Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PERLINDUNGAN ANAK

6
A. Apakah itu Perlindungan Anak?
Perlindungan anak adalah usaha orang dewasa menjaga dan mengawal proses tumbuh
kembang anak sehingga anak mampu mencapai wujud pribadi yang utuh, konstruktif
(terbangun/ terbina/kokoh), unik dan otentik secara optimal saat mencapai usia dewasanya
sehingga mempunyai kemampuan untuk menangani masalah yang muncul dari pengaruh
lingkungan hidupnya.
Menurut undang-undang Nomor 35 tahun 2014 Pasal 1
Ayat (2) definisi Perlindungan Anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Lebih lanjut perlindungan dalam PAUD-HI merujuk pada
Perpres No. 60 Tahun 2013 Pasal 2 ayat (2) butir b yang
menyatakan “Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan
yang salah, dan eksploitasi di mana pun anak berada”

Mata rantai kekerasan terhadap anak, khususnya kekerasan seksual, fisik dan
psikis merupakan sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Fenomena itu
berbanding terbalik dengan dunia yang sebenarnya yang penuh dengan
kegembiraan dan keceriaan

B. Mengapa Anak harus Dilindungi?


Anak merupakan bagian masyarakat yang mempunyai hak yang sama dengan masyarakat
lain yang harus dilindungi dan dihormati. Anak perlu perlindungan untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak anak, agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak
mulia, dan sejahtera.

7
Pada tahun 1989, pemerintah di seluruh dunia menjanjikan
hak yang sama untuk semua anak dengan mengadopsi
Konvensi PBB untuk Hak-Hak Anak. Konvensi ini mengatur hal
apa saja yang harus dilakukan negara agar setiap anak dapat
tumbuh sesehat mungkin, bersekolah, dilindungi, didengar
pendapatnya, dan diperlakukan dengan adil.

8
Rincian setiap cluster

Perlindungan anak tidak hanya sekedar melindungi terpenuhinya hak anak saja, tetapi
juga melindungi kesempatannya untuk menjalani kehidupan yang alamiah sebagai manusia.
Anak harus terlindungi untuk dapat menjadi pewaris dan menjadi generasi penerus yang
melanjutkan keberlangsungan hidup umat manusia di lingkungan hidup yang layak.
Untuk memenuhi hak dasar anak, maka kiat-kiat yang harus dilakukan oleh pendidik
adalah sebagai berikut.

9
Tabel 1. Hak Dasar Anak dan Kegiatan Pendidik

No Hak Dasar Anak Kegiatan

1 Hak Hidup Satuan PAUD menyediakan layanan


Kesehatan (UKS, P3K, pengukur tinggi dan
berat badan)
Pendidik perlu memastikan apakah semua
peserta didik mendapat makanan yang
sehat dengan gizi seimbang.

Setiap anak berhak untuk


melestarikan, mempertahankan
hidup dan mendapatkan makanan
yang sehat dengan gizi seimbang
serta memperoleh standar kesehatan
tertinggi dan perawatan sebaik-
baiknya.
2 Hak Perlindungan 1) Satuan PAUD; memiliki POS
perlindungan, menyediakan sarana
prasarana yang aman untuk anak.
2) Pendidik; tidak melakukan kekerasan
verbal, kekerasan fisik maupun psikis,
dan pembiaran.

Setiap anak berhak untuk mendapat


perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
3 Hak Tumbuh Kembang Memastikan semua muridnya tumbuh dan
berkembang secara optimal, serta
mendapatkan pendidikan untuk mencapai
standar hidup yang layak bagi
perkembangan fisik, mental, spiritual,
moral dan sosial.
Memberikan kesempatan kepada anak
Setiap anak berhak untuk dapat untuk dapat berekspresi sesuai dengan
hidup, tumbuh, berkembang. minatnya.

10
No Hak Dasar Anak Kegiatan

4 Hak Partisipasi Memastikan semua muridnya terpenuhi


hak untuk menyatakan pendapatnya, baik
secara lisan maupun tulisan

Setiap anak berhak untuk dapat


berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan,

5 Hak Identitas Memastikan semua peserta didik memiliki


akta lahir dan NIK yang tercantum dalam
Kartu keluarga (DISDUKCAPIL)

Setiap anak berhak atas suatu


nama sebagai identitas diri dan
status kewarganegaraan.

Berdasarkan undang-undang tersebut diatas terdapat dua hak utama yang harus
dilindungi dari anak, yaitu:
1. Hak atas perlindungan kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang.
Anak harus terjamin kelangsungan hidupnya sampai usia
dewasa dan mengalami tumbuh dan berkembang optimal
“Anak itu cahaya
secara holistik integratif. yang mampu
menyinari suram
2. Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
kemajuan bangsa”
Anak dilindungi dari kekerasan, baik kekerasan fisik maupun
kekerasan psikis. Perlindungan anak dilakukan ketika:
a. Anak dalam hal situasi darurat

11
b. Anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, yang menyandang cacat
c. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran
d. Anak yang berhadapan dengan hukum
e. Kelompok minoritas dan suku terasing
f. Anak dalam situasi eksploitasi
1) Eksploitasi ekonomi
2) Eksploitasi seksual dan kekerasan seksual (perkosaan, Incest, pelecehan seksual,
sodomi-Pornografi Anak )
3) Eksploitasi sebagai pengguna narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (napza)
4) Penculikan, perdagangan dan trafficking
5) Eksploitasi dalam bentuk lain

Kualitas keluarga adalah


penopang perlindungan anak

C. Contoh Kekerasan yang Terjadi di Sekolah, Rumah, dan Lingkungan


1. Contoh Kekerasan yang Terjadi di Sekolah
Tabel 2. Contoh Kekerasan di Sekolah

No. Jenis Kekerasan Contoh Kasus

1 Kekerasan Psikis 1. Pendidik melotot, memaksa melakukan sesuatu,


menunjuk dengan ekspresi marah
2. Pendidik mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas kepada muridnya (contoh: memberikan
instruksi yang terus-menerus)
3. Pendidik menghardik muridnya
4. Pendidik melakukan diskriminasi pada muridnya
dalam bentuk diskriminasi status sosial, ekonomi,
RAS
5. Murid melakukan tindakan perundungan
(buliying)

12
2 Kekerasan Fisik 1. Pendidik menjewer, mencubit, atau memukul
muridnya
2. Murid memukul temannya

3 Kekerasan Seksual 1. Pendidik dan tenaga kependidikan mencabuli


muridnya (meraba, memegang alat vital
mencium dengan nafsu, mengambil foto bagian
vital
2. Murid melakukan kekerasan seksual kepada
sesama murid (memasukkan alat vital maupun
benda lainnya ke dalam alat vital dan mulut selain
makanan dan obat)
3. Masyarakat yang berada dilingkungan sekolah
melakukan hal yang tidak senonoh kepada anak

2. Contoh Kekerasan yang Terjadi di Rumah


Tabel 3. Contoh Kekerasan di Rumah

No. Jenis Kekerasan Contoh Kasus

1 Kekerasan Psikis 1. Orang tua sering kali membentak, mencaci


maki, memukul, mencubit, mengomel, marah,
mendiamkan, menyalahkan terus menerus
2. Perundungan (Bullying)
3. Penamaan buruk (Labeling)
4. Perlakuan yang tidak adil pada anak
(membanding-bandingkan, memperlakukan
anak tidak sesuai dengan usia
perkembangannya, mengusir)

2 Kekerasan fisik 1. Orang tua sering kali memukul, mencubit,


menjewer menendang, menjambak

13
No. Jenis Kekerasan Contoh Kasus

2. Anak diperlakukan sebagai pekerja di bawah


umur (mengemis, mengamen, berjualan,
manusia silver)

3 Kekerasan seksual Pencabulan oleh keluarga terdekat

4 Pembiaran 1. Anak bermain gadget sepanjang hari


2. Anak bermain tidak terarah
3. Penelantaran

5 Kekerasan gender berbasis 1. Games yang berisi kekerasan


online (KGBO) 2. Video porno

3. Contoh Kekerasan yang Terjadi di Lingkungan


Tabel 4. Contoh Kekerasan di Lingkungan

No. Jenis Kekerasan Contoh Kasus

1 Kekerasan Psikis 1. Penamaan buruk (Labeling)


2. Perundungan (Bullying)

14
No. Jenis Kekerasan Contoh Kasus

2 Kekerasan Seksual Pelecehan seksual oleh tetangga terdekat


(orang jualan, orang lewat)

D. Dampak Kekerasan Terhadap Anak


Kekerasan yang terjadi pada anak dapat berdampak trauma berkepanjangan, gangguan
psikologis, gangguan fisik dan perilaku, berpotensi menjadi trauma berkepanjangan yang
akan terbawa hingga dewasa.
Tabel 5. Bentuk Kekerasan dan Dampaknya

No. Bentuk Kekerasan Dampak Kekerasan

1 Kekerasan fisik Tindakan yang menyebabkan rasa sakit atau potensi


menyebabkan sakit yang dilakukan oleh orang lain, dapat
terjadi sekali atau berulangkali, dapat menyebabkan:
• kematian, patah tulang, luka bakar, luka terbuka,
perdarahan organ dalam, penyakit menular seksual,
sulit berjalan atau duduk
• kerusakan menetap pada susunan saraf pusat yang
dapat mengakibatkan retardasi (keterbelakangan)
mental, masalah belajar, kesulitan belajar, buta, tuli,
gangguan motorik kasar dan halus, kejang.
• pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari
anak sebayanya (stunting).
2 Kekerasan Psikis Segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya
/Emosional perkembangan emosional anak, dapat berupa; kata-kata
yang mengancam, menakut-nakuti, menyinggung perasaan,
merendahkan martabat, mendiamkan, mengucilkan,

15
memelototi, mencibir. Sedangkan kekerasan verbal antara
lain; memaki, menghina, membentak, menjuluki, meneriaki,
mempermalukan di depan umum, menyoraki serta
mencandai teman sebaya yang bermuatan fitnah.
Perkembangan kejiwaan, berdampak gangguan;
▪ Kecerdasan
▪ Emosi
▪ Konsep diri
▪ Agresif
▪ Hubungan sosial
▪ Penurunan fungsi otak
▪ Gangguan penglihatan dan pendengaran
Dampak kekerasan pada masing-masing anak berbeda tergantung jenis kekerasan, situasi
fisik dan psikis anak.

Tabel 6. Dampak Kekerasan

No. Dampak Kekerasan

1 Dampak Jangka Dampak yang dapat langsung hilang/sembuh /situasional


Pendek (luka, sakit, menangis, mogok sekolah, tidak mau bertemu
dengan orang)
2 Dampak Jangka ▪ Muncul perasaan, seperti merasa salah, malu,
Panjang menyalahkan diri sendiri
▪ Gangguan perasaan, seperti cemas atau depresi
▪ Kehilangan minat untuk bersekolah seperti sering
melamun atau tidak memperhatikan pelajaran,
menghindari sekolah atau membolos
▪ Stres pasca trauma, seperti; terus menerus memikirkan
peristiwa traumatis yang dialaminya, merasa gelisah dan
cemas menghadapi lingkungan yang agak berubah

16
▪ Perilaku membahayakan atau menyakiti diri seperti
percobaan bunuh diri, mutilasi/membuat cacat diri
sendiri
▪ Memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi
▪ Menjadi pelaku kekerasan pada anak atau orang lain
▪ Sulit mempertahankan hubungan pribadi
▪ Tidak mudah mempercayai orang lain
▪ Risiko depresi dan masalah kesehatan mental lainnya
meningkat
▪ Gangguan tidur dan mimpi buruk
▪ Masalah psikosomatik seperti daerah panggul
▪ Problem/gangguan makan
▪ Lebih lanjut dapat terjadi gangguan jiwa yang berat
▪ Dampak kecacatan pada fisik yang dapat mengganggu
fungsi tubuh
▪ Anak yang mengalami kekerasan dapat menjadi pelaku
kekerasan bila dewasa

“Satu-satu pelajaran akhlak paling


cocok untuk anak dan pelajaran
paling penting dalam setiap jengkal
waktu kehidupan adalah jangan
pernah lukai siapapun”

17
E. Perlindungan Anak dilakukan di Satuan PAUD, Rumah, dan Lingkungan Masyarakat.

Anak pada prinsipnya dilindungi kapan pun dan di mana pun dari kekerasan. Sehingga
diharapkan semua pihak dapat berpartisipasi dalam perlindungan anak. Hal-hal yang dapat
dilakukan agar perlindungan anak terlaksana di mana pun anak berada, antara lain:

1. Perlindungan Anak di Satuan PAUD


Pendidik bersama Kepala PAUD harus memastikan bahwa pengelolaan di satuan
PAUD melindungi semua anak dengan berbagai upaya, seperti;
a. Membuat visi, misi dan tujuan yang menjamin terfasilitasinya kegiatan
perlindungan anak.
b. Mengembangkan pendidikan ramah anak di satuan PAUD bekerja sama dengan
sektor terkait
c. Pendidik dan tenaga kependidikan memahami hak anak dan memiliki rekam jejak
yang baik
d. Membuat program yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak,
didasari dengan POS (Prosedur Operasional Standar) terkait perlindungan anak

18
e. Menyediakan sarana prasarana yang aman bagi terlaksananya proses
pembelajaran dan sesuai dengan tumbuh kembang anak.
f. Kenali tempat, orang, kegiatan, dan waktu yang berisiko bagi anak di lingkungan
sekitar satuan PAUD.
g. Memastikan pendidik memberikan pembiasaan dan pembelajaran kepada anak
untuk peduli terhadap keselamatan dirinya dan keselamatan orang lain selama
berkegiatan di sekolah dan di mana saja berada.
h. Memastikan pendidik menyiapkan lingkungan fisik dan non fisik yang sehat, aman
dan nyaman serta bermakna untuk anak.
i. Memastikan semua anak mendapat perhatian secara komprehensif agar
terhindar dari bahaya pengaruh buruk yang mungkin terjadi di lingkungan
sekolah.
j. Memastikan menjaga privasi anak, dengan tidak menyebarluaskan (memposting)
foto atau video anak di media sosial dan media massa tanpa seizin orang tua yang
bersangkutan.
k. Memastikan adanya kerja sama seluruh komponen di Satuan PAUD, orang tua,
tokoh dan masyarakat lingkungan sekitar untuk menciptakan lingkungan yang
sehat dan aman selama anak berada di sekolah, melalui penataan lingkungan
fisik, lingkungan sosial dan peraturan sekolah.
l. Pendidik memiliki peta kondisi anak di keluarga (catatan pribadi di dalam biodata
anak)
m. Pendidik memiliki sensitifitas ketelitian dan kewaspadaan jika ada peserta didik
memiliki perubahan sikap dan tanda-tanda kekerasan
n. Memasang papan layanan pengaduan tindak kekerasan di satuan pendidikan.
o. Melaporkan kepada orang tua/wali termasuk mencari informasi awal apabila
telah ada dugaan/gejala akan terjadinya tindak kekerasan yang melibatkan
peserta didik.
p. Membimbing anak menghindari bahaya orang asing/tak dikenal, benda, tempat
dan binatang yang mengancam anak
q. Melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan pada anak
r. Melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) pada anak

19
2. Perlindungan Anak di Rumah
a. Anak selalu berada dalam pendampingan orang tua atau anggota keluarga
lainnya agar terhindar dari keadaan yang membahayakan keselamatan jiwa anak.
b. Orang tua mendapat pengetahuan tentang perlindungan anak melalui parenting,
sharing sesama orang tua, searching di google dan lainnya.

c. Memastikan lingkungan rumah dengan sarana dan prasarana yang ada, aman dan
layak bagi anak.
d. Memastikan anak mendapat makanan sehat yang beragam dengan gizi yang
seimbang.
e. Memastikan anak memiliki pola hidup sehat, aman, dan menyenangkan.
f. Memastikan anak mendapat perlakuan yang ramah, bersahabat dan penuh kasih
sayang dari orang tuanya di rumah.
g. Setiap anak berhak untuk bermain dan beraktivitas bersama orang tua atau
keluarganya mempelajari hal-hal yang ada di sekitarnya.
h. Setiap orang tua penting mendengarkan pendapat anak dalam setiap
aktivitasnya. Keluarga adalah baris pertama dari bentuk hak perlindungan anak
i. Membangun komunikasi terbuka dan menjadi pendengar yang baik, anak sebagai
teman berdiskusi
j. Orang tua juga perlu mendukung semua cita-cita
Keluarga adalah
dan bakat anak. Misalnya anak memiliki bakat dan baris pertama
minat di bidang masak, maka dukung mereka untuk dari bentuk hak
mewujudkannya. perlindungan
anak
k. Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak
l. Mengikuti perkembangan informasi teknologi

20
3. Perlindungan Anak di Lingkungan Masyarakat
Sampai saat ini, kondisi lingkungan masyarakat masih belum sepenuhnya ramah
terhadap anak-anak Indonesia. Indikatornya dapat diketahui dari belum maksimalnya
perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis serta belum
terpenuhinya hak-hak anak dalam mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
Salah satu program yang bisa dikembangkan adalah Perlindungan Anak Terpadu
Berbasis Masyarakat (PATBM) yang dapat menjadi gerakan bersama yang dilakukan
secara masif, mulai dari tingkat rukun tetangga, rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, hingga provinsi.. Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk
memaksimalkan pemberian layanan perlindungan pada anak di masyarakat:
a. Masyarakat berkomitmen dan secara aktif turut serta melindungi anak yang berada
disekitarnya
b. Masyarakat membentuk komunitas yang mengawasi anak dilingkungannya dari
perlakuan kekerasan.
c. Pemerintah daerah menyediakan ruang bermain ramah anak.
d. Masyarakat membangun sistem sosial dan budaya ramah anak.

Pemberian perlindungan
anak tidak cukup hanya
dengan diterbitkan
Undang-Undang yang
melindungi anak , tapi
yang paling penting
adalah bagaimana
memperkuat peran
masyarakat

21

Anda mungkin juga menyukai