Anda di halaman 1dari 8

Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP


ANAK DIBAWAH UMUR DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
SISTEM PIDANA DI INDONESIA)

Oleh :
Nimrot Siahaan, SH, MH
Dosen Tetap STIH Labuhanbatu
Rantauprapat

ABSTRACT

The perpettrators of sexual crimes againts children is a crime and the very phenomenon of
concern in the life of the community so that the deterrent effect of the issue againts perpetrators of
pedophile became the focus of attention by all parties, in 2002 the goverment of Republic of
Indonesia enacted the child protectiob law number 23 of 2002 which aim to provide protection
againts indonesian children.

Keywords : Sexual crime againts children, law enforcement and legal system are ideal.

I. PENDAHULUAN Anak Merupakan suatu hal yang sangat


Pelaku tindak pidana pelecehan kongruen terhadap suatu tindakan
seksual terhadap anak dibawah umur yang perlindungan terhadap anak dibawah
marak akhir-akhir, penting juga untuk umur, namun disisi lain, pembinaan pelaku
memperberat hukuman sipelaku tapi juga tanpa melihat aspek keadaannya sebagai
tidak meninggalkan aspek dalam manusia, psikologis atau penyakit kelainan
melindungi kepentingan pelaku sebagai seksual yang dideritanya sehingga
seorang manusia. Apabila dilihat dalam membuat si pelaku terdorong untuk
sisi pelaku kejahatan terhadap anak melakukan hal tersebut juga harus
dibawah umur merupakan suatu tindakan dijadikan pertimbangan. Adalah hal
yang tidak bisa diterima oleh keadaan lumrah apabila si korban meminta si
manapun, hal ini tentu saja membawa pelaku untuk dihukum seberat-beratnya,
akibat bahwa segala tindakan sipelaku namun disisi lain fungsi hukum dalam
harus dipersalahkan bahkan harus memberikan suatu keseimbangan terhadap
diperberat seberat mungkin. sipelaku juga harus diterapkan agar tujuan
Namun sebagai suatu “ultimum sebagai negara hukum dapat berjalan
remedium” atau tindakan terakhir apakah dengan baik.
dengan ancaman begitu berat membuat Penelitian ini bertujuan untuk
pelaku kejahatan seksual terhadap anak mengetahui bagaimana penegakan hokum
dibawah umur ini akan berkurang. Adanya di Indonesia terhadap pelaku kejahatan
Undang-Undang Tentang Perlindungan seksual terhadap anak dibawah umur, dan
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

34
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
sistem hukum pidana yang ideal. Dalam kenaikan sudah mencapai 100 kasus.
Penelitian ini digunakan pendekatan Diantara lebih dari 2500 kasus kekerasan
peraturan perundang-undangan (statute pada anak dibawah umur yang terjadi pada
approach), pendekatatan kasus (case tahun 2011 yang lalu, mayoritas
approach), dan pendekatan perbandingan diantaranya sekitar 62,7 % adalah
(comparative approach). Pendekatan kejahatan seksual yang dilakukan dalam
perundang-undangan dilakukan dengan bentuk sodomi, pemerkosaan, pencabulan
menelaah semua undang-undang dan serta inses. Ironisnya ancaman kekerasan
regulasi yang bersangkut paut dengan seksual justru lebih sering terjadi di dalam
masalah hukum yang ditangani. Bagi lingkungan terdekat si anak.
peneliti pendekatan ini memberi ruang, Antara lain di dalam rumahnya
kepada peneliti untuk mempelajari adakah sendiri, didalam sekolah, lembaga
konsistensi dan kesesuai antara suatu pendidikan dan lingkungan sosial si anak
perundang-undangan dengan perundang- dibawah umur, dan pelakunya justru
udangan lainnya. Pendekatan kasus dengan adalah orang yang seharusnya melindungi
cara melakukan telaah terhadap kasus- si anak dibawah umur, seperti orang tua,
kasus yang berkaitan dengan masalah- paman, guru, juga bapak dan ibu tiri.
masalah yang dihadapi yang telah menjadi Apabila kita cermati paling khususnya
putusan pengadilan yang mempunyai koran paling tidak satu kali dalam
kekuatan hukum tetap. Sementara seminggu pasti terdapat berita tentang
Pendekatan Komparatif yaitu suatu kasus pelecehan seksual yang pelakunya
pendekatan yang dilakukan dengan dalah orang-orang terdekat korban. Bukan
membandingkan undang-undang suatu saja oknum dalam ruang lingkup keluarga,
negara dengan undang-udang lain bahkan juga tetangga, pekerja rumah
mengenai suatu hal yang sama. tangga, supir pribadi, bakan dapat juga
terjadi pada orang yang penampilan
II. PEMBAHASAN luarnya alim seperti pembimbing rohani,
Apabila kita melihat keadaan ini pendeta, guru mengaji, dan lain-lain.
dan merujuk atas data yang dikeluarkan Apabila kita merujuk kepada
Komisi Nasional Perlindungan Anak , Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelaku
kasus kekerasan seksual yang menimpa pelecehan seksual yaitu orang yang suka
anak dibawah umur-anak dibawah umur meredahkan atau meremehkan orang lain,
jumlah dari waktu ke waktu kian berkenaan dengan seks (jenis kelamin)
meningkat. Sebagai bahan perbandingan atau berkenaan dengan dengan perkara
dari tahu 2010 ke Tahun 2011 saja, angka persetubuhan antara laki-laki dan
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

35
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
perempuan. Ketentuan umum masalah kongruen terhadap suatu tindakan
seksual tersebut diatur dalam KUHP yaitu perlindungan terhadap anak dibawah
dalam Buku Kedua tentang Kejahatan, umur, namun disisi lain, pembinaan pelaku
Bab XIV Tentang Kejahatan Kesusilaan tanpa melihat aspek keadaannya sebagai
(pasal 281 s/d 303 bis ; 506), sedangkan manusia, psikologis atau penyakit kelainan
secara khusus (yang berkaitan dengan seksual yang dideritanya sehingga
rumah tangga) diatur secara khusus dalam membuat si pelaku terdorong untuk
Undang-Undang Tentang Penghapusan melakukan hal tersebut juga harus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dijadikan pertimbangan. Adalah hal
sementara itu terhadap pelaku tindak lumrah apabila si korban meminta si
pidana pelecehan seksual terhadap anak pelaku untuk dihukum seberat-beratnya,
dibawah umur dilakukan ancaman melalui namun disisi lain fungsi hukum dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 memberikan suatu keseimbangan terhadap
Tentang Perlindungan Anak. sipelaku juga harus diterapkan agar tujuan
Khusus mengenai pelaku tindak sebagai negara hukum dapat berjalan
pidana pelecehan seksual terhadap anak dengan baik.
dibawah umur yang marak akhir-akhir, Melihat pada instrumen yuridis
penting juga untuk memperberat hukuman negara untuk melindungi warga negaranya
sipelaku tapi juga tidak meninggalkan disebutkan dalam alenia ke IV UUD 1945
aspek dalam melindungi kepentingan tersebut, dalam BAB XA tentang Hak
pelaku sebagai seorang manusia. Apabila Asasi Manusia khususnya pada
dilihat dalam sisi pelaku kejahatan perlindungan anak dibawah umur, pasal 28
terhadap anak dibawah umur merupakan B ayat (2) UUD 1945 menyatakan ”Setiap
suatu tindakan yang tidak bisa diterima anak dibawah umur berhak atas
oleh keadaan manapun, hal ini tentu saja kelangsungan hidup, tumbuh dan
membawa akibat bahwa segala tindakan berkembang serta berhak atas
sipelaku harus dipersalahkan bahkan harus perlindungan dari kekerasan dan
diperberat seberat mungkin. Namun diskriminasi. ”
sebagai suatu “ultimum remedium” atau Dengan Pasal 1 angka 2 UU No. 23
tindakan terakhir apakah dengan ancaman tahun 2002 menentukan bahwa
begitu berat membuat pelaku kejahatan perlindungan anak adalah segala kegiatan
seksual terhadap anak dibawah umur ini untuk menjamin dan melindungi anak dan
akan berkurang. Adanya Undang-Undang hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
Tentang Perlindungan Anak dibawah umur berkembang, dan berpartisipasi, secara
Merupakan suatu hal yang sangat optimal sesuai dengan harkat dan martabat
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

36
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
kemanusian, serta mendapat perlindungan perwujudan adanya keadilan dalam suatu
dari kekerasan dan diskriminasi. masyarakat, dengan demikian
Perlindungan anak dibawah umur dapat perlindungan anak dibawah umur
juga diartikan segala upaya yang ditujukan diusahakan dalam berbagai dalam berbagai
untuk mencegah, rehabilitasi dan bidang kehidupan bernegara dan
memperdayakan anak dibawah umur yang bermasyarakat. Kegiatan perlindungan
mengalami tindak perlakuan salah (child anak dibawah umur membawa akibat
abused) , eksploitasi, dan penentalantaran, hokum tertulis maupun tidak tertulis Arif
agar dapat menjamin kelangsungan hidup godita mengemukakan bahwa kepastian
dan tumbuh kembang anak dibawah umur hokum perlu diusahakan.
secara wajar, baik fisik, mental, dan Apabila kita merujuk pada Kitab
sosialnya. Undang-Undang Hukum Pidana (KHUP)
Dengan demikian pada dasarnya yang berlaku secara umum “lex generalis”
anak dibawah umur harus dilindungi dalam tindakan pelaku pelecehan seksual
karena anak dibawah umur terhadap anak dibawah umur dan Undang-
mempunyai ketergantungan yang sangat Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
tinggi terhadap seluruh penyelenggara Perlindungan Anak yang berlaku secara
Perlindungan anak dibawah umur yaitu khusus “Lex spesialist” telah dijelaskan
orang tua, keluarga, masyarakat serta bahwa tindakan seksual terhadap anak
pemerintah dan juga negara. Sudah barang dibawah umur dibawah umur merupakan
tentu dalam hal ini masing-masing suatu tindakan kejahatan berat yang pelaku
mempunyai peran dan fungsinya yang harus dikenakan sanksi pidana yang dalam
berbeda, dimana walaupun begitu satu hal ini berkorelasi dengan tujuan
sama lain saling terkait dibawah pemidanaan itu sendiri dimana hukuman
pengertian perlindungan sebagai kepada sipelaku tersebut diharapkan
payungnya. sebagai suatu tindakan preventif agar tidak
Perlindungan anak dibawah umur ada lagi pelaku pelecehan seksual terhadap
adalah segala usaha yang dilakukan untuk anak dibawah umur dengan memberikan
menciptakan kondisi agar setiap hukuman bagi pelakunya. Dalam pasal 50
anak dibawah umur dapat melaksanak ayat (1) KUHP dijelaskan bahwa ada 4
dibawah umuran hak dan kewajibannya (empat) tujuan penjatuhan hukuman yaitu
demi perkembangan dan pertumbuhan untuk mencegah terjadinya tindak pidana
anak dibawah umur secara wajar baik dengan menegakkan norma-norma hukum
fisik, mental dan social. Perlindungan demi pengayoman masyarakat, untuk
anak dibawah umur merupakan suatu memasyarakatkan terpidana dengan
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

37
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
mengadakan pembinaan sehingga menjadi lakukan. Sedangkan Undang- Undang No.
orang yang lebih baik dan berguna, untuk 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No.
menyelesaikan konflik yang ditimbulkan 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
oleh suatu tindak pidana (memulihkan dimana perubahan pertama terjadi pada
keseimbangkan dan mendatangkan rasa rumusan pasal 15 dengan dimasukannya
damai), untuk membebaskan rasa bersalah kejahatan seksual menjadi bagian yang
bagi terpidana. harus dilindungi dari anak dibawah
Dalam pasal KUHP, pasal yang umur.“Selain itu yang paling menarik ialah
mengatur tentang pelaku pelecehan persoalan unsur pemberat dan ada
seksual bagi anak dibawah umur dibawah penambahan bagi tenaga pendidikan yang
umur yaitu 287 & 292. Sementara dalam melakukan kekerasan seksual.
Undang -Undang No 23 Tahun 2002 Hukumannya ditambah sepertiga sehingga
tentang Perlindungan Anak, ada dua pasal ada effect jera.
yang mengatur tentang ancaman hukuman Namun dalam prakteknya di
bagi pelaku pelecehan seksual terhadap Indonesia yang dinilai oleh Komisi
anak yaitu pasal 81 dan pasal 82. Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Hasil Penelitian Apabila melihat dimana kejahatan seksual di Indonesia
proses Penegakan hukum terhadap sudah dalam tahap membahayakan dengan
kejahatan seksual terhadap anak dibawah banyaknya kasus kekerasan seksual yang
umur tercermin dalam Undang-Undang dilakukan kepada anak dibawah
No. 11 tahun 2012 tentang Sistem umurbelakangan ini. Namun KPAI juga
Peradilan Pidana Anak, UU No. 23 Tahun mengapresiasi ketanggapan masyarakat
2004 tentang Pengapusan KDRT, dan UU atas kejahatan ini. Dari data yang ada Per
No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU Juli 2013, anak dibawah umur umur usia
No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan 0-14 tahun dengan jumlah 34.049.541 laki-
Anak ,” UU Sistem Peradilan Pidana Anak laki dan 32.844.509 perempuan atau 26
mengatur anak dibawah umuryang persen dari total jumlah penduduk di
menjadi pelaku kekerasan. Mengenai Indonesia mengalami kekerasan seksual.
perampasan kemerdekaan, merupakan hal Kekerasan pada anak dibawah
yang dilematik karena terdapat umur tahun 2013 Januari-Juni 2013 ada
permasalahan apakah kita harus 1.032 kasus kekerasan pada anak dibawah
menghukum anak dibawah umur yang umur yang terdiri dari kekerasan fisik 290
menjadi pelaku atau ada cara lain. pada kasus (28 persen), kekerasan psikis 207
prinsipnya si anak dibawah umur belum (20 persen), dan kekerasan seksual 535
memahami secara jelas apa yang sudah dia kasus (52 persen). à data dari Komnas
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

38
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
Perlindungan Anak dibawah umur Konvensi Hak Anak dibawah umur PBB
(Komnas PA). Kekerasan pada anak dan 24 tahun berlaku di Indonesia, pada
dibawah umur tahun 2012 2012 terjadi praktiknya, pemerintah belum dapat
2.637 kasus kekerasan pada anak dibawah memberikan rasa aman terhadap anak
umur dengan 1.700 di antaranya kekerasan dibawah umur,", hal ini dikemukakan oleh
seksual kekerasan pada anak dibawah salah seorang komisioner Komisi
umur tahun 2011 terjadi 2.508 kasus Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait.
kekerasan pada anak dibawah umur Dari jumlah laporan kekerasan
dengan 1.075 di antaranya adalah anak dibawah umur sepanjang Januari
kekerasan seksual, kekerasan pada anak hingga September 2014, terdapat sebanyak
dibawah umur tahun 2010 terjadi 2.400 2.726 kasus. Kejahatan seksual diketahui
kasus seksual dengan 1.152 di antaranya sebagai yang mendominasi, yakni 58
adalah kekerasan seksual Jenis kekerasan persen. Adapun pelakunya sebagian besar
seksual Jenis-jenis kekerasan seksual yang adalah orang yang seharusnya melindungi
sering terjadi di Indonesia 2013 (Komnas anak dibawah umur. Komnas Anak pun
PA): sodomi (52 kasus), perkosaan (280 meminta pemerintah untuk merefleksikan
kasus), pencabulan (182 kasus), dan incest lagi tentang penanganan dan pencegahan

(21 kasus).7 kekerasan terhadap anak dibawah umur


agar lebih baik pada masa depan,
Sementara data dari Unit
meskipun telah memiliki payung hukum
Perlindungan Perempuan dan Anak
yang jelas dengan meratifikasi Konvensi
dibawah umur Bareskrim Mabes Polri
Hak Anak PBB.
mencatat sepanjang tahun 2013
Proses kejahatan seksual yang
sekurangnya terjadi 1600 kasus asusila
begitu eksterna khususnya bagi anak
mulai dari pencabulan hingga kekerasan
dibawah umur menimbulkan keprihatinan
fisik pada anak dibawah umur.
berbagai pihak, sehingga untuk
Komisi Nasional Perlindungan
memberikan suatu efek jera terhadap para
Anak dibawah umur menilai, negara tidak
pelaku kejahatan ini sangat beragam,
optimal dalam mengatasi kasus kekerasan
mulai dari hal yang biasa sampai dengan
seksual terhadap anak dibawah umur.
proses yang luar biasa sampai dengan
Dengan demikian, implementasi Konvensi
proses ekterem. Proses hukuman biasa itu
Hak Anak dibawah umur PBB yang telah
berpijak pada sistem hukum yang berlaku
diratifikasi pemerintah sejak 25 September
di Indonesia yang pada hukuman terberat
1990 dianggap belum dilakukan dengan
seperti hukuman seumur hidup dan juga
baik. "Dua puluh lima tahun berlakunya
hukuman mati. Namun pagi pendapat yang
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

39
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216
menyatakan bahwa hukuman ini tidak Indonesia menurut beliau seharusnya
cukup atas dibandingkan dampak dari mencontoh negara lain yang tergas
kejahatan seksual yang ditimbulkan, memberi hukuman kepada para pelaku,
sehingga perlu perlakuan esktern bagi para sehingga menurut beliau pula para pelaku
pelaku kejahatan seksual disini. sudah selayaknya diberi hukuam 40 tahun
KPAI mengusulkan untuk penjara atau hukuman mati.
hukuman kebiri, dimana menurut KPAI Sementara itu Majelis Ulama
hukuman kebiri ini belum pernah ada, Indonesia kota Sukabumi meminta pihak
namun untuk memberikan suatu efek jera berwajib agar memberikan hukuman berat
maka menurut KPAI hukuman ini harus terhadap terdakwa pelaku tindak pidana
diberlakukan. Kemudian hukuman seksual terhadap anak dibawah umur ini
selanjutnya yaitu hukuman menyuntikan dengan memberikan hukuman rajam.
cairan kimia. Dalam suatu penjelasannya Hukuman rajam ini bersumber pada syariat
salah satu komosaris KPAI Arist Merdeka Islam, karena menurut organisasi Ulama
Sirait hukuman paling bisa diterima atas terbesar di Indonesia ini hukuman yang
pelaku kejahatan ini adalah menyuntikan diberikan kepada pelaku kejahatan seksual
cairan kimia pada pelaku kejahatan seksual kepada anak dibawah umur ini adalah
khususnya pedofilia sebagaimana yang relatif ringan karena paling lama 15 tahun
diberlakukan pada Rusia dan Korea, penjara dan paling singkat 3 (tiga) tahun
dimana dasar pembenar atas dijatuhkan penjara seperti yang tertuang dalam
hukumannya ini atas efek domino yang Undang-undang Perlindungan Anak
timbulkan pelaku kejahatan ini, dimana dibawah umur Nomor 23 Tahun 2002.
para korban akan berubah menjadi pelaku
nantinya setelah mereka menjadi korban III. KESIMPULAN
kejahatan seksual khususnya pedofilia ini. Rencana Pemerintahan Joko Widodo
Sementara mantan meteri sosial untuk menerapkan hukuman kebiri bagi
dalam era pemerintahan Presiden Susilo pelaku Pedofilia (pelaku kejahatan seksual
Bambang Yudoyono yaitu Salim Segaf Al terhadap anak dibawah umur) adalah
Jufri menyebut hukuman terhadap pelaku merupakan pemidanaan ideal bagi
kekerasan terhadap anak dibawah umur pelakunya sebagai wujud pemaksimalan
dinilai berlum mampun untuk memberikan perlindungan Negara terhadap anak
keadilan. Oleh karenanya pelaku tidak dibawah umur.
takut dan jera terhadap kekerasan yang
dilakukannya terhadap anak dibawah
umur. Hukuman yang dilakukan di
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

40
Nimrot Siahaan ISSN Nomor 2337-7216

Daftar Pustaka

Anonim, Hati-hati Kekerasan Seksual


Terhadap Anak
//www.parenting.co.id/articl
e/usia.sekolah/hatihati.kekerasan.seks
ual.pada.anak dibawah
umur/001/004/385. diakses tanggal 20
Juni 2014.

Anonim. Perlindungan Anak dibawah umur.


http://anak bersinar.com/news/d
etail/id/95/Perlindungan-Anak .html.
Diakses tanggal 29 Juni 2014.

Anonim. Pelecehan seksual terhadap anak


dibawah umur,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pele
cehan_seksual_terhadap_anak
dibawah umur. Diakases tanggal 29
Juni 2014.

Anonim. Pelecehan seksual terhadap anak


dibawah umur.
http://klikdokter.com/healthn
ewstopics/read/2014/04/18/1
5032187/pelecehan-seksual-pada-anak
dibawah umur. Diakses 20 Juni 2014.
Terhadap Pelaku Tindak
Pidana Seksual

http://peunebah.blogspot.com/2011/10/hukum
an-terhadap-pelaku-tindak-
pidana.html. Diakses tanggal 17 Juni

Muslihah,Sri. 2006. Kekerasan Terhadap


Anak : Model Transisional dan
Dampak Jangka Panjang.Edukid :
Jurnal Pendidikan Anak dibawah umur
Usia Dini I (1).Lihat konvensi.
1998.

Media dan Penegakan Hak-hak anak dibawah


umur. Volume II No. 2 Medan :
Lembaga advokasi Anak dibawah
umur Indonesia (LLAI).

Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret 2016

41

Anda mungkin juga menyukai