Anda di halaman 1dari 20

Scientia De Lex ISSN.

2337 - 7453

TINDAK PIDANA PERKELAHIAN ANTAR PELAJAR


DI KABUPATEN TALAUD

JOHNY RENDE
Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Pembangunan Indonesia
E-Mail : johny.rende@unpi.ac.id

ABSTRAK
Masalah perkelahian pelajar adalah masalah yang aktual akhir-akhir ini.
Sendiri atau berkelompok, berpakaian seragam atau bukan sudah sedemikian
brutalnya, memeras bukan hal yang memalukan lagi. Perkelahian pelajar sering
terjadi dimana-mana di negara kita, bahkan masalah ini merupakan suatu hal yang
rutin terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian yudiris normatif, bersifat menilai
peraturan-peraturan yang berlaku, sehingga untuk menghimpun bahan hukum yang
diperlukan untuk penulisan Karya Ilmiah ini, digunakan penelitian kepustakaan
yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan seperti Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai bahan hukum primer, buku-buku
literature, artikel-artikel hukum dan sumber-sumber tertulis lainnya sebagai bahan
hukum sekunder. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini : Bahwa penyebab
terjadinya perkelahian antar pelajar di Kabupaten Talaud disebabkan oleh beberapa
faktor seperti: faktor pribadi dan usia dimana usia pelajar yang masih relatif sangat
muda sebenarnya masih sangat mudah untuk terpengaruh dengan hal-hal yang
negatif; faktor lingkungan keluarga yaitu anak-anak yang merupakan produk
keluarga yang broken home, orang tua yang selalu memanjakan anak-anaknya dan
anak yang kurang pendidikan; faktor lingkungan masyarakat antara lain pengaruh
dan teman sepermainan dan lingkungan sekolah serta pengaruh media massa.
Bahwa sanksi terhadap kejahatan perkelahian pelajar yang terkelompokkan atas
perkelahian pelajar secara perorangan diancam dengan Pasal 351, 352, 353, 354
dam 355 KUHP; perkelahian pelajar secara berkelompok diancam dengan Pasal
170 dan Pasal 358 KUHP serta tindak pidana menyerang guru diancam dengan
Pasal 356 KUHP. Bahwa usaha untuk menanggulangi perkelahian pelajar, dapat
dilakukan dengan memberikan pendidikan agama yang cukup dan baik, orang tua
memberikan kasih sayang, memberikan kesibukan/kegiatan di rumah dan di luar
rumah seperti mengikuti les-les baik dibidang musik maupun olah raga sesuai
hobby dan si anak/pelajar, serta pembinaan di lingkungan sekolah dan pembinaan
terhadap kesadaran di bidang hukum.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Perkelahian, Remaja

PENDAHULUAN dampak negatif. Dampak positif


Arus globalisasi yang diikuti pesatnya perkembangan antara lain
oleh perkembangan ekonomi, ilmu terciptanya berbagai macam produk
pengetahuan dan teknologi yang berkualitas dan berteknologi,
menimbulkan dampak positif dan terbukanya informasi yang diperoleh

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 17


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

melalui satelit dan meningkatnya Apalagi bagi seorang pelajar, yang


pendapatan masyarakat. Dampak lebih dikenal istilah, masa remaja
negatifnya antara lain semakin yang merupakan masa transisi atau
meningkatnya krisis nilai moral masa peralihan, dari masa kanak-
dimasyarakat yang berpotensi kanak ke masa dewasa.
meningkatnya jumlah orang melawan Seorang remaja banyak
hukum pidana dalam berbagai bentuk. mengalami keragu-raguan tersebut
Masalah perkelahian pelajar dan menimbulkan kesulitan-kesulitan
adalah masalah yang aktual akhir- yang tidak hanya terjadi pada dirinya
akhir ini. Sendiri atau berkelompok, tapi juga pada keluarga, lingkungan
berpakaian seragam atau bukan sudah dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa
sedemikian brutalnya, memeras sifat individu manusia dalam suatu
bukan hal yang memalukan lagi. masyarakat khususnya bagi remaja
Perkelahian pelajar sering terjadi selalu merasa tidak puas terhadap apa
dimana-mana di negara kita, bahkan yang didapatkannya, bahkan ingin
masalah ini merupakan suatu hal yang kaidah-kaidah hidup dan peraturan-
rutin terjadi. peraturan hukum yang ada,
Dari berbagai pengalaman, dilanggarnya.
ternyata ancaman ataupun peringatan Hukum dengan segala
keras tampaknya belum dapat sanksinya hanya sebagian dari pada
mengatasi dan mencegah terjadinya upaya untuk menciptakan suatu
perkelahian antar pelajar. Oleh karena keterlibatan. Dalam masyarakat.
itu, masalah ini merupakan problema Upaya ini harus dibarengi dengan rasa
yang harus dipecahkan bersama agar kesadaran yang tinggi dari anggota
perkelahian antar pelajar tidak masyarakat untuk dapat menjunjung
terulang lagi di masa yang akan tinggi dan menghayati arti pentingnya
datang. hidup dalam masyarakat yang aman
Indonesia sebagai negara dan tertib berdasarkan kaidah-kaidah
hukum (recht staat), sebagaimana hidup dan peraturan hukum.
tercantum dalam penjelasan Undang- Beberapa kaidah hidup dan
Undang Dasar 1945. Sebagai negara peraturan hukum telah dibuat, namun
hukum maka segala sesuatu yang pelanggaran terhadap norma
berhubungan dengan kehidupan kehidupan dan peraturan hukum yang
bernegara akan selalu berdasarkan berlaku selalu tetap saja ada, hal ini
pada norma-norma hukum yang mengakibatkan timbul persepsi dari
berlaku. sebagian orang bahwa hukum itu
Kalau melihat lebih jauh semata-mata diciptakan bukan untuk
tentang kehidupan masyarakat baik menjamin terciptanya ketertiban,
secara luas maupun secara sempit, melainkan untuk dilanggar.
pasti akan jelas tampak bermacam- Jika melihat hakikat keberadaan
macam golongan dan lapisan dari hukum di tengah-tengah
masyarakat yang kesemuanya itu masyarakat, maka sebenarnya
mempunyai kepentingan yang pandangan semacam itu jelas tidaklah
berbeda-beda. Di antara mereka itu boleh terjadi. Namun ternyata
kadangkala saling bertentangan. pandangan seperti itu tetap ada dan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 18


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

manfaat dari hukum ditengah-tengah hanya dikategorikan sebagai


masyarakat sudah tidak dipercaya perbuatan kenakalan namun karena
lagi. Hal ini karena adanya perbuatan selalu berakhir pada timbulnya akibat
sebagian anggota masyarakat yang yang menimbulkan kerugian baik
secara jelas telah melanggar norma- pada harta benda maupun nyawa
norma kehidupan dan peraturan sehingga pada akhirnya sudah
hukum, namun kenyataannya hukum selayaknya perbuatan yang dilakukan
itu sendiri tidak dapat bertindak. oleh pelajar dikategorikan sebagai
Dengan demikian timbul pertanyaan, suatu tindak pidana atau kejahatan.
siapakah yang salah? Apakah hukum
itu ada hanya untuk dilanggar, atau METODE PENELITIAN
apakah para fungsionaris hukum Agar dapat menyelesaikan
memang tidak mampu untuk suatu penelitian diperlukan metode
menjalankan tugasnya? pendekatan yang tepat sesuai dengan
Mengingat masalah perkelahian permasalahan yang telah ditentukan.
pelajar adalah merupakan suatu Pendekatan masalah yang dipilih
perbuatan pelanggaran dan kejahatan dalam penulisan karya ilmiah adalah
yang hampir selalu terjadi, maka dengan menggunakan pendekatan
masalah ini sangat perlu untuk yudiris normatif.
dibahas secara tuntas baik dari sudut Penelitian ini merupakan
hukum, sosial kemasyarakatan penelitian yudiris normatif, bersifat
maupun agama. Masalah perkelahian menilai peraturan-peraturan yang
pelajar telah menjurus pada perbuatan berlaku, sehingga untuk menghimpun
tindak pidana, karena bukan saja bahan hukum yang diperlukan untuk
merusak harta benda, seperti penulisan Karya Ilmiah ini,
bangunan sekolah, kendaraan umum, digunakan penelitian kepustakaan
dan lain-lain bahkan telah yaitu dengan mempelajari peraturan
menimbulkan korban jiwa. perundang-undangan seperti Kitab
Menurut Ilmu Hukum Pidana, Undang-Undang Hukum Pidana
untuk mentransformir suatu (KUHP) sebagai bahan hukum
perbuatan anti sosial menjadi primer, buku-buku literature, artikel-
kejahatan sebagaimana diatur dalam artikel hukum dan sumber-sumber
kitab perundang-undangan diperlu- tertulis lainnya sebagai bahan hukum
kan tiga (3) syarat yaitu : sekunder.
1. frekuensi dari Bahan-bahan hukum yang
pebuatan itu sering terjadi; sudah terkumpul tersebut, selanjutnya
2. cukup dilakukan analisis yang bersifat
bermanfaat dijatuhkan sanksi kualitatif.
bagi pelaku;
3. pembuktian PEMBAHASAN
secara yudiris telah terjadi SEBAB-SEBAB TERJADINYA
suatu kejahatan. PERKELAHIAN PELAJAR DI
Jika melihat apa yang sudah KABUPATEN TALAUD
dilakukan oleh para pelajar dimana Masalah perkelahian antar
selalu perbuatan yang pada mulanya pelajar adalah masalah kejahatan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 19


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

yang diancam dengan hukuman, Pendapat dari Sutherland di atas


sesuai dengan hukum positif yang telah diterima oleh Kitab Undang-
berlaku di Indonesia, yaitu Hukum Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pidana. Dan biasanya masalah dengan istilah “Nullum delictum
perkelahian pelajar yang masih nulla poena sine praevia lege
termasuk dalam kategori kenakalan poenale” yang tercantum dalam Pasal
remaja pada akhirnya berkembang 1 Kitab Undang-Undang Hukum
sesuai dengan pertumbuhan sosial Pidana (KUHP) yang menyebutkan:
ekonomi dan bangsa. “Tiada suatu perbuatan dapat
Sutherland mengemukakan dipidana kecuali atas kekuatan pidana
bahwa ada tujuh (7) syarat tentang dalam perundang-undangan.”
suatu perilaku yang disebut kejahatan Sedangkan ciri-ciri perkelahian
dimana antara unsur yang satu dengan pelajar menurut kriminolog Mulyana
unsur yang lain saling pengaruh W. Kusumah, adalah sebagai berikut:
mempengaruhi, yaitu: 1. agresivitas yang dilakukan
1. suatu perilaku dapat disebut bersifat massal dan
kejahatan haruslah terdapat menggunakan pelbagai senjata
akibat-akibat tertentu yang tumpul dan senjata tajam;
nyata atau kerugian; 2. terjadi kekerasan kolektif
2. kerugian haruslah dilarang oleh terhadap sarana-sarana publik
Undang-Undang, haruslah seperti kendaraan, bangunan
dikemukakan dengan jelas di sekolah dan lain sebagainya;
dalam hukum pidana; 3. korban jiwa mulai meningkat,
3. haruslah ada perilaku sikap dan demikian pula halnya korban
perbuatan, ialah harus yang mengalami luka-luka;
perbuatan yang sengaja atau 4. dalam beberapa kasus
sembrono yang menimbulkan perkelahian antar pelajar,
akibat kerugian; tampak terlihat 'pihak ketiga'
4. harus ada maksud jahat (mens seperti pemuda putus sekolah,
rea); alumni sekolah yang
5. harus ada hubungan kesatuan bersangkutan atau 'preman' di
atau kesesuaian persamaan, dekat lokasi;
suatu hubungan kejadian di 5. sudah beberapa kali pelaku
antara mens rea dengan diadili, namun terdapat
misconduct; kecenderungan kebal terhadap
6. harus ada hubungan sebab hukum. Dalam rangka
akibat (cciusalitas) di antara pemberian sanksi misalnya
kerugian yang dilarang undang- kepala si pelajar sebagai pelaku
undang dengan misconduct perkelahian di gunduli, akan
yang volunter dilakukan alas tetapi gejala ini tetap sering
dasar keinginan sendiri bukan kambuh;
dipaksa orang lain; 6. perkelahian antar pelajar tidak
7. harus ada hubungan yang lagi merupakan gejala lokal,
ditetapkan oleh undang- akan tetapi menjalar ke pelbagai
undang. wilayah kota.

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 20


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

teman atau tokoh yang ia jadikan


Dari paparan di atas, menurut panutan.
penulis terjadinya perkelahian pelajar Sedangkan gangguan pada
disebabkan oleh beberapa faktor, proses perkembangan anak menurut
yaitu: Kartini Kartono, terjadi saat anak
1. Faktor Pribadi dan Usia Anak remaja menuju pada kedewasaan
Sering kita jumpai kebanyakan serta proses adaptasinya terhadap
anak yang melakukan kenakalan tuntutan lingkungan sekitar.
ataupun perkelahian adalah usia Sebenarnya pada usia ini
empat belas tahun sampai dengan dua seorang anak harus dibimbing dan
puluh satu tahun, karena pada masa diarahkan kepada hal-hal yang positif
ini adalah masa peralihan (transisi) dan bermanfaat. Jika tidak dibimbing
dari masa kanak-kanak ke masa dan diarahkan pada hal-hal yang baik
dewasa. maka akan menjadi bumerang bagi
Seorang kanak-kanak sudah dirinya, orang tua dan masyarakat.
dikatakan remaja atau dewasa apabila Di lain pihak, mereka sudah
telah mencapai kedewasaan dan mengetahui tentang norma-norma
kematangan, yaitu; physiologis, masyarakat, namun kenyataannya apa
sosial, phsychologis, pedagogis dan yang ia lihat tidak sesuai dengan apa
religius. Masa remaja mempunyai yang mereka rasakan. Karena
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu baik perkembangan jiwa anak belum
jasmani maupun kejiwaan. Pada stabil, maka anak mulai meniru
perkembangan jiwa, mereka kepada hal-hal yang bersifat negatif,
mempunyai sifat-sifat, yaitu: yang pada akhirnya merupakan
a) ingin diperhatikan; problema masyarakat. Sebagai contoh
b) senang berfantasi; sebetulnya para siswa dilarang untuk
c) mengandalkan rasa ‘aku’nya; membawa mobil pribadi ke sekolah
d) ingin mengetahui masalah guna menghindari kecemburuan
seksual dan lain sebagainya. sosial yang dapat mengakibatkan
Seorang remaja yang perkelahian antar sekolah. Ulah siswa
melakukan perbuatan penyimpangan, yang memamerkan kekayaan di
seperti perkelahian karena ia sekolah, selain akan membuat siswa
terpengaruh ajakan teman atau lain yang tidak mampu merasa rendah
melihat tokoh yang ia sukai, apalagi diri, juga merupakan salah satu
didukung oleh situasi tertentu, di penyebab terjadinya perkelahian antar
mana timbul krisis nilai dan norma, pelajar.
krisis identifikasi terhadap tokoh Selain penyebab tersebut di
panutan sebagai suri teladan. Dan atas, penyebab lain terjadinya
mereka dirangsang pula oleh berbagai perkelahian antar pelajar antara lain
sarana dan prasarana sosial yang ada, diawali lirik-lirik rebutan cewek,
baik melalui film, bahan bacaan dan hingga pengaruh obat terlarang yang
lain sebagainya, sehingga ia berkelanjutan bentrok fisik, sampai
melaksanakan perbuatannya itu ada yang mati karena tusuk-tusukan
seperti apa yang ia dapat dari ajakan di antara mereka.

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 21


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

2. Faktor Lingkungan Keluarga kasih sayang yang penuh dari kedua


Keluarga merupakan kesatuan orang tuanya.
dari naasyarakat kecil yang Demikian halnya pula dengan
mempunyai motivasi dan tujuan orang tua yang jarang pulang karena
hidup tertentu, di mana dalam suatu ayah yang sibuk dengan bisnis dan
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu urusan kantor, ibu sibuk dengan
dan anak-anaknya mempunyai fungsi arisan dan kegiatan lainnya. Orang
dan tanggung jawab yang saling tua jadi jarang bertemu dengan anak-
mengisi baik eksistensi maupun anaknya di rumah, mengakibatkan
keselamatan dari persekutuan hidup perhatian orang tua terhadap anak-
itu. anaknya kurang sekali. Dalam situasi
Keluarga dan rumah, ibarat demikian, anak mudah frustasi dan
pelabuhan yang aman dan tambatan terjadi konflik psikologis, sehingga
yang kokoh bagi setiap anggota anak menjadi nakal.
keluarga, terutama bagi ayah, ibu dan Tekanan batin yang terus
anak-anak adalah suatu basis dimana menerus ini pada akhirnya membuat
secara teratur dan harmonis seluruh seorang anak membutuhkan
keluarga berkumpul untuk pelarian/penyaluran. Untuk
berkomunikasi dan berbincang- penyaluran ini tidak jarang seorang
bincang, baik dalam hal yang anak mencari kepuasannya dengan
menggembirakan ataupun ketika melakukan tindakan yang tidak
sedang menghadapi kesulitan- terarah dan terpuji.
kesulitan. Kartini Kartono mengatakan
Oleh karena itu, keluarga bahwa dalam rumah tangga yang
merupakan fundamen yang pertama berantakan muncullah kemudian
dan utama bagi pembentukan jiwa banyak konflik batin dan kagalauan
anak. Bila lingkungan keluarga ini jiwa. Anak tidak bisa tenang belajar,
tidak berfungsi secara wajar, maka tidak betah tinggal di rumah, selalu
akan menimbulkan keadaan yang merasa sedih, pedih, risau dan malu.
secara potensial menghasilkan anak- Untuk melupakan semua derita batin
anak nakal. ini anak lalu melampiaskan
Di antara lingkungan keluarga kemarahan dan agrevitasnya keluar.
yang tidak berfungsi secara wajar, Anak menjadi nakal, urakan,
adalah sebagai berikut: berandalan, tidak mau mengenal lagi
a) Rumah tangga yang berantakan aturan dan norma sosial, bertingkah
(broken home) laku semaunya sendiri, membuat onar
Dalam suatu keluarga apabila di luar dan menjadi suka berkelahi.
kehilangan salah satu dari orang tua, Secara tidak sadar anak
baik ayah ataupun ibu, yang memproyeksikan kekacauan batinnya
disebabkan meninggal dunia atau keluar (disebabkan oleh
perceraian, pengaruhnya terhadap berantakannya keluarga dan
perkembangan jiwa anak sangatlah lingkungan rumah sendiri) dalam
besar, si anak akan merasa tertekan bentuk konflik terbuka oleh
dan sedih karena merasa kehilangan perkelahian individual maupun
masal. Singkatnya, kesukaan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 22


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

berkelahi para remaja bisa distimulir memecahkan masalah hidup dan tidak
oleh kondisi rumah tangga yang dapat menyesuaikan diri dengan
berantakan. lingkungan sekelilingnya. Akhirnya
b) Orang tua selalu memanjakan anak tersebut mengalami
anak-anaknya kegoncangan jiwa dan ia ingin
Memberikan kasih sayang membalas kepada orang tuanya
terhadap anak merupakan kebutuhan dengan cara menyakiti hati orang
yang sangat perlu sekali, tapi bila hal tuanya.
ini dilakukan secara berlebihan maka Cara-cara ini kadangkala
cara seperti ini akan menyalahi dimulai dengan mencuri barang-
pendidikan. barang di rumah dan berbuat sesuatu
Dalam hal ini seolah-olah anak yang menyusahkan orang terutama di
dilarang untuk menghadapi problem dalam keluarga sendiri. Dan akhirnya
hidup sebenamya. Problema itu menjurus kepada hal-hal yang
penting bagi perkembangan dan mengganggu ketentraman masyarakat
kematangan jiwa si anak. Jika sekelilingnya.
sebentar-sebentar orang tua Seorang anak yang gampang
memanjakan anaknya, maka akan terpengaruh oleh kemewahan hidup,
menimbulkan dampak negatif yaitu mudah terperosok oleh perbuatan-
anak akan menjadi tidak yakin akan perbuatan yang merusak karena ingin
kemampuan dirinya dalam puas dan kurang memperhatikan
menghadapi kehidupan ini. manfaat serta akibat yang
Dalam masalah anak yang ditimbulkan oleh perbuatannya
selalu dimanjakan, Kartini Kartono sehingga semua orang dibuat susah
berpendapat bahwa: tanpa bantuan olehnya. Jadi dengan memberikan
orang tua anak akan menjadi lemah, pertolongan yang berlebihan kepada
hambar, patah semangat, takut secara seorang anak justru akhirnya menjadi
berlebihan dan tidak berani berbuat tidak menolong dalam hal
sesuatu. Mental dan kemauannya menemukan kematangan jiwa.
menjadi rapuh, dan berkembanglah c) Pendidikan anak yang kurang
dia menjadi 'si anak agar- agar', tanpa Ada sementara orang tua yang
bisa menemukan motivasi yang kuat sangat mementingkan materi dalam
untuk hidup. Akibatnya, adakalanya hidupnya, mereka merasa puas bila
anak melakukan identifikasi total anak-anaknya telah terpenuhi seluruh
terhadap kelompoknya, terutama kebutuhan hidupnya dengan
terhadap pemimpin kelompoknya dan disediakan seluruh kebutuhan
secara tidak sadar hanyut terseret hidupnya seperti barang-barang
melakukan tindak ugal-ugalan serta mewah, mobil, perhiasan dan pakaian
suka berkelahi untuk yang bagus dan lain sebagainya
menyembunyikan kekerdilan hati dan namun pendidikan diabaikan.
kerapuhan jiwa sendiri dalam kondisi Mereka tidak menyadari bahwa
batin yang putus asa. memanjakan anak dengan cara
Anak merasakan bahwa rumah berlebihan dapat melemahkan mental
tangga merupakan tempat tinggal seorang anak. Sebenarnya yang
yang membuat dirinya tidak sanggup diharapkan oleh anak adalah cinta dan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 23


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

kasih sayang dan kedua orang tuanya hanya pergi ke tempat lain), maka
dan memeperhatikan pendidikan alkhirnya anak cenderung berbuat
anak-anaknya. tindakan yang negatif di luar kegiatan
Akibat kelalaian orang tua ini, sekolah.
tidak jarang anak melakukan
perbuatan yang negatif di luar rumah 3. Faktor Lingkungan Masyarakat
untuk menyalurkan ketidak Manusia sebagai makhluk
puasannya. Apalagi pengaruh buruk hidup dan mempunyai sifat sosial,
dari orang tua, misalnya orang tua tidak terlepas dari lingkungannya.
melakukan tingkah laku kriminal, Oleh karena itu, baik buruk tingkah
asusila (suka main perempuan), laku seseorang juga tergantung
senang berjudi, sering mabuk- lingkungannya.
mabukan, kebiasaan minum minuman Hasan Shadah mengatakan
keras, menggunakan narkoba, bahwa: “tidak ada manusia yang
bertingkah laku sewenang-wenang. dilahirkan dengan sifat-sifat yang
Anak akan ikut-ikutan berbuat jahat. Sifat-sifat manusia itu tidak lain
kriminal dan asusila atau menjadi anti karena hasil lingkungan hidup
susila. Dengan demikian kebiasaan manusia itu sendiri.”
orang tua mengkondisionir tingkah Di dalam Hukum Pidana
laku dan sikap hidup anak-anaknya. dikenal adanya suatu ilmu
Kebiasaan berperilaku curang, pengetahuan yang mempelajari
sombong dan angkuh misalnya sangat tentang sebab-sebab timbulnya
mudah ditiru oleh anak-anak, kejahatan yang ditimbulkan oleh
terutama anak remaja. Situasi seseorang dan bagaimana cara
keluarga yang kisruh, kacau, acak- pemecahannya. Bonger dalam salah
acakan, liar, sewenang-wenang, main satu pembahasannya menyatakan
hakim sendiri, tanpa aturan dan bahwa: “Sosiologi kriminal adalah
disiplin yang baik, jelas sifatnya tidak mempelajari masyarakat dimana
mendidik. Anak secara otomatis dan kejahatan itu terjadi, faktor apa yang
tidak sadar akan mengoper adat mendorong perbuatan itu dilakukan.”
kebiasaan dan tingkah laku buruk Soerjono Soekanto mengatakan
orang tuanya serta orang dewasa bahwa: “Kejahatan adalah merupakan
disekitarnya. Akibatnya anak menjadi gejala sosial yang senantiasa dihadapi
ikut-ikutan bertingkah laku yang oleh masyarakat. Usaha manusia
buruk, seperti sewenang-wenang, liar untuk menghapuskan kejahatan
agresif, suka menggunakan kekerasan adalah tidak mungkin, karena
dan perkelahian sebagai senjata kejahatan hanya dapat dikurangi
penyelesaian suatu masalah. intensitasnya dan kualitasnya.”
Jadi jelaslah bahwa pendidikan Kartini Kartono berpendapat
anak harus benar-benar mendapat bahwa: "Milik atau lingkungan
perhatian serius dari orang tua, sebab sekitar tidak selalu baik dan
jika mereka kurang diperhatikan menguntungkan bagi pendidikan dan
terutama bila hendak pergi ke sekolah perkembangan anak. Lingkungan
(untuk mengecek apakah meraka adakalanya dihuni oleh orang dewasa
benar-benar pergi ke sekolah atau serta anak-anak muda kriminal dan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 24


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

anti sosial, yang bisa merangsang kelompok-kelompok anak muda yang


timbulnya reaksi emosional buruk putus sekolah yang tidak lagi
pada anak-anak puber yang masih memiliki motivasi untuk belajar dan
labil jiwanya, akibatnya anak remaja meningkatkan kepribadiannya.
mudah terjangkit pola asusila dan Pengaruh lingkungan yang
asosial. buruk juga bisa didapatkan oleh
Kelompok orang dewasa yang seorang anak dari pengaruh dari
kriminal dan asusila biasanya terdiri teman sepermainan, dan lingkungan
dari orang-orang gelandangan, tidak sekolah. Anak akan merasa sangat
mempunyai rumah dan pekerjaan bangga apabila mempunyai teman-
tetap, malas bekerja namun teman sepermainan yang banyak
mempunyai ambisi besar untuk hidup sehingga dia merasa sangat populer
mewah dan bersenang-senang. Oleh dan dalam kondisi seperti inilah tidak
karena itu, mereka menempuh jalan jarang mereka terpengaruh oleh
pintas, menyerempet bahaya dengan teman yang lain untuk melakukan
melakukan tindakan kriminal dan perkelahian.
kekerasan. Pola hidup dan kebiasaan Demikian pula halnya dengan
mereka banyak ditiru oleh geng-geng lingkungan sekolah, kondisi sekolah
pemuda berandalan, baik yang masih dimana keadaan guru dan sistem
bersekolah maupun yang sudah putus pengajaran yang tidak menyenangkan
sekolah. dan menguntungkan membuat anak-
Jiwa para remaja itu amat labil, anak didik cepat menjadi bosan
jika mereka mendapatkan pengaruh mengakibatkan anak lebih suka untuk
buruk dan film-film porno, buku dan bolos bahkan tidak lagi mau ke
bacaan yang amoral serta sadistis, sekolah dan bahkan mereka kemudian
banyak melihat perbuatan anti sosial menggabungkan diri dengan anak-
yang dilakukan oleh orang dewasa, anak yang tidak bersekolah yang
maka mereka dengan mudah akan pekerjaannya hanya berkeliaran tanpa
terjangkit perilaku buruk ini. suatu tujuan tertentu pada jam-jam
Iklim demam material dan untuk belajar.
nafsu berkuasa pada zaman modern
ini, menyebabkan banyak pemuda 4. Faktor Pengaruh Media Massa
remaja yang ikut-ikutan kejangkitan Media massa merupakan alat
menjadi serakah material. Mereka komunikasi yang besar pengaruhnya,
lalu bernafsu untuk memamerkan diri, dan akhir-akhir ini banyak
juga gengsi dan prestise, memiliki kebudayaan asing masuk ke
mobil yang mewah dan mahal, piknik Indonesia melalui media massa
dan foya-foya, mabuk-mabukan, seperti majalah, surat kabar, film,
main cewek dan lain sebagainya. Dan video, bahan bacaan lainnya.
untuk memenuhi segala ambisi Kebudayaan yang masuk ke
tersebut mereka tidak segan-segan Indonesia melalui media massa
untuk melakukan pencurian, tersebut tidak sesuai dengan
penodongan, pemerkosaan bahkan kepribadian bangsa Indonesia yang
juga pembunuhan. Pola-pola asusila terkenal dengan adat ketimurannya.
ini sangat mudah untuk menjalar pada Pengaruh terhadap anak-anak remaja

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 25


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

kebanyakan dari mereka meniru dan unsur kesalahan haruslah dapat


mencoba menerapkan apa yang dibuktikan.
dilihat dan dibacanya. Soerjono Soekanto mengatakan
Seiring dengan perkembangan bahwa kejahatan merupakan gejala
teknologi modern dikenal apa yang sosial yang senantiasa dihadapi oleh
disebut video tape yang memberikan setiap masyarakat. Usaha manusia
kemungkinan anak-anak melihat untuk menghapuskan kejahatan
gambar yang tidak disensor, demikian adalah tidak mungkin, karena
juga dunia maya dewasa ini, dimana kejahatan hanya dapat dikurangi
dibuka warnet (warung internet) yang intensitasnya dan kualitasnya.
memberikan fasilitas bagi anak-anak Dari pendapat di atas, kejahatan
remaja bahkan orang dewasa untuk merupakan kenyataan yang ada dan
menjelajah dunia maya tanpa ada berkembang di masyarakat.
batasan dan bebas untuk melihat apa Kejahatan ini dapat saja terjadi
saja yang ingin diketahuinya. disebabkan masalah
Pengaruh kebudayaan asing dan sosial seperti adanya
kemajuan teknologi mengakibatkan kecemburuan sosial antara yang kaya
efek samping yang sangat tidak baik dan yang miskin. Hal ini dapat
bagi perkembangan jiwa anak-anak merupakan pemicu bagi seseorang
remaja karena mereka ingin sehingga melakukan tindak kejahatan
mempraktekkan apa yang dilihat dan seperti perampokan, penodongan,
diketahuinya seperti, pencurian, penipuan dan lain-lainnya.
perbuatan/tindakan yang berbau Tentunya untuk mengantisipasi
sadisme (karena menonton film-film modus operandi dari pelaku kejahatan
kekerasan), pemerkosaan (karena tersebut, diperlukan aparat keamanan
menonton film-film porno), yang cepat tanggap untuk
pembunuhan, penyalahgunaan obat mengatasinya. Walaupun di satu
terlarang (narkoba) dan lain pihak segi kuantitasnya dapat ditekan,
sebagainya. namun di pihak yang lain segi
kualitasnya semakin meningkat.
PENANGGULANGAN Peningkatan ini disebabkan teknologi
TERHADAP PERKELAHIAN dan arus informasi yang sangat cepat
PELAJAR perkembangannya.
Dalam Kitab Undang-Undang Hal inipun melanda pula pada
Hukum Pidana (KUHP), terdapat kalangan remaja atau pelajar yang
pembagian-pembagian atas Buku cenderung semakin meningkat
pertama tentang Ketentuan Umum, intensitasnya. Kenakalan para pelajar
Buku kedua tentang Kejahatan dan ini semakin luas jangkauannya, yaitu
Buku ketiga tentang Pelanggaran. dari hanya sekedar perkelahian antar
Dalam hukum pidana, masalah sekolah yang biasa, telah menyebar
kejahatan sebagai syarat yang paling dan berkembang pada tingkat
utama adalah adanya unsur kesalahan pemerasan di antara mereka dan
(schuld). Hal ini karena pada bahkan telah pula berani membajak
kejahatan terdapat unsur kesengajaan dan menodong.
dan unsur kealpaan dan untuk itu

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 26


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

Jika kejahatan ini dihubungkan (3). Jika mengakibatkan mati


dengan delik dalam hukum pidana, dikenakan pidana paling lama
maka dapat dikatakan sebagai tujuh tahun;
perbuatan manusia yang merupakan (4). Dengan penganiayaan
perilaku menyimpang terhadap norma disamakan sengaja merusak
kehidupan dalam suatu masyarakat kesehatan;
yang secara hukum tertulis maupun (5). Percobaan untuk melakukan
tidak tertulis, dapat dianggap telah kejahatan ini tidak dipidana.
melanggar kaidah¬kaidah atau
undang-undang sebagai hukum Pasal 352:
positif, dimana terhadap pelakunya (1). Kecuali yang tersebut dalam
dapat dikenakan sanksi atau Pasal 353 dan 356, maka
hukuman. penganiayaan yang tidak
Untuk masalah kejahatan menimbulkan penyakit atau
perkelahian, bisa dikenakan sanksi halangan untuk menjalankan
hukum perkelahian masal biasa yang pekerjaan, jabatan,
cukup banyak implikasinya seperti pencaharian, diancam sebagai
tercantum dalam Pasal 170 ayat (1) penganiayaan ringan, dengan
KUHP, sedangkan pelaku tawuran penjara paling lama tiga bulan
bisa dikenakan /diancam Pasal 406 atau denda empat ribu lima
ayat (1) KUHP. ratus rupiah (Rp.4.500). Pidana
Untuk lebih memperjelas ditambah sepertiga bagi orang
tentang kejahatan perkelahian pelajar, yang melakukan kejahatan itu
maka masalah ini dapat dibagi dalam terhadap orang yang bekerja
3 kelompok, yaitu: padanya atau menjadi
1. Perkelahian Pelajar Secara bawahannya.
Perorangan (2). Percobaan untuk melakukan
Perkelahian pelajar secara kejahatan ini tidak dipidana.
perorangan dan mengakibatkan salah
satu pihak luka-luka atau mati, maka Pasal 353:
ketentuan hukumnya adalah (1). Penganiayaan dengan rencana
berdasarkan pada Pasal 351, 352, 353, lebih dahulu, diancam dengan
354 dan 355 KUHP. penjara paling lama empat
Pasal 351: tahun.
(1). Penganiayaan diancam dengan (2). Jika perbuatan mengakibatkan
pidana penjara paling lama dua luka-luka berat dipidana paling
tahun delapan bulan atau denda lama tujuh tahun.
empat ribu lima ratus rupiah (3). Jika perbuatan mengakibatkan
(Rp. 4.500); mati, diancam pidana paling
(2). Jika perbuatan mengakibatkan lama sembilan tahun.
luka-luka berat, yang bersalah
dikenakan penjara paling lama Pasal 354:
lima tahun; (1). Barangsiapa sengaja melukai
berat orang lain, diancam
karena melakukan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 27


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

penganiayaan berat dengan Sedangkan dalam Pasal 351


pidana penjara paling lama ayat (4) hanya mengatakan bahwa
delapan tahun. yang disamakan dengan
(2). Jika perbuatan itu penganiayaan, yaitu sengaja merusak
mengakibatkan kematian, yang kesehatan orang.
bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama 2. Perkelahian Pelajar Secara
sepuluh tahun. Berkelompok
Perkelahian pelajar secara
Pasal 355: berkelompok atau beberapa orang
(1). Penganiayaan berat yang antar pelajar bisa mengakibatkan
dilakukan dengan rencana lebih rusaknya barang-barang milik orang
dahulu, diancam dengan pidana lain seperti: gedung sekolah, mobil,
penjara paling lama dua belas motor dan lain-lain serta jatuhnya
tahun. korban baik luka-luka atau mati, dan
(2). Jika perbuatan mengakibatkan semua itu diakibatkan karena
mati, yang bersalah dikenakan lemparan batu atau benda keras
pidana penjara paling lama lima lainnya oleh kedua belah pihak.
belas tahun. Untuk perbuatan yang sedemikan ini
maka ketentuan hukumnya diatur
Dengan melihat beberapa yang dalam Pasal 170 dan Pasal 358
disebutkan di atas, maka sangat berat KUHP.
bagi seorang remaja atau pelajar kalau Pasal 170:
sampai terkena sanksi hukuman (1). Barangsiapa terang-terangan
sedemikian. Hal tersebut dapat dan dengan tenaga bersama
menyebabkan trauma bagi mereka menggunakan kekerasan
dan sangat mempengaruhi jiwa dan terhadap orang atau barang,
masa depannya. diancam dengan pidana penjara
Yang dimaksud dengan pasal- paling lama lima tahun enam
pasal tersebut adalah termasuk dalam bulan.
kejahatan terhadap badan dan nyawa (2). Yang bersalah diancam:
orang, yaitu penganiayaan. Tapi Ke 1. dengan pidana penjara
dalam pasal tersebut undang-undang paling lama tujuh tahun, jika
tidak merumuskan apa yang dengan sengaja menghancurkan
dinamakan 'penganiayaan'. barang atau jika kekerasan yang
Namun dalam Yurisprudensi digunakan mengakibatkan
Pengadilan, yang dinamakan dengan luka-luka;
penganiayaan, yaitu: Ke 2. dengan pidana penjara
a) sengaja paling lama sembilan tahun,
menyebabkan perasaan tidak jika kekerasan mengakibatkan
enak (penderitaan); luka berat;
b) sengaja Ke 3. dengan pidana penjara
menyebabkan rasa sakit; atau paling lama dua belas tahun,
c) sengaja jika kekerasan mengakibatkan
menyebabkan luka. maut.

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 28


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

Ke 4. Pasal 89 tidak berlaku ini bahwa yang melakukan hanyalah


bagi pasal ini. satu orang saja dan ini juga
Dalam kenyataan yang terjadi berdasarkan dalam bahasa aslinya
sekarang ini, perkelahian antar pelajar menyebutkan "zij". Namun kalau
secara berkelompok mempunyai melihat rumusan selanjutnya dari
implikasi yang lebih luas lagi, yaitu pasal ini dimana disebutkan 'dengan
yang menjadi korban bukan hanya tenaga bersama' maka jelas delik ini
para pelajar itu sendiri tetapi mengindikasikan bahwa yang
masyarakat pun ikut menjadi korban. melakukan perbuatan itu adalah
Bahkan fasilitas dan sarana-sarana segerombolan manusia. Oleh karena
umum ikut-ikutan mnejadi korban. itu, ada baiknya rumusan untuk pasal
Pasal 358: ini harus menggunakan istilah 'dua
“Mereka yang sengaja turut orang atau lebih', dengan demikian
serta dalam penyerangan atau penerapan Pasal 170 KUHP benar-
perkelahian dimana terlibat beberapa benar dapat digunakan.
orang, selain tanggung jawab masing- Selanjutnya penting untuk
masing terhadap apa yang khusus diperhatikan bahwa pembuatan delik
dilakukan olehnya, diancam: ini menurut penjelasannya (Memorie
1. dengan pidana penjara paling van Toelichting) tidak ditujukan
lama dua tahun delapan bulan, kepada kelompok, masa, gerombolan
jika akibat penyerangan atau masyarakat yang tidak turut
perkelahian itu ada yang luka- melakukan kekerasan tersebut. Delik
luka berat; ini hanya ditujukan kepada orang-
2. dengan pidana penjara paling orang di antara gerombolan-
lama empat tahun, jika gerombolan tersebut, yang benar-
akibatnya ada yang mati.” benar secara terbuka dan dengan
tenaga bersama melakukan
Dalam pasal ini pun sanksi kekerasan.
hukum tetap diberlakukan pada Sedangkan Pasal 358 KUHP
pelajar perorangan ataupun yaitu tentang tindak pidana keturut-
berkelompok yang ketahuan sertaan dalam penyerangan atau
berkelahi. Oleh karena itu, perkelahian yang dilakukan oleh
perbuatannya harus beberapa orang, menurut P.A.F.
dipertanggungjawabkan secara Lamintang bahwa : “keturut-sertaan
hukum yang berlaku. Bahkan dalam penyerangan atau perkelahian
sekarang ini terdapat kesan bahwa seperti yang dimaksud dalam Pasal
terdapat pelajar-pelajar dari sekolah 358 itu harus dilakukan dengan
tertentu yang menyewa orang lain sengaja, agar pelakunya dapat
(preman atau residivis) untuk dipidana. Pelaku harus menghendaki
membantu mereka melawan sekolah untuk turut serta dalam penyerangan
saingannya. atau perkelahian yang bersangkutan,
Dan apa yang disebutkan dalam dan bukan karena ia telah tersangkut
Pasal 170 KUHP di atas, pada ayat (1) dalam penyerangan atau perkelahian
disebutkan subyeknya adalah tersebut.”
barangsiapa. Penafsiran terhadap kata

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 29


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

Tersangkutnya seorang pelajar seorang pelajar terhadap gurunya


dalam perkelahian haruslah harus dikenakan sanksi hukuman,
dibedakan penyebabnya, artinya baik sanksi itu diberikan oleh pihak
bahwa fakta-fakta apa yang sekolah atau lebih luas lagi yaitu
menyebabkan seseorang terkait dalam dipidana jika perbuatan pelajar
perkelahian tersebut. Penyebab ini tersebut telah menimbulkan cedera
dikarenakan seorang pelajar hanya atau korban jiwa.
ikut-ikutan dengan teman yang lain, Ketentuan hukum yang
dipaksa oleh temannya, ataukah ditentukan untuk perbuatan tersebut
memang benar dengan sengaja ikut adalah terdapat dalam Pasal 351, 353,
berkelahi. Bagi pelajar yang hanya 354, 355, dan 356 ayat (2) KUHP.
ikut-ikutan dalam perkelahian massal Dalam Pasal 356 disebutkan bahwa:
tersebut, tentu sanksi hukumannya “Pidana yang ditentukan dalam
lebih ringan dan bahkan pelajar Pasal 351, 353, 354, dan 355 KUHP
tersebut hanya diberi peringatan dari dapat ditambah dengan sepertiga:
aparat keamanan agar tidak 1. Bagi yang melakukan kejahatan
melakukan perbuatan tersebut, itu terhadap ibunya, bapaknya
sehingga kadar hukumannya berbeda yang sah, istrinya atau anaknya;
dengan pelajar yang menjadi pelopor 2. Jika kejahatan itu dilakukan
atau pemrakarsa dan kerusuhan yang terhadap seorang pejabat ketika
terjadi/ditimbulkannya. atau karena menjalankan
tugasnya yang sah;
3. Tindak Pidana Menyerang 3. Jika kejahatan itu dilakukan
Guru dengan memberikan bahan
Kecenderungan pelajar yang berbahaya bagi nyawa
menyerang guru saat sekarang juga atau kesehatan untuk
sudah menjadi salah satu kenakalan dilaksanakan atau diminu
yang melanda para pelajar. Hal ini
sering terjadi bahkan ada yang sampai Untuk mengatasi masalah
menyebabkan kematian bagi guru perkelahian pelajar, diperlukan kerja
yang diserang. Penyebabnya terdiri keras dari semua pihak, baik secara
dari berbagai faktor, seperti seorang preventif maupun kuratif melalui
pelajar yang merasa ditekan dan badan atau lembaga yang terkait.
dipersulit oleh gurunya pada mata Menurut W.A. Bonger bahwa
pelajaran tertentu, atau juga karena ‘mencegah kejahatan adalah lebih
dikejar kejar untuk membayar uang baik daripada mencoba mendidik
sekolah padahal pelajar tersebut penjahat menjadi orang baik
berasal dari keluarga yang tidak kembali.’
mampu. Kemungkinan pula seorang Perkelahian pelajar sebenarnya
pelajar yang tidak naik kelas, dan adalah suatu perbuatan yang memang
faktor lainnya yang kesemuanya disebabkan oleh pelajar itu sendiri
dapat mempengaruhi sifat dan pribadi disamping adanya beberapa faktor
seorang pelajar. yang turut menjadi penyebab, jadi
Walaupun demikian, memang dominan disebabkan oleh
pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar itu sendiri. Di lain pihak para

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 30


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

pelajar itu ingin selalu Peranan orang tua dalam


mempertahankan identitas mencegah terjadinya perkelahian
kelompoknya, sebab pelajar berkelahi pelajar adalah sangat penting sekali.
tidak mengenal suku, agama atau Peranan atau usaha-usaha pencegahan
apakah pelajar itu anak orang kaya agar anak tidak menjadi pelajar yang
atau miskin. Semuanya mempunyai suka berkelahi antara lain:
satu tujuan yaitu ingin (a) Menumbuhkan dan membina
mempertahankan identitas atau kehidupan beragama pada anak
eksistensi kelompoknya Pada anak perlu dilaksanakan
Jika sifat untuk pembinaan keyakinan beragama yang
mempertahankan eksistensi didasarkan atas pengertian yang
kelompok itu menjadi lebih luas lagi sungguh-sungguh dan sehat tentang
misalnya saja pada tingkat nasional ajaran agama yang dianutnya. Karena
maka itu merupakan hal yang positif penanaman ajaran agama yang baik
dan perlu dikembangkan bagi pelajar akan menjadi benteng moral yang
sebagai generasi muda, pelanjut kuat bagi seorang anak sehingga tidak
estafet perjuangan dan pembangunan mudah bagi anak tersebut untuk
bangsa dan negara terseret dan terjatuh dalam pergaulan
Tingkat kenakalan para pelajar yang tidak sehat.
sekarang ini, bukan hanya (b) Menumbuhkan rasa kasih
menyontek, membolos, mengganggu sayang dari kedua orang tua
orang ataupun mempermainkan guru Kurangnya perhatian dari orang
dan teman sekelas, tetapi sudah tua kepada perkembangan jiwa anak
sampai pada tingkat kriminalitas, adalah sangat berbahaya. Orang tua
maka tidak mungkin masalah yang banyak mengurusi pekerjaan
perkelahian pelajar dapat teratasi seringkali mengabaikan kehidupan
tanpa adanya bantuan dan kerjasama dan pembinaan keharmonisan
semua pihak. keluarga. Sedikitnya waktu bagi
Oleh sebab itu, usaha yang seorang anak untuk bertanya tentang
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya kepada
perkelahian pelajar agar tidak terjadi orang tuanya menyebabkan anak
dan terulang lagi maka menurut bingung untuk mencari jawabannya,
penulis ada beberapa hal yang dapat dan
dilakukan antara lain: pada akhirnya anak akan
1. Pembinaan dalam keluarga; mencari jawaban di luar pada orang-
2. Pembinaan di lingkungan orang di luar rumah. Hal ini yang
sekolah; menyebabkan banyak anak yang
3. Pembinaan di lingkungan mencari jalan keluar dari problemnya
pemerintah dan masyarakat; ke hal-hal yang negatif sehingga
4. Pembinaan kesadaran di bidang menjerumuskan dan mengarahkannya
hukum. kepada perbuatan-perbuatan yang
Secara singkat akan penulis tidak baik bahkan perbuatan kriminal.
uraikan upaya-upaya di atas. Oleh karena itu, menumbuhkan
1. Pembinaan dalam keluarga rasa kasih sayang dari kedua orang
tua kepada anak-anaknya merupakan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 31


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

suatu hal yang sangat diperlukan, merupakan sarana yang penting dan
sebab anak-anak memerlukan hal itu. harus mendapat perhatian penuh dari
Kasih sayang bukan hanya para pengelolanya agar masalah
mencukupkan segala kebutuhan perkelahian pelajar tidak terulang
hidup (hal ini merupakan kebutuhan lagi. Untuk itu pihak sekolah dapat
batiniah), tapi kasih sayang yang melaksanakan:
benar-benar tulus yang memberikan a) Membina hubungan antara
ketentraman bagi jiwa anak. orang tua dengan sekolah
c) Memberikan aktivitas kegiatan Hubungan antara orang tua atau
di rumah wali dengan pihak sekolah harus
Biasakanlah anak-anak untuk dipererat, minimal tiga bulan sekali
mempunyai kesibukan/kegiatan, mengadakan pertemuan antara orang
selain kesibukan/kegiatan sebagai tua atau wali dengan para guru, hal ini
seorang pelajar, juga dalam rangka mengevaluasi
kesibukan/kegiatan di luar sekolah perkembangan belajar dan mengajar
seperti halnya kegiatan olah raga (les antara pelajar dan guru dan hal ini
renang), kegiatan musik (les organ patut diketahui perkembangannya
atau piano atau vokal) atau juga oleh orang tua. Di samping itu bagi
kegiatan les privat untuk anak yang sekolah yang mempunyai organisasi
senang belajar, dan antar orang tua dengan guru seperti
kesibukan/kegiatan di dalam rumah Persatuan Orang Tua Murid dengan
seperti kegiatan membersihkan rumah Guru (POMG) harus ditingkatkan
(dimulai dengan kamarnya sendiri), kegiatannya, terutama kegiatan yang
memelihara tanaman, memelihara menunjang proses belajar mengajar
hewan peliharaan kesayangan dan dan itu semua untuk kepentingan anak
kesibukan/kegiatan lainnya. Dengan didik (pelajar).
demikian sudah memberikan b) Tingkatkan disiplin sekolah
kepercayaan pada diri anak bahwa ia untuk para guru
juga mampu untuk berbuat dan Masalah disiplin sekolah sangat
bekerja pada kegiatan sehari-hari di penting sekali, khususnya bagi para
rumah. guru. Untuk itu para guru haruslah
Dengan cara yang demikian juga diberikan semacam ketentuan-
akan terbentuk sifat dan pribadi anak ketentuan atau peraturan seperti:
untuk menjadi dewasa dalam berpikir mereka yang mengajar adalah yang
dan bertindak serta mempunyai benar-benar kompeten di bidangnya,
wawasan dan tanggung jawab yang mempunyai ketrampilan dan
luas dalam memecahkan setiap kemampuan serta pendidikan yang
persoalan atau masalah yang benar-benar relevan dengan
dihadapinya. bidangnya dan bukannya guru asal
jadi saja.
2. Pembinaan di Lingkungan Sekolah harus menyiapkan juga
Sekolah guru piket yang fungsinya untuk
Sekolah merupakan sarana dan mengawasi para pelajar dimana jika
fasilitas kedua setelah pendidikan di terjadi ada jam pelajaran yang kosong
rumah. Oleh karena itu, sekolah karena guru yang bersangkutan

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 32


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

berhalangan hadir, guru piket dapat lain, tidak boleh membawa senjata
menggantikan posisi guru yang tajam dan senjata api, tidak boleh
berhalangan tersebut dan kepada para berkelahi, tidak boleh memalsu tanda
pelajar dapat diberikan paket-paket tangan, tidak boleh mengedarkan
soal latihan atau juga berdiskusi miras, narkoba, VCD porno dan buku
sesuai dengan mata pelajaran yang porno, tidak terlibat kriminal dan jika
kosong. Dengan demikian para berhalangan hadir harus ada
pelajar tetap diberikan kegiatan pemberitahuan dan bagi pelajar putra
sehingga mereka tidak akan tidak boleh merokok, tidak berambut
meninggalkan ruang kelas bahkan gondrong, tidak boleh memakai
sekolah dan berbuat hal-hal yang anting-anting sedangkan bagi pelajar
negatif di luar sekolah seperti puteri tidak boleh memakai rok yang
misalnya merokok atau terlanjur pendek, tidak boleh memakai make-
untuk tidak masuk lagi dalam sekolah up, rambut panjang harus diikat dan
padahal jam sekolah belum berakhir memakai bando, tidak boleh memakai
(bolos). pakaian yang transparan (blus harus
Selain itu, para guru hares memakai pakaian dalam) dan lain
menyiapkan metode pengajaran yang sebagainya. Pada pokoknya sekolah
tidak membosankan untuk harus membuat peraturan tata tertib
membangun aktivitas dan kreativitas sekolah dengan mengenakan sanksi
serta intensivitas pelajar, sehingga apabila pelajar itu melanggar
pelajar dirangsang untuk belajar. peraturan tersebut.
Pihak sekolah jangan membiarkan
para guru mencari obyekan dengan d) Kegiatan ekstra kurikuler di
para muridnya, karena akan Sekolah
menimbulkan dampak yang tidak Kegiatan ekstra kurikuler di
baik. Pihak sekolah juga harus sekolah untuk anak didik sangatlah
membuat peraturan sekolah yang penting sekali, misalnya kegiatan
khusus bagi para guru agar para guru organisasi, seperti OSIS, pramuka,
benar-benar mengabdi sebagai latihan kepemimpinan, diskusi
seorang guru. kelompok dan lain sebagainya.
Para pelajar dapat juga
c) Tingkatkan disiplin sekolah diberikan kegiatan yang sifatnya
untuk murid latihan untuk mengembangkan bakat
Sekolah harus membuat tata seperti latihan/kegiatan olah raga:
tertib yang selengkap mungkin bagi basket, volley ball, pencak silat, tinju,
para murid (pelajar). Peraturan sepak bola dan olah raga lainnya.
tersebut harus benar-benar dihayati Yang penting kepada para pelajar
seperti: pelajar harus memakai diberikan/dilibatkan kegiatan yang
seragam yang bersih dan baik, tidak bersifat ekstra tersebut sehingga anak
boleh bertindak tidak sopan terhadap didik merasa bakat dan hobbynya
guru/karyawan, tidak boleh merusak tersalurkan. Dengan demikian untuk
sarana/prasarana sekolah, tidak melakukan perbuatan yang negatif
berperilaku jorok dan senonoh, tidak kemungkinannya kecil sekali.
boleh mengambil barang pelajar yang

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 33


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

3. Pembinaan di Lingkungan tempat yang dianggap sarana


Pemerintah dan Masyarakat bertemunya para pelajar misalnya
Untuk mengatasi masalah halte-halte, tempat-tempat
perkelahian pelajar, bukan saja perbelanjaan atau juga tempat hiburan
dibebankan kepada orang tua dan (karaoke).
sekolah, tapi diperlukan kerjasama
semua pihak, terutama pembinaan di 4. Pembinaan Kesadaran di
lingkungan pemerintah dan Bidang Hukum
masyarakat. Pembinaan dan kesadaran di
Peranan Pemerintah dalam hal bidang hukum bagi pelajar adalah
ini pihak Departemen Pendidikan dan sangat penting, sebab mereka harus
Kebudayaan harus membuat perturan diberi penjelasan tentang masalah
yang berkaitan dengan masalah hukum. Untuk itu diperlukan
proses belajar mengajar seperti: kerjasama antar aparat penegak
menutup sekolah yang tidak hukum, antara lain diperlukan usaha-
memenuhi persyaratan baik dari segi usaha sebagai berikut:
sarana, fasilitas maupun tenaga yang a. Meningkatkan dan
mengelola, sebab jika ada sekolah menyempurnakan pembinaan
yang tidak digarap secara profesional hukum nasional dalam rangka
banyak dampak negatifnya, bekerja pembaharuan hukum, antara
sama dengan pihak sekolah untuk lain dengan mengadakan
memindahkan anak-anak nakal ke kodifikasi hukum di bidang
sekolah yang lebih baik atau ketengah tertentu, dengan
lingkungan sosial yang lebih baik, memperhatikan kesadaran
mendirikan sarana pendidikan hukum yang berkembang di
ketrampilan yang lebih intensif dalam masyarakat;
misalnya balai latihan olahraga, balai b. Meningkatkan kualitas para
latihan penelitian ilmiah, bekerja penegak hukum, yaitu polisi,
sama dengan pihak kepolisian untuk jaksa, hakim dan pihak-pihak
mengadakan razia ke sekolah-sekolah lain yang diberikan wewenang
khususnya kepada pelajar yang oleh undang-undang untuk
membawa alat-alat yang tidak ada melaksanakan atau
kaitannya dengan sekolah seperti menegakkan hukum. Sebagai
senjata tajam, alat kontrasepsi, buku- upaya untuk meningkatkan
buku porno dan lain sebagainya. kualitas para penengak hukum
Sedangkan peranan masyarakat diperlukan usaha pembinaan
dalam hal ini juga dari pihak terhadap aparat penegak
kepolisian harus melarang penjualan hukum, misalnya meningkatkan
minuman keras yang berdekatan disiplin kerja yang tinggi,
dengan sekolah, juga melarang berakhlak mulia dan bermoral
berdirinya tempat hiburan jika tinggi, peningkatan ilmu
memang dekat dengan sekolah, pengetahuan dan lain
mengadakan piket secara terus sebagainya.
menerus terutama ketika jam-jam
pergi dan pulang sekolah, di tempat-

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 34


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

c. Meningkatkan kesadaran hukum untuk melaksanakan


hukum bagi masyarakat. penyuluhan hukum bagi para pelajar
Dengan mengambil pandangan agar mereka mengetahui bahwa
umum bahwa perkembangan perbuatan perkelahian pelajar adalah
hukum akan selalu tertinggal suatu perbuatan yang melanggar dan
bila dibandingkan dengan melawan hukum yang diancam
perkembangan masyarakat, pidana.
maka tepatlah jika dikatakan
bahwa kesadaran masyarakat KESIMPULAN
terhadap hukum itu sendiri pada Berdasarkan hasil pembahasan
prinsipnya adalah memegang di atas, maka dapatlah ditarik
peranan yang penting pula di beberapa kesimpulan sebagai berikut:
dalam usaha untuk menciptakan Bahwa penyebab terjadinya
terselenggaranya hukum perkelahian antar pelajar di
berdasarkan Pancasila dan Kabupaten Talaud disebabkan oleh
UUD 1945. beberapa faktor seperti: faktor pribadi
Peranan masyarakat sebagai dan usia dimana usia pelajar yang
subyek hukum sangat berpengaruh masih relatif sangat muda sebenarnya
bagi terciptanya suatu ketertiban masih sangat mudah untuk
dalam masyarakat itu sendiri. Di terpengaruh dengan hal-hal yang
dalam usaha pembinaan kesadaran negatif; faktor lingkungan keluarga
hukum masyarakat, salah satu cara yaitu anak-anak yang merupakan
yang tepat adalah melalui produk keluarga yang broken home,
pelaksanaan program penyuluhan orang tua yang selalu memanjakan
hukum. Ada dua tujuan yang hendak anak-anaknya dan anak yang kurang
dicapai dengan program penyuluhan pendidikan; faktor lingkungan
hukum, yaitu: masyarakat antara lain pengaruh dan
1. Meningkatkan pemahaman teman sepermainan dan lingkungan
warga masyarakat akan hukum sekolah serta pengaruh media massa.
yang berkenaan dengan hak dan Bahwa sanksi terhadap
kewajiban, serta pemahaman kejahatan perkelahian pelajar yang
tentang prosedur peralihan hak terkelompokkan atas perkelahian
dan pelaksanaan kewajiban pelajar secara perorangan diancam
tersebut. dengan Pasal 351, 352, 353, 354 dam
2. Menjadikan masyarakat patuh 355 KUHP; perkelahian pelajar
akan norma-norma hukum, secara berkelompok diancam dengan
norma-norma susila, norma- Pasal 170 dan Pasal 358 KUHP serta
norma agama dan norma-norma tindak pidana menyerang guru
lainnya, berdasarkan kesadaran diancam dengan Pasal 356 KUHP.
hukum yang tinggi. Bahwa usaha untuk menanggulangi
Begitu pula penyuluhan hukum perkelahian pelajar, dapat dilakukan
bagi seorang pelajar adalah sangat dengan memberikan pendidikan
penting sekali. Sebenarnya mereka agama yang cukup dan baik, orang tua
belum mengetahui tentang hukum itu memberikan kasih sayang,
sendiri. Inilah tugas para penegak memberikan kesibukan/kegiatan di

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 35


Scientia De Lex ISSN. 2337 - 7453

rumah dan di luar rumah seperti Sianturi, S.R., Tindak Pidana di


mengikuti les-les baik dibidang musik KUHP; Berikut Uraiannya,
maupun olah raga sesuai hobby dan si Alumni, Jakarta, 1983.
anak/pelajar, serta pembinaan di Soekanto, Soerjono., Kejahatan dan
lingkungan sekolah dan pembinaan Sistem Peradilan Pidana,
terhadap kesadaran di bidang hukum. Majalah Prisma, Jakarta, Mei
1982.
DAFTAR PUSTAKA Soerodibroto, R. Soenarto., KUHP
Basri, Hasan. H., Psikiater dan dan KUHAP, PT RajaGrafindo
Pengadilan, Ghalia Indonesia, Perkasa, Jakarta, 2003.
Bandung, 1982 Soesilo, R., Pokok-pokok Hukum
Daradjat, Zakiah., Pendidikan Agama Pidana; Peraturan Umum dan
dalam Pembinaan Mental, PT Delik-delik Khusus, Politea,
Bulan Bintang, Jakarta, 1982. Bogor, 1984.
Kartini, Kartono., Patologi Sosial 2; Sujanto, Agus., Psikologi
Kenakalan Remaja, Rajawali Perkembangan, PT Aksara
Pers, Jakarta, 1986. Baru, Jakarta, 1982.
Lamintang, P.A.F., Delik-delik
Khusus, Bina Cipta, Bandung,
1985.
Moeljatno., Azas-azas Hukum
Pidana, Bina Aksara, Jakarta,
1983.
Poemomo, Bambang., Azas-azas
Hukum Pidana, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1978.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus
Umum Bahasa Indonesia, PN
Balai Pustaka, Jakarta, 1985.
Prakoso, Djoko., Tindak Pidana
Penerbangan di Indonesia,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
Prodjodikoro, Wirjono., Azas-azas
Hukum Pidana di Indonesia, PT
Fresco, Bandung, 1986.
Rais, MLFH. Lukman, Fatahullah.,
Remaja dan Kenakalan, Harian
Pelita, September 1983.
Saputra, Momen., Azas-azas
Kriminologi, Alumni,
Bandung, 1969.
Shadah, Hasan., Sosiologi Untuk
Masyarakat Indonesia, Pustaka
Sarjan, Jakarta, 1961

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2018 36

Anda mungkin juga menyukai