Anda di halaman 1dari 16

Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Dan Makna Beserta Sejarahnya Secara Lengkap

By bitarPosted on 26/12/2016

Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Dan Makna Beserta Sejarahnya Secara Lengkap – Jika kamu
orang indonesia pasti anda tahu semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika ?? Semboyan dari Bhinneka
Tunggal Ika yaitu “berbeda-beda tapi tetap satu jua”. Tapi apakah anda tahu dari pengertian, fungsi,
sejarah, dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali karena
disini akan mengulas secara lengkap.

bhinneka-tunggal-ika

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno
yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya,
secara harfiah, jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka
ragam tetapi masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu
Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M.

Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi diwilayah Indonesia, dengan keberagaman
penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan
kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia
bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kutipan yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan
Empu Tantular yang ditulis atau dikarang pada tahun ke-14 Masehi atau lebih tepatnya pada zaman
Kerajaan Majapahit yang notabene menganut kepercayaan Hindu. Empu Tantular adalah seorang
penganut Budha pada masa Majapahit, tapi itu tidak membuat hidupnya menjadi tidak aman atau tidak
tentram. Sebaliknya, Empu Tantular menjalani suatu kehidupan yang aman dan tentram di bawah
kepercayaan Hindu yang dianut oleh kerajaan. Dalam kitab tersebut, Empu Tantular menulis “Rwaneka
dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa
kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha
dan Siwa (Hindu) adalah zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina(Buddha) dan Siwa yaitu
tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua).

Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi saat dimulainya suatu proses persiapan kemerdekaan
Indonesia. Saat itu, Ir.Soekarno bersama dengan Muhammad Yamin, dan I Gusti Bagus Sugriwa
membuat diskusi kelompok kecil di sela-sela sidang BPUPKI perihal dalam mempersiapkan kesiapan-
kesiapan untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Sesudah beberapa tahun kemudian, ketika para tokoh bangsa yang sudah memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia berembuk untuk merancang lambang Negara, maka timbullah ide untuk
memasukkan semoyan Bhinneka Tunggal Ika ke dalam lambang tersebut. Maka jadilah, pada lambang
burung garuda, pada kaki burung tersebut, terdapat tulisan Bhinneka Tunggal Ika.

Secara resmi, lambang burung Garuda beserta tulisan Bhinneka Tunggal Ika tersebut dipakai pada saat
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh wakil presiden saat itu, yaitu Mohd.Hatta
pada tanggal 11 Februari 1950. Lambang ini disahkan yang berdasarkan usulan dari Sultan Hamid 2 dan
Muh.Yamin. sebenarnya, banyak sekali yang mengusulkan rancangan lambang dari tokoh-tokoh saat itu,
tetapi yang terpilih yaitu rancangan yang dibuat oleh Sultan Hamid beserta Muh.Yamin.

Sebenarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lebih bermanifestasi kepada keadaan kepercayaan atau
agama pada masa itu. Empu Tantular dalam kitabnya, menceritakan kata-kata itu untuk
menggambarkan keadaan damai yang dirasakan meskipun terdapat perbedaan kepercayaan. tapi, oleh
para tokoh bangsa, semboyan ini diberikan penafsiran baru untuk memenuhi permintaan kondisi akan
zaman tersebut. Indonesia yang beraneka ragam tetapi bersatu padu, dianggap sesuai dengan makna
semboyan tersebut.

Para Founding Fathers yang kebanyakan beragama Islam pada saat itu, terlihat sangat toleran terhadap
usulan semboyan yang diusulkan oleh Muh.Yamin. watak inilah yang menjadi cerminan rakyat Indonesia
yang sangat toleran terhadap keanekaragaman yang ada. Rakyat Indonesia sudah mengenal aneka
ragam suku bangsa, ras, kepercayaan jauh sebelum agama-agama datang dan masuk ke Indonesia.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika


Bangsa Indonesai sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah menampilkan
perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada dipakai untuk membentuk suatu Negara
yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa,
agama, bahasa, menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat.
Sejarah mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai macam suku turut
serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan mengambil peran masing-masing.

Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah menyadari
tantangan yang harus dihadapi oleh karena kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman
menjadi sebuah realitas yang tidak bisa dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang
diperbuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa cita-cita bangsa akan
terwujud dengan keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an adalah sebuah hakikat realitas yang sudah ada
dalam bangsa Indonesia, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan
inilah yang menjadi jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta
menunjukkan kebesarannya di mata dunia.

Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh
sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati
kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita dapat saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran
suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri
rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

1. Common Denominator

Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah.
Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk
saling mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-
perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain
kita haruslah mencari sebuah persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di
Indonesia dapat hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam
perbedaan tersebut.
Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia, seperti adat dan
kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui
konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala macam perbedaan tersebut
tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif

Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling
benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif
haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif
sudah terbentuk, maka akan banyak suatu konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan,
sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling
memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok minoritas ke
dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas juga
tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku semu dan
kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya rasa
cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesame.
Karena dengan cara inilah, keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada
bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang bisa
membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila terdapatnya sikap toleran,
saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika

Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen mematuhi
prinsip-prinsip yang sudah disebutkankan di atas. Yakni :

1. Perilaku Inklusif

Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas,
sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan
bersama lebih diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan
bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok
mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik

Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia adalah
bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh
bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi
disintegrasi di dalam bangsa.

Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah yang tidak
sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal
mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya terciptanya masyarakat yang tenteram
dan damai.

3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan
diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan
pendapatnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang
haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk
dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan
bersama. Sifatnya konvergen haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan
bernegara, jauhkan sifat divergen.

4. Musyawarah untuk Mufakat

Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan
diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu
kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam
musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam
kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok.

5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela
berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk
dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena
hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan.
PENGERTIAN DAN MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

Posted By Aina Mulyana »

Saturday, November 25, 2017

Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.
Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda
tetapi tetap satu”. Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau
berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata
"aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kataika berarti "itu". Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi
pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk
menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Lambang
negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut
pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher
Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di
atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak,
yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang
negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035).
Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan
Pemerintah No. 43/1958

Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan
Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa
masuknya ketentuan mengenai lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan mengenai bendera negara dan bahasa
negara yang telah ada sebelumnya merupakan ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna
atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus berubah.Dengan
kata lain, kendatipun atribut itu tampaknya simbolis, hal tersebut tetap penting, karena menunjukkan
identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi
simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi
mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tak terkecuali bangsa dan negara
Indonesia.
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka
Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan
kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit

Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna
Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap
adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan

Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta
beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan
perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada
gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah
memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai
kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita
harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli
kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab
itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara
Indonesia tetap terjaga.
PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal Ika sebaga jati diri bangsa sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu sejak
zaman majapahit.Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari
bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap
satu”.Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara kakawinJawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma,
karangan Mpu Tantular semasa kerajaanMajapahit sekitar abad ke-14. Kalimat ini juga sudah dipakai
sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada.

Kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggalberarti "satu".
Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan.Saat Indonesia merdeka oleh para pendiri bangsamencantumkan kalimat Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan bangsa Indonesia yang dapat dilihat padalambang negara Garuda Pancasila
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama
dan kepercayaan.

KEBHINEKAAN DARI BANGSA INDONESIA

Kebhinekaan bangsa Indonesia meliputi

1. Kebhinekaan Mata Pencaharian

Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki kondisi alam yang berbeda-beda, seperti dataran
tinggi/pegunungan maupun dataran rendah/pantai sehingga masyarakat yang tinggal didaerah tersebut
harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam disekitarnya. Kondisi alam juga mengakibatkan
perbedaan mata pencaharian ada yang sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-
lain sehingga kebinekaan mata pencaharian tersebut dapat menjalin persatuan karena satu sama lain
saling membutuhkan

2. Kebhinekaan ras
Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur perdagangan.
Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama,
kesenian maupun budaya. Ras di Indonesia terdiri dariPapua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua,
dengan ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam. RasWeddoid dengan jumlah yang relatif
sedikit, seperti orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan
kecil, kulit sawo matang dan rambut berombak. Selain itu ada Ras MalayanMongoloid berdiam di
sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan ciri-ciri
rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang. Kebhinekaan tersebut tidak
mengurangi persatuan dan kesatuan karena tiap ras saling menghormati dan tidak menganggap ras nya
paling ungul.

3. Kebhinekaan Suku Bangsa

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan. Pulau-pulau terisolasi dan tidak
saling berhubungan. Akibatnya setiap pulau/wilayah memiliki keunikan tersendiri baik dari segi budaya,
adat istiadat, kesenian, maupun bahasa. Adanya kebhinekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat
kaya. Walaupun berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Terbukti dengan
menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan persatuan

4. Kebinekaan agama

Masuknya kaum pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun menjajah membawa misi
penyebaran agama yang mengakibatkan kebinekaan agama di Indonesia. Ada agama Islam, Kristen
Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan. Kebhinekaan agama sangat
rentan akan konflik, tetapi dengan semangat persatuan dan semboyan bhineka tunggal ika konflik
tersebut dapat dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat beragama. Setiap agama tidak
mengajarkan untuk menganggap agamanya yang paling benar tetapi saling menghormati dan
menghargai perbedaan sehingga dapat hidup rukun saling berdampingan dan tolong menolong di
masyarakat

5. Kebhinekaan Budaya

Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.Budaya memiliki tujuan untuk
mengubah sikap dan juga perilaku SDM kearah yang lebih baik. Masuknya kaum pendatang juga
mengakibatkan kebhinekaan budaya di Indonesia sehingga budaya tradisional berubah menjadi budaya
yang modern tanpa menghilangkan budaya asli Indonesia sendiri seperti budaya sopan santun,
kekeluargaan dan gotong royong. Budaya tradisional dan modern hidup berdampingan di masyarakat
tanpa saling merendahkan satu sama lain
6. Gender/jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami, tidak menunjukkan adanya tingkatan.
Anggapan kuat bagi laki-laki dan lemah bagi perempuan, adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai
peran dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan melengkapi. Zaman dahulu kaum perempuan
tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan seringkali tugasnya dibatasi
hanya sekitar rumah saja. Pekerjaan rumah yang itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut
kreatifitas, kecerdasan dan wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak
terampil. Sekarang ini perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, mengembangkan
bakat dan kemampuannya. Banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting dalam jabatan publik

Makna Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa dan negara

Walaupun bangsa kita berbeda dan beragam dalam hal suku bangsa, mata pencaharian, bahasa daerah,
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME, ras/keturunan serta gender tetapi harus tetap berada
dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus dapat menerapkan persatuan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang
lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat,warna kulit dan lain-lain. tanpa
adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika akan terjadi berbagai kekacauan di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang setiap orang akan hanya mementingkan dirinya sendiri atau
daerahnya sendiri tanpa perduli kepentingan bersama.Bila hal tersebut terjadi di negara kita ini akan
terpecah belah, oleh sebab itu marilah kita jaga Bhinneka Tunggal Ika dengan sebai-baiknya agar
persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun haruslah sadar bahwa menyatukan
bangsa ini memerlukan perjuangan yang panjang yang dilakukan oleh para pendahulu kita dalam
menyatukan wilayah Republik Indonesia menjadi negara kesatuan.
Pengertian Bhineka Tunggal Ika Dalam Lambang Negara Garuda Pancasila

Sebagaimana dengan yang di ungkapkan oleh Suhandi Sigit dalam bukunya Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara (2012:196), beliau mengemukakan bahwa ungkapan atau semboyan Bhineka
Tunggal Ika tersebut dapat ditemukan dalam kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad
XIV pada masa Kerajaan Majapahit.

Pengertian Bhineka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Didalam kitab sutasoma tersebut Mpu Tantular menuliskan kalimat “Rwaneka dhatu winuwus Buddha
Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” yang berarti (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu)
merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina(Buddha) dan Siwa adalah tunggal.
Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua).

Sejarah dan Pengertian Bhineka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Perlu kita ketahui pula bahawa Judul resmi dari Kitab Sutasoma tersebut sebenarnya adalah
“Purusadha”.Kitab Sutasoma dirubah oleh Mpu Tantular yakni dalam bentuk kakawin (syair) pada masa
puncak kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun (1350 – 1389). Kitab yang
berupa lembaran-lembaran lontar ini demikian masyhur dalam khazanah sejarah di negeri kita tercinta
ini, mengapa demikian? karena pada pupuh ke-139 (bait V) terdapat sebaris kalimat yang kemudian
disunting oleh para “founding fathers” republik ini untuk dijadikan motto dalam Garuda Pancasila
lambang Negara Republik Indonesia. Bait yang memuat kalimat tersebut selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :

Hyāng Buddha tanpāhi Çiva rajādeva

Rwāneka dhātu vinuvus vara Buddha Visvā,

Bhimukti rakva ring apan kenā parvvanosĕn,


Mangka ng Jinatvā kalavan Çivatatva tunggal,

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab
sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki
makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera,
lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung
Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan IndonesiaSebagaimana dijelaskan dimuka bahwa walaupun
bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat
yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan
bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober
diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun
1951.Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka
ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka
ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan
yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang
bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru
memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.Dalam praktek tumbuh dan
berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang
mempengaruhi yaitu kekuasaan pisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material yang berupa
kekerasan, paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-
kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh dan
berkembang menjadi bangsa yang bersifat materialis. Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang
dalam pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi
negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia
prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi
dan harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah
yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam
Pancasila.Di dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans
Kohn yang menyatakan bahwa :“ Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban,
wilayah negara dan kewarganegaraan “. Bangsa tumbuh dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar
yang terbentuk melalui jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah
negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam
itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang saling bertentangan namun perbedaan itu justru
merupakan daya penarik kearah resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu
kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa. Selain dari itu dalam kenyataan objektif
pertumbuhan nasionalisme Indonesia telah dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokok yang berakar
dalam adat-istiadat dan kebudayaan. Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia)
tersusun dalam kesatuan majemuk tunggal yaitu :a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh
dan berkembang dalam suatu proses sejarah. Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah
yang sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan
bersama.c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk
kebudayaan nasional.d) Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian
yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang
tersimpul dalam sila ketiga tersebut dapat disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan Indonesia) pada
masa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia memiliki peranan historis yaitu mampu
mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi “ Persatuan Indonesia “ sebagai jiwa dan
semangat perjuangan kemerdekaan RI.D. Peran Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan
IndonesiaMenurut Muhammad Yamin bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa
dalam panggung politik Internasional melalui suatu proses sejarahnya sendiri yang tidak sama dengan
bangsa lain. Dalam proses terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia menginginkan suatu
bangsa yang benar-benar merdeka, mandiribebas menentukan nasibnya sendiri tidak tergantung pada
bangsa lain. Menurutnya terwujudnya Persatuan Kebangsaan Indonesia itu berlangsung melalui tiga
fase. Pertama Zaman Kebangsaan Sriwijaya, kedua Zaman Kebangsaan Majapahit, dan ketiga Zaman
Kebangsaan Indonesia Merdeka (yang diplokamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945). Kebangsaan
Indonesia pertama dan kedua itu disebutnya sebagai nasionalisme lama, sedangkan fase ketiga
disebutnya sebagai nasionalisme Indonesia Modern, yaitu suatu Nationale Staat atau Etat Nationale
yaitu suatu negara Kebangsaan Indonesia Modern menurut susunan kekeluargaan yang berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan.Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia,
pengertian “ Persatuan Indonesia “ adalah sebagai faktor kunci yaitu sebagai sumber semangat, motivasi
dan penggerak perjuangan Indonesia. Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
sebagai berikut : “ Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur “.Cita-cita untuk mencapai Indonesia
merdeka dalam bentuk organisasi modern baik berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun
sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya Serikat Dagang Islam (1990), Budi Utomo (1908), kemudian
Serikat Islam (1911), Muhammadiyah (1912),Indiche Partij (1911), Perhimpunan Indonesia (1924), Partai
Nasional Indonesia (1929), Partindo (1933) dan sebagainya. Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-
cita itu pertama kali tampak dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik/ organisasi masyarakat
yang ada yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia
(1927).Kebulatan tekad untuk mewujudkan “ Persatuan Indonesia “ kemudian tercermin dalam ikrar “
Sumpah Pemuda “ yang dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928
diJakarta yang berbunyi :

a. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah Air Indonesia.

b. KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.

c. KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.

Kalau kita lihat, Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia
maka ada tiga aspek Persatuan Indonesia yaitu :

1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang dilambangkan untuk
disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia Belanda yang saat itu dijajah oleh
Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para pejuang kemerdekaan meng-klaim wilyah yang akan
dijadikan wilayah Indonesia merdeka.

2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada da wilayah yang tadinya
bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajh oleh Belanda memplokamirkan satu nama baru sebagai
Bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada di
wilayah sabang sampai Merauke.

3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa baru yang bterdiri dari berbagai suku dan bahasa
bisa berkomunikasi dengan baik maka dipakailah sarana bahasa Indonesia yang ditarik dari bahasa
Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan pergerakan kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk
pertama kali para pejuang kemerdekaan memplokamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia
merdeka yaitu bahasa Indonesia.

Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 itulah pangkal tumpuan cita-cita menuju Indonesia
merdeka. Memang diakui bahwa persatuan berkali-kali mengalami gangguan dan kerenggangan.
Perjuangan kemerdekaan antara partai politik/ organisasi masyarakat pada waktu itu dangan segala
strategi dan aksinya baik yang kooperatif maupun non kooperatif terhadap pemerintahan Hindia
Belanda mengalami pasang naik federasi maupun fusi dalam gabungan politik Indonesia (1939) dan fusi
terakhir Majelis Rakyat Indonesia.

Indonesia di jajah BELANDA selama 350 tahun atau 3,5 Abad, maka untuk itu Indonesia memilih
semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA, yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia agar dapat
mengusir penjajah dari bumi ibu pertiwi ini.Tetapi semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada zaman sekarang
sudah tidak berguna lagi di masyarakat Indonesia, karena banyaknya tawuran antar Desa, Antara
pelajar, dan lain-lain sudah menjamur di seluruh pelosok Indonesia.Jadi Pengorbanan masyarakat dulu
sudah tidak berarti lagi di zaman sekarang, pada zaman dahulu banya peristiwa heroik terjadi setelah
ataupun sebelum kemerdekaan, contoh saja peristiwa besar yang terjadi di kota SURABAYA
pertempuran antara arek-arek SURABAYA dan sekitarnya melawan para tentara Sekutu yang ingin
menjajah kembali Indonesia, tetapi dengan gagahnya pemuda-pemuda itu bersatu dan mengusir tentara
sekutu.Semua itu di lakukan agar para anak cucunya di masa depan agar bisa merasakan kehidupan
yang lebih baik dari mereka, maka untuk itu kita harus membangkitkan rasa NASIONALISME kita
terhadap bangsa ini, jangan cuma pada saat Malaysia mengklaim sesuatu milik kita menjadi kepunyaan
mereka, maka kita harus menghargai jasa para pahlawan zaman dulu, karena tanpa jasanya kita tidak
bisa hidup nyaman seperti sekarang ini.

Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia,dimana kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang
suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat,warna kulit dan lain-lain.Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat
istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa
adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana setiap oarng akan hanya mementingkana dirinya
sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama.Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebai-
baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun haruslah sadar bahwa
menyatukan bangsa ini memerlukan perjuangan yang panjang yang dilakukan oleh para pendahulu kita
dalam menyatukan wilayah republik Indonesia menjadi negara kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai