PENDAHULUAN
Bela negara merupakan salah satu hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Bela negara adalah salah satu perwujudan dari
Dasar 1945 juga memberikan amanat tentang pertahanan negara yang tertuang
dalam Pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
maupun militer wajib dan pengabdian sesuai profrsi untuk membela negara
dan bangsanya”.
kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar maupun
1
serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Tuahunse, 2009:
1). Bela negara pada masa ini bukan sekedar membela dengan berlandas
dengan emosi semata, akan tetapi dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran yang
5. Memiliki kesiapan psikis dan fisik untuk melakukan upaya awal bela
menjadi dua bagian besar yaitu fungsi preservatif dan dan fungsi direktif.
Fungsi preservatif dilakukan dengan melestarikan tata sosial dan tata nilai
2
oleh pendidikan sebagai agen perubahan sosial, sehingga dapat mengantisipasi
formal, untuk membina sikap dan moral peserta didik dapat ditempuh antara
(PPKn). PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
yang baik. Selain itu PPKn sebagai bagian dari mata pelajaran wajib yang
negara yang lebih baik (a good citizen) dan mempersiapkan untuk masa depan
terutama melalui mata pelajaran PPKn, agar peserta didik dapat menjadi good
citizen yang tau akan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
Salah satu cara menanamkan nilai-nilai bela negara yang paling utama
adalah melalui mata pelajaran PPKn. Sesuai dengan amanat Pasal 9 ayat (2)
3
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang
menyebutkan bahwa salah satu cara warga negara dalam melaksanakan bela
penanaman nilai-nilai bela negara tentu diperlukan sebuah alat yang bernama
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1), menyebutkan
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
tanggung jawab yang sangat besar. Apabila guru berhasil menanamkan nilai-
nilai bela negara dalam diri siswa, pastilah akan terbentuk siswa good citizen
yang tau hak dan kewajibannya dan tercapailah tujuan dari PPKn.
Ancaman terbesar bangsa Indonesia pada saat ini tidak lagi pada ancaman
dekadensi moral siswa saat ini menjadi ancaman bangsa Indonesia (Arianto,
2015). Salah satu ancaman yang paling berbahaya dan tidak mencerminkan
4
golongan pelajar/ mahaiswa apabila dibandingkan dengan golongan yang lain.
dengan angka mencapai 9,18. Walaupun hingga tahun 2013 sudah terjadi
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 27-29 Mei
NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara hanya sekitar 67-78 persen. Dari hasil Survey yang dilakukan di
Kebangsaan yang minim, bahkan ada sebanyak 10% masyarakat yang tidak
5
diatasi dengan serius, dihawatirkan kesadaran bela negara warga negara akan
nilai bela negara dalam mata pelajaran PPKn perlu dibenahi agar lebih
Taruna Nusantara dapat menjadi salah satu SMA terbaik di Indonesia. SMA
6
mempunyai visi untuk membangun sekolah yang mendidik manusia-manusia
didik SMA Taruna Nusantara Magelang memiliki nilai-nilai bela negara yang
lebih tinggi dibanding peserta didik SMA lain. Kebangsaan dan kedisiplinan
diteliti agar dapat diadopsi oleh sekolah lain, dengan harapan sekolah lain
7
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
masyarakat.
Indonesia.
4. Masih adanya sikap dan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
8
1. Bagaimana implementasi penanaman nilai-nilai bela negara dalam
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
9
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Guru
PPKn tentang cara dan model yang tepat dalam penanaman nilai-nilai bela
negara.
nilai-nilai bela negara yang perlu dimiliki oleh seluruh peserta didik, dengan
G. Batasan Istilah
1. Implementasi
kelompok orang/ badan, setelah adanya proses perencanaan yang baik dan
10
2. Penanaman
Penanaman adalah proses yang dilakukan oleh guru PPKn dan sekolah
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan hidup
bangsa.
4. PPKn
warga negara yang baik, serta tahu akan hak dan kewajibannya dalam
bermasyarakat.
5. Guru PPKn
11
di SMA Taruna Nusantara Magelang dalam penelitian ini adalah berbagai
macam cara yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai bela negara yang
dilakukan melalui mata pelajaran PPKn dilaksanakan oleh guru PPKn dengan
12
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Bela Negara
yang dilaksanakan oleh alat negara yaitu TNI dan Polisi. Namun konsepsi
pertahanan negara merupakan hak serta kewajiban bagi setiap warga negara
mempertahankan NKRI terhadap ancaman baik dari dalam maupun dari dalam
Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
13
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan
kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara (Basrie, 1998: 8). Sementara itu
Tuanhuse menyebutkan bela negara pada hakikatnya adalah tekad, sikap, dan
pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan
akan kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
Pasal 9 ayat (1) menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara
selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa.
maupun militer wajib dan pengabdian sesuai profrsi untuk membela negara
14
dan bangsanya”. Bela negara pada dasarnya penting untuk dimiliki oleh setiap
warga negara. Bela negara dapat menjadi pilar dalam menjaga keutuhan
bangsa Indonesia.
Kegiatan bela negara secara fisik dilakukan pada saat terjadi agresi atau
dalam memajukan bangsa dan negara. Bela negara perlu dipahami dalam arti
sempit yaitu secara fisik dan dalam arti luas yaitu dengan fisik maupun
tergantungnya kualitas tersebut tidak hanya pada objek yang ada di dunia ini,
melainkan juga tidak tergantung pada reaksi kita terhadap kualitas tersebut.
Nilai sebagai kualitas yang independen tidak berbeda dengan benda. Hakikat
nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada ”sesuatu”, kenyataan yang
15
independen dari orang yang membuat penilaian itu sendiri (Hadi & Djoko,
2014: 211).
Scheler dikutip oleh (Hadi & Djoko, 2014: 211) menjelaskan tentang
secara objektif, tidak tergantung pada sikap dan ada tidaknya subjek, serta
beberapa sumber nilai yang lainnya adalah dari keluarga, lingkungan atau
kelompok, dan dari agama. Nilai dapat berasal melalui pengalaman yang
pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan
Menurut Dewey yang dikutip oleh (Hadi & Djoko, 2014: 213)
16
satu media pendidikan, yang harus menyederhanakan dan memurnikan
lingkungannya.
Sebagai landasan pendidikan nilai adalah terdiri dari empat landasan yaitu;
memberikan motifasi bagi siswa untuk selalu melakukan tindakan yang sesuai
dengan nilai-nilai bela negara, tentunya yang sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945.
karakter bela negara, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: melalui
17
tersebut guru tidak hanya mencerdaskan tapi juga menjadi sosok panutan bagi
dan ditumbuhkan dengan aneka situasi dan kondisi yang berisi aneka
ko-kurikuler yaitu kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung dengan
suatu materi dari suatu mata pelajaran. Ketiga, ditautkan dengan kegiatan
besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa model adalah pola atau contoh,
acuhan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Depdiknas,
(simplifikasi) sesuatu yang kompleks agar mudah dipahami. Model juga dapat
atau seperti yang diharapkan. Model juga dapat diartikan sebagai seperangkat
18
langkah atau prosedur secara urut dalam mengerjakan suatu tugas (Gafur,
2012: 23).
bahwa:
Menurut teori yang telah dipaparkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
yang digunakan, seperti pendapat Williams yang dikutip Samsuri (2011: 13)
Lickona, Watson, DeVries, dan Ryan), model diskusi dan pelibatan siswa
19
Ada beberapa model pembelajaran karakter menurut Halstead dan
tertentu pada peserta didik dan mengubah nilai-nilai dari para peserta didik
seperangkat nilai-nilai yang lebih tinggi, selain itu juga mendorong peserta
didik untuk mendiskusikan alasan pilihan dan posisi nilai mereka, tidak hanya
berbagi dengan lainnya, tetapi juga untuk membantu perubahan dalam tahap-
tahap penalaran peserta didik. Ketiga, pendekatan analysis, hal ini bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam menggunakan pikiran yang logis dan
20
penelitian ilmiah untuk memutuskan suatu masalah, selain itu pendekatan ini
mengkomunikasikan secara terbuka dan jujur dengan orang lain tentang nilai-
beberapa tujuan, yaitu memberi peluang bagi peserta didik agar bertindak
untuk mendorong peserta didik agar memandang diri mereka sendiri sebagai
Menurut Williams yang dikutip Samsuri (2011: 11) ada tiga sudut
21
masyarakat. Fokusnya adalah pada latihan pembiasaan atau perilaku
komunitas moral.
kurikuler, yaitu kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung pada suatu
Membela negara pada masa ini bukan sekedar membela, akan tetapi
22
b. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara
warga negara memiliki sikap bela negara yang baik. Sikap bela negara yang
berlandaskan pada nilai dan sikap bela negara setiap warga negara hendaknya
perlu:
bangsa, sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul serta dapat
berhasil dan nilai-nilai bela negara akan terpatri kuat dalam diri setiap warga
negara.
23
C. Konsep Dasar Pembelajaran PPKn
1. Pengertian Pembelajaran
kompleks. Suatu sistem terdiri atas berbagai macam komponen yang saling
pembelajaran meliputi tujuan, bahan ajar, siswa, guru, metode, media, dan
evaluasi. Agar tujuan dapat tercapai, semua komponen harus saling bekerja
2. Pengertian PPKn
24
Nasional, ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan, dimaksudkan
kebangsaan dan cinta tanah air. Artinya PKn diidealkan dapat mencetak
subjek universal bernarna manusia, namun memiliki watak atau karakter serta
orientasi ke Indonesiaan.
(subjek belajar) untuk memiliki wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria, dan ukuran ketentuan-
ketentuan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Bahannya diambil dari IKN
nasional, serta menuju kedudukan para warga negara yang diharapkan masa
depan (Cholisin, 2004: 8). Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri PPKn
dari Ikn; (3) materi pokoknya adalah materi Ikn ditambah kewiraan nasional,
baik dan untuk masa depan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.
25
Menurut Nu’man Somantri dikutip Cholisin (2004: 8) PKn adalah
masyarakat, orang tua, yang kesemuanya diproses untuk melatih pelajar untuk
pendidikan politik yang fokus materinya peran warga negara dalam kehidupan
bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peran
tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Cholisin, 2004:
10).
3. Tujuan PPKn
baik (good citizen) dan mempersiapkan masa depan. Namun tujuan ini masih
sangat abstrak. Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (2) UU Nomor 20 Tahun 2003
kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagai program pendidikan. PPKn tergolong
26
PPKn juga bertujuan untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan
kesadaran warga negara, sikap serta perilaku cinta tanah air, yang bersendikan
Tujuan PPKn yang lain adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu
bernegara, serta memiliki sikap anti korupsi; (3) berkembang secara positif
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya; (4)
PPKn sebagai bagian dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah ikut
27
semata-mata hanya mengajarkan pasal-pasal Undang-Undang Dasar (UUD).
Tapi lebih jauh PPKn mengkaji perilaku warga negara dalam hubungannya
dengan warga negara lain dan alam sekitarnya. Objek studi PPKn adalah
28
kewarganegaraan menjadi pendekatan yang menekankan sikap-sikap personal-
bersama dari warga negara dalam kehidupan bersama yang menghargai hak-
hak asasi manusia dan demokrasi di dunia yang penuh konflik. Pembelajaran
kritis. Pembentukan karakter warga negara tidak cukup menjadi baik yang
ditandai oleh sikap loyal dan kepatuhan terhadap kekuasaan pemerintah, tetapi
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam ruang kelas dan luar kelas. Dari
sudut pandang ini, maka guru PPKn dan Prodi Pendidikan Pancasila dan
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
29
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Menurut Moh Uzer Usman (Usman, 2006: 5), “guru merupakan jabatan atau
misi atau fungsi guru: fungsi profesional, fungsi kemanusiaan dan fungsi civic
bakat/pembawaan yang ada pada diri si anak serta membentuk wajah ilahi
dalam dirinya. Fungsi civic mission dalam arti guru wajib menjadikan anak
didiknya menjadi warga negara yang baik, yaitu yang berjiwa patriotime,
profesi yang memiliki keahlian khusus sesuai ketentuan guna mengajar mata
agar menjadi warga negara yang baik. Guru mata pelajaran Pendidikan
membentuk manusia berkarakter yang cinta dan peduli terhadap tanah air
sehingga menjadi manusia yang aktif sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
30
berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan ataupun latar belakang pendidikan
sebagai profesi karena guru merupakan salah satu pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus. Status profesi yang melekat pada guru menjadikan guru
(Kunandar, 2010: 50), untuk disebut profesional seorang guru dituntut dengan
merupakan guru yang sudah mendapat pengakuan secara formal dari lembaga
kompetensi profesional guru. Dari uraian diatas apabila dikaitkan dengan bela
31
D. Penelitian yang Relevan
termuat pada buku PKn kelas IX karangan Agus Dwiyono dkk dalam
bentuk materi dan soal uji kompetnsi. Adapun nilai-nilai bela Negara
bela negara juga termuat dalam silabus dan RPP. Selain itu,
lingkungan sekolah.
32
Kadet Maguwo yang masih relevan; sesuai dengan landasan historis
oleh faktor ekonomi, politik, zaman, dan budaya yang berada pada
integral.
pada fokus kajian yang diteliti. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Meida
33
pembelajaran bela negara. Penelitian kedua oleh Yulianto Hadi dan Djoko
dilakukan oleh guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai bela negara tentunya
negara yang baik dilakukan melalui mata pelajaran PPKn. Selain itu hasil
34
BAB III
METODE PENELITIAN
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
secara induktif mulai dari tema khusus ke tema umum, dan menafsirkan
makna data.
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari narasumber atau perilaku yang dapat
35
B. Penentuan Subjek Penelitian
kasus atau masalah tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil
lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan kasus yang dipelajari.
partisipan (subjek penelitian) dengan kata lain penentuan sumber data pada
memilih dengan sengaja dan penuh perencanaan para partisipan dan lokasi
Secara konkrit narasumber yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru
36
mata pelajaran PPKn dan bagian bela negara di SMA Taruna Nusantara
Magelang.
sekolah ini merupakan salah satu sekolah terbaik di Indonesia dan merupakan
1. Observasi
digabung dengan metode lain, akan menghasilkan temuan yang mendalam dan
37
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dengan peneliti
2. Wawancara
percakapan, seni tanya jawab dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu
alat yang netral, pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata.
dengan jawaban “iya” atau “tidak” saja (Sugiyono, 2013: 234). Dengan
38
dari terwawancara terkait implementasi penanaman nilai-nilai bela negara
3. Dokumentasi
catatan lapangan dan sebagainya (Denzin & Lincoln, 2009: 544). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data yang
tersedia dalam dokumen. Hal tersebut dimaksudkan agar data yang dihasilkan
Teknik analisis data sebagai upaya mengolah data agar mendapat suatu
kesimpulan yang tepat. Analisis data (data analysis) terdiri atas tiga sub
proses yang saling terkait menurut Miles dan Huberman (dalam Denzin &
39
rekaman dan data lain telah tersedia, maka dilanjutkan dengan perangkuman
kompleks, untuk itu data tersebut harus disederhanakan dan dicari makna yang
penting dan data yang dianggap tidak penting. Setelah itu, berikutnya adalah
dalam proses interpretasi; penetapan makna dari data yang tersaji. Cara yang
40
dan tema, pengelompokan (clustering), dan penggunaan metafora tentang
Agar data yang diperoleh valid, yakni data yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti tidak ada
perbedaan, maka data hasil penelitian berupa data hasil observasi, wawancara,
sejumlah sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hal tersebut dapat
Gambar 2. Triangulasi
Observasi
Dokumentasi Wawancara
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada tanggal 14 Juli 1990, SMA Taruna Nusantara yang berlokasi di Jl.
TNI Try Sutrisno. SMA Taruna Nusantara dibangun di atas tanah sumbangan
Akmil dengan luas 18,5 hektar. Pendirian SMA Taruna Nusantara bermula
dari ide/ pemikiran Menhankam RI Jenderal TNI L.B. Moerdani pada tanggal
dengan kompleks Lembah Tidar Akademi Militer. Kemudian pada bulan Mei
Taruna Nusantara mulai menerima siswa baru angkatan 1 yang berasal dari
42
seluruh tanah air dan telah lolos seleksi ketat. Kurang dari dua tahun setelah
berdiri, setelah melalui tahap akreditasi yang berlaku, pada tanggal 2 Maret
Mulai 1996 jumlah kelas ditambah menjadi 9 dengan diterimanya siswa putri
(SMK). Dengan demikian memasuki T.P. 1995/ 1996 nama SMA Taruna
Nusantara berubah menjadi SMU Taruna Nusantara. Pada tahun 2004 berubah
Nusantara diarahkan sesuai haluan LPTTN yang berisikan tiga wawasan (Tri
43
2) Wawasan Kejuangan: Implementasi wawasan ini berupa
mudah putus asa, etos kerja keras dan disiplin tinggi, serta
pengembangan kreativiasnya.
pola hidup sederhana dan saling membantu serta kerja sama. Etos
44
b. Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara Magelang
dan berbudaya.
kenusantaraan.
45
mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan
Internasional.
menggunakan moto: “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu bahasa”. Moto tersebut
pemimpin bangsa”.
46
1) Bentuk Lambang
e) Kepulauan Nusantara.
Wawasan Kebudayaan.
Kebangsaan.
Nusantara.
47
3) Warna Lambang
4) Arti Warna
Taman Siswa).
kejujuran.
d. Pengurus Sekolah
sebagai berikut:
48
No Jabatan Nama Keterangan Bagian
Ortusis Kelas 11
4. Penasehat Bpk. Salim Said
TN24
Bpk. Safzen Ortusis Kelas 10
5. Penasehat
Noerdin TN25
Bpk. M. Rachmat Ketua Umum
6. Penasehat
Kalimuddin Ikastara
Ortusis Kelas 12
7. Ketua Umum Bpk. Wilono Djati
TN23
Bpk. Lodewijk Ortusis Kelas 11 Inti
8. Ketua I
Paulus TN24
Bpk. Bambang Ortusis Kelas 10
9. Ketua II
Darmono TN25
Ortusis Kelas 12
10. Sekjen Bpk. Muh. Paisol
TN23
Ibu Tinuk Ortusis Kelas 11
11. Sekretaris I
Andriyanti TN24
Bpk. Anggit Ortusis Kelas 10
12. Sekretaris II
Prasetya TN25
Bendahara Ibu Andi Dewi Ortusis Kelas 12
13.
Umum Komalasari TN23
Ortusis Kelas 11
14. Bendahara I Ibu Sri Sugiarti
TN24
Ibu Noviana Citya Ortusis Kelas
15. Bendahara II
Purnamasari 10TN25
Ortusis Kelas 12
16. Ketua Humas Ibu Sitawati
TN23
Ibu Hilda Ortusis Kelas 11
17. Anggota
Yosephine TN24 Humas
Bpk. Sanggono Ortusis Kelas 10
18. Anggota
Prawitanto S. TN25
19. Anggota Bpk. David Ratadhi Ikastara
Ibu Pesta Maria Ortusis Kelas 12
20. Ketua
Sinaga TN23
Bidang
Bpk. Benny Ortusis Kelas 11
21. Anggota Pendidika
Sulistiono TN24
n–
Bpk. Riko Ortusis Kelas 10
22. Anggota Kesiswaan
Durmawel TN25
dan
23. Anggota Ibu Tutuk Narfanti Ikastara
Advokasi
Ibu Andres
24. Anggota Pamong
Setyorini
Bpk. Tempa Ortusis Kelas 12 Bidang
25. Ketua
Imandafa TN23 Peningkata
Ortusis Kelas 12 n Mutu
26. Anggota Bpk. Joko Slamet
TN23 Prasarana
49
No Jabatan Nama Keterangan dan Sarana
Ortusis Kelas 11 Pendidika
27. Anggota Bpk. Dwi Purnomo
TN24 n
Ibu Herdinuk Ortusis Kelas 10
28. Anggota
Rahmaningrum TN25
Ortusis Kelas 12
29. Ketua Bpk. Lelin Efrianto
TN23
Bidang
Ortusis Kelas 11
30. Anggota Ibu Ismi Thaher Kemitraan
TN24
dan
Ibu Maria Kristi Ortusis Kelas 10
31. Anggota Kerjasama
Endah Murni TN25
32. Anggota Bpk. Setyawan HP Ikastara
Sumber: taruna-nusantara-mgl.sch.id
e. Peserta Didik
orang. Jumlah ini terbagi atas dua jurusan yaitu MIA dan IIS.
50
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Sekolah
No Jenis Fasilitas Nama Fasilitas Keterangan
1. Fasilitas Utama Ruang Kelas Baik
Ruang Perpustakaan Baik
Laboratorium Baik
2 Fasilitas Lapangan Sepak Bola Baik
Olahraga Track Lari Baik
Atletik Baik
Gedung Olahraga Baik
Lapangan Basket Baik
Lapangan Futsal Baik
Lapangan Bulu Baik
Tangkis
51
Poli Gigi
2 Mobil Ambulance 2 Unit (Baik)
Mini Market 1 Gedung (Baik)
pamong mata pelajaran PPKn dan satu pamong bagian bela negara, yaitu:
Ibu diyah adalah guru mata pelajaran PPKn yang mengampu di SMA
lulus pada tahun 2002 dan sekarang merupakan salah satu pamong di SMA
52
b. Mayor TNI (Purn.) Muh. Tarkim
praktik bela negara. Beliau mengampu bela negara di SMA Taruna Nusantara
Pembelajaran PPKn
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
khususnya untuk menyiapkan peserta didik yang tau akan hak dan
keawjibannya. Salah satu hak dan kewajiban yang perlu ditanamkan dalam
itu penting untuk ditanamkan dalam diri peserta didik. Bahkan bela negara
merupakan modal yang sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap diri
53
peserta didik. Kesadaran yang telah diungkapkan dan telah dimiliki pendidik
mengenai pentingnya nilai-nilai bela negara ini dapat menjadi awal dari proses
penanaman nilai-nilai bela negara wajib ada di dalam diri peserta didik.
pendapat dijelaskan oleh Diyah Kartika Dewi S.Pd selaku guru PPKn atau
dalam kelas khususnya melalui mata pelajaran PPKn. Mata pelajaran PPKn
merupakan pilar utama dan mata pelajaran yang paling cocok untuk
setiap materi dan setiap pertemuan yang diajarkan selalu menanamkan rasa
54
cinta terhadap NKRI dan rasa memiliki serta menjaga NKRI dengan
semaksimal mungkin.
merupakan garda terdepan, namun PPKn tidak dapat bekerja dan berdiri
sendiri. Bantuan dan dukungan perlu ada dari berbagai macam pihak yang ada
peserta didik yang mempunyai sikap bela negara yang baik. Oleh karena itu
dibentuk pula sebuah lembaga bernama lembaga bela negara yang merupakan
Selain itu juga diterapkan pula konsep boarding school yang mengajarkan
kedisiplinan yang tinggi, serta karakter yang mulia. Semuanya ini merupakan
pembelajaran dengan berpedoman pada RPP, Prota, Prosem, dan Silabus telah
untuk menanamkan nilai-nilai bela negara. RPP yang ditunjukan oleh guru
menunjukan bahwa selalu ada penanaman rasa nasionalisme, cinta tanah air di
dalam mata pelajaran PPKn. Secara spesifik dalam dokumentasi RPP terkait
55
dijelaskan bahwa kompetensi dasar yang tercantum dalam RPP sudah
mendukung adanya penanaman nilai-nilai bela negara. KD 1.3, 2.4, 3.7, dan
pembelajaran, tentu saja hal tersebut sesuai dengan konsep kurikulum 2013.
membuat laporan menjadi tugas yang harus dikerjakan peserta didik guna
belajar materi terkait bela negara di dalam kelas. Penilaian yang digunakan
dilaksanakan dengan cara post tes, evaluasi lisan, dan ulangan harian, namun
lingkungan kelas.
bahan seperti foto, film, buku, dan pembelajaran berbasis masalah yang
56
nasionalisme dengan berpedoman pada Tri Wawasan (Wawasan kebangsaan,
materi dan di luar kelas yang berupa observasi lingkungan sosial sekitar.
Selain itu pembelajaran ini juga melibatkan seluruh elemen sekolah baik mulai
dari pamong, pengurus sekolah, karyawan sekolah dan wali murid sehingga
cara penanaman melalui habituasi sangat terlihat, mulai dari pola hidup yang
sudah teratur dan tertata dengan baik, sehingga iklim sekolah sangat
implementasi penanaman nilai-nilai bela negara, dan guru sebagai agen utama
57
Muh. Tarkim selaku kepala bagian kegiatan latihan bela negara di SMA
terlaksana apabila tidak berhenti hanya pada bangku kelas saja namun ada
kedisiplinan menjadi modal yang digunakan oleh bagian bela negara dalam
Peneliti menemukan temuan baru dan merupakan hal yang unik dalam
bela negara yang fungsinya adalah untuk melaksanakan pelatihan serta materi-
materi yang nyata terkait bela negara. Bagian bela negara mempunyai tujuan
untuk membentuk peserta didik yang memiliki kesiapan dasar dalam membela
negara, baik secara fisik maupun psikis. Lembaga semacam ini tentu saja
merupakan lembaga yang langka, dan hanya terdapat di sekolah yang benar-
peserta didik.
58
Kemudian menurut Undang-Undang Nomer 2 Tahun 2002 tentang Pertahanan
negara menyebutkan bahwa salah satu cara melaksanakan bela negara adalah
negara seperti ilmu kompas, ilmu medan, dan kegiatan-kegiatan lain yang
dan praktek yang diajarkan oleh bagian bela negara, juga didukung dengan
sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Konsep boarding
Nusantara Magelang.
metode yang khusus dalam pembelajaran PPKn. Model dan metode yang
59
kurikulun 2013. Walaupun model dan metode yang digunakan sama, kegiatan
membuat pembinaan terhadap peserta didik lebih mudah. Pamong tidak perlu
mengarahkan secara detail, namun peserta didik sudah tahu apa yang harus
mereka laksanakan dengan arahan yang sudah diberikan oleh pamong. Namun
model mengajar yang paling peserta didik suka adalah dengan model
kegemaran dari peserta didik, dimana tidak hanya pemikiran kritis saja yang
PPKn agar tidak ada kesan bahwa PPKn adalah pembelajaran yang monoton
dan membosankan.
maupun pembelajaran bela negara secara nyata. Pertama, cinta terhadap tanah
air. Indikator pertama ini wajib ada, karena merupakan dasar dalam
rasa cinta dan rasa memiliki akan negara ini pada dasarnya akan timbul rasa
menekankan kepada hak dan kewajiban yang harus ada dalam diri peserta
60
didik. Apabila peserta didik sadar akan hak dan kewajiban yang dimiliki
sebagai warga negara Indonesia, pastilah aka nada kesadaran yang dilandasi
dengan akal, direnungi dengan hati dan dijalankan dengan ketulusan mengenai
berbagai macam hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia, termasuk
bela negara yang merupakan suatu hak dan kewajiban seorang warga negara.
dasar hidup. Pancasila merupakan pedoman untuk menjadi warga negara yang
teguh Pancasila sebagai pedoman hidup dan bertingkah laku, maka dapat
dipastikan sikap-sikap dan nilai-nilai bela negara akan muncul dalam diri
peserta didik. Pancasila menjadi pedoman dan arahan bagi setiap warga negara
Indonesia.
keutuhan NKRI. Indikator ini mengajarkan pada peserta didik agar lebih
penting, dimana mengajarkan jiwa korsa dan rasa kebersamaan yang kuat
dalam ikatan berbangsa dan bernegara. Apabila peserta didik memiliki sikap
yang demikian maka bela negara merupakan suatu yang pasti sudah dimiliki
61
Kelima, penempaan mental dan fisik peserta didik. Indikator terakhir
tekanan yang hadir dalam usaha membela negara. Fisik diperlukan agar
peserta didik selain memiliki mental yang kuat juga memiliki ketahanan diri
yang kuat. Apabila kedua hal ini telah dimiliki oleh peserta didik maka dapat
dipastikan akan terbentuk lulusan yang siap untuk membela negara secara
dalam kelas melalui pembelajaran PPKn yang merupakan pilar utama dalam
Kesemuanya ini dapat berjalan dengan maksimal apabila ada kerjasama dan
pengajaran berjalan dengan baik dan partisipasi siswa juga sangat tinggi.
Diyah Kartika Dewi, S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran PPKn juga
62
mengemukakan bahwa, mengajar di SMA Taruna Nusantara relatif lebih
disiplin, pola hidup yang teratur, dan rasa saling menghargai yang tinggi
keadaan tersebut memang benar adanya. Selain karakter yang sudah terbentuk
dalam diri peserta didik, terdapat pula nilai tambah lain yang mungkin hanya
ada di SMA Taruna Nusantara Magelang, dimana pamong dianggap lebih dari
seorang guru yang mengajarkan pengetahuan, namun lebih jauh lagi sudah
dianggap sebagai orang tua sendiri. Kondisi ini dapat terbentuk karena adanya
dengan KI dan KD serta susuai denga RPP yang sudah direncanakan oleh
pamong. Setelah materi selesai dalam satu kali pertemuan maka langsung
proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian tidak hanya berpedoman pada
63
Penanaman nilai-nilai bela negara pada dasarnya tidak dapat berdiri
perlu turut andil dalam penanaman nilai-nilai bela negara. Wujud nyata dari
dalam praktek pembelajaran bela negara adalah lebih pada hambatan yang
sifatnya teknis. Kendala paling besar yang dihadapi adalah cuaca. Pelaksanaan
kegiatan yang berupa latihan ini sangat bergantung pada kondisi alam.
daerah latihan Akmil dan perlu adanya koordinasi yang matang antara pihak
Akmil dan pihak SMA Taruna Nusantara Magelang sebagai mitra kerja.
adalah:
64
a. Dasar Bela Negara (Dasar BN), adalah kegiatan awal yang dilakukan
negara yang baik dan benar, tentunya yang sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945 sebagai dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia;
kepada tanah air dan rasa untuk melindungi NKRI dari berbagai
65
materi-materi dasar yang dibutuhkan guna pelaksanaan implementasi
menanamkan moral yang baik dalam diri peserta didik. Moral sangat
Perlu adanya moral serta etika yang baik dalam diri peserta didik.
66
mendukung implementasi penanaman nilai-nilai bela negara yang
pemberian materi;
mulai dari Pancasila, UUD 1945, dan produk hukum lain. Selain
mengajarkan hak asasi manusia sejak dini, sebab hak asasi manusia
negara agar tidak melanggar atau merenggut hak yang dimiliki oleh
67
dengan pemberian materi kemudian dilanjutkan dengan permainan
untuk membentuk peserta didik yang disiplin dan dapat bekerja sama
Latihan ini diperlukan karena rasa hormat adalah dari hati dan
latihan semacam ini merupakan salah satu latihan yang paling sulit
kegiatan ini adalah dengan cara melatih sikap, keteguhan hati, fisik,
68
memberikan penghormatan sebagai tanda menghormati terhadap
Lingkungan yang baik adalah modal yang besar untuk generasi yang
disiplin dan fisik yang kuat diasah melalui kegiatan tata upacara
69
nasionalisme dilaksanakan melalui hal-hal kecil dan kegiatan-
peserta didik;
peserta didik guna membaca peta dan kontur daerah. Kegiatan ilmu
oleh peserta didik, sebab ilmu medan adalah bekal yang paling sering
70
g. Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI), adalah kegiatan yang
bela negara untuk kelas XI. Kegiatan ini merupakan sarana evaluasi
alam terbuka dan dapat menjadi ajang bagi peserta didik guna
71
dilaksanakan selama tiga hari adalah kompas siang, kompas malam,
72
negara dan mencintai NKRI. Selain harapan tersebut, sebenarnya kegiatan-
dan berbudaya.
kenusantaraan.
73
Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga
Internasional.
negara.
bela negara dan bagaimana peran mata pelajaran PPKn dalam menanamkan
74
nilai-nilai bela negara di SMA Taruna Nusantara Magelang. Undang-Undang
Dasar 1945 juga memberikan amanat tentang pertahanan negara yang tertuang
dalam Pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
maupun militer wajib dan pengabdian sesuai profrsi untuk membela negara
dan bangsanya”.
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta
dari luar maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
(Tuahunse, 2009: 1). Membela negara pada masa ini bukan sekedar membela,
75
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Taruna Nusantara Magelang. Kesadaran akan bela negara merupakan hak dan
maksimal.
dilaksanakan dalam mata pelajaran PPKn yang merupakan garda utama dalam
peran TNI dan POLRI dalam menjaga NKRI. Pada pertemuan ketiga peserta
didik secara berkelompok membuat sebuah karya berupa poster terkait bela
76
adalah terdapat pada cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan
PPKn dengan tujuan untuk menciptakan kondisi belajar yang lebih aktif dan
interaktif serta untuk membantu peserta didik untuk bekerja sama dalam
pertama dan dilaksanakan oleh guru. Guru menyajikan gambar maupun video
77
termasuk dalam penanaman nilai-nilai bela negara. Diskusi merupakan sebuah
model yang sangat mendukung adanya keaktifan peserta didik dalam belajar.
teori dan nilai-nilai moral, namun juga diskusi yang mempunyai landasan
utama Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
kegiatan pelatihan bela negara yaitu Dasar Bela Negara (Dasar BN), Sistem
yang paling sering digunakan dan disukai oleh peserta didik adalah model
78
Ada beberapa model pembelajaran karakter menurut Halstead dan
79
3) Menyiapkan lulusan yang memiliki kesetiaan terhadap Bangsa
kenusantaraan.
Internasional.
Nusantara Magelang.
80
tertentu pada peserta didik dan mengubah nilai-nilai dari para peserta didik
seperangkat nilai-nilai yang lebih tinggi, selain itu juga mendorong peserta
didik untuk mendiskusikan alasan pilihan dan posisi nilai mereka, tidak hanya
berbagi dengan lainnya, tetapi juga untuk membantu perubahan dalam tahap-
tahap penalaran peserta didik. Ketiga, pendekatan analysis, hal ini bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam menggunakan pikiran yang logis dan
penelitian ilmiah untuk memutuskan suatu masalah, selain itu pendekatan ini
mengkomunikasikan secara terbuka dan jujur dengan orang lain tentang nilai-
beberapa tujuan, yaitu memberi peluang bagi peserta didik agar bertindak
81
secara personal ataupun social berdasarkan kepada nilai-nilai, serta bertujuan
untuk mendorong peserta didik agar memandang diri mereka sendiri sebagai
Menurut Williams yang dikutip Samsuri (2011: 11) ada tiga sudut
pembelajaran PPKn di dalam kelas, dan kegiatan bela negara. Kegiatan yang
diprakarsai oleh sekolah misalnya adalah kegiatan latihan bela negara yaitu
Dasar Bela Negara (Dasar BN), Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
Peraturan Penghormatan (PP), Etika Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Hulubalang.
82
pemahaman anak (model Kohlberg) dan perkembangan social-moral (model
kedisiplinan dan pola hidup yang sehat diberikan di dalam asrama. Selain itu
di dalam asrama juga terdapat interaksi antara teman sebaya dan adanya
belajar di luar kelas yang terkait langsung pada suatu materi dari suatu mata
83
Ketangkasan Perorangan, Ilmu Medan, Perkemahan Sabtu Minggu
wali murid adalah dengan pertemuan wali murid satu kali dalam satu semester
namun perlu bantuan dari pihak lain. Apabila membahas tentang implementasi
bela negara, maka tidak dapat dilihat nyanya dari pembelajaran PPKn saja.
bela negara melalui teori-teori yang diajarkan di dalam kelas, sementara itu
84
1. Cinta kepada tanah air
maupun pembelajaran bela negara secara nyata. Pertama, cinta terhadap tanah
air. Indikator pertama ini wajib ada, karena merupakan dasar dalam
rasa cinta dan rasa memiliki akan negara ini pada dasarnya akan timbul rasa
menekankan kepada hak dan kewajiban yang harus ada dalam diri peserta
didik. Apabila peserta didik sadar akan hak dan kewajiban yang dimiliki
sebagai warga negara Indonesia, pastilah aka nada kesadaran yang dilandasi
dengan akal, direnungi dengan hati dan dijalankan dengan ketulusan mengenai
berbagai macam hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia, termasuk
bela negara yang merupakan suatu hak dan kewajiban seorang warga negara.
dasar hidup. Pancasila merupakan pedoman untuk menjadi warga negara yang
85
baik. Pancasila mengajarkan banyak hal seperti keagamaan, kemanusiaan,
teguh Pancasila sebagai pedoman hidup dan bertingkah laku, maka dapat
dipastikan sikap-sikap dan nilai-nilai bela negara akan muncul dalam diri
peserta didik. Pancasila menjadi pedoman dan arahan bagi setiap warga negara
Indonesia.
keutuhan NKRI. Indikator ini mengajarkan pada peserta didik agar lebih
penting, dimana mengajarkan jiwa korsa dan rasa kebersamaan yang kuat
dalam ikatan berbangsa dan bernegara. Apabila peserta didik memiliki sikap
yang demikian maka bela negara merupakan suatu yang pasti sudah dimiliki
tekanan yang hadir dalam usaha membela negara. Fisik diperlukan agar
peserta didik selain memiliki mental yang kuat juga memiliki ketahanan diri
yang kuat. Apabila kedua hal ini telah dimiliki oleh peserta didik maka dapat
86
dipastikan akan terbentuk lulusan yang siap untuk membela negara secara
berlandaskan pada nilai dan sikap bela negara, setiap warga negara hendaknya
perlu:
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin
dapat tercapai melalui suatu komparasi penanaman nilai-nilai bela negara yang
PPKn, pelatihan yang dilaksanakan oleh bagian bela negara, dan konsep
87
Untuk memenuhi seluruh indikator tersebut tidaklah mudah. Perlu
adanya sistem yang baik serta berkelanjutan. Cinta kepada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila, rela berkorban, dan
memiliki kesiapan psikis dan fisik dapat dipenuhi berkat adanya penyampaian
praktek-praktek bela negara seperti: Dasar Bela Negara (Dasar BN), Sistem
dan Pembaretan, dan Latihan Hulubalang. Kegiatan pelatihan seperti ini pada
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara. Kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara, rasa cinta tanah air yang baik dimiliki oleh peserta didik merupakan
88
Istilah pembelajaran merujuk pada terjadinya proses belajar-mengajar.
kompleks. Suatu sistem terdiri atas berbagai macam komponen yang saling
pembelajaran meliputi tujuan, bahan ajar, siswa, guru, metode, media, dan
evaluasi. Agar tujuan dapat tercapai, semua komponen harus saling bekerja
89
PPKn menekankan pada kompetensi (kemampuan) peserta didik
(subjek belajar) untuk memiliki wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria, dan ukuran ketentuan-
ketentuan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Bahannya diambil dari IKN
nasional, serta menuju kedudukan para warga negara yang diharapkan masa
depan (Cholisin, 2004: 8). Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri PPKn
dari Ikn; (3) materi pokoknya adalah materi Ikn ditambah kewiraan nasional,
baik dan untuk masa depan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.
baik (good citizen) dan mempersiapkan masa depan. Namun tujuan ini masih
sangat abstrak. Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (2) UU Nomor 20 Tahun 2003
90
kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagai program pendidikan. PPKn tergolong
kesadaran warga negara, sikap serta perilaku cinta tanah air, yang bersendikan
Tanpa adanya pembelajaran yang baik melalui PPKn maka tidak akan bisa
terbentuk peserta didik yang mempunyai sikap bela negara dalam dirinya.
menyebutkan bahwa salah satu cara melaksanakan bela negara adalah melalui
91
merupakan pintu gerbang yang mengajarkan teori-teori dan mengajarkan rasa
didik yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, serta memiliki sikap good
citizen yang tau akan hak dan kewajibannya. PPKn merupakan mata pelajaran
yang utama dalam mengajarkan karakter bela negara dalam diri peserta didik.
negara seperti ilmu kompas, ilmu medan, dan kegiatan-kegiatan lain yang
Undang Dasar (UUD). PPKn juga mengkaji perilaku warga negara dalam
hubungannya dengan warga negara lain dan alam sekitarnya. Objek studi
92
memiliki peran penting dalam rangka pembentukan karakter peserta didik
melalui pembelajaran.
dan diluar kelas dengan dua cara yaitu intervensi dan habituasi. Intervensi
dilaksanakan dengan sengaja oleh pamong dan bagian bela negara melalui
RPP dan konsep pelatihan yang sudah disusun sedemikian rupa sehingga
hal ini karakter bela negara, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
tersebut guru tidak hanya mencerdaskan tapi juga menjadi sosok panutan bagi
peserta didik, selain itu guru memegang fungsi civic mission dalam arti guru
wajib menjadikan anak didiknya menjadi warga negara yang baik, yaitu yang
93
rumah, dan di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri untuk berperilaku
C. Keterbatasan Penelitian
yang cukup sulit yang dirasakan oleh peneliti untuk mengakses konsep
boarding school;
94
2. Tidak ada pengambilan data yang bersumber dari peserta didik, hal
penelitian ini sehingga data yang diperoleh dari proses pengumpulan data
95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diambil simpulan bahwa:
bela negara tidak hanya dilakukan melalui pembelajaran PPKn saja, namun
Dasar Bela Negara (Dasar BN), Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
Peraturan Penghormatan (PP), Etika Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Hulubalang, selain itu juga terdapat pula dukungan dari konsep boarding
negara. Tanpa adanya pembelajaran yang baik melalui PPKn maka tidak akan
bisa terbentuk peserta didik yang mempunyai sikap bela negara. PPKn
96
merupakan mata pelajaran yang utama dalam mengajarkan bela negara kepada
peserta didik.
B. Saran
1. Bagi Guru
bela negara, sehingga terbentuk peserta didik yang siap secara mental
2. Bagi Sekolah
97
a. Lebih memperhatikan masalah-masalah terkait bela negara dan
98
DAFTAR PUSTAKA
Ivan Nove Ainun Najib. 2011. Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata
Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VII di
Smp N 1 Nglegok Kabupaten Blitar. Malang: Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan FIS UM.
99
Kaelan & Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi: Berdasar SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/KEP/2006.
Yogyakarta: Paradigma.
Suyanto & Asep Djihad. 2012. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
100
profesionalisme-guru-dalam-pembelajaran/ pada 24 April 2016 pukul
22.00.
101