0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
93 tayangan14 halaman
Neural tube defect (NTD) adalah malformasi kongenital yang terjadi karena kegagalan penutupan tabung saraf pada embrio, sehingga sumsum tulang belakang tidak tertutup. Faktor risiko NTD antara lain infeksi, toksin, multiparitas, usia ibu, gangguan metabolik dan vitamin, obat-obatan, kelainan genetik, riwayat kehamilan sebelumnya, status gizi ibu, dan demam tinggi pada awal kehamilan. Manifestasi klinis NT
Neural tube defect (NTD) adalah malformasi kongenital yang terjadi karena kegagalan penutupan tabung saraf pada embrio, sehingga sumsum tulang belakang tidak tertutup. Faktor risiko NTD antara lain infeksi, toksin, multiparitas, usia ibu, gangguan metabolik dan vitamin, obat-obatan, kelainan genetik, riwayat kehamilan sebelumnya, status gizi ibu, dan demam tinggi pada awal kehamilan. Manifestasi klinis NT
Neural tube defect (NTD) adalah malformasi kongenital yang terjadi karena kegagalan penutupan tabung saraf pada embrio, sehingga sumsum tulang belakang tidak tertutup. Faktor risiko NTD antara lain infeksi, toksin, multiparitas, usia ibu, gangguan metabolik dan vitamin, obat-obatan, kelainan genetik, riwayat kehamilan sebelumnya, status gizi ibu, dan demam tinggi pada awal kehamilan. Manifestasi klinis NT
Linda Masruroh (131711133060) NEURAL TUBE DEFECT (NTD) : DEFINISI Neural Tube defect atau kecacatan tabung saraf adalah malformasi kongenital yang paling umum dan mempengaruhi pusat sistem saraf karena kegagalan penutupan tabung saraf sehingga sumsum tulang belakang tidak tertutup atau terlindungi penutup tulang belakang. Karena konisi ini terjadi saat embriogenesis dan membuat bayi sangat rentan terhadap infeksi serta trauma. (Shiitu dkk, 2017) Neural Tube Defects (NTD) are one of the most common and most serious developmental disorders of the fetus and the newborn. The neural tube is a transient structure formed during embryonic development of the central nervous system which consists of the brain and spinal cord. (Pogorski, 2017) ETIOLOGI Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya NTD yaitu : 1. Infeksi (toksoplasmosis, rickettsia); 2. toksin; 3. multiparitas; 4. usia ibu (Satyanegara, 2010); 5. kelainan metabolik seperti gangguan keseimbangan hormon, diabetes, defisiensi mineral dan vitamin (terutama folat) (Boyles et al, 2006); 6. obat-obatan (golongan aminopterin, analgesik, klomifen, anti kejang, sulfonamid, asam valproat) (Meethal et al, 2013); 7. kelainan genetik (Zhang et al, 2013); 8. riwayat kehamilan sebelumnya dengan defek tabung saraf (Arth et al, 2015); 9. status gizi ibu overweight/obes (Leddy et al, 2008; Rasmussen et al, 2008; Stothard et al, 2009); 10. demam tinggi pada awal kehamilan (hipertermia) (Copp & Greene, 2014; Sudiwala et al, 2016) KLASIFIKASI 1. NTD terbuka - Anenchephaly : Terletak pada daerah kepala, yaitu pada tabung saraf terdekat yang ditandai oleh tidak adanya sebagian besar otak. Tengorak dan kulit kepala. Bayi yang dilahirkan dengan kondisi ini biasanya tidak memiliki otak besar dan otak depan sehingga buta, tuli dan tidak sadar - Encephaloceles : Isi dalam kranial menonjol keluar di luar batas normal tengkorak karena cacat calvarium. Hal ini diidentifikasi melalui hernia pada meninge dan otak, cacat terjadi di garis tengah kranial atau di dasar tengkorak. - Myelomeningocele : kegagalan penutupan tabung saraf spinal, terutama di daerah lumbosakral dan melibatkan lapisan di bawahnya yang mencakup sumsum tulang belakang, akar saraf, tubuh vertebral, meninges, dan kulit. Kantung meningeal ditemukan di medula spinalis terbuka, hernia karena defek vertebra; dan dapat disebut spina bifida cystica. Dalam kasus myeloceles, lesi datar terjadi di sumsum tulang belakang terbuka. - Craniorachischisis : Penutupan tabung saraf sama sekali tidak ada dalam penyakit ini, yang mempengaruhi otak dan tulang belakang. Kejadian neurulasi awal pada embrio awal gagal, menghasilkan craniorachischisis. KLASIFIKASI 2. NTD tertutup - Diplomyelia : Terjadi duplikasi sisi atau sisi anteroposterior medula spinalis. - Diastematomyelia : Medula spinalis secara longitudinal dibagi menjadi dua bagian yang biasanya tidak sama dengan septum garis tengah, memanjang hingga 10 segmen torakolumbalis. - Hydromyelia : Terjadi overdistensi kanal sentral. - Lipomeningocele : Deposisi jaringan lemak terjadi bersama dengan sumsum tulang belakang disrafik. - Spina bifida occulta : Cacat komponen tulang posterior dari kolom vertebral terjadi tanpa melibatkan tali pusat dan meninges. (Rana dkk, 2017) PATOFISIOLOGI Terdapat beberapa teori yang mendasari penyebab munculnya NTD yaitu : 1. Menurut teori developmental arrest, terhentinya proses penutupan tabung saraf embrio merupakan salah satu mekanisme terjadinya NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia. 2. Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD 12 disebabkan oleh peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan serebrospinal yang berlebihan yang mungkin menimbulkan celah atau defek pada tabung saraf (teori hidrodinamik). 3. Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama dari penutupan tabung saraf embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan tabung saraf yang telah tertutup dapat membuka kembali (teori neuroskisis). 4. Pada teori herniasi sekunder juga menjelaskan NTD terbentuk pada stadium perkembangan bayi yang sudah lanjut (Satyanegara, 2010). Pada studi eksperimental menjelaskan bahwa cacat pasca penutupan relatif terjadi dalam onset yang lambat dan mungkin terjadi selama jangka waktu selama perkembangan. Sebagian besar sumber menggambarkan NTD sebagai kelainan perkembangan tunggal dan mekanisme patogenetiknya merupakan akibat langsung dari penutupan kegagalan tabung saraf. Namun harus diketahui bahwa NTD sebagai bagian dari kesalahan perkembangan yang mempengaruhi tidak hanya tabung saraf tetapi juga meninges, struktur kerangka aksial dan beberapa organ non-neural. Mielomeningokel hampir selalu dikaitkan dengan malformasi Chiari II. Dalam sebuah studi mengatakan gejala tambahan timbul sebagai akibat induksi mekanik oleh gangguan spesifik dari tabung saraf dan jaringan sekitarnya (Padmanabhan, 2006). WOC MANIFESTASI KLINIS Manifestasi atau gejala klinis yang muncul pada penderita NTD berbeda – beda bergantung pada daerah saraf yang mengalami malformasi meliputi : - Ketidaksempurnaan atau bentuk kepala yang berbeda atau asimetris - Tidak ditemukan tulang tengkorak bagian atas - Bayi mengalami kebutaan, tuli bahkan tidak sadar - terdapat benjolan didaerah lumbosakral yang semakin besar sejak lahir, umumnya berada di garis tengah, atau bahkan di belakang leher - benjolan umunya dilapisi kulit dan licin, dapat tegang maupun normal atau lunak - Hipertelorisme - Retardasi mental PEMERIKSAAN PENUNJANG - Pemeriksaan penunjang alfa feto protein (AFP) pada cairan amnion atau pada darah ibu dapat dilakukan khususnya pada minggu ke-15 sampai minggu ke-20. Kadar AFP serum normal pada ibu hamil adalah dibawah 500 ng per ml - Transluminasi atau penyinaran lampu pada benjolan untuk melihat adanya myoencephalokel - Pemeriksaan foto polos - CT scan dan USG - Biopsi histopatologi (Satyanegara, 2010) PENATALAKSANAAN Tindakan operasi dapat dilakukan sedini mungkin bila penderita layak menjalaninya. Pada penderita dengan tanda-tanda infeksi (terutama pada open NTD) maka perlu dilakukan perawatan lokal dan pemberian antibiotik dosis tinggi (Satyanegara, 2010). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NTD DAFTAR PUSTAKA Analia. 2017. Perbandingan Efek Pemberian Asam Folat Selama Kehamilan Terhadap Kejadian Neural Tube Defects (Ntd) Pada Fetus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Sprague Dawley. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Diakses melalui http://digilib.unila.ac.id/25290/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf pada 27 Agustus 2019 Dewanti. 2013. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Spina Bifida Di Ruang Bedah Anak Lantai III Utara Rsup Fatmawati. Depok. Perpustahaan Universitas Indonesia. Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351588-PR-Dewanti.pdf pada 27 Agustus 2019 Rana, dkk. 2017. Neural Tube Defects, Its Etiology: Environmental Exposures and Genes, Possible Risk Factors. Untarakhand. Journal of Pharmaeutical Sciences an Research. Diakses melalui file:///C:/Users/asus/Downloads/jpsr09021710.pdf pada 27 Agustus 2019 Botto, dkk. 2013. Neural-Tube Defects. Chicago. University of Chicago Libraries. Diakses melalui https://pedclerk.uchicago.edu/sites/pedclerk.uchicago.edu/files/uploads/botto.pdf paa 27 Agustus 2019 Shiitu. 2017. Neural Tube Defects, Risk Factors and Prevention: A Review. Serdang. Journal of Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences University Putra Malaysia. Diakses melalui https://www.jpcbs.info/2017_5_4_01_%20Bello%20Sirajo.pdf pada 27 Agustus 2019 Podgórski, dkk. 2017. Neural tube defects: risk factors and prevention. Rzeszów, Polandia. European Journal of Clinical and Experimental Medicine. Diakses melalui https://pdfs.semanticscholar.org/6818/6bc597c82ae9b0671db549819cc7811ddea1.pdf pada 27 Agustus 2019
KARYA TULIS ILMIAHASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y DENGAN KASUS MALARIA DI RUANG MELATI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2012OLEHRINA FEBRIYANINIM: 20091048