2337 - 7453
JOHNY RENDE
Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Pembangunan Indonesia
E-Mail : johny.rende@unpi.ac.id
ABSTRAK
Masalah perkelahian pelajar adalah masalah yang aktual akhir-akhir ini.
Sendiri atau berkelompok, berpakaian seragam atau bukan sudah sedemikian
brutalnya, memeras bukan hal yang memalukan lagi. Perkelahian pelajar sering
terjadi dimana-mana di negara kita, bahkan masalah ini merupakan suatu hal yang
rutin terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian yudiris normatif, bersifat menilai
peraturan-peraturan yang berlaku, sehingga untuk menghimpun bahan hukum yang
diperlukan untuk penulisan Karya Ilmiah ini, digunakan penelitian kepustakaan
yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan seperti Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai bahan hukum primer, buku-buku
literature, artikel-artikel hukum dan sumber-sumber tertulis lainnya sebagai bahan
hukum sekunder. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini : Bahwa penyebab
terjadinya perkelahian antar pelajar di Kabupaten Talaud disebabkan oleh beberapa
faktor seperti: faktor pribadi dan usia dimana usia pelajar yang masih relatif sangat
muda sebenarnya masih sangat mudah untuk terpengaruh dengan hal-hal yang
negatif; faktor lingkungan keluarga yaitu anak-anak yang merupakan produk
keluarga yang broken home, orang tua yang selalu memanjakan anak-anaknya dan
anak yang kurang pendidikan; faktor lingkungan masyarakat antara lain pengaruh
dan teman sepermainan dan lingkungan sekolah serta pengaruh media massa.
Bahwa sanksi terhadap kejahatan perkelahian pelajar yang terkelompokkan atas
perkelahian pelajar secara perorangan diancam dengan Pasal 351, 352, 353, 354
dam 355 KUHP; perkelahian pelajar secara berkelompok diancam dengan Pasal
170 dan Pasal 358 KUHP serta tindak pidana menyerang guru diancam dengan
Pasal 356 KUHP. Bahwa usaha untuk menanggulangi perkelahian pelajar, dapat
dilakukan dengan memberikan pendidikan agama yang cukup dan baik, orang tua
memberikan kasih sayang, memberikan kesibukan/kegiatan di rumah dan di luar
rumah seperti mengikuti les-les baik dibidang musik maupun olah raga sesuai
hobby dan si anak/pelajar, serta pembinaan di lingkungan sekolah dan pembinaan
terhadap kesadaran di bidang hukum.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Perkelahian, Remaja
berkelahi para remaja bisa distimulir memecahkan masalah hidup dan tidak
oleh kondisi rumah tangga yang dapat menyesuaikan diri dengan
berantakan. lingkungan sekelilingnya. Akhirnya
b) Orang tua selalu memanjakan anak tersebut mengalami
anak-anaknya kegoncangan jiwa dan ia ingin
Memberikan kasih sayang membalas kepada orang tuanya
terhadap anak merupakan kebutuhan dengan cara menyakiti hati orang
yang sangat perlu sekali, tapi bila hal tuanya.
ini dilakukan secara berlebihan maka Cara-cara ini kadangkala
cara seperti ini akan menyalahi dimulai dengan mencuri barang-
pendidikan. barang di rumah dan berbuat sesuatu
Dalam hal ini seolah-olah anak yang menyusahkan orang terutama di
dilarang untuk menghadapi problem dalam keluarga sendiri. Dan akhirnya
hidup sebenamya. Problema itu menjurus kepada hal-hal yang
penting bagi perkembangan dan mengganggu ketentraman masyarakat
kematangan jiwa si anak. Jika sekelilingnya.
sebentar-sebentar orang tua Seorang anak yang gampang
memanjakan anaknya, maka akan terpengaruh oleh kemewahan hidup,
menimbulkan dampak negatif yaitu mudah terperosok oleh perbuatan-
anak akan menjadi tidak yakin akan perbuatan yang merusak karena ingin
kemampuan dirinya dalam puas dan kurang memperhatikan
menghadapi kehidupan ini. manfaat serta akibat yang
Dalam masalah anak yang ditimbulkan oleh perbuatannya
selalu dimanjakan, Kartini Kartono sehingga semua orang dibuat susah
berpendapat bahwa: tanpa bantuan olehnya. Jadi dengan memberikan
orang tua anak akan menjadi lemah, pertolongan yang berlebihan kepada
hambar, patah semangat, takut secara seorang anak justru akhirnya menjadi
berlebihan dan tidak berani berbuat tidak menolong dalam hal
sesuatu. Mental dan kemauannya menemukan kematangan jiwa.
menjadi rapuh, dan berkembanglah c) Pendidikan anak yang kurang
dia menjadi 'si anak agar- agar', tanpa Ada sementara orang tua yang
bisa menemukan motivasi yang kuat sangat mementingkan materi dalam
untuk hidup. Akibatnya, adakalanya hidupnya, mereka merasa puas bila
anak melakukan identifikasi total anak-anaknya telah terpenuhi seluruh
terhadap kelompoknya, terutama kebutuhan hidupnya dengan
terhadap pemimpin kelompoknya dan disediakan seluruh kebutuhan
secara tidak sadar hanyut terseret hidupnya seperti barang-barang
melakukan tindak ugal-ugalan serta mewah, mobil, perhiasan dan pakaian
suka berkelahi untuk yang bagus dan lain sebagainya
menyembunyikan kekerdilan hati dan namun pendidikan diabaikan.
kerapuhan jiwa sendiri dalam kondisi Mereka tidak menyadari bahwa
batin yang putus asa. memanjakan anak dengan cara
Anak merasakan bahwa rumah berlebihan dapat melemahkan mental
tangga merupakan tempat tinggal seorang anak. Sebenarnya yang
yang membuat dirinya tidak sanggup diharapkan oleh anak adalah cinta dan
kasih sayang dan kedua orang tuanya hanya pergi ke tempat lain), maka
dan memeperhatikan pendidikan alkhirnya anak cenderung berbuat
anak-anaknya. tindakan yang negatif di luar kegiatan
Akibat kelalaian orang tua ini, sekolah.
tidak jarang anak melakukan
perbuatan yang negatif di luar rumah 3. Faktor Lingkungan Masyarakat
untuk menyalurkan ketidak Manusia sebagai makhluk
puasannya. Apalagi pengaruh buruk hidup dan mempunyai sifat sosial,
dari orang tua, misalnya orang tua tidak terlepas dari lingkungannya.
melakukan tingkah laku kriminal, Oleh karena itu, baik buruk tingkah
asusila (suka main perempuan), laku seseorang juga tergantung
senang berjudi, sering mabuk- lingkungannya.
mabukan, kebiasaan minum minuman Hasan Shadah mengatakan
keras, menggunakan narkoba, bahwa: “tidak ada manusia yang
bertingkah laku sewenang-wenang. dilahirkan dengan sifat-sifat yang
Anak akan ikut-ikutan berbuat jahat. Sifat-sifat manusia itu tidak lain
kriminal dan asusila atau menjadi anti karena hasil lingkungan hidup
susila. Dengan demikian kebiasaan manusia itu sendiri.”
orang tua mengkondisionir tingkah Di dalam Hukum Pidana
laku dan sikap hidup anak-anaknya. dikenal adanya suatu ilmu
Kebiasaan berperilaku curang, pengetahuan yang mempelajari
sombong dan angkuh misalnya sangat tentang sebab-sebab timbulnya
mudah ditiru oleh anak-anak, kejahatan yang ditimbulkan oleh
terutama anak remaja. Situasi seseorang dan bagaimana cara
keluarga yang kisruh, kacau, acak- pemecahannya. Bonger dalam salah
acakan, liar, sewenang-wenang, main satu pembahasannya menyatakan
hakim sendiri, tanpa aturan dan bahwa: “Sosiologi kriminal adalah
disiplin yang baik, jelas sifatnya tidak mempelajari masyarakat dimana
mendidik. Anak secara otomatis dan kejahatan itu terjadi, faktor apa yang
tidak sadar akan mengoper adat mendorong perbuatan itu dilakukan.”
kebiasaan dan tingkah laku buruk Soerjono Soekanto mengatakan
orang tuanya serta orang dewasa bahwa: “Kejahatan adalah merupakan
disekitarnya. Akibatnya anak menjadi gejala sosial yang senantiasa dihadapi
ikut-ikutan bertingkah laku yang oleh masyarakat. Usaha manusia
buruk, seperti sewenang-wenang, liar untuk menghapuskan kejahatan
agresif, suka menggunakan kekerasan adalah tidak mungkin, karena
dan perkelahian sebagai senjata kejahatan hanya dapat dikurangi
penyelesaian suatu masalah. intensitasnya dan kualitasnya.”
Jadi jelaslah bahwa pendidikan Kartini Kartono berpendapat
anak harus benar-benar mendapat bahwa: "Milik atau lingkungan
perhatian serius dari orang tua, sebab sekitar tidak selalu baik dan
jika mereka kurang diperhatikan menguntungkan bagi pendidikan dan
terutama bila hendak pergi ke sekolah perkembangan anak. Lingkungan
(untuk mengecek apakah meraka adakalanya dihuni oleh orang dewasa
benar-benar pergi ke sekolah atau serta anak-anak muda kriminal dan
suatu hal yang sangat diperlukan, merupakan sarana yang penting dan
sebab anak-anak memerlukan hal itu. harus mendapat perhatian penuh dari
Kasih sayang bukan hanya para pengelolanya agar masalah
mencukupkan segala kebutuhan perkelahian pelajar tidak terulang
hidup (hal ini merupakan kebutuhan lagi. Untuk itu pihak sekolah dapat
batiniah), tapi kasih sayang yang melaksanakan:
benar-benar tulus yang memberikan a) Membina hubungan antara
ketentraman bagi jiwa anak. orang tua dengan sekolah
c) Memberikan aktivitas kegiatan Hubungan antara orang tua atau
di rumah wali dengan pihak sekolah harus
Biasakanlah anak-anak untuk dipererat, minimal tiga bulan sekali
mempunyai kesibukan/kegiatan, mengadakan pertemuan antara orang
selain kesibukan/kegiatan sebagai tua atau wali dengan para guru, hal ini
seorang pelajar, juga dalam rangka mengevaluasi
kesibukan/kegiatan di luar sekolah perkembangan belajar dan mengajar
seperti halnya kegiatan olah raga (les antara pelajar dan guru dan hal ini
renang), kegiatan musik (les organ patut diketahui perkembangannya
atau piano atau vokal) atau juga oleh orang tua. Di samping itu bagi
kegiatan les privat untuk anak yang sekolah yang mempunyai organisasi
senang belajar, dan antar orang tua dengan guru seperti
kesibukan/kegiatan di dalam rumah Persatuan Orang Tua Murid dengan
seperti kegiatan membersihkan rumah Guru (POMG) harus ditingkatkan
(dimulai dengan kamarnya sendiri), kegiatannya, terutama kegiatan yang
memelihara tanaman, memelihara menunjang proses belajar mengajar
hewan peliharaan kesayangan dan dan itu semua untuk kepentingan anak
kesibukan/kegiatan lainnya. Dengan didik (pelajar).
demikian sudah memberikan b) Tingkatkan disiplin sekolah
kepercayaan pada diri anak bahwa ia untuk para guru
juga mampu untuk berbuat dan Masalah disiplin sekolah sangat
bekerja pada kegiatan sehari-hari di penting sekali, khususnya bagi para
rumah. guru. Untuk itu para guru haruslah
Dengan cara yang demikian juga diberikan semacam ketentuan-
akan terbentuk sifat dan pribadi anak ketentuan atau peraturan seperti:
untuk menjadi dewasa dalam berpikir mereka yang mengajar adalah yang
dan bertindak serta mempunyai benar-benar kompeten di bidangnya,
wawasan dan tanggung jawab yang mempunyai ketrampilan dan
luas dalam memecahkan setiap kemampuan serta pendidikan yang
persoalan atau masalah yang benar-benar relevan dengan
dihadapinya. bidangnya dan bukannya guru asal
jadi saja.
2. Pembinaan di Lingkungan Sekolah harus menyiapkan juga
Sekolah guru piket yang fungsinya untuk
Sekolah merupakan sarana dan mengawasi para pelajar dimana jika
fasilitas kedua setelah pendidikan di terjadi ada jam pelajaran yang kosong
rumah. Oleh karena itu, sekolah karena guru yang bersangkutan
berhalangan hadir, guru piket dapat lain, tidak boleh membawa senjata
menggantikan posisi guru yang tajam dan senjata api, tidak boleh
berhalangan tersebut dan kepada para berkelahi, tidak boleh memalsu tanda
pelajar dapat diberikan paket-paket tangan, tidak boleh mengedarkan
soal latihan atau juga berdiskusi miras, narkoba, VCD porno dan buku
sesuai dengan mata pelajaran yang porno, tidak terlibat kriminal dan jika
kosong. Dengan demikian para berhalangan hadir harus ada
pelajar tetap diberikan kegiatan pemberitahuan dan bagi pelajar putra
sehingga mereka tidak akan tidak boleh merokok, tidak berambut
meninggalkan ruang kelas bahkan gondrong, tidak boleh memakai
sekolah dan berbuat hal-hal yang anting-anting sedangkan bagi pelajar
negatif di luar sekolah seperti puteri tidak boleh memakai rok yang
misalnya merokok atau terlanjur pendek, tidak boleh memakai make-
untuk tidak masuk lagi dalam sekolah up, rambut panjang harus diikat dan
padahal jam sekolah belum berakhir memakai bando, tidak boleh memakai
(bolos). pakaian yang transparan (blus harus
Selain itu, para guru hares memakai pakaian dalam) dan lain
menyiapkan metode pengajaran yang sebagainya. Pada pokoknya sekolah
tidak membosankan untuk harus membuat peraturan tata tertib
membangun aktivitas dan kreativitas sekolah dengan mengenakan sanksi
serta intensivitas pelajar, sehingga apabila pelajar itu melanggar
pelajar dirangsang untuk belajar. peraturan tersebut.
Pihak sekolah jangan membiarkan
para guru mencari obyekan dengan d) Kegiatan ekstra kurikuler di
para muridnya, karena akan Sekolah
menimbulkan dampak yang tidak Kegiatan ekstra kurikuler di
baik. Pihak sekolah juga harus sekolah untuk anak didik sangatlah
membuat peraturan sekolah yang penting sekali, misalnya kegiatan
khusus bagi para guru agar para guru organisasi, seperti OSIS, pramuka,
benar-benar mengabdi sebagai latihan kepemimpinan, diskusi
seorang guru. kelompok dan lain sebagainya.
Para pelajar dapat juga
c) Tingkatkan disiplin sekolah diberikan kegiatan yang sifatnya
untuk murid latihan untuk mengembangkan bakat
Sekolah harus membuat tata seperti latihan/kegiatan olah raga:
tertib yang selengkap mungkin bagi basket, volley ball, pencak silat, tinju,
para murid (pelajar). Peraturan sepak bola dan olah raga lainnya.
tersebut harus benar-benar dihayati Yang penting kepada para pelajar
seperti: pelajar harus memakai diberikan/dilibatkan kegiatan yang
seragam yang bersih dan baik, tidak bersifat ekstra tersebut sehingga anak
boleh bertindak tidak sopan terhadap didik merasa bakat dan hobbynya
guru/karyawan, tidak boleh merusak tersalurkan. Dengan demikian untuk
sarana/prasarana sekolah, tidak melakukan perbuatan yang negatif
berperilaku jorok dan senonoh, tidak kemungkinannya kecil sekali.
boleh mengambil barang pelajar yang