Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yunita Cantika Rahma

Kelas : B

Tugas : Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kejahatan Hak Asas Manusia masih banyak terjadi di Indonesia, hak asasi manusia merupakan
salah satu contoh kejahatan yang cukup berat, seperti kejahatan Perang, Agresi, Genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan. Kemudian, saat ini negara kita telah membentuk mahkamah
Pidana Internasional (ICC) untuk mengatasi kejahatan tersebut. Selain itu juga, terdapat upaya
dalam mengatasi pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia seperti membentu Lembaga Ad
Hoc Hak Asasi Manusia yang bertugas mengadili para pelanggar HAM tersebut. Walaupun
begitu dalam penyelesaiannya tetap mengedepankan norma-norma kaidan hukum yang ada di
Indonesia. Dalam upaya mengatasi pelanggaran HAM dan upaya pencegahannya juga terdapat
banyak sekali hambatan diantaranya kurangnya komunikasi dan informasi yang belum
dimanfaatkan secara benar, kondisi peledsosbudhankam, faktor dari kebijakan pemerintah,
perangkat perundangan, dan juga faktor dari aparat. Terdapat konsekuensi atau hukuman yang
akan diterima dan dijalani oleh pelanggaran HAM dengan kasus yang berat, dulunya hukuman
yang akan diterima paling berat adalah hukuman mati. Hukuman mati pun masih menjadi poin
perdebatan karena dianggap tidak berasaskan kemanusiaan dan tidak sesuai dengan ajaran dalam
agama. Menurut hukum di Indonesia, hukuman mati tercantum dengan jelas, bahkan cantuman
tata cara pelaksanaannya. Hukuman mati dikaitkan dengan 3 Tujuan yaitu keadilan, kepastian
hukum dan menunjukkan ketegasan dan konsistensi bahwa apa saja yang tertulis dalam hukum
bukan merupakan bentuk angan-angan, aspek manfaat memberikan efek jera. Tetapi saat
hukuman mati tersebut dilakukan apabila tindak pidana benar-benar telah melampaui batas
kemanusaan dan merugikan orang banyak.

Mahasiswa adalah aktor penting dalam perubahan sosial yang ada di masyarakat dimana jika kita
berbicara tentang perubahan politik besar yang ada di negeri ini, mahasiswa selalu menjadi garda
terdepan.

Salah satu contoh perubahan politik besar yang melibatkan para mahasiswa adalah ketika di
tahun 1965-1966, peristiwa Malari, serta peristiwa 1978, menunjukkan bagaimana betapa
mahasiswa adalah sosok yang sangat berpengaruh menjadi penekan dimana kekuatan politik
mahasiswa tidak bisa kita anggap remeh. Mahasiswa yang terkenal sebagai agent of change tentu
bukan lagi sebutan mitos belaka.

Mahasiswa yang merupakan salah satu kelompok intelektual sebagai wakil daripada kaum
milenial, justru memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi, terutama terkait dengan persoalan
sosial yang ada di sekitarnya. Mahasiswa memang bukan merupakan sebuah Lembaga yang
terstruktur dan memiliki unsur kekuatan politik yang tetap. Kita mengetahui konsistensi Gerakan
mahasiswa sangatlah longgar dan cukup bergantung dengan bagaimana pola-pola kaderisasi.

Hak asasi manusia merupakah salah satu bentuk daripada hukum perjanjan internasional yang
diratifikasi oleh pemerihtah dengan kata lain kemudian pemerintah mengikatkan diri dengan
sejumlah kewajiban yang melekat sebagai negara untuk menjamin hak daripada warga negara itu
sendiri, negara wajib menghormati, memenuhi dan melindungi warga negara, kewajiban negara
untuk memenuhi adalah kewajiban negara untuk mengambil Langkah seperti legislative,
administrative, yudisial dan praktis yang perlu untuk menjamin pelaksanaan HAM. Kewajiban
negara untuk melindungi (the obligation to protect) adalah kewajiban untuk melindungi hak
bukan hanya terhadap pelanggaran yang dilakukan negara, namun juga terhadap pelanggaran
atau tindakan yang dilakukan oleh entitas atau pihak lain (non-negara) yang akan menganggu
perlindungan hak tersebut.

Penegakan Hak asasi manusia tentu saja ada di tangan aparat negara, negara disebut melanggar
HAM dan melanggar norma dan prinsip hukum perjanjian Ham internasional ketika negara
melakukan atau tidak sesuatu. Hak asasi manusia memiliki dua rumpun, yaitu hak sipil dan
politik dan hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosop). Hak sipol disebut juga hak negatif dimana
negara tidak boleh melakukan intervensi. Semakin negara bertindak, maka potensi pelanggaran
HAM makin besar. Kebebasan berpendapat dan berekspresi termasuk rumpun hak sipol,
sehingga semakin kecil intervensi negara dalam penghormatan hak ini, maka peluang
kenikmatan HAM semakin besar. Sebaliknya hak ekosob disebut sebagai hak positif dimana
pemenuhan hak ini sangat bergantung pada seberapa besar intervensi negara. Pemenuhan hak
ekosob akan makin terjamin jika negara mengambil Langkah-langkah yang memadai dengan
cara realisasi progresif. Dalam hukum HAM nasional, tepatnya UU No. 35 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia yang bertugas sebagai pemantau pelaksanaan kewajiban HAM oleh negara
C.q pemerintah untuk memastikan bahwa negara memenuhi kewajibannya di bidang HAM.

Komnas HAM tak dapat bekerja sendiri dalam pemajuan dan penegakan HAM di tanah air.
Keterlibatan kelompok-kelompok dalam ruang sosial yang ada termasuk mahasiswa, kemudian
menjadi penting. Apabila peran mahasiswa dalam perubahan politik di negeri ini. Maka sangat
signifikan.

Mahasiswa memainkan peran dalam penegakan HAM sebagai berikut :

- Menggunakan parlemen jalanan sebagai taktik Gerakan ketika pelanggaran HAM terjadi.
Demonstrasi dapat menjadi pilihan sejauh ditempuh dengan cara-cara yang damai dan
beradab. Sebagai bagian dari HAM, demonstasi merupakan ekspresi ketidakpuasan
warga yang harus dihormati negara. Namun pembatasan atas pelaksanaan hak dan
kebebasan berekspresi termasuk demonstrasi diijinkan. Memperhatikan pasal 28J UUD
1945 yang menyatakan bahwa pembatasan hak diijinkan jika ditetapkan dengan undang-
undang untuk menjamin penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan
nasional, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Spirit pasal ini
diturunkan dari pasal 19 DUHAM dan konvenan internasional tentang Hak sipil dan
politik yang sudah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005, semangat
yang sama ditegaskan pasal 73 Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
- Membangun jejaring Gerakan Hak Asasi Manusia dengan Lembaga-lembaga yang
relevan, misalnya Komnas HAM, komisi hukum DPR RI, mahkamah konstitusi, LSM
dan kelompok mahasiwa di berbagai universitas.
- Melakukan advokasi kebijakan untuk memastikan bahwa pola struktut dan kelembagaan
negara betul-betul ramah terhadap penghormatan HAM. Kelompok-kelompok mahasiswa
yang belajar di Fakultas Hukum lebih mudah mengaplikasikan hal ini, namun mereka tak
dapat bekerja secara soliter. Mereka harus tetap membangun jejaring dan sinergi dengan
mahasiwa dari berbagai fakultas dan universitas untuk melakukan bagaimana tinjauan
kritis akademik terhadap berbagai Undang-Undang atau Rancangan Undang-Undang
yang sedang dibahwa di DPR RI untuk memastikan bahwa regulasi yang telah atau
sedang disusun oleh Lembaga legislative itu company dengan norma dan prinsip HAM.
Kemudian hasil daripada telaah kritis akademik itu disebarkan, didialogkan dan
dikampanyekan ke Lembaga yang relevan (seperti Komnas HAM, DPR dan MK) dan
jejaring HAM yang dibentuk. Model Gerakan semacam ini lebih elegan dan strategis,
namun hingga kini belum dilakukan secara massif dan terorganisir oleh kelompok dan
Gerakan mahasiswa pada umumnya. Model ini sesungguhnya dapat menjadi alternatif
dari Gerakan parlemen jalanan yang cenderung lebih reaksioner, temporer, sporadic dan
kurang menusuk pada akar persoalan. Model ini memang tidak sepopuler dan tidak
menarik perhatian media. Namun model Gerakan semacam ini lebih strategis karena
bekerja untuk perubahan mendasar pada tingkat pola (kebijakan) dan struktur (Lembaga,
ideologi, kultur dan nilai).

Maka dari itu sebagai mahasiswa sekaligus warga negara kita perlu mengetahui, memahami
pentingnya hubungan hak asasi manusia dengan hukum yang berlaku dan menerapkan
menjunjung tinggi hak-hak manusia serta menghindari pelanggaran HAM. Karena dalam HAM
dan rule of law relevansinya yang mana saling berkaitan apabila kita berbicara tentang HAM
pasti berhubungan dengan rule of law atau hukum yang mengaturnya. Misalnya apabila sedang
terjadi kasus pembantaian suatu kaum maka akan terjadi perdebatan bagaimana cara memberi
hukuman, mengatur agar tidak ada yang mengulanginya lagi semua tertulis di dalam hukum.
Karena dalam hukum terhadap hak-hak manusia dan dalam hak manusia terdapat hukum yang
mengatur, jadi ham dan hukum saling berkaitan. Namun, masih ada yang tidak paham atau awam
dengan hukum-hukum di Indonesia yang mengatur tentang HAM. Semua bentuk pelanggaran
hak asasi manusia dari zaman dahulu hingga sekarang sudah cukup membuktikan bahwa hukum
di Indonesia belum diterapkan secara maksimal. Bahkan hingga saat ini bentuk pelanggaran
tersebut masih menjadi permasalahan yang belum teratasi. Implementasi HAM di Indonesia yang
menganut ideologi Pancasila, sebagai masyarakat Indonesia yang baik maka kita harus
menerapkan prinsip ideologi tersebut agar terwujud penegakan HAM yang baik.

Anda mungkin juga menyukai