TENTANG
BAB I
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Kebijakan otonomi daerah, telah diletakkan dasar-dasarnya sejak jauh sebelum terjadinya krisis
nasional yang diikuti dengan gelombang reformasi besar-besaran di tanah air. Namun, perumusan
kebijakan otonomi daerah itu masih bersifat setengah-setengah dan dilakukan tahap demi tahap yang
sangat lamban. Setelah terjadinya reformasi yang disertai pula oleh gelombang tuntutan ketidakpuasan
masyarakat di berbagai daerah mengenai pola hubungan antara pusat dan daerah yang dirasakan tidak
adil, maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali mempercepat pelaksanaan kebijakan otonomi daerah
itu, dan bahkan dengan skala yang sangat luas yang diletakkan di atas landasan konstitusional dan
operasional yang lebih radikal.
Otonomi Daerah sebagai prinsip berarti menghormati kehidupan regional menurut riwayat, adat
dan sifat-sifat sendiri-sendiri, dalam kadar negara kesatuan. Tiap daerah mempunyai historis dan sifat
khusus yang berlainan dari riwayat dan sifat daerah lain. Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan
dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
peran serta masyarakat dan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
Pada saat ini terdapat virus baru yang berasal dari Wuhan Cina. Virus ini dinamai dengan covid-
19 atau biasa disebut dengan corona virus disease 2019. Awal mulanya virus ini berasal dari pasar
hewan atau daging yang ada di Wuhan. Daging dan hewan yang di jual disana tidak sewajarnya yang di
jual di pasar daging lainnya. Di pasar Wuhan menjual berbagai macam daging seperti daging sapi,
kambing, ayam, ular, babi, katak, kelelawar, kucing, tikus dan masih banyak yang lainnya. Virus corona
muncul karena kurangnya kebersihan dan makanan yang tidak sehat. Awalnya hanya beberapa orang
yang terkena virus ini tapi lama kelamaan menyebar dengan cepat ke penduduk atau masyarakat yang
lainnya.
Virus ini menyebar melalui berbagai cara bisa lewat udara, barang bekas di sentuh orang yang
telah positif covid-19, virus corona juga bisa menular lewat lendir (droplet) manusia yang positif covid-
19 yang meloncat ke manusia lain yang negatif covid-19. Lendir ini bisa saja terciprat saat manusia
positif covid-19 bersin, batuk, atau berbicara lalu terkena orang lain yang negatif. Awalnya virus ini
hanya berada di Wuhan Cina karena seiring berjalannya waktu penduduk yang di Wuhan Cina tidak
semuanya warga negara asli melainkan banyak manusia dari luar negara entah itu kerja maupun
menuntut ilmu karena mereka pulang ke negara aslinya atau yang lainnya virus ini mulai menyebar di
seluruh negara, terutama negara Indonesia.
Awalnya Indonesia hanya beberapa orang saja yang terkena karena virus ini cepat menyebar
sehingga semakin hari semakin banyak pasien yang positif terkena virus corona. Banyak warga yang
resah akan virus ini, mereka hanya bisa mencegahnya dengan mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah makan dengan sabun yang terdapat antisepticnya, menggunakan masker saat berpergian
maupun akan keluar, menggunakan handsanitizer, serta melakukan penyemprottan untuk
menghilangkan virus.
Virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru
misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar,
dan berbagai jenis tikus. Penyakit yang terjadi sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh
dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,
virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip
flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus Corona
atau COVID-19 pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang
sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona.
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya.
Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau
COVID-19. Sejalan dengan hal tersebut di atas maka telah terbit Surat Edaran Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor B-171/MEN-KP/III/2020 Tentang Penghentian Sementara Seluruh Kegiatan
Perkantoran di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan dan dalam rangka mencegah
penyebaran wabah Coronavirus Disease (COVID-19). Dalam SE MKP tersebut disebutkan bahwa unit
kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan agar menghentikan sementara waktu semua
kegiatan perkantoran, dan semua pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan (pejabat pimpinan
tinggi, pejabat administrasi, pejabat fungsional, dan tenaga non PNS) untuk bekerja dari rumah (work
from home), namun apabila ada unit kerja karena tugas dan fungsinya melakukan pelayanan langsung
kepada pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan dari
rumah
Dengan demikian, berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka dipandang
perlu Pemerintah Provinsi Bali dapat menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Bali
terkait Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan Corona
Virus Disease 2019.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan adanya perkembangan kebijakan dan pengaturan perundang- undangan dalam
Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan Corona Virus
Disease 2019 di Provinsi Bali dapat segera terwujud, yang tidak hanya mengatur tentang
penerapan protocol Kesehatan juga mengatur tata cara pelaksanaan dan penegakannya. Hal ini didasarkan
pada permasalahan upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 dan dalam tatanan
kehidupan era baru di Provinsi Bali. Dari kenyataan di lapangan dan jajak pendapat
masyarakat terhadap beberapa permasalah konkrit yaitu :
1. Belum ada Peraturan/ Kebijakan yang berkaitan dengan Penerapan Disiplin Dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru.
2. Masyarakat tidak mudah memahami, mengingat Penerapan Disiplin Dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru
merupakan sebuah tata cara atau gaya hidup baru yang di upayakan sebagai
pengendalian terhadap corona virus Desease 2019.
A. Tahap Konseptualisasi
Tahap ini merupakan tahap awal dari kegiatan technical assistance yang dilakukan
oleh tim penyusun. Pada tahap ini tim penyusun melakukan koseptualisasi naskah
akademik dan perumusan rancangan peraturan daerah tentang Penerapan Disiplin Protokol
Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Bali
yang dilakukan dengan konsultasi dengan tim ahli, forum group diskusi dengan Satgas
Covid terkait. Dari forum group diskusi tersebut diharapkan akan mendapatkan masukan
mengenai hal-hal yang diatur dalam naskah akademik dan rancangan peraturan daerah
tersebut.
A. Landasan Filosofis
Secara filosofis, Negara sebagai pemegang mandate dari rakyat bertanggungjawab
untuk menyelenggarakan pembangunan guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
Dalam perspektif hukum penyelenggaraan perizinan berbasis pada teori negara hukum
modern (negara hukum demokratis) yang merupakan perpaduan antara konsep negara
hukum (rechtsstaat) dan konsep negara kesejahteraan (welfare state). Negara hukum
secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai acuan tertinggi dalam
penyelenggaraan negara atau pemerintahan (supremasi hukum).
Dengan demikian, dalam suatu negara hukum setiap kegiatan kenegaraan atau
pemerintahan wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi
hak-hak warganya, baik dibidang sipil dan politik maupun di bidang sosial, ekonomi, dan
budaya. Dengan perkataan lain, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan untuk menata masyarakat yang damai, adil
dan bermakna. Oleh karena itu, setiap kegiatan kenegaraan atau pemerintahan harus dilihat
sebagai bentuk penyelenggaraan kepentingan masyarakat (public service) yang terpancar
dari hak-hak mereka yang mesti dilayanani dan dilindungi. Itulah sebabnya konsep negara
hukum yang dikembangkan dewasa ini selalu terkait dengan konsep negara
kesejahteraan.Konsep negara kesejahteraan itu sendiri adalah menempatkan peran negara
tidak hanya terbatas sebagai penjaga ketertiban semata seperti halnya dalam konsep
Nachtwakerstaat, tetapi negara juga dimungkinkan untuk ikut serta dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Tujuan negara dalam konsep negara hukum kesejahteraan tidak lain
adalah untuk mewujudkan kesejahteraan setiap warganya. Berdasar tujuan tersebut,
negara diharuskan untuk ikut serta dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan ide dasar tentang tujuan negara, sebagaimana digariskan dalam
Pembukaan UUD 1945.
Sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik
Indonesia, Pemerintah Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah
Daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi
daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar
pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, agar mampu menjalankan
perannya, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian
hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, merupakan
salah satu wujud reformasi otonomi daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah untuk memberdayakan daerah dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Pasal 349 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa
daerah dapat melakukan penyederhanaan jenis dan prosedur pelayanan publik untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan daya saing daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik yang memberikan
dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan sektor
perdagangan dan jasa, maka harus dapat dirumuskan materi/ substansi terkait perizinan
agar tidak lagi tersebar di beberapa Produk Hukum melainkan telah tergabung dalam satu
(Kitab)/ kodifikasi Produk Hukum, sehingga percepatan reformasi birokrasi khususnya
dalam penyelenggaran perizinan di Kota Mataram dapat segera terwujud, yang tidak hanya
memangkas rantai birokrasi melainkan juga memangkas persebaran materi/subtansi produk
hukum.
Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, setiap pelaksanaan
kewenangan daerah haruslah bersumber pada peraturan daerah, dimana peraturan
daerah tersebut memuat mengenai hak dan kewajiban masyarakat. Peraturan Daerah
merupakan wujud fungsi pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah. Peraturan daerah
tersebut juga merupakan sarana mekanisme partisipasi masyarakat sebab di dalam
pembentukannya sebuah peraturan daerah haruslah mampu menyerap aspirasi
masyarakat dengan mempertimbangkan aspek kajian akademis mengenai tingkat urgensi
yang ada di masyarakat. Dalam penentapannya sebuah peraturan daerah haruslah
memperoleh persetujuan dari DPRD selaku wakil rakyat, karena dalam peraturan
daerah tersebut memuat pembebanan kepada masyarakat.
Berkenaan dengan amanat Pasal 349 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka keberadaan peraturan Daerah Provinsi
Bali tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai
Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dalam Tatanan
Kehidupan Era Baru dapat mewujudkan reformasi birokrasi dibidang dalam upaya
mencegah dan mengendalikan penyebaran Corona Virus Disease 2019 yakni dengan
terciptanya aspek kepastian hukum, penerapan protocol kesehatan yang berkualitas,
transparan, adil dan akuntabel, serta harus sesuai dengan jiwa, semangat dan substansi
peraturan perundang- undangan tersebut.
B. Landasan Yuridis
Dalam sebuah negara hukum pada asasnya setiap tindakan pemerintah harus
dilakukan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh hukum. Suatu tindakan
pemerintah yang dilakukan tanpa dasar kewenangan adalah berakibat batal demi hukum.
Dalam melaksanakan salah satu fungsi pemerintahan, dalam membentuk Peraturan
Daerah tentang Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan
Corona Virus Disease 2019, Pemerintah Provinsi Bali menggunakan dasar kewenangan
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
157);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);
C. Landasan Sosiologis
Bahwa dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Peraturan Kepala Daerah Dalam Rangka Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 Di Daerah, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 Dalam Tatanan Kehidupan Era
Baru
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN PERATURAN DAERAH
A. Ketentuan Umum
Ketentuan umum merupakan satu kesatuan yang berisi :
A. Kesimpulan
Luasnya lingkup muatan materi yang akan diatur dalam peraturan ini yang
meliputi ketentuan Penerapan Disiplin Protokol Kesehatan Dalam Upaya Mencegah
Penularan Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Bali harus disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan tentang pemerintah daerah dan Peraturan perundang-
undangan di atasnya khususnya yang mengatur upaya mencegah dan mengendalikan
penyebaran Corona Virus Disease 2019.
B. Saran
Materi tentang kebijakan yang berkaitan dengan Penerapan Disiplin Protokol
Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan Corona Virus Disease 2019 agar
pelaksanaan penyusunan Peraturan Daerah tentang Penerapan Disiplin Protokol
Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Penularan Corona Virus Disease 2019 di
Provisnis Bali ini dapat dilaksanakan secara baik, maka diperlukan mekanisme
dan prosedur yang transparan dalam setiap tahapan pelaksanannya.