eksternal. Faktor
internal bersumber dari perorangan, kelompok atau masyarakat sendiri, seperti
tingkat pendidikan yang rendah, tidak punya keterampilan, pemilikan aset (tanah,
barang-barang produktif lainnya) yang kurang, melemahnya modal sosial dan
lainnya. Faktor eksternal, antara lain bersumber pada sistem sosial yang secara
potensial menimbulkan ketimpangan struktural dalam masyarakat, dan menyebabkan
mereka bermasalah, seperti karena kesempatan, dan peraturan-peraturan yang tidak
memfasilitasi masyarakat.
Faktor eksternal lainnya, termasuk intervensi pemerintah, lembaga pemerintah,
dan pengusaha swasta. Menurut Dove (dikutip oleh Indah dkk, 2006) bahwa
intervensi program dari pemerintah yang pada awalnya bertujuan intervensi
pemecahan masalah, ternyata justru menyebabkan ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah, dan/atau menimbulkan suatu jenis masalah yang sebelumnya
tidak ada dalam masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai cara sendiri dalam
mengatasi masalahnya melalui pengelolaan sumber-sumber pendukung lembaga
tersebut. Atau dengan menerima uluran tangan pihak luar (pemerintah atau swasta)
untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya. Secara potensial setiap
masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial
yang ada pada diri mereka. Menurut Kuntjaraningrat, kemampuan setiap lembaga
sosial untuk melindungi masyarakatnya dari setiap masalah kesejahteraan sosial
ditentukan oleh norma, kelakuan berpola, peralatan dan anggota masyarakat
pendukung lembaga tersebut (Koentjaraningrat, 2004)
Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Chamber (Edy Suharto, 2005) pemberdayaan sebagai paradigma baru
pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and

sustainable. Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk

mencegah proses

pemiskinan lebih lanjut (safety net), tetapi juga keberlanjutan pembangunan dalam
masyarakat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu
yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan. Suatu masyarakat yang mempunyai kualitas SDM yang cukup
memadai, akan memiliki keberdayaan yang tinggi. Selain itu nilai-nilai intrinsik
dalam masyarakat juga menjadi sumber keberdayaan, seperti kekeluargaan, dan
kegotongroyongan.

Keberdayaan

masyarakat

adalah

unsur

dasar

yang

memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis


mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Dalam kerangka pikiran itu, upaya
memberdayakan masyarakat haruslah pertama-tama dimulai dengan menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.
Pemberdayaan adalah upaya untuk mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
Selanjutnya, upaya itu harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki oleh masyarakat. Dalam kerangka demikian diperlukan langkah-langkah
positif, dan tidak hanya menciptakan iklim dan suasana. Upaya ini meliputi langkahlangkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta
pembukaan akses kepada berbagai peluang (opportunities) yang membuat
masyarakat menjadi makin berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.
Peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsur penting dalam pemberdayaan.
Dengan dasar pandang demikian, maka pemberdayaan masyarakat amat erat
kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan demokrasi.
Dalam kerangka pemikiran tersebut di atas, upaya pemberdayaan masyarakat
harus dilakukan melalui tiga dimensi, yaitu: (1) Menciptakan situasi atau iklim sosial
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik
tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Upaya adalah dengan mendorong (encourage),
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran (awareness) tentang potensi yang

dimiliki; (2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(strengtening). Penguatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut
penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai
peluang (opportunities) yang membuat masyarakat menjadi makin berdaya; (3)
Memberdayakan mengandung pula arti melindungi (protecting). Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, karena kurang
berdaya dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, dalam konsep pemberdayaan
masyarakat, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar
sifatnya. Apakah berupa advokasi sosial, atau dukungan peraturan perundangan yang
memihak golongan lemah.
Upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya melibatkan intervensi dari luar,
tetapi melibatkan pula potensi dan sumber daya masyarakat yang mungkin untuk
dikembangkan. Upaya pemberdayaan haruslah responsif terhadap permasalahan dan
kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain bahwa upaya
pemberdayaan dapat dirancang dengan baik apabila didukung oleh data dan
informasi yang akurat tentang kondisi obyektif suatu masyarakat.
Hingga kini data dan informasi tentang kondisi daerah perbatasan masih sangat
terbatas. Banyak hal yang belum terpapar secara jelas dan lengkap tentang kondisi
daerah perbatasan, baik menyangkut permasalahan kesejahteraan sosial, sumber
daya, maupun kebutuhan masyarakatnya. Oleh karena itu pemerintah pusat maupun
daerah masih mengalami hambatan dalam merumuskan kebijakan, dan merancang
program yang responsif terhadap kondisi permasalahan daerah perbatasan. Untuk itu
maka studi awal tentang daerah perbatasan menjadi penting, sebelum dirumuskan
kebijakan mapun rancangan program yang responsif sesui dengan kondisi yang ada
Tidak hanya itu, segala bentuk respon dan tindakan dalam mengembangkan
suatu tatanan kebijakan baik dari tuingkat pusat maupun daerah harus berdasar pada
aspek kebangsaan dengan mengutamakana kepentingan kesejahteraan sosial
masyarakat, bukan hanya mengacu pada keuntungan ekonomi belaka. Wawasan
Kebangsaan ini berfungsi sebagai landasan paradigma pembangunan yang memang
seharusnya dijalankan dalam rangka menyejahterakan masyarakat baik s=dari segi
ekonomi, sosial, dan budaya sehingga masyarakat memiliki sebuah integritas yang
tinggi akan NKRI meski wilayahnya yang berbatasan dengan negara lain.

B. Implementasi Wawasan Kebangsaan


Penerapan Wawasan Kebangsaan harus tercermin pada pola pikir, pola sikap
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

Wawasan Kebangsaan sebagai Pancaran Falsafah Pancasila


Wawasan kebangsaan menjadi pedoman bagi upayamewujudkan kesatuan
aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuandan keutuhan

bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.


Wawasan Kebangsaan dalam Pembangunan Nasional
Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan

iklim

penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang


kuat, aspiratif, dipercaya.
Implementasi secara nyata yang bisa dilakukan adalah melalui berbagai sektor,
diantaranya
o Implementasi dalam kehidupan Ekonomi
Adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
o Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya
Adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup
disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.
o Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan
Adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela
negara pada setiap WNI
Diperlukan kesadaran Warga Negara Indonesia untuk mengerti, memahami,
menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan warganegara
dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia serta mengerti, memahami,
menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam menyelenggarakan
kehidupan memerlukan konsepsi wawasan kebangsaan sehingga sadar sebagai
warga negara yang memiliki cara pandang. Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan
sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah.
Menghadapi era globalisasi, akan ada banyak tantangan bangsa Indonesia untuk
melakukan pembangunan tanpa terkecuali pembangunan di daerah perbatasan
diantanya

adalah

ancaman

bahaya

laten

terorisme,

komunisme

dan

fundamentalisme. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku


bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh
pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga
oleh pandangan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong
royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan
kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling
berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini
dari keterpurukan dan krisis multidimensi.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persoalan di daerah perbatasan yang selama ini dialami Indonesia secara
berlarut-larut tidak semata-mata hanya merupakan permasalahan ekonomi, sosial,
dan politik belaka, namun juga menyangkut pesoalan kebangsaan yang sangat perlu

mendapat perhatian. Segala bentuk respon dan tindakan dalam mengembangkan


suatu tatanan kebijakan baik dari tuingkat pusat maupun daerah harus berdasar pada
aspek kebangsaan dengan mengutamakana kepentingan kesejahteraan sosial
masyarakat. Di sinilah peran wawasan kebangsaan sebagai landasan paradigma
pembangunan yang memang seharusnya dijalankan dalam rangka menyejahterakan
masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya sehingga masyarakat
memiliki sebuah integritas yang tinggi akan NKRI meski wilayahnya yang
berbatasan dengan negara lain.
B. SARAN
Berdasarkan tulisan yang telah diuraikan, dapat diambil
beberapa saran untuk membantu meningkatkan pembangunan di
daerah perbatasan berdasarkan aspek kebangsaan, diantaranya
1. Pemerintah khususnya dinas-dinas

yang berkaitan dengan

daerah perbatasan untuk mengkaji ulang kebijakan yang


diterapkan di wilayah perbatasan agar selaras dengan aspek
kebangsaan yang mengutamakan kepentingan masyarakat.
2. Seluruh warga negara Indonesia agar hendaknya selalu
menjaga rasa nasionalisme, menjunjung tinggi harkat dan
martabat bangsa, bahwa Indonesia adalah satu dengan
integritas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Daerah Perbatasan Mengalami Krisis Kebangsaan. (artikel online)
http://fikom.tarumanagara.ac.id/tri-darma/community-service/295-daerahperbatasan-mengalami-krisis-kebangsaan.html (diakses Sabtu, 6 Desember
2014 pukul 11.00 WIB)

Djalal Hasjim. 2012. Wawasan Kebangsaan Dan Sistim Keamanan Perbatasan Demi
Keutuhan Bangsa Dan Negara. (artikel online) http://belanegarari.com/2012/
04/24/wawasan-kebangsaan-dan-sistim-keamanan-perbatasan-demi-keutuhanbangsa-dan-negara/ (diakses Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 11.00 WIB)
Eddy, Sianturi, dan Nafsiah. 2011. Strategi Pengembangan Perbatasan Wilayah
Kedaulatan

NKRI

(artikel

online).

http://balitbang.kemhan.go.id/

q=content/strategi-pengembangan-perbatasan-wilayah-kedaulatan-nkri (diakses
Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 11.00 WIB)
Saudah. Wawasan Kebangsaan. (makalah online). https://www.academia.edu/6370541/
Wawasan_kebangsaan (diakses Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 11.00 WIB)
Sutaat. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Perbatasan Antar Negara. (jurnal
online).http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/de61f2970a85f3e92daf9cfd
7a43cbe9.pdf. (diakses Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 11.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai