PENGAMALAN
PANCASILA
PANCASILA
• Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau
Eka Prasetya Pancakarsa merupakan panduan pengamalan Pancasila
dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru (1966-1998).
• P4 diatur TAP MPR No. II/MPR/1978 = 36 butir pengamalan Pancasila
• TAP MPR No. II/MPR/1978 dicabut dengan TAP MPR No. XVIII/MPR/1998
• TAP MPR No. I/MPR/2003 = 45 butir pengamalan Pancasila.
Ketuhanan Yang Maha Esa
SMART
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
1. Tidak boleh sewenang-wenang/kurang bermartabat terhadap sesame, sebab manusia mempunyai
hak asasi yang sama.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
1. Menghargai perbedaan, kita perlu menyadari bahwa kita hidup memang berbeda-beda dari suku,
ras, maupun agama yang berbeda jadi perbedaan itu memang ada.
2. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam konteks kemanusiaan, persamaan derajat.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
1. Tidak boleh menyakiti sesama manusia agar tercipta hidup yang rukun.
2. Mendengarkan dan berusaha memberi solusi jika ada orang lain yang bercerita tentang masalah
mereka.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
SMART
SMART
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
1. Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama memperoleh pendidikan.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
1. Tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain apalagi melakukan penyuapan.
2. Penyuapan tindakan memaksa melakukan sesuatu sesuai keinginan penyuap kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
1. Ketika ada perbedaan perlu diutamakan aspek bermusyawaran, tidak boleh menang sendiri.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
1. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
2. Jangan sampai musyawarah dilakukan hanya untuk memenangkan kepentingan pribadi atau
golongan saja.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
1. Ketia perlu patuh, menerima, dan hormat terhadap suatu keputusan yang telah disepakati secara
mufakat.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
1. Melaksanakan hasil musyawarah bersama dengan rasa penuh tanggung jawab.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
1. Dalam bermusyawarah tidak memihak karena kepentingan pribadi atau golongan tapi berihpak
pada kepentingan bersama.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
1. Bermusyawara kita perlu dalam keadaan dingin dan tidak emosi.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
SMART
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
1. Bersifat sewajarnya terhadap sesama, jangan membeda-bedakan orang lain apalagi melakukan
menindasan atau pemerasan.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
1. Bersikap hemat dan tidak boros (hedonism)
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
1. Tidak membuat susah tetangga karena membangun pabrik di tanah sendiri tapi limbah nya
mencemari daerah sekitar dan merugikan tetangga.
9. Suka bekerja keras.
1. Hidup jangan banyak mengeluh, perlu kerja keras dan cerdas, pantang menyerah.
2. Memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan memberi kepada orang yang membutuhkan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
1. Tidak boleh mengklaim hak cipta orang lain, jika menggunakan karya orang perlu disertakan
sumber atau nama pengarangnya.
2. Mengunakan softwere bajakan.
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
1. Melakukan kegiatan yang yang mendukung kemajuan bangsa seperti ikut serta dalam bela negara,
gotong royong, kerja bakti, dan lain sebagainya.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
SMART