Anda di halaman 1dari 17

B.

03

PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

Zahrotul Uyun
Fakultas Psikologi Univeresitas Muhammadiyah Surakarta
Uyun_zahroh@yahoo.co.id

Abstraksi. Dampak globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, industrialisasi dan


modernisasi, telah menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang amat cepat. Perubahan-
perubahan sosial yang dimaksud antara lain meningkatnya perilaku seks pranikah, kehamilan
di luar nikah yang dilakukan oleh remaja, sebagai akibat berubahnya nilai-nilai kehidupan
keluarga dan masyarakat. Kehamilan yang tidak diinginkan membawa dampak pada
dilakukannya aborsi yang dapat membawa resiko kematian pada remaja. Dengan demikian
pendidikan kesehatan reproduksi amat penting untuk dilakukan, mengingat masih banyak
remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan
tersebut juga diperlukan agar remaja dapat menghindari perilaku seks yang beresiko, yang
membahayakan kesehatan reproduksi dan seksualnya. Oleh karena itu orangtua sangat
berperan penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Bila remaja tidak
mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dari orangtua, maka
remaja rentan terhadap sumber-sumber informasi dari luar yang salah tentang seks. Islam
secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan reproduksi
wanita, berupa pelarangan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahrom, menganjurkan pernikahan, tidak berhubungan ketika istri sedang haid, memberi
petunjuk pada wanita agar mengatur kelahiran. Pelarangan atau anjuran dalam Islam dalam
masalah kesehatan reproduksi, sebagai bentuk perlindungan pada wanita agar reproduksi
menjadi sehat dan bertanggung jawab.

Kata kunci: peran orangtua, pendidikan kesehatan reproduksi

Hasil Survey Data Kependudukan BKKBN tahun 2011 menyebutkan, 51 dari


Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 100 remaja putri di kota-kota besar tidak
jumlah pernikahan dini di Indonesia perawan lagi. Survei Kesehatan Reproduksi
mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata Remaja Indonesia (SKRRI) dengan
usia perkawinan 19,1 tahun. Penelitian responden remaja usia 15 – 24 tahun
Universitas Indonesia dan Australian didapatkan data, satu persen remaja
National University tahun 2010 yang perempuan dan enam persen remaja laki-
menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja laki menyatakan pernah berhubungan
putri di Indonesia telah hamil di luar nikah seksual sebelum menikah. Data lain dari
karena seks bebas dan 38,7 persen Survei Data Demografi dan Kesehatan
mengalami pernikahan dini seakan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menegaskan data sebelumnya. Survei menyebutkan, jumlah remaja putri yang

356
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 357
Uyun, Z. [hal-356-372]

melahirkan di desa sebanyak 69 per 1.000 pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi
remaja putri dan di perkotaan 32 per 1.000 2,5 juta jiwa korban aborsi. 62,6 persen
remaja putri. Data lain yang dikemukakan pelaku aborsi adalah anak berusia dibawah
oleh dr Titik Kuntari MPH (Dosen Fakultas 18 tahun. (www.rifkaanisa.blogdetik.com).
Kedokteran UII Yogyakarta), angka Data kasus aborsi yang tercatat di Komisi
kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi, Nasional Perlindungan Anak pada tahun
berkisar 2 – 2,6 juta kasus pertahun atau 43 2011 tercatat ada 86 kasus aborsi dan pada
aborsi untuk setiap 100 kehamilan. Sekitar tahun 2012 tercatat 121 kasus dengan
30 persen kasus aborsi itu dilakukan oleh mengakibatkan delapan orang meninggal.
penduduk usia muda, antara 15-24 tahun. Kasus aborsi ini dilakukan oleh anak SMP
Data jumlah kasus AIDS sampai dengan dan SMA atau di bawah 18 tahun
bulan Juni 2012 sebesar 26.483 kasus. (www.tempo.co)
Hampir separuh dari jumlah kasus itu 45,9 Berdasarkan data-data di atas
persen diantaranya terjadi di kelompok usia membuat kita prihatin. Remaja adalah masa
20 – 29 tahun. Mengingat inkubasi AIDS yang penting dalam perjalanan kehidupan
antara 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV, manusia. Tahapan ini penting karena
dapat disimpulkan sebagian besar mereka menjadi jembatan antara masa kanak-kanak
terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang yang bebas menuju masa dewasa yang
lebih muda lagi menuntut tanggung jawab. Remaja sebagai
(http://lampung.tribunnews.com). generasi penerus bangsa seharusnya
Kasus aborsi di Indonesia juga menikmati masa-masa remaja dengan
meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data bahagia, belajar segala hal dengan sungguh-
yang dikeluarkan badan Koordinasi sungguh untuk membekali diri dengan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berbagai ketrampilan, dan mengembangkan
diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di potensi-potensi yang dimilikinya. Namun
Indonesia Mencapai 2,5 jiwa dari 5 juta sayang, data-data di atas menunjukkan
kelahiran pertahun. Bahkan, 1 – 1,5 juta banyak remaja diikuti beragam persoalan
diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang memprihatinkan. Banyak faktor yang
yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak menyebabkan mengapa remaja terjerumus
Indonesia (KPAI) dalam kurun waktu tiga pada perilaku negatif atau perilaku yang
tahun (2008 – 2010) menemukan kasus menyimpang. Globalisasi dengan kemajuan
aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ilmu pengetahuan, industrialisasi dan
ditemukan 2 juta jiwa anak korban aborsi, modernisasi, telah menimbulkan perubahan-
tahun 2009 naik 300.000 menjadi 2,3 juta perubahan sosial yang amat cepat (rapid
janin yang dibuang paksa. Sementara itu, social changes). Perubahan-perubahan
358 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

sosial yang dimaksud membawa 3. Struktur keluarga yang semula


konsekuensi, antara lain meningkatnya keluarga besar (extended family)
kehamilan di luar nikah sebagai akibat cenderung kearah keluarga inti
berubahnya nilai-nilai kehidupan keluarga (nuclear family) bahkan sampai
dan masyarakat, sehingga berdampak kepada orangtua tunggal (single
banyak dilakukan aborsi. Menurut Hawari parent family) tanpa menikah.
(2006) salah satu faktor provokasi pergaulan 4. Hubungan kekeluargaan yang semula
bebas (hubungan seks di luar nikah dan erat dan kuat, cenderung menjadi
aborsi) adalah pornografi, pornoaksi serta longgar dan rapuh.
penggunaan NAPZA. Selain itu, dampak 5. Nilai-nilai agama dan tradisional
negatif dari perubahan-perubahan sosial masyarakat cenderung berubah
tersebut disebabkan karena diabaikannya menjadi masyarakat modern yang
nilai-nilai norma, moral, etika, hukum dan bercorak sekuler dan serba boleh
HAM (Hak Asasi Manusia) serta agama. termasuk dalam hubungan seksual di
Konsekuensi dari globalisasi, luar nikah.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, 6. Lembaga perkawinan mulai
industrialisasi dan modernisasi menurut diragukan dan masyarakat cenderung
Hawari (2006) sebagai berikut: untuk memilih hidup tanpa nikah,
1. Pola hidup masyarakat yang semula hubungan seks di luar nikah atau
sosial religius cenderung kearah pola pergaulan bebas.
kehidupan masyarakat individual, 7. Ambisi karier dan materi yang tidak
materialistik dan sekuler. Kehidupan terkendali berdampak pada
masyarakat tidak lagi sesuai dengan terganggunya hubungan antar pribadi
kaidah-kaidah norma, moral, etika baik dalam keluarga maupun di
dan hukum, serta agama. Keadaan ini masyarakat. Hal ini dapat
memudahkan individu melakukan menimbulkan ketidak harmonisan
hubungan seksual di luar nikah, rumah tangga, anak-anak terabaikan
dengan dampak kehamilan dan aborsi. dengan akibat perkembangan
2. Pola hidup sederhana dan produktif kepribadiannya terganggu, pergaulan
cenderung kearah pola hidup mewah bebas, hubungan seks di luar nikah
dan konsumtif. Masyarakat dipicu dan penggunaan NAPZA dengan
oleh konsumerisme dan gaya hidup akibat kehamilan di luar nikah dan
melebihi kemampuan ekonominya, aborsi.
produktivitas masyarakat menurun.
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 359
Uyun, Z. [hal-356-372]

Berdasarkan fenomena-fenomena kesehatan reproduksi memiliki peran


yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil penting. Sehingga dalam makalah ini
kesimpulan bahwa kurangnya pemahaman penulis memfokuskan pada peran orangtua
tentang perilaku seksual pada remaja akan dalam pendidikan kesehatan reproduksi.
mengakibatkana berbagai dampak yang Seksualitas
justru amat merugikan bagi remaja Seks berarti jenis kelamin. Segala
termasuk keluarganya, sebab masa remaja sesuatu yang berhubungan dengan jenis
mengalami perkembangan yang penting, kelamin disebut dengan seksualitas.
yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Masters, Johnson, dan Kolodny (dalam
Selain itu kurangnya pemahaman remaja Kusmiran, 2011) mengemukakan bahwa
atas seksualitas atau pendidikan kesehatan seksualitas menyangkut berbagai dimensi
reproduksi menjadikan remaja amat rentan yang sangat luas, yaitu dimensi biologis,
terhadap sumber-sumber informasi yang psikologis, sosial, dan kultural.
salah tentang seks. Hasil penelitian 1. Dimensi Biologis. Seksualitas
Pangkahila (dalam Soetjiningsih, 2007) berkaitan dengan anatomi dan
dilaporkan bahwa 80 % laki-laki dan 70 % fungsional alat reproduksi atau alat
perempuan melakukan hubungan seksual kelamin manusia, serta dampaknya
selama masa pubertas dan 20% dari mereka bagi kehidupan fisik atau biologis
mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada manusia. Termasuk menjaga
sekitar 53% perempuan berumur antara 15- kesehatannya dari gangguan seperti
19 tahun melakukan hubungan seksual pada penyakit menular seksual, infeksi
masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki saluran reproduksi, bagaimana
yang melakukan hubungan seksual sebanyak memfungsikan seksualitas sebagai
dua kali lipat daripada perempuan. alat reproduksi sekaligus alat rekreasi
Berdasarkan data tersebut, Nampak secara optimal, serta dinamika
bahwa pemahaman yang benar tentang munculnya dorongan seksual secara
seksualitas manusia amat diperlukan biologis.
khususnya untuk para remaja demi perilaku 2. Dimensi Psikologis. Seksualitas
seksualnya di masa dewasa sampai mereka berkaitan erat dengan bagaimana
menikah dan memiliki anak. Pendidikan manusia menjalani fungsi seksual
tersebut diperlukan agar remaja dapat sesuai dengan identitas jenis
menghindari perilaku seks yang beresiko, kelaminnya, dan bagaimana dinamika
yang membahayakan kesehatan reproduksi aspek-aspek psikologis (kognisi,
dan seksualnya. Orangtua sebagai sumber emosi, motivasi, perilaku) terhadap
utama dan pertama dalam pendidikan seksualitas itu sendiri, serta
360 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

bagaimana dampak psikologis dari 2. Intimacy. Ikatan emosional atau


keberfubgsian seksualitas dalam kedekatan dalam relasi interpersonal
kehidupan manusia. Intimacy mengandung unsur-unsur
3. Dimensi Sosial. Mengenai seksualitas kepercayaan, keterbukaan diri,
dalam relasi antar manusia. kelekatan dengan orang lain,
Bagaimana individu beradaptasi atau kehangatan, kedekatan fisik, dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan saling menghargai.
peran dari lingkungan sosial, serta 3. Identitas. Peran jenis kelamin yang
bahaimana sosialisasi peran serta mengandung pesan-pesan gender
fungsi seksualitas dalam kehidupan perempuan dan laki-laki (feminimitas
manusia. dan maskulinitas), serta orientasi
4. Dimensi Kultural dan Moral. seksual. Bagaimana individu
Bagaimana nilai-nilai budaya dan menghayati peran jenis kelamin
moral mempunyai penilaian terhadap sesuai dengan peran jenis kelaminnya.
seksualitas. Moralitas agama 4. Lingkaran kehidupan (live cycle).
menganggap bahwa seksualitas Yaitu aspek biologis dari seksualitas
sepenuhnya adalah hak Tuhan, yang terkait dengan anatomi dan
sehingga penggunaan dan fisiologis organ seksual.
pemanfaatannya harus dilandasi 5. Eksploitasi (exploitation). Yaitu
dengan norma-norma agama yang unsur control dan manipulasi terhadap
mewngatur kehidupan seksualitas seksualitas, seperti: kekerasan
manusia secara lengkap. seksual, pornografi, pemerkosaan,
Seksualitas menurut Blanch dan dan pelecehan seksual
Cillier (dalam Kusmiran, 2011) meliputi Pendapat lain dikemukakan oleh
lima area, yaitu: Hidayat (dalam Kusmira, 2011) bahwa
1. Sensualitas. Kenikmatan yang ruang lingkup seksualitas meliputi:
merupakan bentuk interaksi antara 1. Seksual Biologis, yaitu komponen
pikiran dan tubuh. Umumnya yang mengandung beberapa ciri dasar
sensualitas melibatkan pancaindra seks yang terlihat pada individu yang
(aroma, rasa penglihatan, bersangkutan (kromosom, hormon,
pendengaran, sentuhan) dan otak serta ciri seks primer dan sekunder).
(organ yang paling kuat terkait seks, Ciri seks primer timbul sejak lahir,
dalam fungsi fantasi, antisipasi, yaitu alat kelamin luar (genitalia
memori, atau pengalaman). eksterna) dan alat kelamin dalam
(genitalia interna). Ciri seks sekunder
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 361
Uyun, Z. [hal-356-372]

timbul saat individu meningkat maka remaja akan dihadapkan pada keadaan
dewasa, misal timbul bulu-bulu badan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
ditempat tertentu, dan menerima perubahan-perubahan yang
berkembangnya payudara perempuan, terjadi. Perubahan yang dimaksud yaitu
dan perubahan suara laki-laki. terjadinya perubahan fisik (meliputi
2. Identitas Seksual. Yaitu konsep diri penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
pada individu yang menyatakan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis
dirinya laki-laki atau perempuan. (kematangan organ-organ seksual). Semua
3. Identitas Gender. Yaitu penghayatan perubahan dipengaruhi oleh berfungsinya
perasaan laki-laki atau perempuan hormone-hormon seksual, yaitu testosterone
yang dinyatakan dalam bentuk untuk laki-laki, serta progesterone dan
perilaku sebagai laki-laki atau estrogen untuk perempuan. Hormon-
perempuan dalam lingkungannya. hormon ini juga yang berpengaruh terhadap
Identitas budaya merupakan interaksi dorongan seksual manusia.
antara factor fisik dan psikoseksual,
interaksi yang harmonis di antara Fungsi dan Peran Orangtua
kedua faktor ini akan menunjang Anak adalah amanah Alloh SWT
perkembangan seorang perempuan yang harus di jaga dan dibimbing.
atau laki-laki. Orangtua berkewajiban memelihara anak-
4. Perilaku Seksual. Yaitu orientasi anaknya dengan cara mendidik,
seksual dari seorang individu, yang membersihkan pekerti, dan mengajarinya
merupakan interaksi antara kedua akhlaq mulia, serta menghindarkannya dari
unsur yang sulit dipisahkan, yaitu teman-teman yang berakhlaq buruk. Tugas
tingkah laku seksual dan tingkah laku mendidik anak ini ternyata tidak mudah
gender. Tingkah laku seksual didasari dilakukan, lebih-lebih pada zaman sekarang
oleh dorongan seksual untuk mencari ini. Kesulitan-kesulitan menjalankan tugas
dan memperoleh kepuasan seksual, mendidik amat terasa, terutama ketika
yaitu orgasmus. Sedangkan tingkah dihadapkan pada kenyataan bahwa pengaruh
laku gender adalah tingkah laku lingkungan sedemikian kuat, bahkan
dengan konotasi maskulin atau melampau kekuatan pengaruh faktor-faktor
feminine di luar tingkah laku seksual. pendidikan lainnya.
Perilaku seksual mulai tampak setelah Orangtua berkewajiban dan sangat
anak menjadi remaja. berperan dalam mendidik anak menuju
Memasuki masa remaja yang diawali hidup bermasyarakat. Kehidupan
dengan terjadinya kematangan seksual, bermasyarakat dapat mencapai taraf
362 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

kesejahteraan bagi seluruh anggotanya tentang apa makna hidup, apa yang bernilai,
apabila setiap unsur masyarakat turut dan untuk apa individu hidup. Ada beragam
membentuk dan memelihara kesejahteraan sumber sosialisasi bagi individu yakni:
hidup dalam bermasyarakat. Suatu keluarga, teman sebaya, sekolah, komunitas
masyarakat terdiri dari berbagai unsur dan media, sistem hukum, dan sistem keyakinan
keluarga merupakan salah satu unsur dalam budaya. Dalam membentuk dan
kesatuan terkecil dari masyarakat. Setiap mendasari perilaku, individu berpedoman
keluarga dapat dikatakan telah mencapai pada nilai-nilai kehidupan bersama yang
kesejahteraan dan tujuan utamanya apabila berintikan nilai-nilai agama, moral, dan
dapat mengatur kehidupan keluarganya sosial.
dengan baik. Sehingga dapat dikatakan Orangtua merupakan sumber
bahwa keluarga memegang peranan penting pendidikan pertama dan utama bagi anak.
dalam usaha membentuk masyarakat Adapun peran orangtua dalam
sejahtera. Menurut Gunarsa (2005) agar perkembangan anak secara umum (Gunarsa,
setiap anggota masyarakat dapat turut 2005) yaitu:
berperan aktif dalam membentuk 1. Membesarkan, merawat,
kesejahteraan masyarakat, maka anggota memelihara, dan memberikan
keluarga harus mengalami dan menjalani kesempatan berkembang
sosialisasi. 2. Sebagai guru, orangtua mengajarkan
Sosialisasi menurut Gunarsa (2005) ketangkasan motorik, keterampilan
adalah suatu proses yang dijalani seorang melalui ketangkasan-ketangkasan,
individu agar pedoman hidup, prinsip- mengajarkan peraturan-peraturan:
prinsip dasar hidup, ketangkasan, motif, tata cara keluarga, tatanan
sikap dan seluruh tingkah lakunya dibentuk lingkungan masyarakat,
sesuai perannya saat ini maupun kelak di menanamkan pedoman hidup
masyarakat. Pendapat senada dikemukakan bermasyarakat.
oleh Arnett (dalam Lestari, 2012) bahwa 3. Sebagai tokoh teladan, orangtua
sosialisasi merupakan proses yang dijalani menjadi tokoh yang ditiru pola
individu dalam mempelajari perilaku dan tingkah lakunya, cara
keyakinan tentang dunia tempat individu berekspresi, cara berbicara, dan
tinggal. Tujuan utama dari proses sosialisasi sebagainya.
adalah: (a) mengontrol impuls, termasuk 4. Sebagai pengawas, orangtua
mengembangkan hati nurani; (b) persiapan memperhatikan, mengamati semua
dan pelaksanaan peran; dan (c) perilaku anak agar tidak
pengembangan sumber-sumber makna,
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 363
Uyun, Z. [hal-356-372]

melanggar peraturan di rumah yang baik dan cegahlah (mereka)


dari perbuatan munkar dan
maupun di luar lingkungan
bersabarlah terhadap apa yang
keluarga. menimpamu. Sesungguhnya hal
yang demikian itu termasuk yang
Pengasuhan yang sekarang dikenal
diwajibkan oleh Allah”.
dengan parenting merupakan istilah yang (QS. Lukman : 17)
merujuk pada penyiapan anak pada
Ayat di atas dapat dimaknai bahwa
dunianya. Bagaimana anak nanti akan
peranan orangtua dalam mendidik
bersikap serta bersosialisasi dalam keluarga
anak-anaknya dibidang ketuhanan
dan masyarakat. Adapun tahapan parenting
akan sangat menentukan berhasil
menurut Wilmes (www.hidayatjayagiri.net)
tidaknya anak-anak menjalankan
yang merupakan deskripsi tugas sebagai
perintah keagamaan. Hal ini senada
orangtua yang perlu disesuaikan pada setiap
dengan pendapat Darajat (1975)
tingkat kehidupan anak, meliputi:
bahwa ajaran agama memberikan
1. Pendidikan untuk pengasuhan dan
jalan kepada manusia untuk
perawatan anak secara ideal.
mencapai rasa aman, rasa tidak
2. Pendidikan kesehatan reproduksi
takut/cemas menghadapi hidup ini.
dan pencegahan HIV/AIDs
Ajaran-ajaran agama menunjukkan
3. Pendidikan untuk pengelolaan
cara-cara yang harus dilakukan dan
ekonomi keluarga
menjelaskan pula hal-hal yang harus
4. Pendidikan untuk pemberian
dilakukan, supaya anak dapat
makanan bergizi (menu seimbang)
mencapai rasa aman selama hidup
5. Pendidikan untuk keadilan dan
ini dan selanjutnya diajarkan pula
kesetaraan.
bagaimana mempersiapkan diri
Pendapat lain dikemukakan oleh
dengan perbuatan-perbuatan baik
Bernadib (1986) bahwa Fungsi pokok
dan menjauhi tindakan-tindakan
orangtua, yaitu:
yang mengganggu kesenangan
1. Fungsi ketuhanan, merupakan
orang lain.
suatu tanggung jawab orangtua
Berdasarkan kutipan di atas dapat
yang paling pokok, karena dengan
disimpulkan bahwa agama
adanya agama akan dapat menjamin
merupakan kebutuhan yang sangat
keselamatan anak, baik didunia
penting dalam kehidupan manusia.
maupun akhirat Sebagaimana
Keberhasilan pendidikan agama
firman Allah SWT :
dapat langsung dilihat hasilnya yang
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan
tercermin dalam sikap dan
suruhlah (manusia) mengerjakan
364 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

perbuatan anak dalam kehidupannya minimal dikemudian hari dapat


sehari-hari. menciptakan manusia yang cinta
2. Kewajiban orangtua secara damai, anak shaleh yang suka
umum. Orangtua berkewajiban mendoakan kepada orangtua secara
mengatur dan mendidik, memberi teratur, dapat mengembangkan
pakaian, makanan dan minuman, kesejahteraan sosial dan ekonomi
menjaganya dari segala ummat manusia, mampu menjaga
marabahaya, menjaga keselamatan dan melaksanakan hak asasi
dan kesehatan lahir dan bathin, kemanusiaan yang adil dan beradab
jasmani dan rohani, mendidiknya serta mampu menjaga kualitas dan
agar menjadi manusia yang berguna moralitas lingkungan hidup.
bagi nusa bangsa dan agama serta 3. Fungsi ekonomi, merupakan suatu
bahagia dunia dan akhirat. Orangtua keharusan orangtua untuk mendidik
memberikan pelajaran dan ilmu- anaknya ketrampilan agar nanti ia
ilmu yang bermanfaat, ilmu agama menjadi orang yang kreatif dan
dan ilmu umum agar anak menjadi produktif. Maksudnya sejak kecil
manusia sempurna, berilmu dan anak telah diberi pengetahuan dan
beragama, beramal dan beribadat ketrampilan sebagai bekalnya nanti.
dan dapat berdiri sendiri, Dengan demikian individu tidak lagi
mengarungi hidup dengan penuh tergantung pada orangtua,
keyakinan. .Orangtua berkewajiban melainkan memenuhi kebutuhan
mendidik anak- anaknya hidup sendiri dengan berbekal ketrampilan
bertetangga dan bermasyarakat agar yang dimiliki.
nanti dapat menjadi warga yang Dari ketiga fungsi di atas, maka tugas
baik. Pendidikan ini dapat utama orangtua terhadap anaknya dapat
dilaksanakan dalam bentuk dibagi menjadi dua bagian pokok, yaitu
ceramah, diskusi, bimbingan, dalam orangtua sebagai pendidik dan orangtua
berbagai kegiatan atau cara hidup sebagai pemimpin. Orangtua sebagai
pada umumnya, yang dapat pendidik anak yang baru lahir perlu di didik
diharapkan membawa hasil yang dan dipelihara agar individu dapat
dicita- citakan yaitu terjadinya merasakan perawatan orangtuanya.
pembinaan yang sempurna pada Orangtua sebagai pemimpin bertanggung
setiap anggota masyarakat. jawab sepenuhnya terhadap pola dan
Ramayulis (1987) menyatakan tingkah anggota keluarga termasuk
bahwa pewarisan nilai kemanusiaan, anaknya.
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 365
Uyun, Z. [hal-356-372]

Mendidik anak dan mengajar anak dapat dihayati oleh seluruh anggota
bukan merupakan hal yang mudah, bukan keluarga.
pekerjaan yang dapat dilakukan secara 2. Fungsi Edukatif. Sebagai salah
serampangan, dan bukan pula hal yang satu unsur pendidikan, keluarga
bersifat sampingan. Mendidik dan mengajar merupakan lingkungan pendidikan
anak sama kedudukannya dengan kebutuhan yang pertama bagi anak. Orangtua
pokok dan kewajiban, merupakan tugas bertanggung jawab tentang
mulia yang harus dilakukan oleh setiap pentingnya pertumbuhan,
orangtua. Dalam Hadits disebutkan: perkembangan, dan masa depan
“Tiada suatu pemberian pun yang lebih seorang anak secara keseluruhan.
utama dari orangtua kepada anaknya,
Sebagaimana sabda Nabi: “ setiap
selain pendidikan yang baik” (H.R. Hakim)
manusia yang dilahirkan, terlahir
Penerapan pendidikan pada anak
dalam keadaan suci, maka kedua
diperlukan peningkatan kapasitas kecakapan
orangtuanyalah yang akan
tentang keorangtuaan, Kapasitas kecakapan
menjadikan dia seorang Yahudi,
terutama difokuskan pada pendidikan
Nasrani, ataupun Majusi” (H.R.
karakter, Dalam hal ini ada pada tataran
Muslim)
membina, meningkatkan perkembangan
3. Fungsi Protektif. Yaitu orangtua
fisik, emosi, sosial, dan intelektual anak
melarang atau menghindarkan anak
mulai dari masa kanak-kanak hingga
dari perbuatan-perbuatan yang tidak
dewasa.
diharapkan, mengawasi atau
Membesarkan anak tidak hanya
membatasi perbuatan anak dalam
bertumpu pada keterikatan hubungan antara
hal-hal tertentu, menganjurkan
orangtua dengan anak secara biologis
untuk melakukan perbuatan-
semata, melainkan ada faktor lain yang
perbuatan yang diharapkan
perlu dikembangkan dalam kapasitas
mengajak bekerja sama dan saling
kecakapan sebagai orangtua
membantu, memberikan contoh dan
(www.hidayatjayagiri.net), yaitu:
tauladan dalam hal-hal yang
1. Fungsi Religius. Yaitu orangtua
diharapkan.
mempunyai kewajiban
4. Fungsi Sosialisasi. Tugas orangtua
memperkenalkan dan mengajak
dalam mendidik, tidak hanya
anak pada kehidupan beragama.
sekedar mencakup pengembangan
Orangtua sebagai tokoh inti dalam
pribadi agar menjadi peibadi yang
keluarga harus menciptakan iklim
baik, melainkan mempersiapkan
yang religious dalam keluarga, yang
anak menjadi anggota masyarakat
366 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

yang baik. Sehingga diperlukan Perempuan memiliki kebutuhan kesehatan


fungsi sosialisasi dari orangtua khusus yang berhubungan dengan fungsi
sebagai penghubung dengan seksual dan reproduksi. Perempuan
kehidupan sosial dan norma-norma mempunyai sistem reproduksi yang sensitif
sosial, serta membutuhkan fasilitas terhadap kerusakan yang dapat terjadi
yang memadai bagi anak. disfungsi atau penyakit. Kebutuhan
5. Fungsi Ekonomi. Mencakup kesehatan bagi perempuan dapat
pencarian nafkah, perencanaan, dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:
serta pembelajarannya. Orangtua 1. Perempuan memiliki kebutuhan
mendidik anak agar dapat kesehatan khusus yang berhubungan
memberikan penghargaan yang dengan fungsi seksual dan reproduksi.
tepat terhadap uang dan 2. Perempuan memiliki sistem
pencariannya, disertai pengertian reproduksi yang mudah cedera untuk
kedudukan ekonomi keluarga secara menjadi tidak berfungsi atau sakit.
nyata, bila tahap perkembangan 3. Perempuan dapat terkena penyakit
anak telah memungkinkan. pada organ reproduksi yang sama
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dengan laki-laki, tetapi pola penyakit
telah di paparkan di atas, bahwa peran dan akan berbeda dari laki-laki karena
fungsi orangtua amat kompleks, salah satu struktur genetik perempuan,
fungsi dan peran orangtua yaitu berkaitan lingkungan hormonal, serta perilaku
dengan pendidikan (edukatif), termasuk di gaya hidup yang berhubungan dengan
dalamnya mengenai pendididikan kesehatan gender.
reproduksi. . 4. Karena perempuan sebagai subjek
dari disfungsi sosial yang dapat
Kesehatan Reproduksi berpengaruh pada fisik, mental, atau
Kesehatan reproduksi merupakan kesehatan sosial.
komponen penting kesehatan bagi laki-laki Secara bahasa, istilah reproduksi
maupun perempuan tetapi lebih berasal dari kata “re” yang artinya kembali
dititikberatkan pada perempuan. Keadaan dan kata “produksi” yang artinya membuat
penyakit pada perempuan lebih banyak atau menghasilkan. Jadi reproduksi
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan mempunyai arti suatu proses kehidupan
bereproduksi serta tekanan sosial pada manusia dalam menghasilkan keturunan
perempuan karena masalah gender. Menurut demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
Kusmiran (2011) Kesehatan bagi perempuan disebut organ reproduksi adalah alat tubuh
adalah lebih dari kesehatan reproduksi. yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 367
Uyun, Z. [hal-356-372]

Menurut Konferensi Internasional kesehatan ibu dan anak, aborsi, serta infeksi
Kependudukan dan Pembangunan menular seksual.
(International Congress Population and Menurut Departemen Kesehatan
Development/ICPD) di Cairo, pada tahun Republik Indonesia (2001) ruang lingkup
1994 bahwa kesehatan reproduksi adalah kesehatan reproduksi sangat luas, karena
kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh mencakup keseluruhan kehidupan manusia
pada segala hal yang berhubungan dengan sejak lahir hingga mati, yaitu: kesehatan ibu
sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi dan bayi baru lahir, Keluarga Berencana,
dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pencegahan dan penanggulangan infeksi
penyakit atau kecacatan (Kusmiran, 2011). saluran reproduksi (ISR) termasuk PMS-
Mengacu dari konsep yang di kemukakan HIV/AIDS, pencegahan dan
dalam ICPD, Departemen Kesehatan penanggulangan komplikasi aborsi,
Republik Indonesia (2001) memberikan kesehatan Reproduksi Remaja, pencegahan
pengertian Kesehatan Reproduksi adalah dan penanganan infertilitas, kanker pada
suatu keadaan sehat secara menyeluruh usia lanjut dan osteoporosis, berbagai i
mencakup fisik, mental dan kehidupan aspek kesehatan lain, misal kanker service,
sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi mutilasi genetalia, fistula dan lain-lain.
serta proses reproduksi. Pemikiran Implikasi definisi kesehatan
kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi reproduksi berarti bahwa setiap orang
yang bebas dari penyakit, melainkan mampu memiliki kehidupan seksual yang
bagaimana seseorang dapat memiliki memuaskan dan aman bagi dirinya, juga
kehidupan seksual yang aman dan mampu menurunkan serta memenuhi
memuaskan sebelum dan sesudah menikah. keinginannya tanpa ada hambatan apa pun,
Kesehatan reproduksi ini tidak hanya kapan, dan berapa sering untuk memiliki
berkaitan dengan organ reproduksi laki-laki keturunan.
dan perempuan saja, melainkan meliputi alat
reproduksi, kehamilan-persalinan, Pendidikan Kesehatan Reproduksi
pencegahan kanker leher rahim, metode Manusia ketika dilahirkan
kontrasepsi dan KB, seksual dan gender, keadaannya masih sangat lemah, tidak
perilaku seksual yang sehat dan tidak berdaya, dan tidak mengetahui apa-apa.
beresiko, pemeriksaan payudara dan Manusia dengan segenap potensi-potensi
panggul, impotensi, HIV/AIDS, infertilitas, yang dimilikinya agar tumbuh dan
kesehatan reproduksi remaja, kesehatan berkembang membutuhkan perawatan,
reproduksi remaja, perempuan usia lanjut, bimbingan, dan pengembangan kearah yang
infeksi saluran reproduksi, safe motherhood,
368 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

positif melalui suatu upaya yang disebut Pengertian tersebut senada dengan rumusan
dengan pendidikan. fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional
Para ahli pendidikan Islam Indonesia yang tertuang dalam Undang-
menggunakan tiga istilah dalam undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
mengartikan pendidikan, yaitu Ta’lim, Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 sebagai
Ta’dib dan Tarbiyah. Bila merujuk pada berikut: Pendidikan nasional berfungsi
istilah al-Qur’an, maka kata yang paling mengembangkan kemampuan dan
tepat untuk mengartikulasikan makna membentuk watak serta peradaban bangsa
pendidikan adalah istilah Tarbiyah. Menurut yang bermartabat dalam rangka
Syahidin (2005) ada tiga kata dasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
mendapatkan makna etimologis dari kata untuk berkembangnya potensi peserta didik
Tarbiyah, yaitu: agar menjadi manusia yang beriman dan
1. Tarbiyyah berasal dari kata Raba- bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
Yarbu-Tarbiyyatan yang artinya mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
bertambah dan berkembang. mandiri dan menjadi warga Negara yang
2. Tarbiyyah berasal dari kata Rabiya- demokratis serta bertanggung jawab.
Yarba yang artinya tumbuh dan Konsep dasar pendidikan beranjak
berkembang dari makna mendidik, yang berari
3. Tarbiyyah berasal dari kata Rabba- membimbing anak supaya menjadi dewasa.
Yarubbu yang artinya memelihara, Adapun tujuan mendidik adalah
menumbuhkan sesuatu sedikit demi memberikan arah bagi proses mendidik.
sedikit sehingga mencapai batas Seseorang dianggap dewasa jika telah
kesempurnaan. mampu menentukan ingin menjadi manusia
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi yang bagaimana atas tanggung jawabnya
(dalam Syahidin, 2005) mendefinisikan sendiri. Di dalamnya tersimpul hal-hal yang
Tarbiyyah sebagai suatu upaya maksimal berkaitan dengan normative, etika, atau
seseorang atau kelompok dalam kesusilaan. Proses pendidikan berlangsung
mempersiapkan anak didik agar bisa hidup sejak anak masih bayi hingga dewasa.
sempurna, bahagia, cinta tanah air, fisik Misi utama pendidikan menurut
yang kuat, akhlak yang sempurna, lurus Syahidin (2005) ada tiga, yaitu pewarisan
dalam berpikir, berperasaan yang halus, pengetahuan (Transfer of knowledge),
terampil dalam bekerja, saling menolong pewarisan budaya (transfer of culture), dan
dengan saesama, dapat menggunakan pewarisan nilai (transfer of value). Dengan
pikirannya dengan baik melaui lisan demikian pendidikan dapat dipahami
maupun tulisan, dan mampu hidup mandiri. sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 369
Uyun, Z. [hal-356-372]

dalam rangka pembentukan kepribadian upaya bagi remaja untuk meningkatkan


dengan segala aspek yang dicakupnya. pemahaman, pengetahuan, sikap, dan
Potensi yang diberikan Alloh kepada perilaku positif tentang kesehatan
manusia tidak akan berkembang dengan reproduksi dan seksualnya, serta
sendirinya secara sempurna tanpa adanya meningkatkan derajat reproduksinya.
bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun Kapankah pendidikan kesehatan
potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan reproduksi di berikan? Sangat
dinamis. Potensi manusia akan bergerak dimungkinkan pendidikan kesehatan
terus menerus sesuai dengan pengaruh yang reproduksi diberikan sejak usia dini, secara
datang pada manusia. Hanya intensitas tidak langsung. Menurut Nurohmah (2013)
pengaruh itu akan bervariasi sesuai dengan tahapan usia dalam memberikan pendidikan
kemauan dan kesempatan yang diperoleh kesehatan reproduksi sejak usia dini, yaitu:
manusia yang dapat menentukan 1. Balita (1-5 tahun). Pada usia ini
pengalaman dan kedewasaan masing- penanaman pendidikan kesehatan
masing. Sehingga manusia sering disebut reprodukjsi cukup mudah dilakukan
sebagai makhluk yang dapat dididik dan yaitu mulai mengenalkan kepada anak
mendidik atau makhluk pendidikan. Institusi tentang organ reproduksi yang
keluarga, sekolah, dan masyarakat idealnya dimilikinya secara singkat. Dapat
secara sinkron dan terintegrasi dalam dilakukan ketika memandikan si anak
memberikan pengaruh-pengaruh dengan memberitahu organ yang
pendidikan, transformasi nilai-nilai pada dimilikinya, misalnya rambut, kepala,
individu agar tujuan pendidikan tercapai. tangan, kaki, perut, penis dan vagina.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan Terangkan juga perbedaan alat
yang pertama dan utama dalam proses kelamin dari lawan jenisnya.
pendidikan anak.Maka pendidikan keluarga Tandaskan juga bahwa alat kelamin
sangat penting bahkan terpenting dan tersebut tidak boleh dipertontonkan
mendasar. Jika ada kesalahan dalam dengan sembarangan. Pada usia ini
pendidikan keluarga, akan berdampak pada juga perlu ditandaskan tentang sikap
proses berikutnya. asertif yaitu berani berkata tidak
Pendidikan kesehatan reproduksi kepada orang lain yang akan berlaku
harus dianggap sebagai bagian dari proses tidak senonoh. Dengan demikian
pendidikan, yang mempunyai tujuan untuk dapat melindungi diri anak terhadap
memperkuat dasar-dasar pengetahuan dan maraknya kasus kekerasan seksual
pengembangan kepribadian. Melalui dan pelecehan seksual.
pendidikan kesehatan reproduksi merupakan
370 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

2. Usia 3 – 10 tahun. Pada usia ini, (kesejahteraan) hamba di dunia dan akhirat.
anak biasanya mulai aktif bertanya Mengenai kemaslahatan manusia meliputi
tentang seks. Misalnya anak akan kemaslahatan ruhaniah dan jasmaniah.
bertanya dari mana ia berasal. Atau Adapun kemaslahatan ruhaniah mencakup
pertanyaan umum mengenai asal-usul keimanan, ketaqwaan, dan sikap hidup
bayi. Jawaban-jawaban yang (akhlaqul karimah), Sedangkan
sederhana dan terus terang biasanya kemaslahatan jasmaniah antara lain masalah
efektif. kesehatan tubuh manusia. Islam mendorong
3. Usia menjelang remaja. Pada saat agar manusia memelihara kesehatan
ini, anak semakin berkembang, mulai jasmaniah dan ruhaniah dengan menjauhi
saatnya diterangkan mengenai hal-hal yang menimbulkan kerusakan
menstruasi (haid), mimpi basah, dan (mafsadah)
juga perubahan-perubahan fisik yang Sistem kesehatan dalam Islam
terjadi pada seseorang remaja. tercermin dalam ajaran yang mewajibkan
Orangtua bisa menerangkan bahwa si perbuatan membersihkan diri (bersuci atau
gadis kecil akan mengalami Thaharah) dari kotoran (najis), dari hadats
perubahan bentuk payudara, atau dan dari kotoran hati, semuanya berada
terangkan akan adanya tumbuh bulu- dalam satu paket ibadah seperti wudhu’,
bulu di sekitar alat kelaminnya. shalat dan lain sebagainya. Dalam rangka
4. Usia remaja. Pada saat ini, seorang mendapatkan kesehatan jasmaniah secara
remaja akan mengalami banyak global manusia dianjurkan menjaga
perubahan secara seksual. Orangtua kebersihan baik diri maupun lingkungan,
perlu lebih intensif menanamkan nilai sesuai dengan sabda nabi saw: Artinya:
moral yang baik kepadanya. Berikan “Kebersihan itu sebagian dari iman”
penjelasan mengenai kerugian seks (HR. imam Muslim, Ahmad dan at-
bebas seperti penyakit yang Tirmidzi)
ditularkan dan akibat-akibat secara Jadi iman merupakan pokok ajaran untuk
emosi. berbuat secara sehat. Islam menunjukkan
Menurut Tim Majlis Tarjih dan kebersihan dan kesucian dalam lima bagian,
Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu: kebersihan dan kesucian rumah dan
(2004), Agama Islam adalah agama yang pekarangan, badan, pakaian, makanan, serta
diturunkan oleh Alloh yang tersebut dalam kebersihan dan kesucian ruh dan hati.
al Qur’an dan al-Hadits Shahih (maqbul) Secara lebih khusus, perhatian Islam
berupa perintah dan larangan-larangan serta terhadap masalah kesehatan reproduksi
petunjuk untuk kemaslahatan
Peran Orangtua dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi | 371
Uyun, Z. [hal-356-372]

wanita sedemikian besar, ini tercermin sehat, baik secara fisik maupun
dalam hal: mental.Alloh swt dalam al-Qur’an
1. Pelarangan berduaan antara laki-laki menegaskan kondisi wanita yang
dan perempuan yang bukan mahrom. hamil dalam keadaan lemah yang
“ Janganlah sekali-kali seorang laki- bertambah lemah (QS. Lukman: 13
laki berdua-duaan dengan seorang
dan al-Ahqof: 15). Karena perhatian
wanita ditempat yang sepi kecuali
jika ada mahrom’. (HR. Imam yang sangat besar terhadap kondisi
Bukhori)
tersebut, maka wanita hamil dan
Pelarangan ini merupakan tindakan
menyusui diperbolehkan untuk tidak
preventif agar tidak terjadi perzinahan
berpuasa di bulan Ramadhan.
(hubungan seksual di luar
3. Islam memberi petunjuk pada wanita
pernikahan) yang merupakan
agar reproduksi dilakukan dengan
perbuatan terlarang. Dampak yang
mengatur jarak kelahiran. Hal ini
ditimbulkan dari perzinahan adalah
bentuk antisipasi kemungkinan yang
dapat menyebabkan kehamilan yang
tidak diinginkan, seperti meninggal
tidak dikehendaki, lebih lanjut
ketika melahirkan . Juga untuk
dilakukan aborsi. Dengan demikia
memenuhi kebutuhan bayi akan air
agar wanita menjaga kesehatan
susu ibu.
reproduksinya sehingga dapat
“Para ibu hendaklah menyusukan
menjalankan fungsi reproduksinya anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin
secara sehat dan bertanggung jawab.
menyempurnakan penyusuan”. (QS.
2. Islam menganjurkan pernikahan Al-Baqarah: 233)
sebagai bentuk perlindungan agar “Mengandungnya sampai
menyapihnya selama tiga puluh
reproduksi menjadi sehat dan
bulan” (QS. Al-Ahqof: 15).
bertanggung jawab, tidak
Artinya jarak kelahiran bisa terjadi
berhubungan ketika istri sedang haid
kurang lebih tiga tahun.
(QS. Al-Baqarah: 222), dan
memberikan hak pada wanita untuk
Simpulan
mendapatkan perlakuan yang baik
Pendidikan kesehatan reproduksi
dari semua pihak, seperti hak untuk
bertujuan sebagai upaya bagi remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
pada saat hamil dan menyusui. Dalam
sikap, dan perilaku positif tentang kesehatan
hal ini suami berkewajiban menjaga
reproduksi dan seksualnya, serta
istrinya yang sedang hamil atau
meningkatkan derajat reproduksinya.
menyusui agar selalu dalam keadaan
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
372 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

sejak usia dini dalam rangka membentengi orang lain atau akses informasi dari media
diri agar terhindar dari kehamilan di luar massa tentang seks. Pendidikan kesehatan
pernikahan saat anak-anak tumbuh menjadi remaja yang diberikan oleh orangtua
remaja dan saat dewasa kelak. Anak-anak hendaknya diberikan dengan prinsip kasih
dan remaja perlu mendapatkan informasi sayang, keterbukaan, keseimbangan, dan
yang tepat dari orangtuanya, bukan dari integritas.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Termajahnya (2008). Semarang: PT karya Toha Putra


Anisa, R. (2013) http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/01/21/problematika-aborsi-di-indonesia/
Diakses tanggal 3 Mei 2013
Gunarsa, YSD. (2005). Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Hawari, D. (2006). Aborsi: Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nurohmah, A. (2013). Pentingnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini Dalam
Keluarga. http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/Amin-Nurohmah.html. Diakses tanggal 21
April 2013
Soetjiningsih. (2007). Tumbuh kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagung
Seto
Syahidin. (2005). Aplikasi Metode Pendidikan Qur’ani Dalam Pembelajaran Agama di Sekolah.
Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya
Tim Majlis tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2004). Tanya Jawab Agama Jilid
3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Pers Suara Muhammadiyah.
Tanpa nama. (2012). “Banyak Siswi SMP-SMA Aborsi”
http://www.tempo.co/read/news/01/31/173458110/2012-Banyak-Siswi-SMP-dan-SMA-
Aborsi. Diakses Tanggal 13 April 2013
http://www.hidayatjayagiri.net/2013/01/memahami-fungsi-dan-peran-orang-tua/html. Diakses
tanggal 13 April 2013
http://www.tempo.co/read/news/ 01/31/173458110/2012-Banyak-Siswi-SMP-dan-SMA-Aborsi
Jum’at 3 Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai