Anda di halaman 1dari 54

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA PADA


MASYARAKAT DUSUN DUA DESA MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk dapat melakukan penelitian sebagai syarat untuk
menyelesaikan program Pendidikan diploma III Keperawatan pada Program Studi D-III
Keperawatan Waingapu Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

DISUSUN OLEH:

TOMI YAWAN DANGU RAMBA


NIM :PO5303203191100

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI DESKRIPTIF PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA PADA


MASYARAKAT DUSUN DUA DESA MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR

Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelasaikan
Pendidikan Diploma III Keperawatan Waingapu

OLEH

TOMI YAWAN DANGU RAMBA


NIM: PO5303203191100

Telah disetujui di Depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu

PEMBIMBING

Antonetha R.H.Mila, SST,M.Kes


NIP: 19751218 200312 2 008

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

Maria Kareri Hara, S.Kep, Ns,M.Kes


NIP: 19670210 198903 2 001

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA PADA


MASYARAKAT DUSUN DUA DESA MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR

DISUSUN OLEH:

TOMI YAWAN DANGU RAMBA


NIM: PO5303203191100

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu.

PENGUJI I PENGUJI II

Kartini Pekabanda, SST,M.Kes Antonetha R.H.Mila, SST,M.Kes


NIP: 19830421 200604 2 015 NIP: 19751218 200312 2 008

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

Maria Kareri Hara, S.Kep, Ns,M.Kes


NIP: 19670210 198903 2 001

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Tomi Yawan Dangu Ramba

Tempat Tanggal lahir : Sumba Timur, 10 Juli 2001

Jenis Kelamin : Laki - laki

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat SD Negeri Waingapu 4


2. Tamat SMP Negeri 3 Waingapu
3. Tamat SMA Negeri 3 Waingapu

MOTTO
“ JIKA ANDA TAKUT GAGAL, ANDA TIDAK PANTAS UNTUK SUKSES”

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan dan penyertaan-nya penulis dapat menyelasaikan karya tulis ilmiah yang
bejudul “Studi Deskriptif Pencegahan Penyakit Malaria di Dusun Dua Desa
Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya


penulis sampaikan kepada Ibu Kartini Pekabanda, SST, M. Kes. sebagai penguji I
dan Ibu Antonetha Rosni Hunggu Mila, SST., M. Kes. yang tidak pernah lelah
membimbing saya sebagai penguji II dari awal perencanaan hingga selesainya karya
tulis ilmiah ini.

Tujuan dibuat karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelasaikan pendidikan Diploma III keperawatan. penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesarnya kepada :

1. Ibu Dr.R.H. Kristina, SKM.,M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan


Kupang, yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk
menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kupang Program Studi
Keperawatan Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S. Kep, Ns, M.Kes. sebagai Ketua Program Studi
Keperawatan Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti perkuliahan di Prodi Keperawatan Waingapu
3. Bapak Tjokorda G. A. Dhanuja, SKM sebagai Kepala Puskesmas Waingapu
siap menerima penelitian di wilayah kerja puskesmas waingapu
4. Bapak Yohanis K. Maramba sebagai Kepala Desa serta Masyarakat Dusun
Dua yang memberikan kesempatan untuk melakukan penilitian.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan
selama dibangku kuliah.

v
6. Kedua orang tua yang sangat saya cintai papa dan mama, saudara-saudari
yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan membiayai dalam
perkuliahan sampai penyelasaian karya tulis ilmiah ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu memberikan bantuan moril maupun material kepada penulis
dalam menyelasaikan karya tulis ilmiah ini.

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menyadari ada banyak kekurangan. Oleh
karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi
membangun Nusa dan Bangsa serta menambah referensi perpustakaan Program Studi
Keperawatan Waingapu.

Waingapu, Juni 2022

Penulis

vi
ABSTRAK
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2022

TOMI YAWAN DANGU RAMBA


“STUDI DESKRIPTIF PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA PADA
MASYARAKAT DUSUN DUA DESA MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR”
Xii+ 36 Halaman, 11 Tabel, 1 Gambar, 8 Lampiran, 18 Daftar Pustaka
Pendahuluan: Data puskesmas waingapu, Desa Mbatakapidu penderita malaria mengalami
penurunan pada tahun 2020 berjumlah 2 orang di bandingkan pada tahun 2021 yang
mengalami kenaikan berjumlah 33 orang, dan pada tahun 2022 mengalami kenaikan yaitu
berjumlah 122 orang. (Profil Kesehatan Puskesmas Waingapu Tahun 2020).Tujuan:
Mendeskripsikan penggunaan kelambu, kebiasaan diluar rumah pada sore hari,
penyemprotan inteksida, penggunaan obat anti nyamuk di Dusun Dua Desa Mbatakapidu
Wilayah kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Metode: jenis Penelitian
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, dan teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan surve. Hasil: Karakteristik
Responden usia tertinggi yaitu 26-35 tahun (40%), Jenis Kelamin Wanita lebih banyak
(53%), Pendidikan terbanyak SD (47%), dan pekerjaan yang paling terbanyak yaitu Petani
(100%).Responden yang selalu menggunakan kelambu (100%), Kebiasaan di Luar Rumah
yaitu (40%), Penyemprotan Inteksida atau foging (67%), dan Penggunaan Obat Anti
Nyamuk (10%). Kesimpulan: Responden rata-rata masi usia produktif, di dominasi oleh
wanita, pendidikan terbanyak yaitu SD, dan pekerjaan yang paling banyak digeluti adalah
bekerja sebagai petani. Penggunaan kelambu secara umum baik yaitu selalu menggunakan
kelambu saat tidur denganpresentase (100%), kebiasaan di luar rumah pada sore hari secara
umum masyarakat sudah berkurang untuk keluar rumah pada sore hari jika tidak ada hal
yang penting dengan presentase (40%), penyemprotan inteksida secara umum masyarakat
sudaha mendapatkan penyemprotan inteksida atau foging dengan presentase (67%),
penggunaan obat anti nyamuk secara umum masyarakat rata-rata tidak mengetahui cara
menggunakan obat anti nyamuk dengan presentase (33%). Saran: Bagi Puskesmas
Waingapu sebagai acuan untuk terus melakukan penyuluhan, bagi Institusi sebagai acuan
untuk terus mengembangkan ilmu di bidang penyakit tropik.
Kata Kunci : Malaria, pencegahan penyakit malaria.
Kepustakaan : 15 buah (2019-2022).

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
BIODATA PENULIS.......................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3 Tujuan Penilitian. ....................................................................................3
1.4 ManfaatPenilitian ....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
2.1 Konsep Dasar Malaria..............................................................................5
2.2 Konsep Masyarakat................................................................................11
BAB III KERANGKA KONSEP...................................................................13
3.1 Kerangka Konsep. ..................................................................................13
3.2 Defenisi Operasional..............................................................................14
BAB 4 METODOLOGI PENILITIAN.........................................................17
4.1 Desain Penilitian.....................................................................................17
4.2 Populasi dan Sampel...............................................................................17
4.3 Variabel Penilitian ..................................................................................18
4.4 Instrumen Penilitian................................................................................18
4.5 Lokasi dan Waktu Penilitian...................................................................19
4.6 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan...........................................19
4.7 Cara Analisa Data...................................................................................19
4.8 Etika Penilitian.......................................................................................19
4.9 Jadwal
Penelitian……………………………………………………….20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN…………………......23
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian……………….………..
……..23
5.2
Pembahasan………………………………………………………….....27

viii
BAB 6 PENUTUP……………………………………………………………30
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………….30
6.2 Saran……………………...……………………………………………30
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep.............................................................................13

ix
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

UNICEF : United Nations Children’s Fund

NTT : Nusa Tenggara Timur

MBS : Mass Blood Survey

ITNs : Insecticide Treated Nets

MDGs : Millenium Development Goals

IRS : Indoor Resudial Spraying

Kesehatan RI : Kesehatan Republik Indonesia

BBLR : Berat Badan Lebih Rendah

ACT : Artemisinin-Based Combination Therapy

CQ : Clorokuin

SP : Sulfadoksin Pirimetamin

SMS : Short Message Service

% : Persen

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian……………………………………………………...6

Tabel 2.1 Masa Inkubasi Parasite Malaria.................................................10

Tabel 3.2 Defenisi Operasional..................................................................14

Tabel 5.1 Ditribusi Responden menurut


Umur…………………………………...23

Tabel 5.2 Distribusi Responden menurut Jenis


Kelamin…………………………24

Tabel 5.3 Distribusi Responden menurut


Pendidikan…………………………….24

Tabel 5.4 Distribusi Responden menurut


Pekerjaan………………………...……24

Tabel 5.6 Penggunaan


Kelambu………………………………………………….25

Tabel 5.7 Penyemprotan Inteksida………………….


…………………………….25

Tabel 5.8 Kebiasaan Di Luar Rumah Pada Sore


Hari……………………………26

Tabel 5.9 Penggunaan Obat Anti


Nyamuk…………………………………...….26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran II : Lembar Pesetujuan Menjadi Responden
Lampiran III : Kuesioner
Lampiran IV : Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran V : Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran VI : Surat Ijin Penelitian Dari DPMPTSP Sumba Timur
Lampiran VII : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran VIII : Tabulasi Hasil Penelitian

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
hingga saat ini. Penyakit infeksi malaria di sebabkan oleh parasit plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, yang di
tularkan oleh nyamuk (Anophels) betina, dan dapat menyerang semua orang baik
laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak,
dan orang dewasa, (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
Data world health organization (WHO) tahun 2017 di perkirakan 219 juta
kasus per penduduk yang terkena malaria di seluruh dunia, tercatat sekitar 86%
kematian terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun. Penderita penyakit ini
terbesar di daerah endemis seperti Afrika dan Asia termasuk Indonesia (WHO,
2020).
Di Indonesia menunjukan bahwa provinsi dengan prevalensi malaria
tertinggi berdasarkan riwayat pemeriksaan darah pada tahun 2013-2018 adalah
Provinsi Papua Barat, Nusa Tenggar Timur dan papua dengan presentase 18%
per 1.000 penduduk, Provinsi di atas adalah angka API Nasional menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas tahun 2019).
Berdasarkan laporan United Nations Children’s Fund (UNICEF) Tahun
2020, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk urutan kedua kasus
tertinggi malaria setelah provinsi Papua dengan jumlah kasus sebanyak 15.305.
Kasus malaria di NTT sebanyak 94.06% berasal dari pulau sumba. Target
eliminasi malaria pada tahun 2021 diikuti oleh 17 kabupaten dengan kasus
malaria tinggi, yang mencapai hanya 3 kabupetan antara lain Manggrai, Kota
Kupang, Manggarai Timur.
Menurut Data UNICEF Pulau Sumba adalah penyumbang kasus malaria
sebanyak 94% di NTT dimana Pulau Sumba terdapat empat kabupaten.
Kabupaten yang memiliki endemis tinggi adalah Sumba Barat dan Sumba Barat
Daya sebanyak 22,48% per 1.000 penduduk sedangkan Sumba Timur adalah

1
endemis sedang sebanyak 3,96% per 1.000 penduduk dan Sumba Tengah
endemis rendah sebanyak 0,41% 1.000 penduduk. Di tahun 2027 Pulau Sumba
sudah mendapat surat bebas malaria atau endemis rendah, untuk mencapai di atas
pemerintah harus melakukan kegiatan yang terintegrasi antara lain pemeriksaan
atau tes yang secara singkat dan sederhana melalui kegiatan penemuan intensif
oleh kader malaria. (Unicef, 2021)
Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu daerah endemis malaria.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, kasus malaria pada tahun 2016
sebanyak 1.446 kasus, pada tahun 2017 meningkat menjadi 1.446 kasus, dan
pada tahun 2018 meningkat lagi secara signifikan hingga mencapai 7.621 kasus,
(Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur,2019)
Data puskesmas waingapu, Desa Mbatakapidu penderita malaria
mengalami penurunan pada tahun 2020 berjumlah 2 orang di bandingkan pada
tahun 2021 yang mengalami kenaikan berjumlah 33 orang, dan pada tahun 2022
mengalami kenaikan yaitu berjumlah 122 orang. (Profil Kesehatan Puskesmas
Waingapu Tahun 2020).
Upaya pemerintah untuk menekan angka kesakitan dan kematian, melalui
program pemberantasan malaria, antara lain meliputi diagnosis dini dan
pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vector, hal ini di
tunjukan untuk memutus mata rantai penularan. Pengendalian juga di lakukan
secara kimiawi, hayati, pengelolaan lingkungan dan pengendalian terpadu. Yoga
(2019). Upaya lain yang di lakukan adalah pembagian kelambu, kebiasaan di luar
rumah pada sore hari menggunak penyemprotan inteksida, dan obat anti nyamuk
yang diberikan pada seluruh ibu hamil termasuk balita sakit dengan semua gejala.
Penggunaan Kelambu berinteksida Insecticide Treated Nets (ITNs)
merupakan salah satu upaya yang di nilai efektif dalam pencegahan dan
pengendalian malaria menurut WHO dengan tujuan mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs). (WHO, 2020). Kelambu yang mengandung
inteksida yang dicampurkan atau dibalutkan ke benang kelambu memiliki daya
tahan terhadap berkali – kali pencucian. Selain sebagai penghalang secara fisik

2
terhadap nyamuk, aktivitas insektisida yang terkandung di dalamnya juga dapat
membunuh nyamuk. (Mayasari, Andriyani, dan Situros, 2019).
Hasil penilitian menyatakan bahwa kelambu berinteksida juga dapat
menjadi alternatif pengendalian vektor malaria pada Daerah yang masyarakatnya
menolak metode Indoor Residual Spraying (IRS) dan dapat pula sebagai upaya
pencegahan penularan malaria (Ikawati B. etal, 2020). Penyakit menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karna menimbulkan angka
kesakitan dan kematian yang tinggi serta menurunkan produktivitas sumber daya
manusia dan pembangunan nasional.
Penyemprotan Inteksida merupakan pengendalian vektor menggunakan
racun serangga dengan dosis tertentu yang ditempelkan secara merata pada
permukaan dinding yang disemprot tujuannya untuk memutus penularan dengan
memperpendek usia nyamuk. Resiko malaria juga dapat menyebabkan kematian,
anemia (kurang darah), pada wanita dapat menyebabkan keguguran, lahir kurang
bulan (prematur), berat badan lebih rendah (BBLR) serta lahir mati (Kesehatan
RI, 2019).
Kebiasaan di Luar Rumah pada Sore Hari adalah perilaku yang
seharusnya dihindari jika tidak ada upaya pencegahan yang dilakukan seperti
penggunaan obat anti nyamuk ataupun pakaian panjang. Aktivitas yang biasa
dilakukan diluar rumah berupa kegiatan bertegur sapa antar tetangga, berkumpul
ataupun bermain disekitar rumah (Maurend Yayank Lewinsca, 2020)
Dampak lain dari meningkatnya kasus malaria adalah perkembangan pada
otak anak tidak bisa di obati dan di kembalikan. Obat malaria masih bisa di beli,
tapi pendapatan yang hilang akibat sakit malaria tidak bisa balik lagi.
(Unicef, 2021).
Hasil wawancara pada 9 orang responden, terdapat 6 orang mengatakan
sudah mendapatkan kelambu serta tau cara menggunakannya, pada saat keluar
rumah pada sore hari menggunakan lotion dan pakaian lengan panjang,
mendapatkan penyemprotan inteksida yang dilakukan oleh pemerintah dalam
kurun waktu enam bulan, dan menggunakan obat anti nyamuk sedangkan 3 orang
lainya belum mendapatkan kelambu, penyemprotan inteksida, obat anti nyamuk,

3
dan tidak mengetahui tentang kebiasaan diluar rumah pada sore hari
menggunakan lotion dan pakaian lengan panjang.
Berdasarkan masalah tersebut diatas maka peniliti ingin melakukan
penilitian tentang studi Deskriptif upaya pencegahan penyakit malaria pada
masyarakat Dusun Dua Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang dan data–data yang telah di paparkan
diatas, maka di dapatkan rumusan masalah. Bagaimana pencegahan penyakit
malaria pada masyarakat Dusun Dua Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota
Waingapu Kabupaten Sumba Timur?
1.3 Tujuan Penilitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pencegahan malaria pada masyarakat Dusun Dua
Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kecamatan Kota
Waingapu Kabupaten Sumba Timur .
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1Mengidentifikasi Penggunaan Kelambu pada masyarakat Dusun
Dua Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas Waingapu,
Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur.
1.3.2.2 Mengidentifikasi Penyemprotan Inteksida pada masyarakat
Dusun Dua Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas
Waingapu, Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur.
1.3.2.3 Mengidentifikasi kebiasaan diluar rumah pada masyarakat Dusun
Dua Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas Waingapu,
Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur.
1.3.2.4 Mengidentifikasi pemakaian obat anti nyamuk pada masyarakat
Dusun Dua Desa Mbatakapidu wilayah kerja Puskesmas
Waingapu, Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur.

4
1.4 Manfaat Penilitian
1.4.2 Teoritis
Sebagai tugas akhir untuk menyelasaikan Pendidikan DIII keperawatan
dan sebagai pembelajaran mengenai penilitian Studi Deskriptif Pencegahan
penyakit malaria pada masyarakat di Dusun Dua Desa Mbatakapidu wilayah
kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur.
1.4.3 Praktis
1.4.3.1 Bagi institusi Pendidikan
Sebagai Acuan/Referensi bagi Mahasiswa/I yang ingin melakukan
penilitian selanjutnya.
1.4.3.2 Bagi Puskesmas Waingapu
Hasil penilitian ini dapat di jadikan informasi dalam melakukan
penyuluhan kepada masyarakat.

5
6
1.5 Keaslian Penilitian

Nama Judul Metode Hasil Tempat Perbedaannya


Peneliti
I Gede Pengetahuan dan peran Metode yang digunakan Dari hasil penilitian yang diperoleh Rumah Sakit Metode yang peneliti
Ariyawan, orang tua dalam adalah metode deskriptif bahwa dari 30 Responden yang Umum di gunakan sekarang yaitu
Martha pencegahan malaria pada kuantitatif dengan metode memiliki pengetahuan baik yaitu 11 Ruang metode deskriptif, teknik
Meti Kody anak diruang anggrek studi kasus. Teknik orang, dan responden yang terkecil Anggrek sampling jenuh/sensus, dan
rumah sakit umum pengambilan sampel ini yaitu responden dengan pengetahuan tempat penilitian
waingapu adalah secara non random kurang yaitu 9 orang. Untuk peran
sampling (Non Probability dapat dilihat bahwa responden yang
Sampling). Cara terbanyak adalah responden dengan
pengambilan sampel dalam peran baik yaitu 15 orang, dan
penilitian ini menggunakan responden yang terkecil yaitu
teknik accidental sampling. responden dengan peran yang cukup
yaitu 5 orang.
Ni Putu Literature Review Literature Review menunjukan bahwa - Metode yang peneliti
Wulan Literature Review intervensi keperawatan terkini dalam gunakan sekarang yaitu
Purnama Intervensi Keperawatan bentuk kegiatan Pendidikan/promosi metode deskriptif, teknik
Sari Terkini Untuk kesehatan sangat bervariasi dari segi sampling jenuh/sensus, dan
Meningkatkan Pengetahuan metode, komponen, durasi, individu tempat penilitian
dan Tindakan Masyarakat yang terlibat spesifitasi dan
Dalam efektivitasnya. Intervensi keperawatan
Pencegahan/Pengendalian yang dimasksud terdiri dari kegiatan
malaria penilitian, kampanye, kursus,
workshop, diskusi kelompok focus,
dan praktik mengajar dikelas.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Malaria

2.1.1 Defenisi

Malaria merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan


hingga saat ini, Data WHO tahun 2008 terdapat 243 juta kasus per
penduduk yang terkena malaria di seluruh dunia, tercatat sekitar 86%
kematian terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun. Penderita penyakit ini
terbesar di daerah endemis seperti Afrika dan Asia (WHO, 2013).

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari


genus plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia. Penyakit ini di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Orang yang menderita malaria memiliki gejal awal seperti flu, demam
tinggi, rasa dingin, dan sakit kepala. Penyakit ini dapat menyerang semua
kelompok umur. Biasanya gejala malaria akan ampak setelah 10 hari sampai
4 minggu berupa demam, sakit kepala, muntah, dan menggigil.

2.1.2 Etiologi

Malaria yang di sebabkan oleh plasmodium yang terdiri atas 4 spesies


yaitu :

a. Plasmodium Falciparum (P. Falciparum)


b. Plasmodium Malaria (P. Malariae)
c. Plasmodium Vivax (P. Vivax)
d. Plasmodium Ovale (P. Ovale)
Parasit yang sering di jumpai di indonesia adalah plasmodium falciparum
menyebabkan malaria tropika, dan plasmodium vivax menyebabkan
tertiana, sedangkan plasmodium malariae dan plasmodium ovale biasanya
di temukan di indonesai bagian timur.

8
2.1.3 Masa Inkubasi

Perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau masa


inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia masing–masing spesies
berbeda.

Tabel 2.1. masa inkubasi parasit malaria

No Parasit Masa Inkubasi (hari)


1 P. Falciparum 9-14 (12)
2 P. Vivax 12-17 (15)
3 P. Ovela 16-18 (17)
4. P. Malariae 18-40 (28)

2.1.4 Siklus hidup penyakit malaria

menjadi 6-8 yang bergerak ke pinggir parasit. Sedangkan gamet jantan


(mikrogamet) terbentuk beberapa filamen seperti cambuk, sehing Siklus
hidup dari keempat plasmodium yang berlangsung secara seksual
(sporogoni) di dalam tubuh nyamuk anopheles betina dan secara aseksual
(skizogoni) di dalam tubuh manusia (Rosdiana, 2010)

a. Aseksual (Skizogoni)
Sporozoit yang efektif dari kelenjer nyamuk Anopheles, di
tusukan kedalam aliran darah manusia. Sporozoit dalam waktu 30 menit
memasuki sel parenkim hati untuk memulai stadium ekso– eritrosit,
plasmodium kemudian keluar dari sel hati masuk ke sel darah merah.
Dan sel darah merah mulai nampak adanya kromatin kecil dikelilingi
oleh sitoplasma plasmodium yang berbentuk cincin, kemudian
berkembang menjadi amboid. Sel darah merah yang penuh dengan
merozoit akan pecah. Parasit dapat menghindari fagositosis memasuki
sel darah merah kembali untuk mengulangi daur skizagoni, merozoit
yang masuk dalam sel darah merah baru kemudian membentuk
gametosit untuk memasuki stadium seksual (Irianto, 2009).

9
b. Seksual (Sporogoni)
Sporogoni merupakan seksual yang terjadi di dalam tubuh
nyamuk. Saat nyamuk menghisap darah, gametosit di telan bersama.
Berbeda dengan skizogoni di mana gematosit tidak di cernakan secara
bersama–sama dalam sel darah. Pada nyamuk betina (makrogamet) titik
kromatin membagi diri ga mempunyai gerakan yang aktif. Sementara
itu macrogamet akan menjadi matang sebagai gematosit perkembangan
yang berlangsung dalam rongga perut nyamuk (Irianto, 2009).

2.1.5 Gejala klinis malari

Gejala malaria terdiri dari demam yang di sertai gejala lain yang di
kelilingi oleh periode bebas demam. Gejala klinik terpenting pada malaria
yaitu

a. Demam
1. Stadium menggigil, stadium ini dimulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin. Nadi sangat cepat, tetapi lemah. Bibir dan
jari pucat kebiruan, kulit kering dan pucat kadang–kadang di sertai
muntah dan pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini
berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam.
2. Stadium puncak demam, dari perasaan dingin berubah menjadi
panas sekali, muka merah, kulit kering, dan panas serasa terbakar,
sakit kepala hebat, ada rasa mual dan muntah nadi berdenyut keras,
suhu naik sampai 41℃, penderita merasa kehausa, stadium ini
berlangsung selama 2–6 jam.
3. Stadium berkeringat, dengan ini di mulai penderita banyak
berkeringat, sehinga pakaian atau tempat tidur basah oleh keringat.
Suhu badan turun dengan cepat, hingga kadang sampai dibawah
angka normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak, dan
sewaktu–waktu ketika bangun badan akan terasa lemah. Stadium
ini berlangsung 2 sampai 4 jam (Rosdiana, 2010).

10
Gejala infeksi yang timbul kembali setelah serangan pertama
di sebut relaps yang dapat bersifat:

- Relaps jangka pendek (rekrudesensi), yang di sebabkan parasit


dalam daur eritrosit menjadi banyak. Demam akan timbul kembali
dalam waktu 8 minggu sesudah hilang serangan pertama.
- Relaps jangkan panjang (rekruens), yang di sebabkan parasit dalam
siklus eksoeritrositer dari hati masuk kedalam darah dan menjadi
banyak, hingga demam timbul lagi setelah 24 minggu atau lebih
setelah serangan pertama hilang (Rosdiana, 2010).
b. Splenomegali
Pada keadaan akut limpa membesar dan tegang, penderita merasa
nyeri di perut kiri atas. Pada perabaan konsistensinya lunak (Sutanto,
2010)
c. Anemia
Anemia tergantung pada spesies yang menyebabkan serangan
akut kadar hemoglobin turun secara mendadak. Anemia di sebabkan
oleh faktor–faktor berikut ini :
- Penghancur eritrosit yang menandung parasit dan yang tidak
mengandung parasit terjadi didalam limpa
- Reduced survival time (eritrosit normal yang tidak mengandung
parasit tidak dapat hidup lama)
- Diseritropoesis (gangguan pembentukan eritrosit karna depresi
eritropoesis dalam sum–sum tulang, retikulosis tidak di epas dalam
peredaran perifer). (Sutanto, 2010).

2.1.6 Pengobatan malaria

Pengobatan kasus malaria yang di anjurkan adalah dengan


menggunakan ACT (Artemisinin-based Combination Therapy). ACT
merupakan obat anti malaria untuk penderita plasmodium falciparum sejak
2004. ACT juga di gunakan untuk pengobatan malaria vivax, sebagai
pengganti klorokuin (CQ) dan sulfadoksin–pirimetamin (SP) yang telah

11
terbukti resisten terhadap plasmodium vivax. Peneliti Hasugian et al (2014)
menegaskan ACT lebih efektif dan aman untuk pengobatan infeksi
plasmodium vivax dibandingkan klorokuin. Meskipun demikian, pada
penilitian ini masih di temukan adanya penggunaa CQ dan SP oleh
penderita di rumah tangga, meski jenis obat ini telah dinyatakan tidak
efektif pada pengobatan malaria.
Penguatan sistem kesehatan khususnya manajemen suplai obat
antimalaria di sarana kesehatan daerah endemis dengan tantangan kondisi
geografis yang sulit juga perlu mendapatkan perhatian. Ketersediaan stok
obat ACT di level pelayanan kesehatan primer penting untuk selalu
dimonitor dan evaluasi, karna keberhasilan eliminasi malaria juga tidak
terlepas dari ketersediaan obat standar di lapangan. Hasil dari penilitian ini
menemukan adanya rezim obat antimalria resisten yang digunakan dalam
pengobatan malaria oleh sarana dan tenaga kesehatan. Untuk meperkuat
sistem penyediaan obat, salah satu bentuk best practice sebagai langkah
intervensi dalam penguatan manajemen obat secara efisien, efektif, dan
sederhana adalah pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaporan stok
obat melalui SMS for life yang di lakukan dipedesaan tanzania. Proses
pengadaan obat yang efektif dan fleksibel dapat menjadi faktor penentu
dalam efektifitas pengobatan malaria.

2.1.7 Pencegahan Malaria

Pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan resiko


kewaspadaan terhadap resiko malaria, antara lain untuk mencegah gigitan
nyamuk. Pencegahan gigitan nyamuk dapat di lakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Penyemprotan inteksida
Upaya dilakukan untuk membunuh jentik dan nyamuk dewasa
dengan cara penyemprotan inteksida pada sekitaran rumah khusunya
daerah endemis tinggi malaria yaitu dapat dilakukan sekurang–
kurangnya dua kali dalam setahun dalam kurun waktu 6 bulan.
Larvaciding dilakukan untuk menyemprot daerah rawa–rawa yang

12
memiliki potensi menjadi tempat perindukan nyamuk malaria
(Kemenkes RI, 2014).

2. Penggunaa kelambu
Penggunaan kelambu adalah salah satu upaya dalam pencegahan
gigitan nyamuk hal ini dilakukan karna dinilai efektif dalam memberikan
perlindungan pada masyarakat dari gigitan nyamuk anopheles. Saat ini
telah disediakan kelambu berinteksida yang sangat efektif mencegah
gigitan nyamuk anopheles yang dapat menyebabkan malaria. (Biro
komunikasi dan pelayanan masyarakat, 2017)
3. Kebiasaan diluar rumah
Upaya pencegahan malaria yang sering dilakukan jika sedang
berada diluar rumah biasa menggunakan lotion anti nyamuk dan
mengantisipasi gigitan nyamuk dengan cara mengenakan pakaian yang
tebal, misalnya baju lengan panjang, jaket, dan celana panjang.
4. Pemakaian obat anti nyamuk
Pencegahan malaria dapat juga dilakukan dengan cara pemakaian
obat anti nyamuk. Upaya ini sebagai alternatif bagi yang tidak dapat
menggunakan kelambu secara konsisten. Obat anti nyamuk juga selain
relatif murah juga mudah di temui dipasaran. Berbagai jenis obat anti
nyamuk diantaranya obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, bahkan
sekarang ini sudah tersedia obat nyamuk elektrik, dan obat nyamuk oles.
2.2 Konsep Masyarakat
2.2.1 defenisi masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari manusia antara satu dan lainnya yang
saling terikat oleh sistem nilai, agama, adat istidat, hukum dan hidup
bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
2.2.2 Ciri – Ciri masyarakat
- masyarakat dapat bersikap secara heterogeny.
- mobilitas dalam lingkungan masyarakat meningkat.

13
- tindakan yang di ambil oleh masyarakat dalam lingkungan harus bersifat
rasional.
- tingkat organisasi yang tinggi.
- sistem pengumpulan data lebih teratur.
Selain itu juga ada ciri – ciri lingkungan masyarakat yang moderen yaitu :
- Heterogen, adalah masyarakat yang mengalami proses modernisasi
yang bercampur dan membentuk kesatuan dalam sebuah proses
pembangunan.
- Masyarakat moderen yang memiliki sistem pelapisan terbuka terhadap
perubahan zaman yang mana dipengaruhi oleh adanya globalisasi dan
menyebabkan pengelompokan lapisan sosial memudar.
- Masyarakat dengan mobilitas tinggi yang dikarenakan terjadinya
perpindahan penduduk desa kekota dengan sangat tinggi.
- Masyarakat yang memiliki sifat objektif yang dapat menerima
perbedaan dalam masyarakat.
2.2.3 Adapun Dampak Positif dan Negatif dari Mayarakat Modernisasi.
2.2.3.1 Dampak Positif
- Perubahan dalam nilai sikap
- Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat
- Meningkatnya efektifitas dan efisiensi
- Semakin kuatnya integritas dalam masyarakat
- Meningkatnya kesadaran politik dan demokrasi
- Masyarakat tidak terpaku dengan cara lama atau jadul
- Masyarakat lebih dituntut dalam berkorban demi kepentingan ekonomi
bangsa
- Terjadinya transfer teknologi
- Dapat mengatasi berbagai macam penyakit
- Lapangan kerja terbuka luas
- Produksi makanan yang berkualitas semakin meningkat.
2.2.3.2 Dampak Negatif
- Terjadinya kesenjangan sosial, ekonomi dan teknologi
- Dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

14
- Meningkatnya kriminalitas
- Tergesarnya nilai–nilai budaya lokal bahkan hingga hilangnya istiadat
serta budaya lokal
- Dapat menimbulkan pemujaan berlebihan kepada budaya lain

15
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Pencegahan Penyakit
Malara

Pengunaan Kelambu Variabel Terikat

Penyakit Malaria
Penyemprotan Inteksida

Kebiasaan diluar
rumah pada sore hari 1. Lingkungan
2. Pemukiman
Pemakaian obat anti
malaria

Keterangan

16
DitelIT

17
18
3.2 Defenisi Oprasional

Variabel Defenisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
1. Penggunaan Kelambu Penggunaan Kelambu di
Menggunakan kelambu saat tidur pada Penggunaan Kelambu di Kuiseoner Kelompokan :
malam hari untuk melindungi dari Kelompokan : Nominal 1. Menggunakan (1)
2. Penyemprotan Inteksida gigitan nyamuk 1. Menggunakan 2. Tidak
2. Tidak Menggunakan Menggunakan (0)
3. Kebiasaan Di Luar Rumah Penyemprotan Inteksida Penyemprotan Inteksida di
Rumah yang sudah mendapatkan dan Kuiseoner
di Kelompokan: Nominal Kelompokan:
belum mendapatkan penyemprotan
inteksida untuk membunuh jentik dan 1. Mendapatkan 1. Mendapatkan (1)
nyamuk dewasa 2. Tidak Mendapatkan 2. Tidak
mendapatkan (0)
Kebiasaan di luar rumah:
4. Obat Anti Nyamuk Kebiasaan berada di luar rumah Kuiseoner
Kebiasaan di luar rumah 1. Ya (1)
mengunakan lotion dan memakai Nominal
pada sore hari di 2. Tidak (0)
pakaian lengan panjang agar dapat kelompokkan
mencegah gigitan nyamuk
1. Ya
2. Tidak Pengunaan Obat Anti
Penggunaan Obat Nyamuk di Bedakann
Kebiasaan menggunakan obat anti Kuiseoner Nominal Menjadi:
nyamuk untuk mencegah gigitan
Anti Nyamuk di Bedakan
Menjadi: 1. Menggunakan (1)
nyamuk
1. Menggunakan 2. Tidak
2. Tidak Menggunakan Menggunakan (0)

19
BAB IV

METODOLOGI PENILITIAN

4.1 Desain Penilitian

Jenis penilitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah penilitian


deskriptif. (Siddiq dan Choiri, 2019). Penilitian deskriptif ini untuk
mendapatkan gambaran tentang pencegahan penyakit malaria: penggunaan
kelambu, penyemprotan inteksida, kebiasaan diluar rumah, dan pemakaian
obat anti nyamuk pada masyarakat Dusun Dua Desa Mbatakapidu wilayah
kerja Puskesmas Waingapu.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek dan objek dengan karakteristik


tertentu yang akan di teliti (Nursalam,2008). Populasi dalam penilitian ini
adalah semua masyarakat di Dusun Dua Desa Mbatakapidu yang berjumlah
483 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat di


pergunakan sebagai subjek penilitian melalui Sampling dimana pengambilan
sampel dengan cara menjadikan sampel dari semua populasi yang kebetulan
ada saat melakukan penilitian dan memenuhi kriteria– kriteria yang di
tetapkan oleh peneliti (Nursalam,2008). Teknik pengambilan sampel pada
penilitian ini adalah menggunakan metode surve ( dari rumah kerumah),
dengan catatan, penelitian pada responden menggunakan protocol kesehatan
dengan ketat. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.

Teknik sampel dalam penilitian ini juga harus di sesuaikan dengan


persyaratan atau kriterian inklusi dan ekslusi adalah sebagai berikut :

20
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri – ciri yang di penuhi
setiap anggota yang di ambil sebagai populasi yang dapat di ambil
sebagai sampel.
- Responden bersedia untuk di teliti
- Masyarakat yang tidak berada dalam kadaan sakit
- Responden bisa membaca dan menulis
4.3 Variabel Penilitian
4.3.1 Variabel bebas (independent variable)
Adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain baik secara positif
maupun negatif yang artinya variabel bebas dalam penilitian ini adalah
Pencegahan penyakit malaria: Penggunaan Kelambu, Kebiasaan di Luar
Rumah Pada Sore Hari, Penyemprotan Inteksida, Obat Anti Nyamuk.
4.3.2 Variabel terikat (dependent variable)
Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karna
variabel bebas yang artinya variabel terikat adalah penyakit malaria
4.4 Instrumen penilitian
Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini yaitu lembar kuesioner
tentang analisis terhadap Pencegahan malaria berupa Penggunaan Kelambu,
Penyemprotan Inteksida, Kebiasaan di Luar Rumah pada Sore Hari dan Obat
Anti Nyamuk.
4.5 Lokasi Dan Waktu Penilitian
Lokasi penilitian di Dusun Dua Desa Mbatakapidu Kecamatan Kota
Waingapu Kabupaten Sumba Timur pada bulan Maret–Mei, tahun 2022.
4.6 Teknik pengumpulan data dan pengolahan data
4.6.1 Teknik Pengumpulan data
1. Teknik pengumpulan data
a. Melalui kuesioner diberikan pada masyarakat di desa mbatakapidu
4.6.2 Teknik pengolahan data

21
Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai
berikut:
a. Pengeditan data (editing)
Yaitu untuk melihat lengkap tidaknya pengisian kuisoner, melihat logis
tidaknya jawaban, melihat konsistensi atas pertanyaan.
b. Coding dan transformasi data
Coding adalah pemberian kode – kode tertentu pada tiap data termasuk
memberikan kategori untuk data yang sama.
c. Tabulasi data
Tabulasi data adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel
dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis.
4.7 Cara Analisa Data
Data dikumpulkan dan dikelompokan kemudian di tabulasi dan diolah
secara deskriptif sesuai dengan variabel penilitian. Hasil penilitian disajikan
dalam bentuk tabel dan narasi sehingga menggambarkan upaya Penggunaan
Kelambu, Penyemprotan Inteksida, Kebiasaan di Luar Rumah pada Sore
Hari, dan Obat Anti Nyamuk di Dusun Dua Desa Mbatakapidu Kabupaten
Sumba Timur.
4.8 Etika Penilitian
Setelah mendapat persetujuan/izin dari Ketua Program Studi Keperawatan
Waingapu Peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pada masalah
etika penilaian meliputi:
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lembar persetujuan menjadi responden di berikan kepada
responden yang akan diteliti, selanjutnya peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan pnlitian yang dilaksanakan serta dampak yang mungkin
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, setelah diberi
penjelasan responden yang bersedia diteliti harus menandatangani
lembar persetujuan yang disediakan. Jika responden menolak atau
tidak besedia maka peneliti tidak memaksanya dan tetap menghormati
hak-hak responden.

22
2. Anotomity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan
nama responden pada format pengumpulan data, cukup dengan
memberi nomor kode masing- masing lembar tersebut.
3. Conidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin
oleh penelitian.

4.9 Etika Penilitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


1 Persiapan Proposal √
2 Seminar Proposal √
3 Perbaikan proposal √
4 Pengumpulan Data √ √
5 Penyusunan Laporan √
6 Ujian KTI √
7 Pengumpulan KTI √

23
BAB V
HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penilitian


5.1.1 Keadaan Geografis
Desa Mbatakapidu merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kota
Waingapu yang merupakan bagian dari wilayah kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah penduduk 2.044 jiwa di mana laki-
laki sebanyak 1.041 jiwa dan perempuan sebanyak 1.003 jiwa, jumlah
penduduk Dusun Dua 289 jiwa pada tahun 2022. Luas Wilayah Desa
Mbatakapidu 28,2 KM2 Dengan Batas-batas Wilayah Desa Mbatakapidu.
5.1.1.1 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kelurahan Kambajaa,
Kelurahan Temu
5.1.1.2 Sebelah Selatan perbatasan dengan Desa Lukukamaru dan Desa
Kiritana
5.1.1.3 Sebelah Timur perbatasan dengan Kelurahan Wangga, Kelurahan
Lambanapu
5.1.1.4 Sebelah Barat perbatasan dengan Desa Pambotajara
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan kategori umur menurut


Depkes yang terdapat pada masyarkat di Desa Mbatakapidu Dusun
Dua Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022.
No Umur f %
1 26-35 (Dewasa awal usia) 12 40
2 36-45 (Dewasa akhir usia) 9 30
3 46-55 (Lansia awal usia) 6 20
4 56-65 (Lansia akhir usia) 1 3
5 >65 (Manula) 2 7
Total 30 100,00

24
Sumber: Data Primer, 2022

Distribusi responden menurut umur di Desa Mbatakapidu Dusun Dua di


dapatkan responden dengan umur tertinggi yaitu umur 26-35 tahun
sebanyak 12 orang (40%), sedangkan umur terendah terletak pada umur 56-
65 tahun sebanyak 1 orang (3%).
Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan klarifikasi Jenis Kelamin
yang terdapat pada masyarkat di Desa Mbatakapidu Dusun Dua
Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022.
No Jenis Kelamin f %
1 Pria 14 47
2 Wanita 16 53
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

Distribusi responden menurut jenis kelamin di Desa Mbatakapidu Dusun


Dua di dapatkan data bahwa presentase wanita lebih banyak sebanyak 16
orang (53%), sedangkan pria sebanyak 14 orang (47%).
Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan klarifikasi Pendidikan
yang terdapat pada masyarkat di Desa Mbatakapidu Dusun Dua
Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022.
No Pendidikan f %
1 Tidak Sekolah 1 3
2 Tamat SD 14 47
3 Tamat SMP 7 23
4 Tamat SMA/SMU 8 27
5 Diploma I, II, III 0 0,00
Total 30 100,00

Sumber: Data Primer,2022


Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Mbatakapidu Dusun Dua
didapatkan data bahwa derngan pendidikan terbanyak yaitu pendidikan SD

25
sebanyak 14 orang (47%), SMA sebanyak 8 orang (27%), sedangkan SMP
sebnyak 7 orang (23%), dan paling terendah yaitu yang tidak sekolah
sebanyak 1 orang (3%).
Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan klarifikasi Pekerjaan yang
terdapat pada masyarkat di Desa Mbatakapidu Dusun Dua Kabupaten
Sumba Timur Tahun 2022.
No Pekerjaan f %
1 PNS 0 0
2 TNI, Polri 0 0
3 Swasta 0 0
4 Wiraswasta 0 0
5 Petani 30 100
6 Pensiunan 0 0
7 Pelajar/ 0 0
Mahasiswa/i
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Mbatakapidu Dusun Dua di


dapatkan data bahwa pekerjaan tertinggi yaitu petani sebanyak 30 orang
(100%).
5.2.2 Data Khusus Responden

Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan klarifikasi Penggunaan


Kelambu yang terdapat pada masyarakat di Desa Mbatakapidu Dusun
Dua Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022.
No Penggunaan f %
Kelambu
1 Menggunakan 30 100
2 Tidak Menggunakan 0 0
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

26
Berdasarkan tabel 5.5 yang menggunakan kelambu diatas dapat diketahui
dari 30 responden yang mengatakan Ya adalahsebanyak 30 orang dengan
presentase (100%), sedangkan yang menyatakan Tidak sebanyak 0(0%).
Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarkan klarifikasi Penyemprotan
Inteksida yang terdapat pada masyarakat di Desa Mbatakapidu Dusun
Dua Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022.
No Penyemprotan f %
Inteksida
1 Mendapatkan 20 67
2 Tidak Mendapatkan 10 33
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.6 yang sudah mendapatkan penyemprotan inteksida


diatas dapat dilihat dari 30 Responden yang menyatakan Ya adalah
sebanyak 20 orang dengan presentase (67%), sedangkan yang menyatakan
Tidak sebanyak 10 orang dengan presentase (33%).
Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarkan kebiasaan di luar rumah
pada sore hari yang terdapat pada masyarakat di Desa Mbatakapidu
Dusun Dua Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022
No Kebiasaan Di f %
Luar Rumah
1 Ya 12 40
2 Tidak 18 60
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.7 yang mempunyai kebiasaan di luar rumah pada sore
hari diatas dapat dilihat dari 30 responden, yang menyatakan Ya adalah
sebanyak 12 orang dengan presentase (40%), sedangkan yang menyatakan
Tidak sebanyak 18 orang dengan presentase (60%).
Tabel 5.8 Distribusi Respponden berdasarkan penggunaan obat anti

27
nyamuk yang terdapat pada masyarakat di Desa Mbatakapidu Dusun
Dua Kabupaten Sumba Timur Tahun 2022
No Penggunaan Obat f %
Anti Nyamuk
1 Menggunakan 10 33
2 Tidak Menggunakan 20 67
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.8 yang menggunakan obat anti nyamuk diatas dapat
dilihat dari 30 responden, yang menyatakan Ya adalah sebanyak 10 orang
dengan presentase (30%), sedangkan yang menyatakan Tidak sebanyak 20
orang dengan presentase (67%).

5.2 Pembahasan
Karakteristik Demografi adalah ciri yang menggambarkan
perbedaan masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status
pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. Berdasarkan hasil penilitian
pada 30 responden karakteristik demografi adalah sebagai berikut.
Umur atau Usia adalah lamanya hidup yang dihitung berdasarkan
tahun lahir hingga sekarang.Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan
pada 30 responden yang menggunakan kelambu, penyemprotan
inteksida, kebiasaan diluar rumah pada sore hari, dan penggunaan obat
anti nyamuk lebih banyak pada usia 26-35 tahun (40%) dan yang
terendah yaitu pada usia 56-65 tahun (3%).Menunjukan bahwa
pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu Dusun Dua tidak bergantung
pada umur.
Hal ini sejalan dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh
anderias, Dkk tahun 2014 yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan
antara umur dengan yang menggunakan kelambu, penyemprotan
inteksida, kebiasaan diluar rumah pada sore hari, dan penggunaan obat

28
anti nyamuk.
Menurut Notoatmodjo, semakin cukup umur seseorang, tingkat
kematangan berpikir akan lebih baik. Biasanya sejalan dengan
bertambahnya umur secara biologis akan mempengaruhi manusia untuk
mengambil tindakan.
Dalam penilitian ini responden rata-rata masih usia produktif
sehingga yang menggunakan kelambu, penyemprotan inteksida,
kebiasaan diluar rumah pada sore hari, dan penggunaan obat anti nyamuk
yang baik untuk mencegah malaria sangat diperhatikan dan sangat baik
dalam menyerap informasi yang diterima.
Jenis kelamin adalah perbedaan biologis dan fisiologis antara pria
dan wanita. Berdasarkan hasil penilitian pada 30 responden didapatkan
bahwa responden yang berjenis kelamin wanita lebih banyak yaitu
(53%). menunjukan bahwa penderitan penyakit malaria yang memiliki
kesadaran untuk menggunakan kelambu, penyemprotan inteksida,
kebiasaan diluar rumah pada sore hari, dan penggunaan obat anti nyamuk
lebih banyak dilakukan oleh wanita dari pada pria. Hal ini dikarenakan
wanita lebih berperan dalam mengurus rumah tangga.
Pendidikan adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh
responden. Berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden didapatkan
bahwa responden yang menggunakan kelambu, kebiasaaan di luar rumah
pada sore hari, penyemprotan inteksida, dan penggunaan obat anti
nyamuk paling banyak yaitu pada jenjang SD (47%). Menunjukan bahwa
penggunakan kelambu, penyemprotan inteksida, kebiasaan diluar rumah
pada sore hari, dan penggunaan obat anti nyamuk pada responden tidak
berdasarkan tingginya atau rendahnya pendidikan yang ditempuh.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anderias,dkk tahun 2014 yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan
antara pendidikan dengan perilaku menggunakan kelambu.
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wuisan (2017) bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pendidikan dan penggunaan kelambu.

29
Meskipun penggunaan kelambu yang tidak bergantung pada
pendidikan, namun tingkat pendidikan memberikan kemampuan pada
seseorang untuk menerima dan memahami informasi yang diperoleh
tentang suatu objek.
Pekerjaan adalah suatu yang dikerjakan untuk mendapatkan
nafkah atau pencaharian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
pada 30 responden didapatkan bahwa pekerjaan paling banyak digeluti
oleh responden yaitu sebagai petani (100%). Membuktikan bahwa
penggunaan kelambu , kebiasaan diluar rumah pada sore hari,
penyemprotan inteksida, penggunaan obat anti nyamuk tidak bergantung
pada pekerjaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Anderias, Dkk (2014) yang
mengatakan bahwa tidak ada hubungan penggunaan kelambu , kebiasaan
diluar rumah pada sore hari, penyemprotan inteksida, penggunaan obat
anti nyamuk dengan pekerjaan.
Pekerjaan merupakan hal yang penting dalam penggunaan
kelambu , kebiasaan diluar rumah pada sore hari, penyemprotan
inteksida, penggunaan obat anti nyamuk. masyarakat yang berprofesi
sebagai petani lebih banyak waktu luang untuk mengurus rumah tangga
dan memperhatikan kebutuhan setiap anggota keluarganya. Salah satunya
penggunaan kelambu , kebiasaan diluar rumah pada sore hari,
penyemprotan inteksida, penggunaan obat anti nyamuk yang baik dan
benar.
Penggunaan kelambu yang berinteksida hal ini tidak terlepas dari
cara penggunaan kelambu yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan pada 30 orang
responden di Desa Mbatakapidu Dusun Dua didapatkan bahwa
penggunaan kelambu secara umum baik yang itu selalu menggunakan
kelambu saat tidur dengan presentas 100% hal ini menunjukan bahwa
kesadaran masyarakat untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk sudah
meningkat.
Hal ini sejalan dengan hasil penilitian yang telah dilakukan oleh

30
faradila, Dkk Tahun 2015 yang mengatakan bahwa salah satu cara untuk
menghindari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan kelambu yang
berinteksida maupun yang tidak berinteksida pada saat tidur. Kebiasaan
nyamuk untuk mencari dara adalah pada malam hari. Hasil analisis
univariat 98,9% responden menggunakan kelambu pada malam hari.
Kebiasaan menggunakan kelambu merupakan upaya yang
efektif untuk menghindari dan mencegah kontak antara nyamuk dan
orang sehat pada saat tidur pada malam hari.
Pernyemprotan inteksida hal ini tidak terlepas dari sudah
mendapatkan atau belum mendapatkan penyemprotan inteksida di
masyarakat untuk membunuh jentik nyamuk.
Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan pada 30 orang
responden di Desa Mbatakapidu di dapatkan hasil bahwa yang sudah
mendapatkan penyemprotan inteksida dengan presentase 67%, hal ini
menunjukan bahwa masyarakat mempunyai antusias yang tinggi dalam
mendapatkan penyemprotan inteksida.
Hasil penilitian yang dilakukan oleh Nilce Astin, 2020 pada 8
responden di Manokwari Barat, Papua Barat, di peroleh data bahwa
upaya pencegahan malaria dengan cara membunuh jentik dan nyamuk
malaria dewasa melalui penyemprotan rumah.
Penyemprotan inteksida merupakan upaya yang efektif dalam
membunuh jentik nyamuk dan nyamuk dewasa untuk menghindari
terjadinya penyakit malaria.
Kebiasaan Di Luar Rumah Pada Sore Hari tidak terlepas dari
upaya pencegahan penyakit malaria.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang
responden di Desa Mbatakapidu Dusun Dua di dapatkan hasil bahwa
kebiasaan diluar rumah pada sore hari dengan presentasi 40% dan yang
tidak keluar rumah pada sore hari dengan presentase (60%), hal ini
menun jukan bahwa kesadaran masyarakat untuk tidak keluar rumah
disore hari sudah meningkat..
Hasil penilitian yang dilakukan oleh Santy, 2013 pada 132

31
responden di Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau yang terdiri
atas 66 kasus dan 66 kontrol. Dimana di dapatkan data bahwa kebiasaan
beraktivitas diluar rumah pada sore hari (p<0.001) memiliki hubungan
dengan kejadian malaria.
Kebiasaan di luar rumah pada sore hari merupakan hal yang
biasa di lakukan oleh masyarakat karna kurangnya pengetahuan dari
kebiasaan di luar rumah pada sore hari yang memliki dampak tinggi
untuk terkena malaria.
Penggunaan Obat Anti Nyamuk tidak terlepas dari penggunaan
obat yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang
responden di Desa Mbatakapidu Dusun Dua di dapatkan hasil bahwa
penggunaan obat anti nyamuk yang baik yaitu dengan presentase 33%,
hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk memakai obat
anti nyamuk masih berkurang.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Andi Alim, pada 30 responden di Manokwari Barat, Papua Barat tahun
2018 yang mengatakan bahwa penggunaan obat anti nyamuk masih
berkurang karna masyarakat tidak tau bagaimana cara menggunakan obat
anti nyamuk malaria.
Penggunaan obat anti nyamuk adalah salah satu cara untuk
menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk
bakar, oles, dan semprot selain dari hemat harganya juga terjangkau.

32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Dari hasil penilitian didapatkan data di Desa mbatakapidu dusun dua
bahwa rata-rata masyarakat menggunakan kelambu, sebagian masyarakat
sudah mendapatkan penyemprotan inteksida, kesadaran masyarakat untuk
tidak keluar rumah pada sore hari sudah meningkat, dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat anti nyamuk.
6.2 SARAN
Bagi Puskesmas Waingapu
Di harapkan Bagi Puskesmas Waingapu untuk terus melakukan
penyemprotan inteksida di desa mbatakapidu dusun dua, dan penyuluhan
tentang penggunaan obat anti nyamuk, karna masyarakat dusun dua desa
mbatakapidu masih banyak yang belum mendapatkan penyemprotan inteksida
serta masih banyak juga masyarakat yang tidak mengetahui tentang
penggunaan obat anti nyamuk berupa obat nyamuk oles, bakar, dan semprot.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya di harapkan untuk melanjutkan dan
mengembangkan penelitian ini dengan metode yang berbeda.

Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini dijadikan acuan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan penyakit Tropik

Bagi Desa Mbatakapidu


Semakin lebih di tingkatkan lagi penyuluhan tentang penyakit malaria
kepada masyarakat dan keluarga.

33
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Idrus., Salim,S., Hidayat, R.,Kurniawan,J.,Tapahary,D.L.,2017.


Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Internet Publishing
: pusat penerbit Ilmu Penyakit Dalam.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur,2022. Profil Kesehatan
Kabupaten Sumba Timur : Dinas Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dapar Temen Kesehatan
Republik Indonsesia. Laporan Kasus Malaria Di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Buku Saku Penatalaksanaan
Kasus Malaria, Kemenkes RI, Jakarta, 2017.
Harijanto,P.N., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Depatemen
Ilmu Penyakit Dalam.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2019. Kementrian Kesehatan RI;2020.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Terkini Perkembangan
Program Pengendalian Malaria Di Indonesia Tahun 2019.
Kementrian Kesehatan RI;2019.
Kemenkes RI. ( 2012 ). Pedoman Penggunaan Insektisida Dalam
Pengendalian Vektor Malaria.
Kusriastuti, Upaya Eliminasi Malaria di Indonesia 203, Jakarta, Kompas
Media;2013
Majelis Ulama Indonesia. Air,Kebersihan dan Kesehatan
Lingkungan,UNICEF Indonesia, 1993
Nurmaliani, R. et al. ( 2016 ). Daya Bunuh Kelambu Berinteksida Long
Lasting Insecticidal Nets ( LLINS ) terhadap nyamuk anopheles
maculatus.

Nursalam, 2017. Metodologi Penilitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan

34
Praktis . Jakarta: Salemba Medika
Puskesmas Waingapu. Profil Kesehatan Puskesmas Waingapu 2022. Situasi
Malaria dan Masalah Pecegahannya Di Dusun II Desa Mbatakapidu
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Dapartemen Kesehatan RI : Badan
Penilitian dan Pengembangan Masyarakat.
Sarjono, Ditjen P2PTVZ Kemenkes RI, Monoitoring resistensi vektor
malaria terhadap intesektisida di Kabupaten Penajem Paser Utara
Provinsi Kalimantan Timur, Jakarta;2019
Yoga, ( 2012 ). Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Kemenkes Tahun
2012. Retrieved December 4, 2016, from.
Wempi, I Gede dan Permadi, Dodi S.2013. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Masyarakat terhadap ketidakpatuhan kelambu berinteksida di Desa
Tegal Rejo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim.
Artikel Lokallitbang P2B2 Baturaja.02:70-73.
WHO, 2017. Wrold Malaria Report. Switzerland : WHO global Malaria
Programe and WHO public healt Information and Geographic
Systems.

35
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
Jl. ADAM MALIK NO. 126 TELP 0307 61715
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth: Bapak/Ibu/Saudar/i

Nama saya Tomi Yawan Dangu Ramba, mahasiswa Politeknik Kementrian


Kesehatan Kupang, Program Studi Keperawatan Waingapu angkatan 2019. Saya
akan melakukan penilitian tentang “ Studi Deskriptif Pencegahan Penyakit
Malaria Pada Masyarakat di Dusun Dua Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja
Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”. Penilitian ini tidak
menimbulkan akibat yang dapat merugikan Bapak/Ibu/Saudara/I semua sebagai
responden. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dengan baik dan hanya
digunakan untuk peneliti. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/I menyetujuinya maka saya
mohon kesediaannya untuk mendatangani lembar persutujuan dan bersedia
menjawab semua pertanyaan kuesioner yang saya berikan tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun.
Atas partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Waingapu, Maret 2022


Pemohon

TOMI YAWAN DANGU RAMBA


NIM: PO5303203191100
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
STUDI DESKRIPTIF PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA PADA
MASYARAKAT DUSUN DUA DESA MBATAKAPIDU WILAYAH
KERJA PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR

OLEH
TOMI YAWAN DANGU RAMBA
NIM: PO5303203191100

Setelah saya memperhatikan dan membaca permohonan diatas, maka saya mengatakan
bersedia menjadi responden dalam penilitian ini. Sebagai bukti kesediaan menjadi responden
dibawah ini saya bubuhkan tanda tangan saya.

Waingapu, Maret 2022


Nomor Responden

……………………
KUESIONER

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT


MALARIA DI DUSUN III, DESA MBATAKAPIDU KABUPATEN
SUMBA TIMUR

No:
Responden

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Agama :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
A. Penggunaan Kelambu

No Kuesioner Ya Tidak

1 Apakah saudara dan keluarga sudah


memiliki kelambu?

2 Untuk menghindari gigitan nyamuk,


apakah saudara dan keluarga
menggunakan kelambu pada saat tidur?

3 Apakah saudara dapat memastikan


kelambu yang saudara gunakan tidak
sobek atau bolong?
4 Ketika saudara melihat kelambu yang
dipakai sobek atau bolong apakah
saudara menjahitnya?

5 Apakah saudara tidak membuka


sebagian kelambu walaupun saudara
merasa gerah/panas pada saat tidur?

B. Kebiasaan Diluar Rumah

No Kuesioner Ya Tidak

1 Apakah saudara tau efek dari kebiasaan


diluar rumah pada sore hari pada
penyakit malaria?

2 Apakah saudara mempunyai kebiasaan


atau senang keluar rumah pada sore hari?

3 Bila berada diluar rumah apakah saudara


memakai pakaian lengan panjang atau
tertutup?

4 Bila saudara berada diluar rumah apakah


saudara menggunakan lotion atau obat
nyamuk oles pada saat keluar rumah pada
sore hari?

5 Ketika saudara pulang bekerja pada sore


hari apakah saudara langsung mandi dan
ganti pakaian?
C. Penyemprotan Inteksida

No Kuesioner Ya Tidak

1 Apakah saudara tau tentang penyemprotan


inteksida atau foging?

2 Apakah foging/pengasapan sangat efektif


mencegah malaria?

3 Apakah rumah saudara sudah dilakukan


penyemprotan nyamuk atau foging?

4 Ketika saudara belum mendapatkan


penyemprotan/foging apakah saudara
melaporkan kepada pemerintah setempat?

5 Apakah saudara berperan aktif dalam


kegiatan penyemprotan inteksida atau
foging di masyarakat?

D. Pengobatan Anti Nyamuk

No Kuesioner Ya Tidak

1 Apakah saudara tau apa – apa saja obat


yang dapat mencegah malaria?

2 Apakah saudara mngonsumsi obat secara


teratur jika mengalami malaria?

3 Apakah saudara segera memeriksakan


darah kelaboratorium apabila salah
seorang anggota keluarga menderita
demam atau menggigil?

4 Apakah saudara menggunakan obat anti


nyamuk bakar, semprot dan oles pada saat
tidur?

5 Apakah saudara menggunakan abate di


tempat penampungan bak mandi untuk
mencegah perkembang biakan jentik–
jentik nyamuk?

Anda mungkin juga menyukai