Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,
seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang
kedelai dan hasilnya, seperti temped an tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai
merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi (Almatsier,
2009).
Tabel 1. Nilai protein berbagai bahan makanan (gram/ 100 gram)
Bahan makanan
Nilai protein
Bahan makanan
Kacang kedelai
34,9
Keju
Kacang merah
29,1
Kerupuk udang
Kacang tanah terkelupas
25,3
Jagung kuning, pipil
Kacang hijau
22,2
Roti pipih
Biji jambu monyet (mete)
21,2
Mie kering
Tempe kacang kedelai murni
18,3
Beras setengah giling
Tahu
7,8
Kentang
Daging sapi
18,8
Gaplek
Ayam
18,2
Ketela pohon (singkong)
Telur bebek
13,1
Daun singkong
Telur ayam
12,0
Bayam
Udang segar
21,0
Kangkung
Ikan segar
16,0
Wortel
Tepung susu skim
35,6
Tomat masak
Tepung susu
24,6
Mangga harumanis
Sumber : daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979 (Almatsier, 2009).
Nilai
protein
22,8
17,2
9,2
8,0
7,9
7,6
2,0
1,5
1,2
6,8
3,5
3,0
1,2
1,0
0,4
Dapus
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Klasifikasi Protein
1. Protein sederhana
Yaitu polipeptida terdiri dari asam-asam amino yang dirangkaikan oleh ikatan peptida
(Hardjasasmita, 2010).
2. Protein yang terkonjugasi dengan senyawa non-protein
Misalnya : nucleoprotein di mana nonproteinnya merupakan asam nucleat ;
lipoprotein yaitu terkonjugasinya dengan lipid ; mineraloprotein terkonjugasi dengan
mineral; glikoprotein terkonjungasi dengan karbohidrat (Hardjasasmita, 2010).
3. Senyawa keturunannya yaitu hasil pemecahan kedua kelompok/ kelas tersebut diatas.
Misalnya : asam-asam amino (Hardjasasmita, 2010).
Klasifikasi Protein
Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular, dan konjugasi.
Protein globular
Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi, garam serta mudah mengalami denaturasi (Almatsier, 2009).
Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Albumin larut
dalam air dan mengalami koagulasi bila dipanaskan (Almatsier, 2009).
Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuh-tumbuhan.
Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam encer dan garam dapur dan
mengendap dalam larutan garam dalam konsentrasi tinggi. Globulin mengalami koagulasi
bila dipanaskan (Almatsier, 2009).
Histon terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan
pancreas. Histon di dalam sel terikat ke dalam asam nukleat (Almatsier, 2009).
Protamin dihubungkan dengan asam nukleat (Almatsier, 2009).
Protein konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan
nonasam amino. Gugus nonasam amino ini dinamakan gugus prostetik (Almatsier, 2009).
Nucleoprotein adalah kombinasi protein dengan asam nuklat dan mengandung 910% fosfat. Hidrolisis asam nukleat menghasilkan purin, pirimidin, gula ( ribosa atau
deoksiribosa) dan asam fosfat. Nukleoprotein terdapat dalam inti sel dan merupakan bagian
penting DNA dan RNA (pembawa gen). Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar. Karbohidrat ini merupakan polisakarida kompleks yang
mengandung N-asetil heksoamina dan asam uronat atau gula lain. Nukledoprotein yang
dapat larut dalam air, tidak mudah didenaturasi oleh panas (Almatsier, 2009).
Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida, seperti
lesitin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut
lipida dalam tubuh (Almatsier, 2009).
Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengana sam fosfat
seperti pada kasein dalam susu (Almatsier, 2009).
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti feritin dan
hemosiderin di mana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng (Almatsier, 2009).
Bentuk protein konjugasi adalah hemoprotein dan flavoprotein (Almatsier, 2009).
Dapus :
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Hardjasasmita, Pantjita. 2010. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.