Anda di halaman 1dari 11

MASALAH SOSIAL DI INDONESIA

1. Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental,
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Seseorang dikatakan miskin dapat diukur dari
berbagai cara, yaitu :

 Kekurangan materi
 Kekurangan pemenuhan kebutuhan sosial
 Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai

Adapun jenis – jenis kemiskinan, antara lain :

1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang
tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan
yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat
yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun
cara kerja.
4. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat
pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka
tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

Adapun penyebab kemiskinan, antara lain :

1) Kurang Tersedia Lapangan Kerja


2) Kurangnya Pendidikan, Ilmu, dan Pengetahuan
3) Terjadi Konflik atau Kerusuhan
4) Perubahan Iklim atau Bencana Alam
5) Terjadinya Ketidakadilan Sosial
6) Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan
7) Minimnya Infrastruktur
8) Kurangnya Dukungan Pemerintah
9) Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik
10) Harga Kebutuhan Tinggi

Adapun Dampak-Dampak Kemiskinan, antara lain :

 Tingginya tingkat kriminalitas.


 Tertutupnya akses pendidikan.
 Tingginya tingkat pengangguran.
 Pelayanan kesehatan yang memburuk.
 Tingginya angka kematian.
 Kekacauan.
 Negara dinyatakan pailit.

Adapun Cara Menghindari Kemiskinan, antara lain :

 Bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja.


 Memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa putus sekolah.
 Pendidikan wirausaha.
 Mempermudah akses pelayanan kesehatan.
 Menstabilkan pertahanan dan keamanan.
 Mengurangi hutang luar negeri.
 Bantuan regulasi pemerintah.
 Menstabilkan harga kebutuhan primer.
 Memudahkan akses informasi.

2. Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak bekerja
sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat diartikan
sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran merupakan
golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
Adapun penyebab pengangguran, antara lain :

 Besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja


 Masyarakat atau warga negara tidak memiliki keterampilan tinggi serta tingkat
pendidikan yang rendah
 Adanya kemajuan teknologi yang menggantikan manusia
 Tenaga kerja yang ada di daerah dengan di kota tidak dimanfaatkan dengan seimbang
 Pemerintah memberhentikan kebijakan mengirimkan tenaga kerja atau TKI ke luar negeri
 Harapan terlalu tinggi untuk tenaga kerja
 PHK
 Persaingan pasar global
 Masalah geografis / Jauh dari perkotaan
 Kemiskinan
Adapun dampak pengangguran, antara lain :

 Berpotensi membuat keuangan negara membengkak


 Meningkatkan angka kriminalitas
 Dapat memunculkan konflik warga negara dengan pemerintah
 Dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan bekerja
 Dapat menyebabkan seseorang kehilangan keahlian atau keterampilan
 Menurunkan daya saing
 Meningkatkan angka kemiskinan
 Pengangguran dapat membuat angka kemiskinan menjadi meningkat
 Dapat menyebabkan kesenjangan sosial
 Menyebabkan kondisi politik di suatu negara tidak stabil
 Meningkatnya konflik dalam rumah tangga

Pengangguran terbagi dalam beberapa jenis menurut faktor penyebab pengangguran itu sendiri.
Antara lain :

 Pengangguran musiman, merupakan pengangguran yang terjadi akibat pergantian


maupun perubahan musim.
 Pengangguran siklis, merupakan pengangguran yang terjadi karena krisis ekonomi,
sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK.
 Pengangguran deflasioner, merupakan pengangguran yang terjadi karena jumlah tenaga
kerja lebih tinggi daripada lowongan kerja yang tersedia.
 Pengangguran voluntary, merupakan pengangguran yang terjadi karena orang tersebut
lebih memilih untuk tidak bekerja walaupun ia masih mampu untuk bekerja.
 Pengangguran structural, merupakan pengangguran yang terjadi karena perubahan
struktur pada sektor ekonomi dari suatu negara.
 Pengangguran teknologi, merupakan pengangguran yang terjadi karena kemajuan
teknologi yang dapat menggantikan tenaga manusia dengan mesin yang dinilai lebih
mudah dan murah.
 Pengangguran friksional, merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya
perbedaan permintaan tenaga kerja dengan penawaran kerja yang tersedia.

3. Kesenjangan Sosial

Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam
kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan
sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh
masyarakat. Ada berbagai faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial. Berikut adalah faktor-
faktor dari kesenjangan sosial.
o Perbedaan Sumber Daya Alam
o Kebijakan Pemerintah
o Pengaruh Globalisasi
o Kondisi Demografis
o Letak dan Kondisi Geografis

Adapun Berikut ini adalah beberapa dampak dari adanya kesenjangan sosial.

1. Pengangguran dan Kemiskinan

2. Target Pasar Tidak Jelas

3. Langkanya Tenaga Kerja yang Kompeten

4. Maraknya Kasus Kejahatan

Berikut ini adalah macam-macam bentuk kesenjangan sosial. Terdapat lima macam bentuk yang
sering terjadi di dalam masyarakat.

1. Kesenjangan Antara Desa dan Kota

2. Kesenjangan Kualitas Sumber Daya Manusia

3. Kesenjangan Ekonomi Antar Kelompok Masyarakat

4. Kesenjangan Penyebaran Aset Swasta

5. Kesenjangan Antar Wilayah dan Subwilayah

Solusi Mengatasi Kesenjangan Sosial di Kota dan Desa

Seperti yang kita ketahui bahwa kesenjangan sosial yang paling terlihat adalah perbandingan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota. Adanya perbedaan dalam bidang pendidikan,
ekonomi, fasilitas, dan sumber daya alam menyebabkan kesenjangan sosial muncul. Dimana
masyarakat kota terkesan lebih maju, sedangkan masyarakat desa sulit untuk berkembang. Selain
itu, kesenjangan ekonomi yang ada di dalam masyarakat perkotaan juga dapat terjadi karena
adanya faktor sosial dan geografis daerah. Dimana kondisi pedesaan tidak menguntungkan bagi
masyarakatnya. Kemudian, hal lain yang menyebabkan kesenjangan ekonomi terjadi adalah
karena adanya tradisi dan kekerabatan yang ada di dalam masyarakat desa. Sehingga, masyarakat
desa secara internal perlu membuka diri untuk dunia luar. Mereka tidak boleh menolak dan
merasa asing dengan segala perubahan yang terjadi. Meskipun melestarikan budaya adalah hal
yang harus dilakukan, namun masyarakat juga harus memiliki visi yang jelas. Supaya mereka
dapat memperoleh inisiatif untuk merubah nasib diri mereka sendiri. Tanpa adanya semangat
untuk merubah pola pikir yang selama ini sudah melekat di dalam masyarakat desa. Mereka
tentu akan merasa kesulitan untuk maju dan berkembang. Selain itu, mereka juga akan merasa
kesulitan untuk bersaing dengan masyarakat kota. Selain itu, pihak pemerintah juga harus bisa
membuat sebuah kebijakan yang berada di luar masyarakat. Kebijakan itu antara lain:

1. Pemerintah harus fokus untuk mendorong peningkatan dan juga perbaikan infrastruktur desa.
Terlebih untuk desa-desa yang memiliki kondisi geografis yang tidak menguntungkan

2. Pemerintah perlu memprioritaskan akses pendidikan serta informasi dan kesehatan desa.

3. Pihak pemerintah seharusnya memberikan modal untuk masyarakat desa supaya mereka
memiliki pendapatan atau penghasilan lain. Sehingga ada alternatif lain selain sektor pertanian.
Dengan bantuan tersebut, tentu akan sangat membantu masyarakat karena mereka bisa
mendirikan usaha sendiri.

4. Pemerintah harus aktif melakukan segregasi pada masyarakat desa

4. Kriminalitas

kriminalitas adalah perilaku atau tindakan yang melanggar norma hukum legal atau formal.
Misalnya pencurian, perampokan, penjambretan, atau bahkan pembunuhan. Oleh karena itu, di
dalam sosiologi kita membaginya menjadi beberapa jenis kriminalitas.

Adapun Jenis-Jenis Kriminalitas :

1. Blue Collar Crime

Blue collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas bawah, sering
juga disebut kejahatan kerah biru atau street crime. Contoh blue collar crime adalah pencopetan,
pencurian, perampokan, dan pembegalan.

2. White Collar Crime

White collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas ekonomi atas.
Umumnya, dilakukan oleh para pemegang jabatan yang memanfaatkan posisinya. Contoh white
collar crime adalah kecurangan bisnis, pemalsuan data perusahaan, korupsi, dan penyelundupan
barang ilegal.

3. Victimless Crime

Victimless crime adalah kejahatan tanpa korban, lebih mengarah ke perbuatan tercela. Contoh
victimless crime adalah penyalahgunaan narkoba, judi illegal, mabuk di tempat umum dan
telanjang di tempat umum.

4. Organized Crime

Organized crime adalah kejahatan terorganisir atau terencana dan memiliki strategi. Dalam
sosiologi, kejahatan terorganisir mengacu pada organisasi rahasia yang memiliki tujuan utama
yaitu kegiatan kriminal. Contoh organized crime adalah penyelundupan narkoba, bisnis illegal,
perdagangan manusia, pencucian uang, pemerasan, rentenir, dan pemerasan tenaga kerja.

5. Corporate Crime

Corporate crime atau kejahatan korporasi merupakan salah satu jenis kriminalitas di mana
kejahatan dilakukan oleh perusahaan atau korporasi. Contoh corporate crime adalah
maladministrasi bisnis, pengabaian AMDAL, penipuan bank, penjualan sekuritas palsu, dan
pelanggaran hak paten.

6. Cyber Crime

Cyber crime adalah jenis kriminalitas berupa kejahatan dunia maya berbasis teknologi dan
jaringan. Contoh cyber crime adalah adalah sebagai berikut:

 Pornografi Anak atau (CSAM), Materi pelecehan seksual anak (CSAM) mengacu pada
materi yang berisi gambar seksual dalam bentuk apapun kepada seorang anak yang
dilecehkan atau dieksploitasi secara seksual.
 Penindasan Dunia Maya (Cyber Bully), Suatu bentuk pelecehan atau intimidasi yang
dilakukan melalui penggunaan perangkat elektronik atau komunikasi seperti komputer,
ponsel, laptop, dll.
 Penguntit Dunia Maya, Cyberstalking adalah penggunaan komunikasi elektronik oleh
seseorang untuk mengikuti seseorang, atau upaya untuk menghubungi seseorang untuk
mendorong interaksi pribadi berulang kali meskipun orang yang dihubungi tidak tertarik
(tidak mau).
 Cyber Grooming, Cyber Grooming adalah ketika seseorang membangun hubungan online
dengan seorang remaja dan menipu atau menekannya untuk melakukan tindakan seksual.
 Penipuan Pekerjaan Online, Penipuan Pekerjaan Online adalah upaya untuk menipu
orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dengan memberikan harapan/janji palsu akan
pekerjaan yang lebih baik dengan upah yang tinggi.
 Pemerkosaan Online, Atau Sextortion Online terjadi ketika seseorang mengancam untuk
mendistribusikan materi pribadi dan sensitif menggunakan media elektronik jika dia tidak
memberikan gambar yang bersifat seksual atau uang.

7. Kejahatan Transnasional

Kejahatan transnasional adalah kejahatan terencana dan terorganisir, di mana perencanaan,


eksekusi, dan korbannya lebih dari 1 negara atau melintasi batas negara. Contoh kejahatan
transnasional adalah perdagangan senjata, pencucian uang, pencurian data, dan lain sebagainya.

8. Kejahatan Internasional
Kejahatan internasional adalah kejahatan yang tidak berkaitan dengan batas-batas negara dan
bisa terjadi di lingkup domestik, namun kejahatan tersebut luar biasa serta menimbulkan
kepedulian global. Contoh kejahatan internasional adalah genosida, kejahatan perang, kejahatan
terhadap kemanusiaan, dan agresi.

5. Tingginya Penyakit Menular

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke manusia
dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit; bukan
disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau vektor dan
binatang pembawa penyakit. Penyakit menular masih menjadi masalah besar kesehatan
masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi sehingga
perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan yang efektif dan efisien.

Penyakit menular bisa menjadi wabah; adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
COVID-19 yang disebabkan oleh penularan dan infeksi Virus SARSCoV2 merupakan contoh
penyakit menular yang telah menjadi wabah bahkan pandemi yang melanda hampir seluruh
penjuru dunia.

Jenis Penyakit Menular :

Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular dikelompokkan menjadi:

a. Penyakit Menular Langsung; dan

b. Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Penyakit menular langsung sebagaimana dimaksud terdiri atas:

Beberapa penyakit menular langsung, antara lain : Difteri; Pertusis; Tetanus; Polio; Campak;
Typhoid; Kolera: Rubella; Yellow Fever; Influensa; Meningitis; Tuberkulosis; Hepatitis;
penyakit akibat Pneumokokus; penyakit akibat Rotavirus; penyakit akibat Human Papiloma
Virus (HPV); penyakit virus ebola; MERS-CoV; Infeksi Saluran Pencernaan; Infeksi Menular
Seksual; Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV); Infeksi Saluran Pernafasan; Kusta; dan
Frambusia.

Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas:

Beberapa penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit antara lain : Malaria; Demam
Berdarah (DBD); hikungunya; Filariasis dan Kecacingan; Schistosomiasis; Japanese
Enchepalitis; Rabies; Antraks; Pes; Toxoplasma; dll
Penanggulangan penyakit Menular

Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif
dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan,
dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah
maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.

1) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberpa kegiatan :

 promosi kesehatan;
 surveilans kesehatan;
 pengendalian faktor risiko;
 penemuan kasus;
 penanganan kasus;
 pemberian kekebalan (imunisasi)
 pemberian obat pencegahan secara massal;

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;(PHBS); paling sedikit berupa:

 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);


 pemberantasan jentik nyamuk;
 menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga;
 mengkonsumsi makanan Gizi Seimbang;
 melakukan Aktivitas Fisik setiap hari;
 menggunakan jamban sehat;
 menjaga dan memperhatikan kesehatan reproduksi; dan
 mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.

3) Mengurangi Kontak.

Pencegahan penyakit menular dapat diupayakan melalui perilaku mengurangi kontak; yaitu
mengurangi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan binatang pembawa
penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain : mengenakan masker, menjaga jarak, dan
tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah. Pengendalian faktor risiko ditujukan
untuk memutus rantai penularan dengan cara: perbaikan kualitas media lingkungan;
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan
pemberian vaksin untuk mencegah dan menangkal terjadinya penyakit tertentu. Suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen
yang sama tidak terjadi infeksi. Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses
pembuatan vaksin sejak munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan punya perjalanan
panjang dengan berbagai tahapan. Pembuatan vaksin selain memakan waktu yang lama juga
memerlukan biaya tinggi, dimulai dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan,
percobaan pada hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk digunakan
sebagai vaksin.

6. Pendidikan yang Rendah

Mutu pendidikan di Indonesia masihlah tertinggal jauh jika dibandingkan dengan mutu
pendidikan negara lain. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia terkesan buruk. Di
Indonesia, mutu pendidikan di desa tidak sebanding dengan mutu pendidikan di kota. Mutu
pendidikan di desa atau daerah tertinggal masih jauh dari kata baik mengenai kualitasnya. Masih
banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta tenaga pengajar yang tidak kompeten
dan jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan di kota. Mulai saat ini, permasalahan mutu
pendidikan di Indonesia harus mulai dicarikan solusinya. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Faktor tersebut salah satunya adalah
rendahnya kualitas tenaga pengajar. Keadaan guru atau tenaga pengajar di Indonesia terlihat
menyedihkan. Banyak guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai serta masih
banyaknya guru honorer. Selain daripada itu, guru juga banyak yang belum berkompeten pada
bidangnya. Permasalahan ini hendaknya untuk segera diselesaikan, mengingat betapa pentingnya
peran guru dalam dunia pendidikan kita.

Biaya pendidikan yang mahal juga berpengaruh pada rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi membuat
masyarakat yang kurang mampu tidak memiliki pilihan lain selain tidak menyekolahkan anak-
anaknya. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, namun bisa diakali dengan
siapa yang seharusnya membayar biaya pendidikan yang berkualitas agar orang yang kurang
mampu dapat mengenyam pendidikan yang ada. Sebenarnya, pemerintahlah yang seharusnya
dapat menjamin warganya memperoleh pendidikan berkualitas. Selanjutnya faktor kurikulum
pendidikan yang buruk. Kurikulum pendidikan di Indonesia juga masih belum relevan dengan
kebutuhan dunia kerja, pengembangan kemampuan peserta didik melalui kurikulum pendidikan
di Indonesia masih kurang baik dan tidak sesuai yang dibutuhkan pada dunia kerja. Perlu adanya
perbaikan dan perluasan kurikulum pendidikan yang lebih baik dan merata sesuai dengan standar
pendidikan internasional agar mutu pendidikan di Indonesia.

Adapun beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia, terutama melalui solusi teknis. Salah satu caranya adalah dengan mengupayakan
peningkatan profesionalisme guru atau tenaga pengajar di institusi pendidikan. Solusi teknis
selanjutnya yaitu dengan membenahi kurikulum yang digunakan pada pendidikan di Indonesia.
Karena kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dalam meletakkan landasan-
landasan pengetahuan dan pembentukan karakter anak didik. Dalam kurikulum harus dibentuk
proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia
kerja. Diperlukan tenaga pengajar yang profesional dan diberlakukannya kurikulum yang baik
dan mempunyai keserasian dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Karena dua
elemen itu merupakan elemen kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan.
7. Kenakalan Remaja

kenakalan remaja adalah segala perbuatan melanggar aturan dalam masyarakat yang dilakukan
remaja. Fenomena sosial ini kerap ditemukan di kalangan pelajar, terutama pada rentang usia 15-
19 tahun. Istilah lain dari kenakalan remaja adalah juvenile delinquency. Secara etimologis,
juvenile berarti anak, sedangkan delinquency artinya kejahatan. Berikut adalah jenis-jenis
kenakalan remaja menurut para ahli:

 Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain


 Kenakalan yang menimbulkan korban materi
 Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain
 Kenakalan yang melawan status.

Contoh kenakalan remaja

Ada berbagai contoh kenakalan remaja yang biasa terjadi, mulai dari yang sifatnya tidak
membahayakan hingga tindakan kriminal. Berikut adalah sejumlah contohnya:

 Berkelahi
 Keluyuran
 Bolos sekolah
 Pergi dari rumah tanpa pamit
 Berkendara tanpa SIM
 Mengambil barang orangtua atau orang lain tanpa izin
 Menonton video porno
 Mabuk-mabukan
 Tawuran
 Balapan liar atau ugal-ugalan
 Perjudian dan bentuk permainan lain dengan taruhan
 Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
 Hubungan seks bebas
 Pencurian
 Pemerkosaan
 Pembunuhan.

Juvenile delinquency dapat menimbulkan dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri, keluarga,
atau bahkan masyarakat. Dampak yang dirasakan dapat berupa fisik maupun mental, misalnya
kecanduan narkoba hingga kepribadian yang menyimpang. Di sisi lain, dampak kenakalan
remaja pada keluarga dapat menyebabkan ketidakharmonisan dan terputusnya komunikasi antara
anak dan orangtua. Sementara itu, pelanggaran hukum di sekolah bisa menyebabkan anak
terkena sanksi hingga dikeluarkan. Misalnya, dampak tawuran pelajar membuat anak dihukum
skors selama 2 minggu. Maka dari itu, kenakalan anak sekolah zaman sekarang harus menjadi
perhatian khusus. Jika kenakalan remaja berdampak pada kehidupan masyarakat, tentunya
pandangan orang-orang terhadap remaja dan keluarganya menjadi buruk.

Penyebab kenakalan remaja

Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor
dari luar (faktor eksternal).

1. Faktor internal

 Faktor internal kenakalan remaja dapat disebabkan oleh:


 Krisis identitas
 Kontrol diri yang lemah

2. Faktor eksternal

Dari sisi faktor eksternal, penyebab kenakalan remaja adalah:

 Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua


 Minimnya pemahaman tentang agama
 Pengaruh dari lingkungan sekitar

Cara mengatasi kenakalan remaja

 Berdiskusi dengan anak


 Luangkan waktu untuk anak
 Menerapkan aturan dan konsekuensi
 Mengendalikan diri
 Tanyakan apa yang terjadi padanya
 Luangkan waktu untuk anak
 Hindari bersikap kasar dan mencela anak
 Berkonsultasi pada psikolog

Anda mungkin juga menyukai