Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS DWIJENDRA

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

MATA KULIAH : KRIMINOLOGI DAN VIKTIMOLOGI


NAMA DOSEN : Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudi, S.H.,M.S.

Soal harus dijawab dengan tulis tangan.


1. Jelaskan mazab-mazab dalam kriminologi dalam upaya menjari sebab-sebab dan akibat
kejahatan;
2. Apa manfaat mempelajari Kriminologi. Apa perbedaan kriminologi dengan hukum pidana.
3. Jelaskan 2 teori dalam krininologi yang paling menarik bagi saudara, disertai dengan
contoh kasus yg paling tepat untuk menganalisis berdasarkan teori tersebut.
4. Sebutkan beberapa kasus-kasus yang masih krusial dalam KUHP yg baru....bagaimana
tanggapan saudara terhadap hal tersebut.

SEKALI LAGI SAYA INGATKAN JAWABAN DIBUAT DENGAN TULIS TANGAN.


Jawaban dikumpulkan di sekretariat Fakultas Hukum pada saat Ujian Akhir Semester Ganjil
Tahun Akademik 2022/2023
UNIVERSITAS DWIJENDRA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

JAWABAN

1. Mazab-mazab dalam kriminologi dalam upaya menjari sebab-sebab dan akibat


kejahatan:
a. Aliran klasik
Aliran Klasik didirikan oleh Cesare Beccaria pada abad ke-18, aliran ini lahir di
Inggris pada pertengahan abad ke-19. Garis penalaran ini, bersama dengan
doktrin kehendak bebas, didasarkan pada filosofi hedonistik, yang
mengatakan bahwa orang bebas memilih tindakan yang dapat menghasilkan
kebahagiaan dan menghindari tindakan yang menyebabkan penderitaan.
Klasisisme adalah istilah umum bagi para pemikir kejahatan dan hukuman
pada abad ke-19 dan awal abad ke-18. Anggota paling menonjol dari para
pemikir ini adalah Cesare Beccaria dan Jeremy Bentham. Kedua pemikir ini
memiliki pemahaman yang sama bahwa perilaku kriminal berasal dari sifat
manusia sebagai makhluk rasional dan hedonis. Hedonis karena orang
cenderung bertindak untuk kepentingannya sendiri. Meskipun seorang
individu bersifat rasional dan mampu menghitung sendiri keuntungan dan
kerugian dari suatu tindakan, menurut aliran klasik seorang individu tidak
hanya bersifat hedonis tetapi juga rasional dan karena itu selalu
memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari suatu tindakan, termasuk
apakah dia bertunangan. seorang penjahat Kemampuan ini memberi mereka
kebebasan untuk memilih tindakan apa yang akan diambil, apakah akan
melakukan kejahatan atau tidak. Pada saat yang sama, Jeremy Bentham
melihat awal yang baru, bersifat utilitarian, dengan mengatakan bahwa
tindakan tidak diukur dengan keberlanjutan yang benar-benar tidak rasional,
tetapi dengan prinsip-prinsip yang dapat diukur. Bentham mengatakan bahwa
UNIVERSITAS DWIJENDRA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

hukum pidana tidak boleh digunakan untuk membalas, tetapi untuk


mencegah kejahatan
b. Aliran kartografi
Konsep ajaran ini adalah penyebaran kejahatan pada tempat-tempat
tertentu, baik secara geografis maupun sosial. Karena kejahatan ini
merupakan ekspresi dari kondisi sosial, Quetelet, Guerry termasuk pendukung
doktrin ini. Sekolah ini tidak hanya mengkaji angka kriminalitas secara umum,
tetapi juga studi kasus tentang kenakalan remaja dan kenakalan profesional
yang saat ini sangat menonjol.
a. Aliran Positif
Mazhab positif menghilangkan ketidakpuasan terhadap jawaban mazhab
klasik, mazhab yang mencoba menjelaskan mengapa seseorang bisa berlaku
buruk. Mazhab ini menyimpang dari pandangan bahwa perilaku manusia
ditentukan oleh faktor-faktor di luar kendalinya, baik faktor biologis maupun
budaya. Artinya, manusia bukanlah makhluk yang bebas bertindak semaunya,
tetapi dibatasi oleh kemungkinan biologis dan situasi budayanya. Singkatnya,
arus ini mengikuti keyakinan bahwa kehidupan manusia diatur oleh hukum
sebab akibat.
2. Kriminologi memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kejahatan.
Berdasarkan metode ilmiah, informasi tentang kejahatan tidak hanya
berdasarkan akal sehat. Jadi mempelajari kriminologi berarti melihat fenomena
kejahatan dengan pemahaman yang benar. Tujuan kriminologi adalah
pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena sosial kejahatan dalam
masyarakat, atau dengan kata lain, mengapa terdakwa melakukan kejahatan
tersebut. Perbedaan kriminologi dengan hukum pidana adalah kriminologi
mencari alasan atau faktor yang mendukung kejahatan dengan akibat hukum,
sedangkan hukum pidana berusaha menghubungkan tindak pidana dengan hasil
UNIVERSITAS DWIJENDRA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

pembuktian. Tujuan kriminologi adalah untuk mengetahui motif pelaku


kejahatan, sedangkan tujuan hukum pidana adalah untuk menetapkan hubungan
antara perbuatan dan akibatnya (sebab akibat). Motif dapat ditelusuri melalui
bukti yang menunjukkan niat untuk melakukan kejahatan. Kriminologi berfokus
pada faktor-faktor penyebab kejahatan sedangkan hukum pidana berfokus pada
pembuktian kejahatan.
3. 2 teori dalam krininologi yang paling menarik bagi saudara, disertai dengan
contoh kasus yg paling tepat untuk menganalisis berdasarkan teori tersebut:
a. Teori Kontrol Sosial Perspektif kontrol adalah perspektif terbatas untuk
menjelaskan kejahatan dan kenakalan. Teori ini menempatkan penyebab
kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau sosial dengan masyarakat
atau pada rusaknya integrasi sosial. Teori kontrol sosial mencoba
menjelaskan kenakalan remaja. Kenakalan remaja disebut sebagai
“penyimpangan primer”, artinya setiap orang yang:
a) Penyimpangan dari waktu ke waktu / jarang.
b) Tanpa organisasi atau tipu daya.
c) Pelaku tidak memandang dirinya sebagai pelaku.
d) Pada prinsipnya, apa yang dilakukan harus dilihat sebagai
pemisahan kekuasaan.
Teori ini melihat penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau
sosial dengan masyarakat atau pada rusaknya integrasi sosial.
b. Menurut Sutherland, teori asosiasi diferensial adalah penyimpangan yang
mengasumsikan asosiasi orang dengan perilaku abnormal. Penyimpangan
dipelajari melalui proses transfer budaya. Melalui pembelajaran ini Anda
akan mengenal proses budaya yang berbeda. Teori ini diperkenalkan oleh
Robert K. Merton bahwa perilaku menyimpang merupakan adaptasi terhadap
situasi tertentu. Perilaku menyimpang dapat muncul karena tidak ada
UNIVERSITAS DWIJENDRA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

hubungan yang ditentukan dan dibenarkan antara tujuan dan kebiasaan


dalam struktur sosial.
4. Kasus-kasus yang masih krusial dalam KUHP yg baru yaitu Pengaturan terhadap
hidup bersama sebagai suami-istri (Kumpul Kebo) belum diatur secara rinci pada
KUHP sebelumnya dalam perkembangannya Kumpul Kebo menjadi salah satu
point yang menjadi pembahasan dan diatur dalam RKUHP dimana kegiatan
Kumpul Kebo tersebut diatur dalam 412 RKUHP yang memuat
a. Setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di
luar perkawinan, dipidana dengan pidana penjara paling lama enam
bulan atau pidana denda paling banyak kategori II atau sebesar Rp10
juta
Jika dilihat dari sisi pengusaha hotel di Indonesia, pasal ini terlalu mengurusi
masalah privat. Sementara, hotel selama ini tak pernah mempertanyakan status
pernikahan tamu yang akan menginap, apalagi di satu kamar yang sama. Pasal
ini berpotensi memperburuk iklim investasi di Indonesia. Jika pasal di RKUHP
tersebut dipaksakan berlaku, wisatawan terutama yang datang dari negara
barat, mulai Eropa, Amerika Serikat, hingga Australia, akan merasa terganggu.
Sebab, aturan itu masuk terlalu jauh ke ranah privasi
Meski dalam RKUHP tersebut dengan delik aduan, pasal ini tetap saja
memicu persoalan. Sebab, industri yang memberikan jasa kenyamanan ini
dikhawatirkan justru akan mengganggu kenyamanan tamu hotel. Karena, akan
mendorong adanya prosedur menanyakan status pernikahan kepada tamu.
Meskipun jika dilihat dari sisi positifnya, pasal ini bisa melindungi korbal
perselingkuhan antara suami/istri yang terikat perkawinan. Pasal ini sebagai
pemberian efek jera bagi yang melanggar janji pernikahan. Selain itu, pasal ini
juga sebagai salah satu upaya perlindungan kaum perempuan. Hal ini melihat
beban berat dari perbuatan tersebut berada di pihak perempuan.
UNIVERSITAS DWIJENDRA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
JL. Kamboja No. 17 Denpasar 80233 Bali. Tlp. (0361) 224383
Website : http://www.undwi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai