Anda di halaman 1dari 35

INTERVENSI

KESEHATAN KELUARGA
DALAM RANGKA PENCEGAHAN STUNTING

SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI


TAHUN 2018
KERANGKA KONSEP MALNUTRISI DAN KEMATIAN ANAK
Kematian
Malnutrisi Disabilitas
Anak

Asupan Nutrisi
Penyakit
Inadekuat

Perawatan Ibu Kurangnya Sanitasi Air,


Ketidakcukupan
dan Anak yang Pelayanan Kesehatan
Akses Pangan yang Inadekuat
Inadekuat

Inadekuat dan atau Ketidaksesuaian pengetahuan dan


kesenjangan perilaku rumah tangga mengakses
sumberdaya real

Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, ekonomi dan


organisasi yang real dan cara yang dikontrol

Politik, budaya, agama, ekonomi dan sistem sosial, termasuk status wanita, batas
penggunaan sumberdaya potensial

Sumberdaya potensial
(lingkungan, teknologi, ekonomi)
CONTINUUM OF CARE
BERDASARKAN SIKLUS HIDUP

DEWASA
REMAJA
• Pelayanan kesehatan
ANAK-ANAK • UKS
masa sebelum hamil
BALITA • Imunisasi anak sekolah • Kesehatan bagi catin dan PUS
• SDIDTK reproduksi
• Penjaringan anak usia • KB bagi PUS
BAYI • MTBS sekolah • Konseling gizi
• Imunisasi HIV/AIDS dan • PKRT
IBU HAMIL • ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar lengkap • Gizi NAPZA • Deteksi PM dan PTM
• P4K • Pemberian makan • Kolaborasi PAUD, • Integrasi UKS dan SBH • Tablet Fe
Krida penyakit • Kesehatan OR dan
• Buku KIA • Penimbangan BKB, dan Posyandu
• Vit A • Konseling Kespro kerja
• ANC terpadu • Deteksi dan Simulasi • Skrining penyakit di
• Kelas Ibu Hamil • MTBS, SDIDTK kognitif sekolah • PKPR dan
• APN • Penggunaan Posyandu remaja
kelambu pada bayi • Penggunaan kelambu
• RTK pada balita
• Kemitraan Bidan • Pemeriksaan kontak
Dukun TB pada bayi • Pemeriksaan kontak
• KB PP TB pada balita
• PONED/ PONEK
Kelas Ibu
hamil (KIE
gizi)

INTERVENSI Posyandu
Kelas Ibu
ibu-balita
KESEHATAN (pantau
tumbang,
balita (KIE
PMBA,
pantau
KELUARGA
KIE gizi,
tumbang)
PMT)

DALAM STUNTING
PENCEGAHAN
STUNTING Posyandu
remaja (KIE
kespro,
Posyandu
(pemberda
yaan
gizi) lansia)

Konseling
kespro &
gizi catin
PENGARUH PENGGUNAAN BUKU KIA

PERLU SINERGI LINTAS


PROGRAM TERHADAP
PENINGKATAN PENGISIAN
PENCATATAN PADA BUKU KIA

anak yang memiliki buku KIA memiliki


ANALISIS RISKESDAS, SIRKESNAS, LAP RUTIN
kemungkinan:
MENUNJUKKAN BAHWA KEPEMILIKAN BUKU
 4,36 kali > untuk penimbangan berat lahir;
KIA BERPENGARUH THD PEMANFAATAN
 1,87 kali > untuk kunjungan neonatal dan
PELAYANAN KESEHATAN IBU & ANAK.
 3,56 kali > untuk imunisasi dasar lengkap.

5
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI
TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)  Permenkes 66/ 2014
I. FISIS- BIOLOGIS (ASUH):
nutrisi, imunisasi, kebersihan Tenaga Kesehatan
badan & lingkungan, Puskesmas
pengobatan, olahraga,
bermain (SDIDTK)
Guru PAUD
• Kuesioner Pra
• Buku KIA Skrining
• Kuesioner Pra Perkembangan
II. KASIH SAYANG (ASIH): Kader Posyandu,
Skrining • Instrumen Tes Daya
menciptakan rasa aman + • Buku KIA Perkembangan Dengan
nyaman, dilindungi, • Skrining Kit
diperhatikan, diberi contoh, • Kartu snellen tes
dibantu, didorong, daya lihat
dihargai, penuh • Kuesioner Masalah
kegembiraan, koreksi Perilaku Mental
Emosional
• Kuesioner M-CHAT
III. STIMULASI (ASAH): (Autism)
sensorik, motorik, emosi- • Form Gangguan
sosial, bicara, kognitif, Pemusatan
mandiri, kreativitas, Perhatian
kepemimpinan, moral Hiperaktifitas
• Skrining Kit
PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP AKSES
PERSALINAN DI FASYANKES
Proporsi Ibu Hamil yang
Memanfaatkan Kelas Ibu Manfaat Kelas Ibu:
(Sirkesnas 2016) Meningkatkan pengetahuan, mengubah Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
50% ibu agar memahami tentang : menjaga kehamilan, persiapan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir dengan menggunakan Buku
40% 43% KIA

30%
26% Partisipasi Kelas Ibu Hamil Odds ratio (95% CI)
20% 23%

10% Tidak ikut KIH 1.0 (Reference)

0%
KIH Tidak Lengkap 1.1 (0.8-1.4)
KIH Lengkap 2.5* (2.2-3.0)
No KIH
Tidak Incomplete
Tidak Lengkap KIH Complete
Lengkap KIH

• Partisipasi KIH lengkap berhubungan secara signifikan dengan kesinambungan mendapatkan pelayanan
Kesehatan Ibu dan BBL
• Ibu yang mengikuti KIH Lengkap 2.5x lebih besar kemungkinan untuk mendapatkan kesinambungan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan BBL
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan
kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya

Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan antenatal standar yang diintegrasikan dengan
layanan program lain: Pastikan ibu hamil
 Maternal neonatal Tetanus Elimination mendapat dan
 Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan - Anemia dan Bumil KEK meminum tablet FE
 Pencegahan dan pengobatan IMS-Sifilis/ISK dalam kehamilan min 90 tablet
 Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
 Pencegahan Malaria dalam kehamilan
 Pencegahan dan pengobatan TB
 Pencegahan dan pengendalian PTM
 Pencegahan dan penanggulangan kecacingan
8
KELAS IBU
Merupakan kegiatan terencana sesuai kebutuhan untuk membahas materi Buku KIA secara
diskusi dalam kelompok dan bertukar pengalaman antara ibu dengan di fasilitasi oleh
petugas kesehatan

Jika dihadiri ibu hamil yang membahas kehamilan, persiapan persalinan dan perawatan
bayi baru lahir, maka disebut Kelas Ibu Hamil.

Jika dihadiri ibu balita yang membahas kesehatan balita termasuk tumbuh kembangnya
maka disebut sebagai Kelas Ibu Balita.

2 lembar balik:
Lembar balik I : 4 materi
1. Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat
2. Persalinan aman, nifas nyaman, ibu dan bayi
selamat
3. Pencegahan penyakit, gangguan gizi dan
komplikasi
4. kehamilan agar ibu & bayi sehat
5. Perawatan bayi agar tumbuh kembang optimal
Lembar balik II : 1 materi
Aktivitas Fisik Ibu Hamil
KELAS IBU HAMIL
Paket Kelas Ibu Hamil

Sarana belajar kelompok Lembar Balik,


Pegangan Fasilitator,
Fasilitator : Bidan Pedoman Pelaksanaan
Frekuensi : min 3 / 4 kali Leaflet
Buku KIA
Materi Format P4K
Kehamilan Stiker P4K
Persalinan Perawatan nifas
Perawatan bayi

Tempat : RS, RB, Puskesmas, Polindes,


Posyandu, Desa, dll

AKI & AKB menurun


SASARAN
*Bumil (max 10 org)
*Suami/Keluarga Mendorong
Pencapaian K4, Pn
Meningkatkan pengetahuan
Mengubah sikap dan perilaku ibu,
suami & kel
KELAS IBU BALITA

Sasaran:
Ibu yg mempunyai anak 0 – 5
tahun, dibimbing fasilitator
menggunakan Buku KIA

Maksimal 15 orang/kelas
1. Kelompok bayi 0 – 1 tahun Media:
• Modul 1: Pemberian ASI Lembar Balik Kelas Ibu Balita,
Buku KIA
• Modul 2: Pemberian Imunisasi
• Modul 3: Pemberian MP-ASI usia 6 – 12 bulan Fasilitator:
Bidan/Perawat/Nakes terlatih
• Modul 4: Tumbuh kembang bayi
• Modul 5: Penyakit terbanyak pada bayi
3. Kelompok Anak usia 2 – 5 tahun
2. Kelompok Anak usia 1 – 2 tahun • Modul 1: Tumbuh Kembang Anak
• Modul 1: Merawat gigi anak • Modul 2: Pencegahan kecelakaan
• Modul 2: MP-ASI untuk anak umur 1 – 2 tahun • Modul 3: Gizi seimbang
• Modul 3: Tumbuh Kembang Anak umur 1 – 2 tahun • Modul 4: Penyakit pada anak
• Modul 4: Penyakit pada anak • Modul 5: Obat pertolongan pertama
• Modul 5: Permainan Anak • Modul 6: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PERILAKU MELALUI
KELAS IBU HAMIL DAN KELAS IBU BALITA

FAKTOR PREDISPOSISI
-Pengetahuan ibu bertambah
-Informasi ibu bertambah
-Sudut pandang ibu berubah
-Nilai terhadap budaya berubah
-Kepercayaan terhadap nakes bertambah
KELAS IBU
& KELAS IBU BALITA PERUBAHAN PERILAKU
-Konseling FAKTOR PEMUNGKIN Pada Ibu Hamil dan Ibu Balita
-Ceramah
-Pengaruh dari orangtua
-Tanya jawab dengan nakes
-Pengaruh dari suami
-Curah pendapat sesame ibu
-Pengaruh tetangga dan keluarga
hamil dan ibu balita
-Pengaruh teman sesame ibu hamil

FAKTOR PENGUAT
-Akses terhadap pelayanan kesehatan
-Akses terhadap informasi
- Tingkat pendidikan ibu hamil
PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Usaha Kesehatan Sekolah Pelayanan Kesehatan


(UKS) Peduli Remaja (PKPR)
PERMENKES 25/2014 TENTANG
UPAYA KESEHATAN ANAK Pelayanan Konseling

Pendidikan kesehatan
(1) Setiap Anak Usia Sekolah dan Remaja Pelayanan klinis medis (termasuk
harus diberikan pelayanan kesehatan. pemeriksaan penunjang & rujukan)
(2) Pelayanan Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja ditujukan agar
setiap Anak memiliki kemampuan Rujukan

Pelayanan kesehatan berperilaku hidup bersih dan sehat,


memiliki keterampilan hidup sehat, dan
keterampilan sosial yang baik sehingga KIE Kesehatan Remaja
dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
Partisipasi remaja
Pembinaan (3) Pelayanan Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja dilakukan paling
lingkungan sehat sedikit melalui:
a. usaha kesehatan sekolah; dan Keterampilan Sosial
b. pelayanan kesehatan peduli remaja.
INTERVENSI STUNTING USIA SEKOLAH DAN REMAJA

SEKOLAH • TRIAS UKS


Termasuk
SLB
UKS • PENDIDIKAN KESEHATAN
• PELAYANAN KESEHATAN
• LINGKUNGAN SEHAT Model Sekolah/Madrasah Sehat
DI LUAR
Saka Bakti
GEDUNG PEMBINAAN • KEGIATAN PROMOTIF, PREVENTIF,
Husada
KESEHATAN KURATIF DAN REHABILITATIF,
PENJANGKAUAN USIA SEKOLAH • (PENYULUHAN, SKRINING
KELOMPOK DAN REMAJA DI Posyandu
DILUAR SEKOLAH PANTI/LKSA, KESEHATAN, PEMERIKSAAN
LAPAS/RUTAN BERKALA, SANITASI, GIZI, Remaja
(PANTI/LKSA,
LAPAS/RUTAN, DLL PELAYANAN MEDIS DLL)
Pemeriksaan
ANJAL)
kesehatan

PKPR Tumbuh kembang,


Kespro, HIV-AIDS, KIE PROMOTIF
IMS/ISR, Napza,
KONSELO
gizi, kekerasan, RUJUKAN
R SEBAYA JENIS
status TT, jiwa, TB, PELAYANAN
kecacingan PKPR
KLINIS
DI DALAM MEDIS/ PKHS
GEDUNG
KINIK PKPR LAB
KONS
KURATIF
REHABITATIF
ELING PREVENTIF
Pelayanan Masa Sebelum Hamil
Remaja
Sekolah , luar
sekolah Remaja sehat
produktif , kespro
sehat

Catin

KUA/ Lembaga Agama &


Pernikahan
Persiapan
kehamilan yang
Sehat
PUS Pelayanan Kesehatan
KIE KESPRO sebelum hamil
Fasyankes, Klinik KB /prekonsepsi
INTERVENSI STUNTING USIA REPRODUKSI
Upaya promotif dan Generasi sehat berkualitas
preventif di hulu sama
pentingnya dengan
Pelayanan Antenatal
yang dihilir

Pelayanan bagi anak


SMP/A dan remaja
• P4K
bumil • Buku KIA
•KIE Kespro Catin
•Pemeriksaan kesehatan • ANC terpadu
•Pelayanan KB • Kelas Ibu Hamil
•TT catin • Fe & asam folat
•TTD WUS 90 tab
• PMT ibu hamil
CATIN • TT ibu hamil
Remaja
+ WUS • PPIA
• dll

• Kespro remaja
• UKS Persiapan
• TT remaja kehamilan
• PKPR
14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR MENGURANGI STUNTING SEBESAR
20% APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%
I. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
3. Mengatasi kekurangan iodium
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil
5. Melindungi ibu hamil dari malaria.
II. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum)
2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.

III. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI
2. Menyediakan obat cacing
3. Menyediakan suplementasi zink
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria
6. Memberikan imunisasi lengkap
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
TUJUAN PENURUNAN PREVALENSI STUNTING 2018 -2022
INTERVENSI GIZI INTERVENSI GIZI
SPESIFIK SENSITIF
5 PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Komitmen dan Kampanye Nasional Konvergensi, Gizi Dan
Berfokus pada Koordinasi, dan
Visi Pimpinan pemahaman, Konsolidasi
Ketahanan Pemantauan dan
Tertinggi Negara perubahan perilaku, Program Nasional, Pangan Evaluasi
komitmen politik dan Daerah, dan
akuntabilitas Masyarakat

Setwapres/ Kemen Kominfo Bappenas dan Kementan dan Setwapres/


TNP2K dan Kemenkes Kemendagri Kemenkes TNP2K
19
MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP
PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

2/15/2018
TANTANGAN YANG DIHADAPI
HASIL SURVEI: “PIRING MAKAN” BUMIL

minus
karbo karbo + sayur protein
hewani

Umi Fahmida - SEAMEO RECFON

karbo + protein nabati karbo + sayur + protein nabati


STANDARD MAKANAN BALITA
PMBA
IMD segera setelah
persalinan, skin-to-
skin contact, min 1
jam

Praktek PMBA secara tepat dan aman pada saat Bencana


ASI Eksklusif
(0-5 bulan)

Meneruskan Menyusui
(2 tahun atau lebih)

Makanan Pendamping
ASI (6-23 bulan)
MAKANAN PENDAMPING ASI TIDAK HANYA TEKAIT DENGAN KETERSEDIAAN
MAKANAN TAPI 6 SYARAT DI BAWAH INI:

Frekuensi Frekuensi Makan dalam


satu hari
Jumlah Jumlah makanan untuk
setiap kali makan

Tekstur Konsistensi Tepat

Jenis Jenis Makanan Bervariasi


(Seimbang/4*)

Aktif Pemberian Makan Aktif

Kebersihan Penyiapan yang bersih


GENCARNYA PROMOSI MP ASI

Promosi Display Materi Hadiah


harga informasi

Contoh Agen Papan toko Lainnya


produk perusahaan
STRATEGI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK
(PMBA)

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi


praktek menyusui melalui kebijakan dan
peraturan perundang- undangan.
2. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam
menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui
3. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder
dalam meningkatkan, melindungi dan
mendukung pemberian ASI dan MPASI
4. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat
dalam praktek pemberian ASI dan MP-ASI.
PERAN MASYARAKAT UNTUK
KEMANDIRIAN KELUARGA

Mendukung ibu hamil Membantu ibu hamil Membantu ibu hamil


untuk mengkonsumsi Mengingatkan ibu hamil
untuk memeriksakan untuk minum TTD untuk dapat melahirkan
makanan yang sehat dan kehamilan kepada fasilitas di fasilitas kesehatan
seimbang dalam jumlah secara teratur setiap
pelayanan kesehatan hari oleh tenaga kesehatan
yang cukup.

Mendukung Berperan aktif dalam Membantu tenaga Ikut mempromosikan


pelaksanaan IMD dan pelaksanaan Posyandu dan kesehatan dalam dan melksanakan pola
pemberian ASI mengajak ibu hamil,ibu mendampingi ibu hamil hidup bersih dan sehat
Eksklusif 6 bulan dan anak balita agar atau penanganan balita gizi di lingkungannya
datang kurang. 26
5 Bentuk Intervensi dalam Aksi Cegah Stunting
Sasaran : Ibu Hamil dan Anak Usia Balita

Intervensi Spesifik Intervensi Sesnsitif

1 Koordinasi Program Untuk Konvergensi

Pelatihan Dokter Anak dan Obgyn RSUD, Dokter Umum, Tim Pelaksana Gizi,
2
dan Bidan Puskesmas dan Kader Posyandu

Penatalaksanaan malnutrisi Pada anak, Program Pendidikan Masyarakat


Pemantauan Tumbuh Kembang Anak

1. Pemantauan status gizi dan screening ibu 1. Promosi, edukasi, dan konseling gizi bagi ibu
3 hamil dan balita secara berkala 5 hamil
2. Penguatan sistem rujukan di Faskes untuk 2. Promosi dan edukasi pemberian ASI eksklusif
balita teridentifikasi stunting dan MPASI yang sesuai
3. Promosi dan Edukasi Pola Makan kepada
1. Intervensi nutrisi dengan pemberdayaan Orang Tua dan Guru PAUD
pangan lokal
4 2. Intervensi nutrisi dengan Pangan Olahan
untuk Keperluan Medis bagi balita dg idikasi
medis tertentu
DUKUNGAN LP/LS
DALAM UPAYA PENURUNAN STUNTING
PERLU DUKUNGAN RS, IBU DAN BAYI PERLU PERLU DUKUNGAN PROFESI
PUSKESMAS, JARINGAN DAN MENJADI PESERTA JKN (POGI, IDAI, IBI, PPNI )
JEJARINGNYA UNTUK
UNTUK MEMPEROLEH
PENYEDIAAN PELAYANAN
BERKUALITAS PEMBIAYAAN TENAGA KESEHATAN
KOMPETEN
KESEHATAN

PENYEDIAAN
TENAGA
PELAYANAN
PENDUKUNG UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN PENURUNAN STUNTING

FARMASI DAN ALAT MANAJEMEN PROGRAM


KESEHATAN KESEHATAN IBU & ANAK

PERLU DUKUNGAN DINKES KAB/KOTA DAN PROP


PERLU DUKUNGAN BKKBN
UNTUK MENJAGA KUALITAS MANAJEMEN PROGRAM
UNTUK KETERSEDIAAN ALOKON
TREND KEMATIAN IBU DAN BAYI
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013 - 2017
5,000

4,500
3982
4,000 3730
4,306
4045

3,500
3240
3,000

2,500

2,000

1,500

825
1,000 781

695
500 748 797

-
2,013 2014 2015 2016 2017

Kematian Ibu Kematian Bayi


JUMLAH KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT
KEMATIAN IBU TAHUN 2016 KEMATIAN IBU TAHUN 2017
Kab. Garut 74 Kab. Karawang 59
Kab. Karawang 61 Kab. Bogor 59
Kab. Indramayu 60 Kab. Garut 51
Kab. Bogor 58 Kab. Indramayu 45
Kab. Sukabumi 51 Kab. Bandung 44
Kab. Bandung 46 Kab. Sukabumi 41
Kab. Tasikmalaya 45 Kab. Cirebon 39
Kab. Cirebon 43 Kab. Bandung Barat 38
Kab. Subang 34 Kab. Tasikmalaya 37
Kab. Cianjur 34 Kab. Bekasi 31
Kab. Bekasi 32 Kab. Subang 27
Kab. Bandung Barat 31 Kab. Cianjur 26
Kota Bandung 27 Kab. Kuningan 24
Kab. Kuningan 26 Kab. Purwakarta 21
Kab. Purwakarta 25 Kota Depok 19
Kota Bogor
Kab. Majalengka 18
22 Total : 790 Kota Bandung
Kab. Sumedang
19
19
Kab. Sumedang 17 Kab. Majalengka 17
Kota Tasikmalaya 16
15
Kota Bekasi 15 Total : 695
Kota Bekasi Kota Tasikmalaya 14
Kab. Ciamis 15 Kab. Ciamis 13
Kota Depok 13 Kota Cimahi 12
Kab. Pangandaran 9 Kota Sukabumi 7
Kota Cimahi 8 Kota Bogor 6
Kota Sukabumi 6 Kab. Pangandaran 5
Kota Banjar 3 Kota Cirebon 4
Kota Cirebon 1 Kota Banjar 3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70

Sumber : Data Rutin Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan 2017
JUMLAH KEMATIAN IBU PER KAB/KOTA PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2017-2018 (S.D. SEPTEMBER 2018)
Indramayu 45 30
• Berdasarkan Laporan Kesga
Bogor 42 49 Kab/Kota sd September 2018,
40
Jumlah kematian Ibu tahun
Sukabumi 28
Garut 39 38
Bandung 37 28 2018 : 541 kasus, meningkat
Cirebon 31
Karawang 30
31
41
dibandingkan tahun 2017
Bandung Barat 25
24
30 (508 kasus) pada periode
Bekasi
laporan yang sama
24
Purwakarta 24 12
Kota Bandung 22 16
Subang 22 15
Tasikmalaya 19 26 • Penyebab kematian ibu,
Cianjur
Kuningan
18
17
23
masih didominasi oleh 50%
17
Kota Bekasi 15 9 Perdarahan dan HDK, 40%
gangguan sistem peredaran
Sumedang 13 18
Kota Depok 13 11
Ciamis 13 8 darah (jantung) dan lain-lain
Kota Tasikmalaya 11 13
Majalengka 10 14
Kota Cimahi 9 7 • 10 Kabupaten dengan
Kota Bogor 8
Kota Sukabumi 6
4
5
kematian ibu tertinggi tahun
Pangandaran 3
3
5 2018 : Indramayu, Bogor,
Kota Cirebon 4
Kota Banjar 2 2 Sukabumi, Garut, Bandung,
0 10 20 30 40 50 60 Cirebon, Karawang, Bandung
2018 2017 Barat, Bekasi, Purwakarta
JUMLAH KEMATIAN BAYI DI PROVINSI JAWA BARAT
Jumlah Kematian Bayi 2016 Jumlah Kematian Bayi 2017
Kab. Garut 333 Kab. Garut 286
Kab. Indramayu 322 Kab. Sukabumi 254
Kab. Sukabumi 318 Kab. Indramayu 253
Kab. Tasikmalaya 255 Kab. Tasikmalaya 247
Kab. Cirebon 221 Kab. Bandung 199
Kab. Bandung 214 Kab. Cirebon 185
Kab. Karawang 196 Kab. Karawang 173
Kota Bandung 168 Kab. Cianjur 160
Kab. Cianjur 157 Kab. Sumedang 137
Kab. Bogor 145 Kota Bandung 129
Kab. Majalengka 136 Kab. Subang 126
Kab. Ciamis 136 Kab. Ciamis 126
Kab. Subang 126 3.647 Kab. Bandung Barat 123 3.254
Kab. Sumedang 120 Kab. Bogor 105
Kab. Bandung Barat 114 Kab. Purwakarta 99
Kab. Kuningan 112 Kab. Majalengka 87
Kota Tasikmalaya 104 Kab. Kuningan 84
Kab. Purwakarta 98 Kota Bogor 74
Kota Depok 92 Kota Depok 73
Kota Cimahi 66 Kota Cimahi 66
Kab. Pangandaran 54 Kota Bekasi 54
Kota Bogor 53 Kab. Bekasi 49
Kota Sukabumi 47 Kab. Pangandaran 49
Kota Banjar 46 Kota Sukabumi 41
Kota Bekasi 46 Kota Banjar 41
Kab. Bekasi 32 Kota Cirebon 17
Kota Cirebon 19 Kota Tasikmalaya 17
0 50 100 150 200 250 300 350 0 50 100 150 200 250 300 350
JUMLAH KEMATIAN BAYI PER KAB/KOTA PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2017-2018 (S.D. SEPTEMBER 2018)
• Berdasarkan Laporan Kesga
Kab/Kota sd September 2018,
Tasikmalaya
Indramayu
201
193
187
Jumlah kematian Bayi tahun
175
Garut 164 228 2018 : 2.093 kasus, menurun
Karawang
Bandung Barat
133
121
138
dibandingkan tahun 2017
90
Cirebon 114 155 (2.248 kasus) pada periode
Sumedang
Subang
99
95
116
laporan yang sama
39
Ciamis 92 98 • Kematian bayi, 75% terjadi
Kota Bandung
Bogor
83
72
93 pada saat neonatal (0-28
70
Cianjur 68 58 hari), 25% pada usia post
Kota Depok
Bandung
66
64
60 nenonatal (29hari-11 bulan)
64
Sukabumi 64 189 • Penyebab kematian ibu,
Kota Tasikmalaya
Kota Bogor
59
59
17 masih didominasi oleh 35%
50
Majalengka 59 67
BBLR, 25% Asifikasia, 25%
Purwakarta 45
43
71 penyebab lain-lain, sisanya
Kuningan 51
Kota Bekasi 42 32
10% kelainana bawaan, dan
Bekasi 34
31
42 5% pneumonia
Pangandaran
10 Kabupaten dengan
44
Kota Cimahi 26 44

Kota Banjar 25
25
29 kematian Bayi tertinggi tahun
Kota Sukabumi
2018 : Tasikmalaya,
28
Kota Cirebon 16 13

0 50 100 150 200 250 Indramayu, Garut, Karawang,


2018 2017
Bandung Barat, Cirebon,
GAMBARAN KEMATIAN IBU DAN BAYI
DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2000 - 2018
300 225
187 189 196
205 192
250 191
166 170 173
169
192 158
200

117
150 95
108 100
107
100
5 68
61 64 59 61 59
47 51 55
47 43 37
50 33 32 29
14 23
9 1
0

Kematian Ibu Kematian Bayi


Together We
Can!

35
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai