Anda di halaman 1dari 85

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

ANTARA YAYASAN PANTI RAPIH DAN


SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI
YAYASAN PANTI RAPIH

MASA BERLAKU:
1 JULI 2015—30 JUNI 2017

JUMLAH ANGGOTA SERIKAT PEKERJA


LAKI-LAKI: 335 ORANG
PEREMPUAN: 1.198 ORANG
TOTAL: 1.533 ORANG

YAYASAN PANTI RAPIH


YOGYAKARTA
2015

0
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
ANTARA YAYASAN PANTI RAPIH DAN
SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN
REFORMASI
YAYASAN PANTI RAPIH

MUKADIMAH

Yayasan Panti Rapih adalah lembaga sosial Gereja Katolik yang


bernaung di bawah Keuskupan Agung Semarang. Yayasan Panti
Rapih berdiri pada tanggal 22 Februari 1927, didirikan oleh tiga
pihak yaitu Gereja Katolik, Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih
Santo Carolus Borromeus, dan kaum awam Katolik. Untuk dapat
lebih menampakkan pelayanan yang bercorak Kristiani,
maka sejak awal Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo
Carolus Borromeus diutus oleh Waligereja sebagai mitra utama
dalam penyelenggaraan pelayanan di Yayasan Panti Rapih.

Dengan diilhami oleh karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus


dan dijiwai oleh Spiritualitas Kongregasi Suster-suster Cinta
Kasih Santo Carolus Borromeus, Yayasan Panti Rapih terpanggil
untuk ikut mengabdikan diri sepenuhnya mengupayakan
keselamatan manusia secara utuh, tanpa membeda-bedakan
suku/bangsa, agama, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi,
dalam rangka melibatkan diri dalam pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan, dengan terang iman
Kristiani dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945.

Dengan dilandasi oleh ajaran Gereja Katolik dan Spiritualitas


Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus,
Yayasan Panti Rapih dan semua orang yang berkarya bersamanya

1
senantiasa berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan
pendidikan tenaga kesehatan secara profesional, holistik, penuh
keramahan dan tanggung jawab, jujur dan adil, penuh keikhlasan
dan rasa hormat, dan dalam semangat kekeluargaan.
Yayasan Panti Rapih merupakan institusi yang tidak bertujuan
memupuk keuntungan finansial/materiil, peduli kepada mereka
yang miskin dan mengalami kesesakan hidup, senantiasa
menjunjung tinggi martabat manusia dan nilai-nilai manusiawi,
serta senantiasa mengupayakan kesejahteraan dan pengembangan
bagi semua orang yang berkarya bersamanya.

Perjanjian Kerja Bersama ini disusun untuk memberikan


pedoman penyelenggaraan pelayanan dan garis-garis besar
pengaturan mengenai kedudukan, hak, dan kewajiban Pekerja di
lingkungan Yayasan Panti Rapih, sehingga tercipta suasana kerja
yang seimbang, selaras, dan serasi antara Yayasan Panti Rapih
dengan Pekerja, serta demi terjaminnya tata tertib di lingkungan
Yayasan Panti Rapih. Perjanjian Kerja Bersama ini disusun
dengan berdasarkan kemampuan Yayasan Panti Rapih dan
mempertimbangkan peraturan perundang-perundangan yang
berlaku.

BAB I
UMUM
Pasal 1
Pihak-Pihak yang Mengadakan Perjanjian Kerja Bersama

2
Di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ini, pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian kerja bersama ialah:
1. Yayasan Panti Rapih yang didirikan berdasarkan akta notaris
nomor 60 tanggal 26 Mei 1928, yang dibuat di hadapan Dirk
Johannes Michiel de Hondt notaris di Yogyakarta, yang telah
beberapa kali diubah dan telah disesuaikan dengan Undang-
Undang Yayasan dengan akta nomor 4 tanggal 8 Februari
2006 yang dibuat di hadapan Henricus Subekti, S.H. notaris
di Klaten dan terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI tanggal 25 Juli 2006 nomor: C-HT.01.09-
270 serta tercatat di Tambahan Berita Negara RI tanggal 17
November 2006 nomor 92, dan terakhir diubah dengan akta
notaris Henricus Subekti, S.H., nomor 01 tanggal 1
September 2012, beralamat di Jalan Cik Ditiro 30,
Yogyakarta, yang diwakili oleh:
a. Tarsisius Hani Handoko, Ph.D.; dan

b. Sr. Surani CB;


yang dalam hal ini masing-masing bertindak selaku Ketua
Umum dan Sekretaris Pengurus Yayasan Panti Rapih, dengan
demikian bertindak untuk dan atas nama Yayasan Panti
Rapih, yang selanjutnya di dalam PKB ini disebut Yayasan;
2. Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi Yayasan
Panti Rapih, yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota
Yogyakarta, dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Tenaga
Kerja Kotamadia Yogyakarta Nomor:
KEP.080/0.P.SP/FAR.KES/DFT/01/III/V/99 tanggal 5 Maret
1999, yang beralamat di Jalan Cik Ditiro 30, Yogyakarta,
yang diwakili oleh:
a. Mateus Sunardi; dan
b. Ignatius Sandiwan, A.Md.Kep;

3
yang dalam hal ini masing-masing bertindak selaku Ketua
Umum dan Sekretaris Umum Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi Yayasan Panti Rapih, dengan demikian
bertindak untuk dan atas nama Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi Yayasan Panti Rapih, yang selanjutnya
di dalam PKB ini disebut Serikat Pekerja.

Pasal 2
Hakikat PKB
Pada hakikatnya PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara Yayasan dan Serikat Pekerja, yang mengikat
dan memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban untuk
mengatur dan melindungi kedua belah pihak, sehingga tujuan
bersama Yayasan, Pekerja, dan Serikat Pekerja dalam
mengemban kelangsungan karya penyelamatan Kristus sendiri,
dapat tercapai dengan berkualitas baik.

Pasal 3
Pengertian
Di dalam PKB ini yang dimaksud dengan:
1. Yayasan adalah Yayasan Panti Rapih yang berkedudukan di
Jalan Cik Ditiro 30, Yogyakarta, yang menyelenggarakan
pelayanan sosial Gereja Katolik di bidang pelayanan
kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan.
2. Serikat Pekerja adalah Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi Yayasan Panti Rapih yang tercatat di
Dinas Tenaga Kerja Kota Yogyakarta, dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Tenaga Kerja Kotamadia
Yogyakarta Nomor: KEP.080/0.P.SP/
FAR.KES/DFT/01/III/V/99 tanggal 5 Maret 1999, yang
beralamat di Jalan Cik Ditiro 30, Yogyakarta, yang

4
dibentuk dari, oleh, dan untuk Pekerja, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan
kepentingan Pekerja serta meningkatkan kesejahteraan
Pekerja dan keluarganya, serta guna ikut ambil bagian
dalam memotivasi anggotanya untuk mewujudkan
kesanggupan, kewajiban, dan tanggung jawabnya, dan
menggalang peran serta anggotanya dalam ikut memajukan
Yayasan.
3. Unit Karya adalah Unit Karya Yayasan, yaitu Rumah Sakit
Panti Rapih, Jalan Cik Ditiro 30, Yogyakarta; Rumah Sakit
Panti Rini, Jalan Solo km 13,2, Kalasan; Rumah Sakit Panti
Nugroho, Jalan Kaliurang km 17, Pakem; Akper Panti
Rapih, Jalan Kaliurang km 14, Yogyakarta; Rumah Sakit
Santa Elisabeth, Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro,
Bantul; Rumah Sakit Panti Rahayu, Jalan Wonosari—
Ponjong km 7, Kelor, Karangmojo, Gunungkidul; dan Unit
Karya lain yang akan dibentuk kemudian sebagai
pengembangan karya Yayasan.
4. Pimpinan Unit Karya adalah Pimpinan yang diberi
wewenang oleh Yayasan untuk mengelola Unit Karya,
dalam hal ini Direksi Rumah Sakit Panti Rapih untuk Unit
Karya Rumah Sakit Panti Rapih, Direktur Rumah Sakit
Panti Rini untuk Unit Karya Rumah Sakit Panti Rini,
Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho untuk Unit Karya
Rumah Sakit Panti Nugroho, Direktur Akper Panti Rapih
untuk Unit Karya Akper Panti Rapih, Direktur Rumah Sakit
Santa Elisabeth untuk Unit Karya Rumah Sakit Santa
Elisabeth, Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu untuk Unit
Karya Rumah Sakit Panti Rahayur, dan Pimpinan Unit
Karya lain yang akan dibentuk kemudian sebagai
pengembangan karya Yayasan.

5
5. Rumah Sakit Yayasan adalah Rumah Sakit Panti Rapih,
Rumah Sakit Panti Rini, Rumah Sakit Panti Nugroho,
Rumah Sakit Santa Elisabeth, Rumah Sakit Panti Rahayu,
dan rumah sakit lain yang didirikan kemudian.
6. Pekerja Tetap adalah setiap orang yang setelah mengetahui
dan memahami Yayasan dan nilai-nilai yang
diperjuangkannya, dengan penuh kesadaran dan keikhlasan
memutuskan untuk menyelaraskan tujuan pribadi dengan
tujuan Yayasan dan bersama dengan Yayasan berupaya
mewujudkan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Yayasan,
sebagaimana dimuat di dalam mukadimah PKB ini, dengan
ikut ambil bagian dalam karya pelayanan yang
diselenggarakan oleh Yayasan, dengan menerima imbalan
jasa berupa upah dan jaminan kesejahteraan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di lingkungan Yayasan, serta telah
menjalin hubungan kerja dengan Yayasan untuk waktu
tidak tertentu dan baginya telah diterbitkan surat keputusan
pengangkatan sebagai Pekerja Tetap oleh Yayasan dan
terdaftar sebagai anggota Serikat Pekerja, dengan demikian
sanggup menyediakan seluruh waktu kerjanya untuk
kepentingan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan
Yayasan, dan menyelaraskan diri dengan sifat-sifat hakiki
kegiatan/pelayanan yang diselenggarakan Yayasan.
7. Tenaga Medis adalah Pekerja Tetap yang berprofesi sebagai
dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter gigi
spesialis di lingkungan Yayasan.
8. Dosen adalah Pekerja Tetap di Yayasan yang diangkat
sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

6
9. Dosen Berjabatan Akademik adalah Dosen yang telah
memiliki jabatan akademik yang ditetapkan oleh pejabat
Pemerintah yang berwenang.
10. Dosen Belum Berjabatan Akademik adalah Dosen yang
belum memiliki jabatan akademik.
11. Tenaga Kependidikan adalah Pekerja Tetap Yayasan yang
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan
tinggi, meliputi: Pembimbing Klinik Pendidikan, Laboran,
Pustakawan, Administrasi Kependidikan, dan Pengelola
Teknologi Informasi.
12. Hubungan Kerja adalah suatu hubungan yang terjadi karena
adanya perjanjian kerja antara Pekerja dan Yayasan, yang
mengandung adanya unsur pekerjaan, perintah, dan upah.
13. Hari Libur Resmi adalah hari libur yang ditetapkan oleh
Pemerintah yang jumlahnya telah ditentukan dalam satu
tahun kalender.
14. Upah adalah hak Pekerja yang diterimakan dan dinyatakan
dalam bentuk uang, dapat berupa upah pokok, upah
fungsional, tunjangan, dan insentif, sebagai imbalan dari
Yayasan kepada Pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang
telah atau akan dilakukan, yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja/kesepakatan/peraturan
perundangan bagi Pekerja dan keluarganya.
15. Upah Pokok adalah upah yang diterimakan secara tetap
setiap bulan kepada Pekerja Tetap berdasarkan
golongan/ruang yang ditetapkan oleh Yayasan, dan
jumlahnya minimal sama dengan Upah Minimum Kota di
mana Yayasan berkedudukan hukum.

7
16. Upah Fungsional adalah upah yang diterimakan secara tetap
setiap bulan kepada Pekerja Tetap berdasarkan
17. tingkat/jenjang fungsional yang ditetapkan oleh Yayasan,
dan diterimakan bersamaan dengan Upah Pokok.
18. Tunjangan adalah pembayaran kepada Pekerja yang tidak
dikaitkan dengan pencapaian prestasi kerja tertentu dan
atau kehadiran Pekerja.
19. Insentif adalah suatu imbalan yang diterimakan kepada
Pekerja secara tidak tetap dan tidak teratur, baik jumlah
maupun penerimaannya, yang dikaitkan dengan tingkat
prestasi kerja dan atau kehadiran Pekerja.
20. Tunjangan Hari Raya adalah pendapatan pekerja yang
wajib dibayar oleh Yayasan kepada pekerja atau
keluarganya menjelang hari raya keagamaan, yang berupa uang
atau bentuk lain.
21. Uang Penghargaan Masa Bakti adalah uang yang diberikan
oleh Yayasan kepada Pekerja yang mengalami pemutusan
hubungan kerja karena memasuki masa pensiun, sebagai
penghargaan atas pengabdiannya kepada Yayasan.
22. Uang Penghargaan Masa Kerja adalah uang jasa yang
diberikan oleh Yayasan kepada Pekerja sebagai akibat
adanya pemutusan hubungan kerja.

8
23. Uang Pengganti Hak adalah uang yang diberikan Yayasan
kepada Pekerja sebagai pengganti hak istirahat tahunan dan
hak istirahat panjang yang sudah timbul dan belum diambil
sebagai akibat adanya pengakhiran hubungan kerja. Bagi
Pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja bukan
karena pengunduran diri, mendapat pengganti perumahan
serta pengobatan dan perawatan sebesar 15% dari uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang
memenuhi syarat.
24. Uang Pesangon adalah uang yang diberikan oleh Yayasan
kepada Pekerja sebagai akibat adanya pemutusan hubungan
kerja.
25. Uang Pisah adalah uang yang diberikan oleh Yayasan
kepada Pekerja yang mengundurkan diri secara sukarela
dan pada saat mengundurkan diri tidak sedang memangku
jabatan manajerial/struktural.
26. Yadapen adalah Dana Pensiun Lembaga-lembaga Katolik,
yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah.
27. Program Pensiun adalah program pensiun yang
diselenggarakan oleh Yadapen.
28. Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) adalah penanggungan
sebagian atau keseluruhan biaya pelayanan kesehatan
Pekerja Tetap dan atau anggota keluarganya oleh BPJS
Kesehatan atau Yayasan, yang dilakukan di Rumah Sakit
Yayasan atau rumah sakit lain atas izin Yayasan, dan
pelayanan kesehatan dapat berupa: pemeriksaan dokter,
tindakan diagnostik, tindakan terapetik, pemberian obat-
obatan, pelayanan perawatan, pertolongan persalinan, dan
rehabilitasi medik.

9
29. Kepala Keluarga adalah Pekerja laki-laki yang telah
menikah (berkeluarga), Pekerja perempuan yang berstatus
janda, dan Pekerja perempuan yang suaminya tidak bekerja
sehingga tidak berpenghasilan sama sekali karena
mengalami cacat jasmani dan atau mental yang bukan
akibat melakukan/menjalani tindakan dan atau perilaku
yang dimengerti umum dapat membahayakan kesehatan
dan atau mengakibatkan cacat jasmani dan atau rohani, dan
tidak menjadi tanggungan instansi di luar Yayasan.
30. Anggota Keluarga Pekerja adalah suami/istri yang sah
beserta 3 anak pertama yang sah.
31. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu, yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
Pekerja dan Yayasan.
32. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, dan
mengembangkan ketrampilan atau keahlian kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas, disiplin, sikap,
etos kerja, dan kesejahteraan Pekerja, serta memajukan
Yayasan beserta seluruh karya pelayanannya.

BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
Berlakunya Hubungan Kerja
(1) Hubungan kerja seorang Pekerja dengan Yayasan berlaku
sejak Pekerja yang bersangkutan dan Yayasan menyatakan
secara tertulis menjalin hubungan kerja sampai dengan
terjadinya PHK.

10
(2) Dalam hal hubungan kerja waktu tidak tertentu, saat mulainya
hubungan kerja tercantum dalam surat keputusan
pengangkatan sebagai Pekerja Tetap yang diterbitkan oleh
Yayasan, dan segala hal yang terkait dengan hak,
kewajiban, persyaratan kerja, dan hubungan kerja bagi
Pekerja Tetap diatur dalam PKB ini.
(3) Dalam hal hubungan kerja waktu tertentu, saat mulainya
hubungan kerja tercantum dalam surat perjanjian kerja yang
dibuat oleh Pekerja yang bersangkutan dan Yayasan, dan
dalam surat perjanjian kerja itu dicantumkan juga segala
hal yang terkait dengan hak dan kewajiban Pekerja yang
bersangkutan, termasuk hal-hal yang menyangkut
persyaratan kerja dan hubungan kerja, yang secara prinsip
tidak boleh bertentangan dengan PKB ini.

BAB III
HARI KERJA DAN JAM KERJA PEKERJA TETAP
Pasal 5
Hari Kerja dan Jam Kerja Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap di Yayasan bekerja selama 6 hari kerja per
minggu, dengan jumlah jam kerja 7 jam efektif per hari dan
40 jam efektif per minggu.
(2) Khusus untuk Dosen, berlaku ketentuan beban akademik
wajib sebesar 12 satuan kredit semester (sks) setara dengan
7 jam efektif per hari dan 40 jam efektif per minggu selama
1 semester.
(3) Pelaksanaan jam kerja Pekerja Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing Unit Karya, sehingga kegiatan
pelayanan Unit Karya terselenggara secara efektif dan
efisien serta memenuhi prinsip keefektifan biaya bagi
pengguna jasa.

11
Pasal 6
Waktu Istirahat Harian dan Mingguan Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap berhak mendapat waktu istirahat selama 30
menit per hari kerja (termasuk waktu untuk makan), dan
waktu tersebut tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.
(2) Pekerja Tetap berhak mendapat istirahat mingguan setelah
bekerja 6 hari kerja terus-menerus, dan istirahat pada hari
libur resmi yang diatur oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(3) Demi kesinambungan dan kelancaran penyelenggaraan
pelayanan di Unit Karya, setiap Pekerja Tetap dapat
ditugaskan untuk bekerja pada hari Minggu dan atau hari
libur resmi, dengan penggantian hak libur pada hari kerja
lain.

Pasal 7
Jam Lembur dan Kelebihan Beban Akademik Pekerja Tetap
(1) Kelebihan jam kerja Pekerja Tetap dari jam kerja wajib
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), yang terjadi
atas permintaan/penugasan Yayasan, diperhitungkan
sebagai lembur dengan diterimakan uang lembur sekurang-
kurangnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Lembur dilaksanakan tiap-tiap kali minimal selama 30
menit, dan perhitungan akhir jumlah jam lembur per bulan
dibulatkan dalam satuan jam (60 menit), dengan
pembulatan ke atas bila lebih dari 30 menit dan ke bawah
bila kurang dari 30 menit.

12
(3) Kepada Dosen yang memiliki kelebihan beban akademik
dari beban akademik wajib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2), diterimakan insentif kelebihan beban
akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Yayasan.
(4) Ketentuan mengenai kelebihan beban akademik Dosen
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Yayasan.

BAB IV
ISTIRAHAT PEKERJA TETAP
Pasal 8
Istirahat Tahunan Pekerja Tetap
(1) Setiap Pekerja Tetap yang telah bekerja selama 1 tahun
terus-menerus di Yayasan, berhak atas istirahat tahunan
selama 12 hari kerja.
(2) Istirahat tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diambil beberapa kali, dan 6 hari kerja berturut-turut di
antaranya dapat diambil secara sekaligus.
(3) Pengambilan istirahat tahunan oleh Pekerja Tetap wajib
mempertimbangkan kepentingan penyelenggaraan
pelayanan di lingkungan Yayasan.
(4) Hak istirahat tahunan Dosen dilaksanakan bersamaan
dengan liburan akademik para peserta didik, pada setiap
akhir semester.
(5) Hak istirahat tahunan Pekerja Tetap akan gugur, jika 12
bulan setelah timbulnya hak istirahat tersebut Pekerja Tetap
yang bersangkutan tidak mengajukan permohonan
pengambilannya, yang terjadi bukan karena alasan
kepentingan penyelenggaraan pelayanan di lingkungan
Yayasan.

Pasal 9

13
Istirahat Panjang Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap yang telah bekerja selama 6 tahun secara
terus-menerus di lingkungan Yayasan, berhak mendapat
istirahat panjang selama 2 bulan, dan dilaksanakan pada
tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing satu bulan,
dengan ketentuan Pekerja Tetap yang bersangkutan tidak
berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam dua tahun
berjalan, dan masa istirahat panjang diperhitungkan sebagai
masa kerja.
(2) Istirahat panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diambil sekaligus atau beberapa kali dalam satu tahun,
disesuaikan dengan kebutuhan Pekerja Tetap yang
bersangkutan.
(3) Lamanya istirahat panjang ditetapkan sebagai berikut:
a. bila dilaksanakan selama 1 bulan kalender tanpa putus,
lamanya dalam satu tahun adalah sama dengan jumlah
hari dalam bulan pelaksanaan istirahat panjang (istirahat
hari Minggu diperhitungkan di dalamnya);
b. bila dilaksanakan secara terpecah-pecah, lamanya adalah
25 hari kerja dalam satu tahun.
(4) Pengambilan istirahat panjang oleh Pekerja Tetap wajib
mempertimbangkan kepentingan penyelenggaraan
pelayanan di Yayasan.
(5) Pekerja Tetap yang telah menjalani istirahat panjang berhak
memperoleh istirahat panjang berikutnya setelah bekerja
selama 6 tahun terus-menerus di Yayasan, sejak saat
timbulnya istirahat panjang terakhir.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
tidak berlaku surut.

14
Pasal 10
Istirahat Pengganti Hari Libur Resmi Pekerja Tetap
(1) Setiap Pekerja Tetap yang diwajibkan bekerja 6 hari kerja
dalam seminggu, sehingga tidak dapat libur pada hari libur
resmi, berhak mendapat istirahat pengganti hari libur resmi.
(2) Istirahat pengganti hari libur resmi adalah sejumlah hari
libur resmi yang tidak jatuh pada hari Minggu.
(3) Jika ada hari libur resmi yang jatuh pada saat Pekerja Tetap
sedang menjalani istirahat sakit dan atau istirahat
melahirkan dan atau istirahat gugur kandungan dan atau
istirahat panjang, maka Pekerja Tetap yang bersangkutan
tidak berhak atas istirahat pengganti hari libur resmi.
(4) Istirahat pengganti hari libur resmi harus diambil paling
lambat dalam waktu 2 bulan setelah hak istirahat tersebut
timbul, kecuali karena alasan kepentingan penyelenggaraan
pelayanan di lingkungan Yayasan.

Pasal 11
Istirahat Sakit Pekerja Tetap
(1) Setiap Pekerja Tetap yang menderita sakit, sehingga perlu
beristirahat sebagaimana dinyatakan oleh dokter yang
ditunjuk oleh Yayasan, berhak atas istirahat sakit.
(2) Apabila pelaksanaan istirahat sakit seorang Pekerja Tetap
bertepatan dengan hari libur resmi dan atau hari libur
mingguan, maka hari libur resmi dan atau hari libur
mingguan itu terhitung dalam istirahat sakit yang sedang
dijalani itu.

15
(3) Apabila Pekerja Tetap yang sedang menjalani istirahat
tahunan/istirahat panjang/istirahat sabatikal/istirahat
melahirkan/istirahat gugur kandungan, jatuh sakit dan
berhak mendapat istirahat sakit, maka istirahat
tahunan/istirahat panjang/istirahat sabatikal/istirahat
melahirkan/istirahat gugur kandungan itu tidak menjadi
batal karenanya.

Pasal 12
Istirahat Melahirkan Pekerja Tetap
(1) Untuk keperluan melahirkan anak, Pekerja Tetap berhak
atas istirahat melahirkan selama 3 bulan.
(2) Atas permintaan Pekerja Tetap yang disetujui Yayasan dan
demi kesehatan yang lebih baik bagi bayi yang dilahirkan,
lamanya istirahat melahirkan adalah 1 bulan sebelum dan 2
bulan setelah hari melahirkan.
(3) Apabila Pekerja Tetap melahirkan sebelum hari perkiraan
lahir yang sudah ditetapkan, maka sisa masa istirahat
melahirkan sebelum hari melahirkan ditambahkan pada
masa istirahat melahirkan setelah hari melahirkan.
(4) Apabila Pekerja Tetap melahirkan setelah hari perkiraan
lahir yang sudah ditetapkan, maka masa istirahat
melahirkan setelah hari melahirkan tetap berlangsung
selama 2 bulan.
(5) Saat mulainya istirahat melahirkan bagi Pekerja Tetap
tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh Yayasan berdasarkan
informasi tertulis tentang hari perkiraan lahir dari Dokter
Ahli Kebidanan yang ditunjuk oleh Yayasan.

16
Pasal 13
Istirahat Gugur Kandungan Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap yang mengalami gugur kandungan berhak
atas istirahat gugur kandungan.
(2) Lamanya istirahat gugur kandungan adalah 1,5 bulan
setelah hari gugur kandungan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan.

Pasal 14
Istirahat Haid Pekerja Tetap
Setiap Pekerja Tetap yang sedang mengalami haid, sebagaimana
dinyatakan oleh dokter yang ditunjuk oleh Yayasan, berhak atas
istirahat haid pada waktu haid hari pertama dan hari kedua.

Pasal 15
Istirahat Sabatikal Pekerja Tetap
(1) Kepada Dosen yang memperoleh hak istirahat panjang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (9), dapat diberikan
juga istirahat sabatikal, maksimal selama 6 bulan.
(2) Istirahat sabatikal diberikan kepada Dosen dalam rangka
penyelesaian proyek penelitian yang proposalnya telah
disetujui oleh Tim Penilai Proposal atau mengikuti
kursus/pelatihan yang sesuai dengan atau menunjang
keahlian.
(3) Istirahat sabatikal dilaksanakan bersamaan dengan periode
semester gasal/semester genap yang berlaku di Yayasan.
(4) Dosen yang menjalani istirahat sabatikal tidak dibebaskan
dari jabatan akademiknya, dan masa istirahat sabatikal
diperhitungkan sebagai masa kerja.

17
(5) Dosen yang telah menjalani istirahat sabatikal berhak
memperoleh istirahat sabatikal berikutnya setelah bekerja 6
tahun terus-menerus di Yayasan, sejak saat menjalani
istirahat sabatikal terakhir.
(6) Pelaksanaan istirahat sabatikal tidak mengurangi hak
istirahat panjang Dosen yang bersangkutan.
(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
tidak berlaku surut.

Pasal 16
Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan Tetap Mendapat Upah
Pekerja Tetap
(1) Izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah
diberikan kepada Pekerja Tetap berhubungan dengan
adanya keperluan pribadi sebagai berikut:
a. suami/istri dan atau anak kandung/sah meninggal dunia,
sampai dengan peringatan hari ketujuh;
b. bapak/ibu kandung/sah, bapak/ibu mertua, anak menantu
meninggal dunia, selama 3 hari;
c. melangsungkan pernikahan pertama atau pernikahan
kedua dan selanjutnya, jika ternyata suami/isteri yang
sebelumnya meninggal dunia, selama 3 hari;
d. menikahkan anak kandung/sah, selama 2 hari;
e. kakek/nenek kandung atau kakek/nenek kandung dari
suami/isteri meninggal dunia, selama 2 hari;
f. saudara kandung meninggal dunia, selama 2 hari;
g. istri melahirkan, selama 2 hari;
h. Pekerja Tetap menerima sakramen baptis/membaptiskan
suami/istri dan atau anak kandung/sah, selama 2 hari,
terhitung hari pembaptisan;
i. menyunatkan anak kandung/sah, selama 2 hari;
j. ipar meninggal dunia, selama 2 hari;

18
k. anggota keluarga lain dalam satu rumah meninggal
dunia, selama 1 hari.
(2) Izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah
yang diberikan kepada Pekerja Tetap tidak mengurangi hak
istirahat tahunan Pekerja Tetap yang bersangkutan.

Pasal 17
Izin Meninggalkan Pekerjaan tanpa Upah bagi Pekerja Tetap
(1) Kepada Pekerja Tetap yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 5 tahun di Yayasan dapat diberikan izin
meninggalkan pekerjaan tanpa upah, apabila ada
kepentingan pribadi yang perlu diselesaikan.
(2) Keputusan untuk diberikan atau tidaknya izin
meninggalkan pekerjaaan tanpa upah kepada Pekerja Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sepenuhnya berada
pada Yayasan.
(3) Pekerja Tetap yang diberi izin meninggalkan pekerjaan
tanpa upah tidak berhak memperoleh upah, JPK, jaminan
sosial, dan pelayanan lainnya yang menjadi hak Pekerja
Tetap, selama menjalani izin tersebut.
(4) Masa meninggalkan pekerjaan tanpa upah tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja dalam perhitungan
upah/istirahat tahunan/istirahat panjang/istirahat sabatikal/
perhitungan penghargaan lainnya bagi Pekerja Tetap yang
bersangkutan.

Pasal 18
Tata Cara Pengambilan Istirahat bagi Pekerja Tetap
Setiap Pekerja Tetap yang hendak mengambil istirahat apa pun
dan atau izin meninggalkan pekerjaan, baik dengan tetap
mendapat upah maupun tanpa upah, wajib mematuhi tata cara
sebagai berikut:

19
a. mengajukan permohonan izin istirahat kepada Pimpinan Unit
Karya;
b. surat permohonan izin istirahat ditandatangani oleh yang
bersangkutan dan pejabat struktural yang terkait;
c. surat permohonan istirahat tahunan, diajukan 1 minggu
sebelum pelaksanaan istirahat, kecuali untuk hal-hal yang
bersifat mendesak dan mendadak;
d. surat permohonan istirahat panjang/istirahat sabatikal diajukan
1 bulan sebelum pelaksanaan istirahat tersebut.

Pasal 19
Penundaan Pelaksanaan Istirahat dan
Pemanggilan Pekerja Tetap yang sedang Menjalani Istirahat
(1) Demi kepentingan penyelenggaraan pelayanan di Yayasan,
yang dinilai oleh Yayasan bersifat mendesak, Yayasan
berhak menunda pelaksanaan istirahat tahunan/istirahat
panjang/istirahat pengganti hari libur umum/istirahat
sabatikal/izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap
mendapat upah/izin meninggalkan pekerjaan tanpa upah
seorang Pekerja Tetap, dengan tetap memperhatikan
kepentingan Pekerja Tetap yang bersangkutan.
(2) Demi kepentingan penyelenggaraan pelayanan di
lingkungan Yayasan, yang dinilai oleh Yayasan bersifat
mendesak, Yayasan berhak memanggil kembali untuk
bekerja Pekerja Tetap yang sedang menjalani istirahat
tahunan/istirahat panjang/istirahat pengganti hari
umum/istirahat sabatikal/izin meninggalkan pekerjaan
dengan tetap mendapat upah/izin meninggalkan pekerjaan
tanpa upah, dengan tetap memperhatikan kepentingan
Pekerja Tetap yang bersangkutan.

20
BAB V
PENGUPAHAN
Pasal 20
Landasan Asasi
Setiap Pekerja berhak memperoleh upah yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 21
Dasar Pengupahan Pekerja Tetap
(1) Kepada setiap Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan
diberikan upah bulanan minimal sesuai dengan peraturan
Upah Minimum Kota yang berlaku di mana Yayasan
berkedudukan hukum.
(2) Upah Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan merupakan
imbalan atas kinerja nyata dari Pekerja Tetap dan
ditetapkan berdasarkan atas bobot pekerjaan,
kinerja/prestasi nyata, masa kerja, pendidikan yang diakui
Yayasan, dan kompetensi dari Pekerja Tetap yang
bersangkutan.
(3) Upah Pekerja diterimakan selambat-lambatnya tanggal 25
setiap bulan, dan apabila tanggal 25 jatuh pada hari
Sabtu/Minggu/libur resmi, maka upah diterimakan lebih awal.

Pasal 22
Komponen Upah
(1) Upah Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan terdiri atas:
a. Upah pokok;
b. Upah fungsional;
c. Tunjangan;
d. Upah kinerja:
1) insentif kehadiran;

21
2) insentif lembur;
3) insentif jaga malam; dan
4) insentif kelebihan beban akademik.
(2) Upah Tenaga Medis diatur tersendiri dengan keputusan
Yayasan.

Pasal 23
Upah Pokok Pekerja Tetap
(1) Daftar Skala Upah Pokok Pekerja Tetap ditetapkan dengan
keputusan Yayasan, dengan berdasarkan kemampuan
keuangan Yayasan.
(2) Untuk saat ini, Daftar Skala Upah Pokok Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan tercantum pada Lampiran 1 PKB ini.
(3) Kepada Pekerja Tetap yang dinaikkan golongan/ruangnya,
diberikan upah pokok baru berdasarkan golongan/ruang
baru, yang segaris dengan masa kerja golongan/ruang lama.
(4) Kepada Pekerja Tetap yang diturunkan golongan/ruangnya,
diberikan upah pokok baru berdasarkan golongan/ruang
baru, yang segaris dengan masa kerja golongan/ruang lama.
(5) Pemberian upah pokok baru kepada Pekerja Tetap
ditetapkan dengan keputusan Yayasan, bersamaan dengan
penetapan golongan/ruang baru Pekerja Tetap yang
bersangkutan.
(6) Peninjauan besarnya upah pokok dilakukan selambat-
lambatnya 2 tahun sekali atau menyesuaikan situasi dan
kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan keuangan Yayasan.

22
Pasal 24
Golongan/Ruang Pertama dan Tertinggi Pekerja Tetap
(1) Dalam rangka pembinaan karier dan penetapan upah pokok
Pekerja Tetap, setiap Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan
diberikan golongan/ruang tertentu berdasarkan
pendidikan/ijazah tertinggi yang diakui oleh Yayasan dan
jenis/formasi pekerjaan yang tersedia.

(2) Golongan/ruang pertama dan tertinggi untuk Pekerja Tetap


di Yayasan sebagai berikut:

Golongan/Ruang
No. Jenis Ketenagaan dan Ijazah
Pertama
1. Tenaga Kesehatan non-Medis:
a. SPK/SAA/SMAK II/a
b. S.M./DIII/sederajat II/b
c. DIV/Sarjana Ilmu Terapan II/d
d. Sarjana III/a
e. Magister/sederajat III/b
f. Doktor/sederajat III/c
2. Tenaga non-Kesehatan:
a. SLTP I/b
b. SLTA II/a
c. S.M./DIII II/b
d. S1 III/a
e. S2/sederajat III/b
f. S3/sederajat III/c
3. Dosen dan Tenaga Kependidikan:
a. Dosen:
1) S1/sederajat III/a

23
2) S2/sederajat III/b
3) S3/sederajat III/c
b. Tenaga Kependidikan
(Pembimbing Klinik Pendidikan,
Laboran, Pustakawan, Administrasi
Kependidikan, dan Pengelola
Teknis Informasi):
1) DIII II/b
2) S1/sederajat III/a
3) S2/sederajat III/b

(3) Pemberian golongan/ruang upah pertama kepada Pekerja


Tetap ditetapkan dengan keputusan Yayasan.

Pasal 25
Kenaikan Golongan/Ruang Pekerja Tetap
(1) Kepada Pekerja Tetap dapat diberikan kenaikan
golongan/ruang reguler, apabila yang bersangkutan:
a. telah 4 tahun efektif berada pada golongan/ruang yang
dimilikinya;
b. setiap unsur konduitenya bernilai minimal 80 (skala 0-100)
selama 3 tahun terakhir; dan
c. tidak sedang terkena sanksi penundaan kenaikan
golongan/ruang.
(2) Kepada Dosen Tetap dapat diberikan kenaikan golongan/ruang,
apabila yang bersangkutan:
a. sekurang-kurangnya telah 2 tahun efektif berada pada
golongan/ruang yang dimilikinya;
b. telah memenuhi angka kredit sejumlah tertentu sesuai
ketentuan angka kredit;

24
c. setiap unsur konduitenya bernilai minimal 85 (skala 0-100)
selama 2 tahun terakhir; dan
d. tidak sedang terkena sanksi penundaan
kenaikan golongan/ruang.
(3) Apabila Pekerja Tetap/Dosen Tetap tidak dapat memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
atau ayat (2) huruf b, kenaikan golongan/ruang Pekerja
Tetap/Dosen Tetap yang bersangkutan ditunda, tiap-tiap
kali paling lama 1 tahun, dan masa penundaan itu tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja untuk kenaikan
golongan/ruang berikutnya.
(4) Kenaikan dan penundaan kenaikan golongan/ruang upah
Pekerja Tetap/Dosen Tetap ditetapkan dengan keputusan
Yayasan, dan berlaku sejak tanggal 1 April dan 1 Oktober
setiap tahun.
(5) Kenaikan golongan/ruang upah pada tanggal 1 April
berlaku bagi Pekerja Tetap yang diangkat sebagai Pekerja
Tetap antara tanggal 1 November sampai dengan 30 April,
sedangkan kenaikan golongan/ruang upah pada tanggal 1
Oktober berlaku bagi Pekerja Tetap yang diangkat sebagai
Pekerja Tetap antara tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Oktober.
(6) Kenaikan dan penundaan kenaikan golongan/ruang upah
Pekerja Tetap ditetapkan dengan keputusan Yayasan.

Pasal 26
Kenaikan Golongan/Ruang sebagai Penyesuaian Ijazah
Pekerja Tetap
(1) Kepada Pekerja Tetap yang telah menyelesaikan studi
lanjut, tetapi golongan/ruangnya masih berada di bawah
golongan/ruang yang sesuai untuk ijazah baru yang
diperolehnya, dapat diberikan kenaikan golongan/ruang
sebagai penyesuaian ijazah, dengan ketentuan sebagai
berikut:

25
No. Ijazah Baru Golongan/Ruang Baru
1. DIII
2. DIV/Sarjana Ilmu Terapan
3. Sarjana
4. Magister/Master/sederajat
5. Doktor/sederajat
(2) Kenaikan golongan/ruang sebagai penyesuaian ijazah dapat
diberikan kepada Pekerja Tetap, apabila yang bersangkutan:
a. sekurang-kurangnya telah 1 tahun berada pada
golongan/ruang yang terakhir, dan telah melaksanakan
tugas minimal selama 3 bulan sejak kembali dari studi
lanjut;
b. setiap unsur konduite bernilai minimal 80 untuk 3 bulan
terakhir;
c. tidak sedang terkena sanksi penundaan kenaikan
golongan/ruang; dan
d. lulus penilaian peningkatan kompentensi hasil studi
lanjut.
(3) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dan atau huruf d tidak terpenuhi, maka kenaikan
golongan/ruang Pekerja Tetap yang bersangkutan ditunda,
tiap-tiap kali selama 3 bulan.
(4) Masa kerja golongan/ruang untuk golongan/ruang baru
sebagai penyesuaian ijazah ditetapkan segaris dengan masa
kerja golongan/ruang untuk golongan/ruang lama.

26
Pasal 27
Kenaikan Istimewa Golongan/Ruang Upah Pokok Pekerja
Tetap
(1) Kepada Pekerja Tetap yang mampu menunjukkan prestasi
kerja amat baik atau menemukan suatu penemuan baru
yang bermanfaat bagi Yayasan dalam upaya memajukan
mutu pelayanan dan atau peningkatan efisiensi dan
efektivitas pelayanan, dapat diberikan penghargaan berupa
kenaikan istimewa golongan/ruang upah pokok satu tingkat
lebih tinggi.
(2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pekerja Tetap non-
Dosen untuk dapat diberi kenaikan istimewa
golongan/ruang upah pokok sebagai berikut:
a. setiap unsur konduitenya bernilai amat baik (91-100)
selama 3 tahun terakhir;
b. telah 3 tahun dalam golongan/ruang upah pokok yang
dimilikinya; dan
c. masih dalam batas jenjang golongan/ruang upah pokok
yang telah ditentukan untuk Pekerja Tetap yang
bersangkutan.
(3) Kriteria penemuan baru dan tata cara penilaiannya diatur
lebih lanjut dengan keputusan Yayasan.
(4) Tata cara pengusulan dan penetapan kenaikan istimewa
golongan/ruang upah pokok diatur lebih lanjut dengan
keputusan Yayasan.
(5) Kenaikan istimewa golongan/ruang upah pokok ditetapkan
dengan keputusan Yayasan, dan berlaku mulai tanggal 1
April atau 1 Oktober.

27
Pasal 28
Kenaikan Upah Pokok Berkala Pekerja Tetap
(1) Kepada seorang Pekerja Tetap diberikan kenaikan upah
pokok berkala, apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. telah mencapai masa kerja golongan tertentu untuk
kenaikan upah pokok berkala;
b. setiap unsur konduitenya bernilai minimal 80 (skala 0-100)
selama 2 tahun terakhir; dan
c. tidak sedang terkena sanksi penundaan kenaikan upah
pokok berkala.
(2) Apabila seorang Pekerja Tetap belum memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
kenaikan upah pokok berkala Pekerja Tetap yang
bersangkutan ditunda, tiap-tiap kali paling lama 1 tahun,
dan masa penundaan kenaikan upah pokok berkala tidak
diperhitungkan (dihilangkan) untuk kenaikan upah pokok
berkala selanjutnya.
(3) Kenaikan dan penundaan kenaikan upah pokok berkala
Pekerja Tetap ditetapkan dengan keputusan Yayasan, dan
berlaku mulai tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun.
(4) Kenaikan upah pokok berkala pada tanggal 1 April berlaku
bagi Pekerja Tetap yang diangkat sebagai Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan antara tanggal 1 November sampai
dengan 30 April, sedangkan kenaikan upah pokok berkala
pada tanggal 1 Oktober berlaku bagi Pekerja Tetap yang
diangkat sebagai Pekerja Tetap antara tanggal 1 Mei sampai
dengan 31 Oktober.

Pasal 29
Upah Fungsional Pekerja Tetap

28
(1) Upah fungsional Pekerja Tetap diterimakan berdasarkan jenis
pekerjaan, jenjang pendidikan/ijazah yang diakui oleh
Yayasan, masa kerja, serta kemampuan dan prestasi kerja
yang dimiliki oleh Pekerja Tetap yang bersangkutan.
(2) Upah fungsional Pekerja Tetap terdiri atas 6 tingkat, dengan
rentang waktu per tingkat yaitu:
a. Tingkat I: 3 tahun;
b. Tingkat II: 4 tahun;
c. Tingkat III: 4 tahun;
d. Tingkat IV: 4 tahun;
e. Tingkat V: 4 tahun;
f. Tingkat VI: seterusnya.
(3) Kepada Pekerja Tetap yang baru diangkat diterimakan upah
fungsional Tingkat I, terhitung tanggal pengangkatannya.
(4) Upah fungsional Pekerja Tetap dapat dinaikkan dari Tingkat I
ke Tingkat II, apabila yang bersangkutan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. telah 3 tahun menerima upah fungsional Tingkat I;
b. lulus ujian dinas sesuai dengan jenis pekerjaannya;
c. setiap unsur konduitenya bernilai minimal 80 (skala 0-
100) selama 3 tahun terakhir; dan
d. tidak sedang terkena sanksi penundaan kenaikan upah
fungsional.
(5) Upah fungsional Pekerja Tetap dapat dinaikkan dari Tingkat
II ke Tingkat III, Tingkat III ke Tingkat IV, Tingkat IV ke
Tingkat V, dan Tingkat V ke Tingkat VI, apabila yang
bersangkutan:
a. telah 4 tahun menerima upah fungsional yang terakhir;
b. lulus ujian dinas sesuai dengan jenis pekerjaannya;
c. setiap unsur konduitenya bernilai minimal 80 (skala 0-100)
selama 4 tahun terakhir; dan
d. tidak sedang terkena sanksi penundaan kenaikan upah
fungsional.

29
(6) Tata cara ujian dinas untuk kenaikan upah fungsional Pekerja
Tetap akan diatur dengan keputusan Yayasan.
(7) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b dan c atau ayat (5) huruf b dan c belum/tidak
terpenuhi, maka kenaikan upah fungsional Pekerja Tetap
yang bersangkutan ditunda, tiap-tiap kali paling lama 1
tahun, dan masa penundaan tidak diperhitungkan untuk
kenaikan tingkat upah fungsional berikutnya.
(8) Apabila nilai beberapa atau semua unsur konduite seorang
Pekerja Tetap kurang dari 76 dalam 1 periode penilaian dan
atau mengalami gangguan fisik dan atau mental, sehingga
tidak mampu melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan
tuntutan tingkat upah fungsional yang dimilikinya, maka
upah fungsional yang bersangkutan diturunkan 1 tingkat,
tiap-tiap kali paling lama 1 tahun, dan masa penurunan
tidak diperhitungkan untuk kenaikan tingkat upah
fungsional berikutnya.
(9) Upah fungsional Pekerja Tetap tidak diterimakan apabila
yang bersangkutan sedang menjalani istirahat melahirkan
atau mengikuti studi lanjut selama lebih dari 6 bulan.
(10) Besarnya upah fungsional Pekerja Tetap ditetapkan dengan
keputusan Yayasan, dengan berdasarkan kemampuan
keuanganYayasan.
(11) Daftar upah fungsional Pekerja Tetap yang berlaku saat ini
tercantum pada Lampiran 2 PKB ini.

Pasal 30
Upah Fungsional Dosen Berjabatan Akademik
(1) Upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik diterimakan
kepada dosen yang telah memiliki jabatan akademik.
(2) Jenjang jabatan akademik Dosen di lingkungan Yayasan
sebagai berikut:
a. Asisten Ahli;

30
b. Lektor; dan
c. Lektor Kepala.
(3) Upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik dapat
dinaikkan setelah jabatan akademik Dosen yang
bersangkutan mengalami kenaikan.
(4) Kenaikan upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik
ditetapkan dengan keputusan Yayasan, dan berlaku sejak
tanggal kenaikan jabatan akademik Dosen yang
bersangkutan.
(5) Upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik tidak
diterimakan kepada Dosen yang sedang menjalani istirahat
melahirkan atau mengikuti studi lanjut/ditugaskan di luar
jabatan dosen selama lebih dari 6 bulan.
(6) Besarnya upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik
ditetapkan dengan keputusan Yayasan, dengan berdasarkan
kemampuan keuangan Yayasan.
(7) Daftar upah fungsional Dosen Berjabatan Akademik yang
berlaku saat ini tercantum pada Lampiran 3 PKB ini.

Pasal 31
Upah Fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik
(1) Upah fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik
diterimakan berdasarkan ijazah tertinggi yang diakui oleh
Yayasan dan golongan/ruang upah Dosen yang
bersangkutan.
(2) Upah fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik tidak
diterimakan apabila yang bersangkutan sedang menjalani
istirahat melahirkan atau mengikuti studi lanjut/ditugaskan
di luar jabatan dosen selama lebih dari 6 bulan.
(3) Upah fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik tidak
diterimakan lagi terhitung Dosen yang bersangkutan memiliki
jabatan akademik dan menerima upah fungsional Dosen
Berjabatan Akademik.

31
(4) Besarnya upah fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik
ditetapkan dengan keputusan Yayasan, dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan Yayasan.
(5) Daftar upah fungsional Dosen Belum Berjabatan Akademik
yang berlaku saat ini tercantum pada Lampiran 3 PKB ini.

Pasal 32
Insentif Kehadiran Pekerja Tetap
(1) Insentif kehadiran diterimakan kepada Pekerja Tetap
berdasarkan golongan upah dan kehadiran nyata masing-
masing Pekerja Tetap dalam sebulan untuk melaksanakan
tugas kedinasan, baik di dalam maupun di luar Unit Karya.
(2) Kepada Pekerja Tetap yang menjalani istirahat tahunan,
istirahat panjang, istirahat sabatikal, istirahat sakit karena
kecelakaan kerja, menjalani studi lanjut, dan melaksanakan
tugas Serikat Pekerja atas persetujuan Yayasan, diterimakan
insentif kehadiran sebagai penghargaan dari Yayasan.
(3) Demi rasa keadilan di antara para Pekerja Tetap, apabila
Pekerja Tetap yang melaksanakan tugas Serikat Pekerja atas
persetujuan Yayasan menerima imbalan dalam bentuk apa
pun dari pihak ketiga, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. jika nilai imbalan lebih kecil daripada jumlah insentif
kehadiran sesuai dengan jumlah hari penugasan, maka
insentif kehadiran diterimakan sebesar selisih antara
jumlah insentif kehadiran yang seharusnya diterima dan nilai
imbalan dari pihak ketiga; atau
b. jika nilai imbalan dari pihak ketiga sama atau lebih besar
daripada jumlah insentif kehadiran sesuai jumlah hari
penugasan, maka insentif kehadiran tidak diterimakan.
(4) Besarnya insentif kehadiran ditetapkan oleh Yayasan
dengan berdasarkan kemampuan keuangan Yayasan. (5) Daftar insentif kehadiran yang berlaku saat ini tercantum
pada Lampiran 4 PKB ini.

32
Pasal 33
Insentif Lembur
(1) Besarnya insentif lembur ditetapkan dengan keputusan
Yayasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kemampuan keuangan Yayasan.
(2) Daftar insentif lembur yang berlaku saat ini tercantum pada
Lampiran 5 PKB ini.
Pasal 34
Insentif Jaga Malam
(1) Insentif jaga malam diterimakan kepada Pekerja yang telah
melaksanakan tugas kedinasan pada malam hari.
(2) Besarnya insentif jaga malam di Yayasan ditetapkan dengan
keputusan Yayasan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Daftar insentif jaga malam yang berlaku saat ini tercantum
pada Lampiran 5 PKB ini.

Pasal 35
Insentif Kelebihan Beban Akademik Pekerja Tetap
(1) Insentif kelebihan beban akademik diterimakan kepada
Dosen yang memiliki beban akademik lebih dari 12 satuan
kredit semester (sks) per minggu selama 1 semester.
(2) Besarnya insentif kelebihan beban akademik ditetapkan
dengan keputusan Yayasan dan sesuai dengan kemampuan
keuangan Yayasan.
(3) Daftar insentif kelebihan beban akademik yang berlaku saat
ini tercantum pada Lampiran 6 PKB ini.

Pasal 36
Perjalanan Dinas

33
(1) Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas, Pekerja Tetap dapat
ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas dari tempat
kerja ke tempat lain guna melaksanakan tugas kedinasan
bagi kepentingan Yayasan/Unit Karya.
(2) Yang dimaksud dengan perjalanan dinas adalah perjalanan
yang dilakukan dalam rangka penugasan dari Yayasan atau
Pimpinan Unit Karya.
(3) Kepada Pekerja Tetap yang melakukan perjalanan dinas
diberikan beberapa atau semua fasilitas berupa: uang saku,
biaya makan, biaya penginapan, biaya transpor lokal, dan
biaya transpor antarkota/antarprovinsi/antarnegara.
(4) Ketentuan biaya perjalanan dinas diatur dengan keputusan
Yayasan.

Pasal 37
Pengupahan Pekerja Tetap Selama Studi Lanjut
(1) Upah Pekerja Tetap yang sedang menjalani studi lanjut
terdiri atas upah pokok dan insentif kehadiran.
(2) Insentif kehadiran Pekerja Tetap yang sedang mengikuti
studi lanjut diperhitungkan rata-rata 25 hari kerja per bulan.
(3) Kepada Pekerja Tetap yang sedang mengikuti studi lanjut
diberikan beasiswa, yang jumlahnya ditetapkan oleh
Yayasan kasus demi kasus, dengan memperhatikan
berbagai hal yang terkait dengan studi lanjut, di antaranya
di mana studi lanjut dilaksanakan dan kesepakatan antara
Yayasan dan Pekerja Tetap yang bersangkutan.

34
Pasal 38
Pengupahan Pekerja Tetap yang Sedang Sakit
(1) Jika Pekerja Tetap menderita sakit akibat kecelakaan kerja
dan hubungan dengan kerja, sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaannya selama 1 tahun terus-menerus,
Pekerja Tetap yang bersangkutan berhak mendapat upah
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. selama 3 bulan pertama: sebesar 100% dari upah
pokok;
b. selama 3 bulan kedua: sebesar 90% dari upah
pokok;
c. selama 3 bulan ketiga: sebesar 75% dari upah
pokok;
d. selama 3 bulan keempat: sebesar 60% dari upah
pokok.
(2) Jika Pekerja Tetap menderita sakit bukan akibat kecelakaan
kerja, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya selama
1 tahun terus-menerus, Pekerja Tetap yang bersangkutan
berhak mendapat upah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. selama 3 bulan pertama: sebesar 100% dari upah
pokok;
b. selama 3 bulan kedua: sebesar 75% dari upah
pokok;
c. selama 3 bulan ketiga: sebesar 50% dari upah
pokok;
d. selama 3 bulan keempat: sebesar 25% dari upah
pokok.

Pasal 39
Upah Pekerja Tetap Selama Masa Persiapan Pensiun
Kepada Pekerja Tetap yang sedang menjalani masa persiapan
pensiun diterimakan penghasilan berupa upah pokok.

35
Pasal 40
Upah Pekerja Tetap tidak Dibayar

(1) Upah tidak dibayar apabila Pekerja Tetap tidak melakukan


pekerjaan yang diberikan oleh Yayasan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku dan Yayasan wajib membayar upah apabila:
a. Pekerja Tetap sakit, sehingga tidak dapat melakukan
pekerjaan;
b. Pekerja Tetap perempuan yang sakit pada hari pertama
dan kedua masa haidnya, sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan;
c. Pekerja Tetap menikah, menikahkan, mengkhitankan,
membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau gugur
kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu
rumah meninggal dunia;
d. Pekerja Tetap tidak dapat melakukan pekerjaannya
karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara;
e. Pekerja Tetap tidak dapat melakukan pekerjaannya
karena menjalankan ibadah yang diperintahkan
agamanya;
f. Pekerja Tetap bersedia melakukan pekerjaan yang telah
dijanjikan, tetapi Yayasan tidak mempekerjakannya,
baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang
seharusnya dapat dihindari oleh Yayasan;

36
g. Pekerja Tetap melaksanakan hak istirahat;
h. Pekerja Tetap melaksanakan tugas Serikat Pekerja atas
persetujuan Yayasan; dan
i. Pekerja Tetap melaksanakan tugas pendidikan/studi
lanjut dari Yayasan.

Pasal 41
Pajak Penghasilan Pekerja Tetap
Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) atas upah Pekerja Tetap
ditanggung oleh Pekerja Tetap yang bersangkutan sepenuhnya,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI
PENGHARGAAN KESETIAAN PEKERJA TETAP
Pasal 42
Uang Penghargaan Kesetiaan dan Lencana Abdi Darma
Pekerja Tetap

(1) Sebagai penghargaan atas kesetiaan dan dengan


memperhatikan masa kerja efektif di lingkungan Yayasan,
kepada Pekerja Tetap diterimakan uang penghargaan
kesetiaan dan Lencana Abdi Darma.
(2) Uang penghargaan kesetiaan diterimakan kepada Pekerja
Tetap yang telah berkarya di lingkungan Yayasan selama 7
tahun, 14 tahun, 21 tahun, 28 tahun, dan 35 tahun terus-
menerus, yang jumlahnya ditetapkan oleh Yayasan.
(3) Jumlah uang penghargaan kesetiaan yang berlaku saat ini
sebagai berikut:

a. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja 7 tahun =

37
Rp800.000,00;
b. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja 14 tahun =

Rp1.000.000,00;
c. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja 21 tahun =

Rp1.500.000,00;
d. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja 28 tahun =

Rp2.000.000,00;
e. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja 35 tahun =

Rp2.500.000,00.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) tidak berlaku surut.
(5) Kepada Pekerja Tetap yang telah mencapai masa kerja
efektif selama 25 tahun terus-menerus di Yayasan,
diberikan tanda penghargaan khusus berupa Lencana Abdi
Dharma, yang terbuat dari emas dua puluh dua karat
dengan berat sekurang-kurangnya lima gram.
(6) Penerimaan Lencana Abdi Dharma yang dimaksud pada
ayat (5) dilaksanakan pada saat peringatan hari ulang tahun
Unit Karya di mana Pekerja Tetap yang bersangkutan
berkarya.
(7) Kepada Pekerja Tetap yang telah mencapai masa kerja
efektif selama 35 tahun terus-menerus di Yayasan,
diberikan tanda penghargaan khusus berupa cincin, yang
terbuat dari emas dua puluh dua karat dengan berat
sekurang-kurangnya lima gram.
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak
berlaku surut. BAB VII
JPK PEKERJA TETAP

38
Pasal 43
Kepesertaan dalam BPJS Kesehatan
(1) Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Perundangan,
maka seluruh Pekerja Tetap Yayasan wajib didaftarkan
sebagai Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
(2) Program JKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan, yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan.
(3) Yayasan wajib mendaftarkan Pekerja Tetap dan anggota
keluarganya yaitu suami/istri dan anak sebagai peserta
BPJS Kesehatan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 44
Pembayaran Iuran
(1) Pembayaran iuran kepesertan BPJS Kesehatan ditanggung
bersama oleh Pekerja Tetap dan Yayasan.
(2) Yayasan wajib memungut iuran yang menjadi beban
Pekerja Tetap dengan memotong penghasilan Pekerja Tetap
setiap bulan dan menyetorkannya kepada BPJS Kesehatan.
(3) Yayasan wajib membayar dan menyetor iuran yang menjadi
tanggung jawab Yayasan kepada BPJS Kesehatan.
(4) Besarnya persentase iuran yang menjadi beban Pekerja
Tetap dan Yayasan disesuaikan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
(5) Iuran diperhitungan dari upah pokok dan upah fungsional
Pekerja Tetap.

Pasal 45
Pelayanan Rawat Inap bagi Pekerja Tetap

39
(1) Apabila Pekerja Tetap membutuhkan pelayanan rawat inap
di Rumah Sakit Yayasan atau rumah sakit lain yang
disetujui oleh Yayasan atau BPJS Kesehatan, maka hak
penempatan kelas perawatan ditentukan sebagai berikut:
a. Pekerja Tetap dengan penerimaan upah sebesar 1,5
sampai dengan 2 kali Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) dengan status Kawin anak 1 (PTKP K1), paling
tinggi menempati kelas I; atau
b. Pekerja Tetap dengan penerimaan upah sampai dengan
1,5 kali PTKP dengan status Kawin anak 1 (PTKP K1),
paling tinggi menempati kelas II.
(2) Pekerja Tetap golongan/ruang IVa—IVc, Pekerja Tetap
yang memangku jabatan Wakil Direktur Unit Karya, dan
Pekerja Tetap yang memangku jabatan Kepala Bidang di
Rumah Sakit Panti Rapih, yang menurut ketentuan BPJS
Kesehatan berhak menempati kelas II, dapat menempati
kelas I di Rumah Sakit Yayasan, dengan selisih biaya
ditanggung oleh Yayasan.
(3) Apabila suami-istri sama-sama sebagai Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan, maka dalam memperoleh kelas ruang
perawatan keduanya disesuaikan dengan ketentuan pada
ayat (1) dan ayat (2).
(4) Hak penempatan kelas ruang perawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berlaku pula untuk anggota
keluarga yang sudah didaftarkan sebagai peserta BPJS
Kesehatan.

(5) Apabila bagi seorang Pekerja Tetap belum tersedia ruangan


perawatan yang sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka untuk

40
sementara Pekerja Tetap yang bersangkutan menempati
ruangan perawatan kelas lebih rendah atau satu tingkat
lebih tinggi sesuai dengan ketersediaan ruangan sampai
dengan tersedianya kamar perawatan dengan kelas yang
sesuai baginya.
(6) Pekerja Tetap yang atas kehendak sendiri menempati
ruangan perawatan kelas lebih tinggi daripada ruangan
perawatan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), wajib membayar selisih
biaya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
secara tunai.

Pasal 46
Pelayanan Rawat Jalan Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap yang membutuhkan pelayanan rawat jalan
umum pada saat sedang berdinas/masuk kerja, dapat
dilakukan di Poliklinik Umum Rumah Sakit masing-
masing, sesuai dengan prosedur dan tata cara yang berlaku
di Yayasan.
(2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan juga terhadap pelayanan pemeriksaan mata di
Klinik Mata, pelayanan gigi dasar (nonbedah mulut dan
nonprotese) di Klinik Gigi, dan pemeriksaan kehamilan di
Klinik Kebidanan Rumah Sakit Yayasan.
(3) Imunisasi dasar bagi anak Pekerja Tetap dapat dilakukan di
Poliklinik Rumah Sakit Yayasan, sesuai dengan prosedur
dan tata cara yang berlaku di Yayasan.
(4) Pelayanan KB yang tidak bertentangan dengan ajaran
Gereja Katolik dapat dilakukan di Poliklinik Rumah Sakit
(5) Pekerja Tetap yang membutuhkan penggantian frame dan
Yayasan, sesuai dengan prosedur yang berlaku di Yayasan.
lensa kacamata, wajib menggunakan prosedur BPJS
Kesehatan, dan apabila terdapat kekurangan biaya atas
klaim penggantian frame dan lensa tersebut, maka selisih

41
biaya yang timbul akan ditanggung oleh Yayasan sesuai
dengan ketentuan Pasal 50 ayat (7) PKB ini.
(6) Pekerja Tetap yang membutuhkan pelayanan dokter
spesialis, maka wajib melakukan pemeriksaan sesuai
dengan prosedur BPJS Kesehatan.
(7) Bagi Pekerja Tetap yang setelah menerima pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kemudian atas
permintaan sendiri ke dokter spesialis dan tanpa melalui
prosedur BPJS Kesehatan, maka akan dikenakan biaya
sebesar 100%.
(8) Bagi Pekerja Tetap dengan penyakit kronis yaitu: diabetes
mellitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, skizofren, stroke, dan
Sindroma Lupus Eritematosus, pengobatan dilakukan
sesuai dengan prosedur BPJS Kesehatan.
(9) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
berlaku bagi Pekerja Tetap, sedangkan anggota keluarganya
tetap menggunakan prosedur BPJS Kesehatan.
(10) Ketentuan pelayanan gigi dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku juga untuk anggota keluarga Pekerja
Tetap.

Pasal 47
Pelayanan Gawat Darurat bagi Pekerja Tetap
Pekerja Tetap dan atau anggota keluarga yang sakit dan
memerlukan pelayanan gawat darurat/ emergensi harus mengikuti
ketentuan pelayanan emergensi sesuai dengan peraturan BPJS
Kesehatan.
Pasal 48

42
JPK Berkaitan dengan Kehamilan dan Persalinan Pekerja
Tetap
(1) Pelayanan pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di
Rumah Sakit Yayasan, sesuai dengan prosedur dan tata cara
yang berlaku di Yayasan.
(2) Pelayanan terhadap persalinan normal dengan bantuan
bidan dapat dilakukan di Rumah Sakit Yayasan, sesuai
dengan prosedur dan tata cara yang berlaku di Yayasan.
(3) JPK terhadap pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) hanya diberikan untuk kehamilan dan persalinan
anak pertama, kedua, dan ketiga hidup.
(4) Dalam hal anak lahir kembar dua atau lebih, jumlah anak
yang dilahirkan diperhitungkan sebagai jumlah anak lahir
hidup.
(5) Dalam hal anak ketiga lahir kembar, maka JPK diberikan
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).
(6) JPK berkaitan dengan kehamilan dan persalinan untuk
anak keempat dan seterusnya ditanggung oleh
Pekerja Tetap yang bersangkutan sepenuhnya atau sesuai
dengan ketentuan BPJS Kesehatan.
(7) Sebagai tanda simpati, Yayasan membantu Pekerja Tetap
yang berupaya memperoleh anak pertama, sesuai dengan
ketentuan Yayasan.
(8) Pekerja Tetap yang hamil/menghamili di luar nikah, maka
pemeriksaan kehamilan dan persalinan mengikuti prosedur
BPJS Kesehatan, dan yang bersangkutan tidak berhak
menerima JPK dari Yayasan.

43
Pasal 49
Dokter dan Pelayanan Konsultasi bagi Pekerja Tetap
(1) Jika Pekerja Tetap yang karena penyakitnya sebagaimana
dinyatakan oleh dokter yang merawatnya memerlukan
pelayanan konsultasi dengan dokter lain di lingkungan
Yayasan, maka Pekerja Tetap yang bersangkutan wajib
menggunakan prosedur BPJS Kesehatan.
(2) Apabila Pekerja Tetap yang karena penyakitnya,
sebagaimana dinyatakan oleh dokter yang merawatnya,
memerlukan pelayanan dan konsultasi serta tindakan
dengan dokter di luar lingkungan Yayasan, maka Pekerja
Tetap yang bersangkutan wajib menggunakan prosedur
BPJS Kesehatan.

Pasal 50
Pengobatan Canggih, Pengobatan Kosmetik,
dan Pengobatan dengan Alat bagi Pekerja Tetap
(1) Pekerja Tetap yang memerlukan pelayanan kesehatan
canggih, wajib menggunakan prosedur BPJS Kesehatan.
(2) Apabila pelayanan kesehatan canggih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan,
namun dapat dilakukan di Rumah Sakit Yayasan, maka
kepadanya dapat diberikan JPK oleh Yayasan sebesar 75%.
(3) Pekerja Tetap yang memerlukan pengobatan, maka obat
yang digunakan mengutamakan Formularium Nasional
sesuai dengan ketentuan BPJS Kesehatan dan jika obat
tersebut tidak tersedia dan diharuskan oleh dokter yang
merawat, maka diberikan sesuai dengan Formularium Obat
Rumah Sakit Yayasan.

44
(4) Apabila Pekerja Tetap memerlukan alat bantu kesehatan
untuk tujuan pengobatan, Pekerja Tetap yang bersangkutan
wajib menggunakan prosedur BPJS Kesehatan.
(5) Pekerja Tetap yang memerlukan pelayanan kesehatan dan
alat bantu untuk tujuan kosmetik, wajib menanggung 100%
biaya pengobatan dan pengadaan alat tersebut.
(6) Pekerja Tetap yang oleh dokter ahli mata yang ditunjuk
oleh Yayasan dinyatakan menderita gangguan penglihatan
dan memerlukan kacamata, diberikan bantuan pengadaan
frame dan lensa.
(7) Jumlah bantuan pengadaan frame dan lensa ditetapkan oleh
Yayasan, dengan ketentuan tidak lebih kecil daripada
jumlah yang diberikan oleh BPJS Kesehatan, yang pada
saat ini jumlahnya sebagai berikut:
a. bantuan pengadaan frame dan lensa pertama kali,
sebesar nilai kuitansi pembelian, maksimal
Rp450.000,00;
b. bantuan pengadaan lensa setiap kali ada perubahan
ukuran lensa, sebagaimana dinyatakan oleh dokter ahli
mata yang ditunjuk oleh Yayasan, sebesar nilai kuitansi
pembelian, maksimal Rp300.000,00; dan
c. bantuan pengadaan frame berikutnya, paling cepat 3
tahun, sebesar nilai kuitansi pembelian, maksimal
Rp250.000,00.
(8) Bantuan pengadaan frame dan lensa sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diberikan berupa selisih kekurangan biaya
atas klaim penggantian frame dan lensa dari BPJS
Kesehatan.

45
Pasal 51
JPK untuk Pekerja Tetap yang sedang Bertugas
di Luar DIY dan atau Mengalami Kecelakaan Kerja
(1) Apabila Pekerja Tetap yang sedang bertugas di luar DIY
jatuh sakit, baik atas perintah Yayasan maupun atas perintah
Serikat Pekerja dengan persetujuan Yayasan, maka yang
bersangkutan berhak mendapat JPK dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. pelayanan kesehatan Pekerja Tetap yang bersangkutan
dilaksanakan oleh lembaga/unit pelayanan kesehatan
yang ditetapkan atau ditunjuk oleh Yayasan dan bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan di wilayah/kota itu; dan
b. jika Pekerja Tetap yang bersangkutan menjalani
pelayanan rawat inap, maka biaya ruangan perawatan
diperhitungkan berdasarkan kelas ruangan perawatan
yang berlaku baginya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45.
(2) JPK untuk Pekerja Tetap yang mengalami kecelakaan kerja,
termasuk pengadaan alat bantu untuk pemeliharaan fungsi
fisiologisnya secara minimal, seluruhnya ditanggung oleh
Yayasan, kecuali jika kecelakaan kerja itu terjadi akibat
kesengajaan/kesalahan/ kelalaian Pekerja Tetap yang
bersangkutan.
(3) JPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan tanpa
mengesampingkan upaya klaim ke BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan.

46
Pasal 52
JPK Anggota Keluarga Pekerja Tetap
(1) Anggota keluarga Pekerja Tetap yang berhak memperoleh
JPK adalah sesuai dengan persyaratan dan ketentuan BPJS
Kesehatan.
(2) Apabila anak Pekerja Tetap ternyata sudah berpenghasilan
sendiri atau sudah menikah/berkeluarga atau pernah
hamil/menghamili di luar nikah, maka anak yang
bersangkutan tidak berhak menerima JPK.

Pasal 53
Peran Serta Pihak Lain di Luar BPJS Kesehatan
dalam Pemberian JPK Pekerja Tetap dan atau Keluarganya
(1) Pekerja Tetap dan atau keluarganya yang memiliki JPK
selain BPJS Kesehatan dihimbau untuk menginformasikan
mengenai instansi penjamin dan prosedur/tata cara
memperoleh jaminan kesehatan itu kepada Yayasan.
(2) Apabila Pekerja Tetap dan atau keluarganya memiliki
jaminan kesehatan lain di luar BPJS Kesehatan, maka
jaminan kesehatan utama yang digunakan adalah BPJS
Kesehatan, dan jika Pekerja Tetap dan atau keluarganya
menempati kelas di atas ketentuan BPJS Kesehatan atas
permintaan sendiri, maka selisih biaya yang timbul
dibebankan kepada instansi penjamin di luar BPJS
Kesehatan.
(3) Apabila masih terdapat selisih biaya setelah pembebanan
kepada instansi penjamin sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), maka selisih biaya tersebut ditanggung oleh Pekerja
Tetap yang bersangkutan dan dibayarkan secara tunai
kepada Rumah Sakit Yayasan.

47
(4) Yayasan memfasilitasi pengadaan kelengkapan persyaratan
yang diperlukan dalam rangka mengurus klaim jaminan
kesehatan kepada pihak penjamin selain BPJS Kesehatan.

Pasal 54
Tata Cara Memperoleh JPK Pekerja Tetap dan atau Anggota
Keluarga
(1) Tata cara administrasi dan tata cara pelayanan kesehatan
Pekerja Tetap dan atau anggota keluarganya ditetapkan
dengan Keputusan Yayasan dan atau ketentuan BPJS
Kesehatan.
(2) Untuk memperoleh JPK, setiap Pekerja Tetap dan atau
anggota keluarganya wajib memenuhi dan mematuhi
peraturan perundangan dan tata cara administrasi dan
pelayanan kesehatan yang berlaku di lingkungan Yayasan
dan mengizinkan dan atau memberikan kuasa kepada
Yayasan untuk memperoleh penjelasan seluas-luasnya dan
sejujur-jujurnya, baik dari Pekerja Tetap dan atau anggota
keluarganya maupun dari pihak pemberi pelayanan
kesehatan (dokter dan atau tenaga kesehatan lainnya
maupun institusi pelayanan kesehatan) tentang segala hal
yang terkait dengan penyakit, termasuk namun tidak
terbatas pada pemeriksaan yang dijalani dan hasilnya serta
pengobatan/tindakan/ perawatan yang diberikan/dilakukan
bagi Pekerja Tetap dan atau anggota keluarganya.
(3) Apabila Pekerja Tetap dan atau anggota keluarganya tidak
memenuhi atau tidak mematuhi tata cara administrasi dan
atau tata cara pelayanan kesehatan yang berlaku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka
Pekerja Tetap yang bersangkutan menanggung 100% biaya
pelayanan kesehatan yang timbul.

48
Pasal 55
JPK tidak Diberikan kepada Pekerja Tetap dan atau
Anggota Keluarga
JPK tidak diberikan kepada Pekerja Tetap dan atau anggota
keluarga yang menderita sakit akibat:
1. mengkonsumsi minuman beralkohol, obat narkotik, dan
obat-obat terlarang lainnya, obat-obatan yang tidak resmi
dan atau tidak atas perintah dokter/tenaga kesehatan yang
merawatnya, dan merokok;
2. mengalami kecelakaan pada waktu mengikuti kegiatan
olahraga berisiko tinggi bukan atas penugasan Yayasan,
antara lain namun tidak terbatas pada: beladiri, terjun
payung, layang gantung/terbang layang, panjat
tebing/dinding, mendaki gunung, arung jeram, dan balap
motor/mobil;
3. mengalami kecelakaan pada waktu bekerja bukan untuk
kepentingan Yayasan dengan menerima upah atau
pembayaran dalam bentuk apa pun dan atau mengikuti
kegiatan organisasi politik dan atau organisasi masa bukan
atas penugasan Yayasan;
4. hamil/menghamili di luar perkawinan yang sah;
5. penyakit menular akibat hubungan seksual;
6. usaha bunuh diri;
7. kebiasaan tidak sehat lainnya, meskipun sudah pernah
memperoleh surat peringatan dari dokter yang merawatnya
dan diketahui oleh Yayasan; dan
8. pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS
Kesehatan.

BAB VIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

49
Pasal 56
Manfaat Syarat-syarat Keselamatan Kerja
(1) Sesuai dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi,
suara, dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja, baik kerja fisik maupun psikis, peracunan,
infeksi, dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan kelembaban yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara Pekerja, alat,
lingkungan, cara, dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-
muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkenanya aliran listrik yang berbahaya;
dan

50
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
(2) Syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah sesuai peraturan perundang-undangan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pendapat-pendapat baru yang berlaku dikemudian hari.

Pasal 57
Pengawasan
Yayasan berkewajiban untuk melakukan pengawasan umum
terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 58
Pemeriksaan Kesehatan
(1) Yayasan wajib memeriksakan kesehatan jasmani dan
mental serta kemampuan fisik Calon Pekerja yang akan
diterima dan Pekerja yang akan dipindahkan, sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.
(2) Yayasan wajib melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi semua Pekerja Tetap kepada dokter yang
ditunjuk oleh Yayasan, sekurang-kurangnya setahun sekali.
(3) Jenis pemeriksaan kesehatan secara berkala akan diatur
dengan keputusan Yayasan.

Pasal 59
Pembinaan Pekerja
(1) Yayasan dan Serikat Pekerja wajib menunjukkan dan
menjelaskan kepada setiap Pekerja baru tentang:
a. kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul di
tempat kerja;
b. semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan di tempat kerja;

51
c. alat-alat perlindungan diri bagi Pekerja yang
bersangkutan;
d. cara-cara dan sikap yang aman bagi Pekerja dalam
melaksanakan tugas.
(2) Yayasan hanya dapat mempekerjakan Pekerja setelah yakin
bahwa Pekerja yang bersangkutan memahami syarat-syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Yayasan dan Serikat Pekerja wajib menyelenggarakan
pembinaan bagi semua Pekerja dalam rangka pencegahan
kecelakaan serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja.
(4) Yayasan wajib memenuhi dan menaati semua syarat dan
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankan.

Pasal 60
Kewajiban Pekerja di Tempat Kerja
Setiap Pekerja diwajibkan untuk menaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.

Pasal 61
Kewajiban Yayasan
Dalam rangka menunjang program keselamatan dan kesehatan
kerja, maka Yayasan wajib:
a. menempatkan di tempat kerja semua persyaratan keselamatan
kerja yang diwajibkan, undang-undang keselamatan kerja dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas;

52
b. memasang di tempat kerja semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca, menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; dan
c. menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan bagi tenaga kerja, dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja itu, disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan.

BAB IX
PROGRAM JAMSOSTEK, PAKAIAN DINAS,
KESEMPATAN MAKAN,
DAN BANTUAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PEKERJA TETAP
Pasal 62
Jamsostek Pekerja Tetap
(1) Jamsostek adalah program jaminan sosial tenaga kerja yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap Pekerja Tetap di Yayasan diikutsertakan dalam
program Jamsostek.
(3) Program Jamsostek yang diikuti oleh Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan terdiri atas:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
b. Jaminan Kematian; dan
c. Jaminan Hari Tua.
(4) Besarnya iuran dan sistem pembayaran iuran serta sistem
pemberian santuan program-program sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

53
Pasal 63
Pakaian Dinas Pekerja Tetap
(1) Kepada setiap Pekerja Tetap diterimakan pakaian dinas,
lengkap dengan cap, kartu identitas diri, dan atribut
lainnya, sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.
(2) Pakaian dinas diterimakan secara berkala kepada setiap
Pekerja Tetap, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pada waktu diangkat sebagai Pekerja Tetap diterimakan
sejumlah 3 stel; dan
b. setiap tahun selanjutnya diterimakan sejumlah 2 stel.
(3) Pakaian dinas diterimakan dalam bentuk jadi (siap pakai).

Pasal 64
Kesempatan Makan bagi Pekerja Tetap
(1) Sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan Pekerja Tetap
dan membina persaudaraan di antara para Pekerja Tetap
melalui kesempatan makan bersama, kepada setiap Pekerja
Tetap diberikan kesempatan makan satu kali pada waktu
dinas/kerja.
(2) Kesempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilaksanakan di tempat yang sudah ditentukan oleh
Yayasan, dan tidak dapat dialihkan kepada Pekerja Tetap
lain dan atau pihak lain dan atau ditukar/digantikan dalam
bentuk apa pun.

Pasal 65
Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja Tetap
Tunjangan hari raya keagamaan diberikan kepada Pekerja Tetap
sekali dalam setahun sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

54
Pasal 66
Dana Bantuan Pendidikan Anak bagi Pekerja Tetap
(1) Dalam rangka membantu biaya pendidikan anak-anak
Pekerja Tetap, Yayasan memberikan dana bantuan
pendidikan anak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang berhak menerima adalah anak-anak yang berusia
3—24 tahun, mulai dari pendidikan anak usia dini
sampai dengan masih aktif sekolah/kuliah dan atau
belum menikah/hamil/menghamili dan atau belum
berpenghasilan sendiri;
b. diberikan satu kali dalam satu tahun, yaitu satu bulan
sebelum tahun ajaran baru; dan
c. jumlahnya sama untuk setiap anak yang berhak
menerimanya.
(2) Jumlah dana bantuan pendidikan anak setiap tahun
sekurang-kurangnya sama dengan penerimaan tahun
terakhir, dan ditetapkan dengan keputusan Yayasan.

Pasal 67
Uang Duka bagi Pekerja Tetap
(1) Sebagai wujud solidaritas terhadap Pekerja Tetap atau
anggota keluarganya yang meninggal dunia, Yayasan
memberikan uang duka, yang saat ini jumlahnya sebagai
berikut:
a. apabila Pekerja Tetap meninggal dunia, uang duka
diberikan kepada anggota keluarga/ahli warisnya, yang
jumlahnya disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan minimal berjumlah
Rp4.000.000,00;
b. Rp3.000.000,00, apabila istri/suami sah dari Pekerja
Tetap meninggal dunia; dan

55
c. Rp2.000.000,00, apabila anak sah dari Pekerja Tetap
meninggal dunia.
(2) Dengan persetujuan keluarga/ahli waris, uang duka dapat
diberikan dalam wujud barang.
BAB X
PROGRAM PENGEMBANGAN PEKERJA TETAP
Pasal 68
Program Pengembangan
(1) Setiap Pekerja Tetap berhak memperoleh dan atau
meningkatkan dan atau mengembangkan ketrampilan dan
atau keahlian kerja sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya, serta sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan Yayasan.
(2) Pengembangan Pekerja Tetap dapat berbentuk studi lanjut,
kursus-kursus, pelatihan-pelatihan kerja, dan gladi rohani.
(3) Syarat-syarat dan prosedur pengembangan Pekerja Tetap
diatur dengan keputusan Yayasan dan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan Unit Karya atau bagian yang terkait.
(4) Yayasan dan Serikat Pekerja berkewajiban untuk
melaksanakan program pengembangan seperti dimaksud
pada ayat (1) bagi Pekerja Tetap.

BAB XI
KEWAJIBAN, LARANGAN, DAN SANKSI PEKERJA
TETAP

56
Pasal 69
Kewajiban Pekerja Tetap
Setiap Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan wajib:
a. selalu menjunjung tinggi falsafah, visi, misi, tujuan, dan nama
baik Yayasan beserta seluruh unit karyanya, baik pada
waktu bekerja di lingkungan Yayasan maupun dalam
kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar lingkungan
Yayasan;
b. selalu menjunjung tinggi, mematuhi, dan mengamalkan
prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai Kristiani dengan
mengutamakan dan memperjuangkan nilai hak hidup di dalam
melaksanakan tugas/kewajiban di lingkungan Yayasan;
c. menjaga dan memegang teguh rahasia Yayasan dan unit-unit
karyanya;
d. menjaga dan memegang teguh rahasia jabatan sesuai dengan
bidang tugas/ pekerjaan masing-masing;
e. selalu menjunjung tinggi, mematuhi, dan mengamalkan kode
etik profesi, sesuai dengan profesinya masing-masing;
f. patuh/taat, berdisiplin, bersopan santun, beriktikad baik, jujur,
dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas/kewajiban di lingkungan Yayasan;
g. bekerja dengan giat dan rajin, serta selalu memperhatikan dan
mematuhi semua tata tertib, peraturan, dan tata kerja yang
berlaku di lingkungan Yayasan;
h. memelihara dan mengenakan pakaian dinas beserta kartu
identitas dan atribut lainnya secara benar dan lengkap pada
waktu dinas; dan
i. menjaga dan memelihara kesehatan diri, dengan berperilaku
hidup sehat dan tidak melakukan hal-hal yang mengganggu
dan atau mengancam kesehatannya serta kesehatan lingkungan
kerja.

57
Pasal 70
Larangan bagi Pekerja Tetap
Setiap Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan dilarang:
a. melakukan usaha/perbuatan/tindakan yang merugikan Yayasan
beserta seluruh unit karyanya, baik kerugian moral maupun
materiil dan finansial;
b. melakukan usaha atau tindakan di bidang
ideologi/agama/politik dan lain-lain, yang berakibat
mengganggu ketenangan/ketenteraman kerja;
c. melakukan usaha dan atau tindakan korupsi, kolusi,
nepotisme, dan manipulasi terhadap peraturan/kesempatan
yang ada, termasuk tindakan pencurian, baik untuk
kepentingan diri sendiri maupun kelompok;
d. tanpa persetujuan Yayasan, menerima hadiah atau pemberian
berupa apa pun dan dari siapa pun, yang dapat atau patut
diduga bahwa hadiah atau pemberian itu bersangkutan atau
mungkin bersangkutan dengan pekerjaan/jabatan;
e. melakukan perjudian, tindakan asusila dan atau tindakan-
tindakan kriminal lainnya, baik selama melaksanakan tugas di
lingkungan Yayasan maupun di dalam kehidupan sehari-hari;
f. melakukan perceraian bukan karena suami/istri meninggal
dunia dan atau hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang
sah;
g. melakukan perkawinan dengan seorang pria atau wanita yang
masih terikat perkawinan dengan wanita atau pria lain dan
atau mempunyai istri/suami lebih dari satu;
h. bertindak sewenang-wenang, baik atasan terhadap bawahan
atau sebaliknya, maupun terhadap sesama Pekerja;
i. meninggalkan tempat kerja pada jam kerja dan atau tidak
masuk kerja/dinas tanpa izin dari Yayasan;
j. merangkap pekerjaan di instansi/perusahaan lain yang tidak
menyelenggarakan pelayanan/kegiatan yang sama dengan
Yayasan, tanpa izin Yayasan;

58
k. merangkap pekerjaan di instansi/perusahaan lain yang
menyelenggarakan pelayanan/ kegiatan yang sama dengan
Yayasan; dan atau
l. melakukan transaksi jual-beli barang dan atau jasa di
lingkungan Yayasan, baik dalam jam kerja maupun di luar jam
kerja.

Pasal 71
Sanksi untuk Pekerja Tetap
(1) Kepada Pekerja Tetap yang melakukan pelanggaran, yaitu
tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 dan atau tidak mematuhi larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 70 dikenai sanksi.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pemberian surat teguran/peringatan;
b. penundaan kenaikan upah pokok berkala selama 1 tahun;
c. penundaan ujian kenaikan upah fungsional;
d. penundaan kenaikan golongan/ruang upah pokok;
e. penurunan golongan/ruang upah pokok;
f.pemutusan hubungan kerja yang didahului dengan
skorsing selama menunggu keputusan dari Pengadilan
Penyelesaian Hubungan Industrial (PPHI), dengan
menerima upah sejumlah 75% dari upah pokok;
g. peniadaan jaminan sosial untuk waktu tertentu dan atau
kasus tertentu; dan atau
h. bentuk lainnya yang akan ditetapkan kemudian oleh
Yayasan.
(3) Tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) akan diatur lebih lanjut dalam peraturan
pelaksanaan yang akan ditetapkan oleh Yayasan.
(4) Kepada Pekerja Tetap yang dengan sengaja melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf i,
dikenai sanksi berupa:

59
a. peringatan yang ditulis dalam rapor Pekerja Tetap dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak;
b. pemberian surat teguran, apabila meninggalkan tempat
kerja tanpa izin dari Yayasan;
c. pemberian surat peringatan tingkat I, apabila tidak
masuk kerja selama 1 (satu) hari kerja tanpa izin dari
Yayasan;
d. pemberian surat peringatan tingkat II, apabila tidak
masuk kerja selama 2 (dua) atau 3 (tiga) hari kerja terus-
menerus tanpa izin Yayasan;
e. pemberian surat peringatan tingkat III (terakhir), apabila
tidak masuk kerja selama 4 (empat) hari kerja terus-
menerus tanpa izin dari Yayasan; atau
f.dalam hal Pekerja Tetap tidak masuk kerja dalam waktu
sedikit-dikitnya 5 (lima) hari kerja terus-menerus tanpa
keterangan secara tertulis dengan bukti yang sah dan
telah dipanggil oleh Yayasan tetapi tidak datang dan atau
tidak menyampaikan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, Pekerja Tetap yang
bersangkutan demi hukum dinyatakan telah memutuskan
hubungan kerja.

BAB XII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PEKERJA TETAP
Pasal 72
Alasan Pemutusan Hubungan Kerja Pekerja Tetap
Pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Pekerja Tetap dan
Yayasan dapat terjadi karena salah satu dari alasan-alasan sebagai
berikut:
a. Pekerja Tetap mengundurkan diri dari Yayasan;
b. Pekerja Tetap memasuki usia pensiun;

60
c. Pekerja Tetap meninggal dunia;
d. Pekerja Tetap menderita sakit selama 1 tahun terus-menerus;
e. Pekerja Tetap tidak memenuhi kewajiban dan atau melanggar
larangan;
f. Pekerja Tetap melakukan tindak kriminal dan atau pelanggaran
berat menurut peraturan perundangan yang berlaku; atau
g. alasan khusus demi kelangsungan hidup Yayasan, antara lain:
1. ada perubahan struktur organisasi, sehingga terjadi
pengurangan jumlah tenaga kerja (reorganisasi dan
rasionalisasi); atau;
2. Yayasan bubar atau membubarkan diri serta menghentikan
kegiatan.

Pasal 73
PHK karena Pekerja Tetap Mengundurkan Diri
(1) Setiap Pekerja Tetap yang berkehendak mengundurkan
diri/memutuskan hubungan kerja dengan Yayasan, wajib
mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
kepada Yayasan, paling lambat 1 bulan sebelum waktu
pengunduran diri yang dikehendaki oleh Pekerja Tetap yang
bersangkutan dan wajib tetap masuk kerja sampai tanggal
pengunduran diri yang dikehendaki.
(2) Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diputuskan
hubungan kerjanya dengan Yayasan, dengan
surat/keputusan Yayasan, setelah Pekerja Tetap yang
bersangkutan menyelesaikan semua kewajibannya dengan
Yayasan dan atau Serikat Pekerja.

(3) Kepada Pekerja Tetap yang mengundurkan


diri/memutuskan hubungan kerja dengan Yayasan tidak

61
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), tidak diberikan surat keterangan pengalaman kerja dan
uang pisah.
(4) Pekerja Tetap yang mengundurkan diri atas kemauan
sendiri dengan cara baik-baik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan tidak dalam ikatan dinas dengan Yayasan,
berhak atas uang pengganti hak yang seharusnya diterima
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan jika tidak sedang memangku jabatan
manajerial/struktural berhak atas uang pisah yang besarnya
ditentukan sebagai berikut:
a. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja efektif 3 tahun
berturut-turut di lingkungan Yayasan, terhitung diangkat
sebagai Pekerja Tetap, sebesar 2 kali upah pokok;
b. untuk Pekerja Tetap yang bermasa kerja efektif lebih
dari 3 tahun berturut-turut dengan pembulatan ke
bawah, terhitung diangkat sebagai Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan, sebesar 2 kali upah pokok,
ditambah ½ kali upah pokok untuk setiap 1 tahun
tambahan masa kerja di atas 3 tahun dan maksimal 10
kali upah pokok.

Pasal 74
PHK karena Pekerja Tetap Memasuki Batas Usia Pensiun
(1) Pekerja Tetap yang memasuki batas usia pensiun, demi
hukum diputuskan dengan hormat hubungan kerjanya
dengan Yayasan.
(2) Pekerja Tetap non-Dosen memasuki usia pensiun terhitung
tanggal 1 bulan berikutnya setelah hari ulang tahunnya (3) Batas usia pensiun Dokter Tetap dapat diperpanjang sampai
yang ke-56. dengan 60 tahun, apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

62
a. memiliki keahlian dan pengalaman medik yang sangat
dibutuhkan oleh Yayasan;
b. memiliki kinerja yang baik;
c. memiliki moral dan integritas yang baik;
d. memiliki perilaku sesuai dengan visi-misi Yayasan dan
nilai-nilai Spiritualitas CB;
e. memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang berlaku; dan
f.sehat fisik dan mental yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter.
(4) Dosen Tetap memasuki batas usia pensiun mulai tanggal 1
bulan berikutnya setelah hari ulang tahunnya yang ke-60,
dan dapat diperpanjang sampai dengan usia 65 tahun,
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. telah memiliki jabatan akademik minimal Lektor
Kepala;
b. memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat
dibutuhkan oleh lembaga;
c. memiliki kinerja yang baik;
d. memiliki moral dan integritas yang baik; dan
e. sehat fisik dan mental yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter.
(5) Kepada Pekerja Tetap yang akan menjalani masa pensiun
diberikan kesempatan menjalani masa persiapan pensiun
(MPP) selama 2 bulan.
(6) PHK karena memasuki masa pensiun untuk Pekerja Tetap
ditetapkan dengan keputusan Yayasan, yang diterbitkan
dan diberikan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum
Pekerja Tetap yang bersangkutan mencapai batas usia
pensiun.
(7) Kepada Pekerja Tetap yang mempunyai masa kerja efektif
minimal 15 tahun terus-menerus di Yayasan dan mengalami
PHK karena memasuki usia pensiun, diberikan uang
penghargaan masa bakti oleh Yayasan.

63
(8) Besarnya uang penghargaan masa bakti akan diatur
tersendiri oleh Yayasan, dengan berdasarkan kemampuan
keuangan Yayasan.
(9) Yayasan bersama Serikat Pekerja mengadakan pembinaan
di bidang sosial-ekonomi kepada para Pekerja yang akan
memasuki masa pensiun, dengan memperhatikan minat
masing-masing Pekerja yang bersangkutan.

Pasal 75
PHK Karena Pekerja Tetap Meninggal Dunia
(1) Pekerja Tetap yang meninggal dunia dengan sendirinya
putus hubungan kerjanya dengan Yayasan.
(2) Dalam hal Pekerja Tetap putus hubungan kerjanya karena
meninggal dunia, maka Yayasan wajib membayar santunan
kepada ahli waris yang sah, berupa uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak, dengan
jumlah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

64
Pasal 76
PHK karena Pekerja Tetap Menderita Sakit Selama 1 Tahun
(1) Pekerja Tetap yang menderita sakit selama 1 tahun secara
terus-menerus, dan setelah diperiksa oleh Tim Penguji
Kesehatan yang ditunjuk Yayasan yang bersangkutan tidak
mempunyai harapan untuk sembuh kembali dan mampu
melaksanakan segala tugas dan kewajibannya sesuai
dengan profesi yang disandangnya dalam waktu 3 bulan
sesudahnya, diputuskan hubungan kerjanya dengan
Yayasan dengan status pemutusan hubungan kerja dengan
hormat, dan berhak mendapatkan uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja serta uang pengganti hak sesuai
peraturan perundangan yang berlaku atau memasuki masa
pensiun dipercepat karena alasan kesehatan jika memenuhi
persyaratan Yadapen.
(2) Pekerja Tetap yang mengalami sakit berkepanjangan dan
atau mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak
dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12
bulan, dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan
diberikan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja,
dan uang pengganti hak sesuai peraturan perundangan yang
berlaku atau mengajukan permohonan pensiun dini karena
alasan kesehatan jika memenuhi persyaratan Yadapen.

Pasal 77
PHK karena Pekerja Tetap Melakukan Pelanggaran
Peraturan
(1) Yayasan, Pekerja Tetap, dan Serikat Pekerja, baik bersama-
sama maupun sendiri-sendiri, wajib melakukan upaya-
upaya nyata secara optimal untuk mencegah terjadinya
PHK antara Pekerja Tetap dan Yayasan, sehingga:

65
a. Yayasan terselenggara dalam praktik manajemen yang
sehat, efisien, dan efektif serta karya Yayasan semakin
hari semakin maju dan berkembang;
b. masing-masing Pekerja Tetap memenuhi semua
kewajiban, tidak melanggar semua larangan, dan ikut
memajukan Yayasan; dan
c. kesejahteraan Pekerja Tetap dan keluarganya
berkembang seiring dengan perkembangan Yayasan,
tanpa mengabaikan semangat belarasa kepada
masyarakat.
(2) Apabila telah dilakukan berbagai upaya, namun PHK
seorang Pekerja Tetap tidak dapat dihindari, maka Yayasan
memusyawarahkan hal tersebut dengan Serikat Pekerja
atau dengan Pekerja Tetap yang bersangkutan apabila
Pekerja Tetap tidak menjadi anggota Serikat Pekerja.
(3) Yayasan berhak memutuskan hubungan kerja seorang
Pekerja Tetap, dengan status pemutusan hubungan tidak
dengan hormat, apabila:
a. Pekerja Tetap yang bersangkutan telah terbukti tidak
mematuhi dan atau melanggar ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 dan Pasal 68
PKB ini dan atau peraturan pelaksanaannya, dan
kepadanya sudah diberikan peringatan, baik secara lisan
maupun tertulis; atau
b. Pekerja Tetap yang bersangkutan melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 dan Pasal 68 PKB ini, yang
dinilai berat oleh Yayasan, dengan sifat PHK secara
langsung dengan pemberitahuan secara lisan dalam
waktu dua kali dua puluh empat jam setelah kejadian
pelanggaran diketahui.

66
(4) Yayasan berhak memutuskan hubungan kerja seorang
Pekerja Tetap yang terbukti melakukan tindak kriminal dan
atau melakukan pelanggaran berat menurut peraturan
perundang-undangan, dengan status PHK tidak dengan
hormat.
(5) PHK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 78
PHK Pekerja Tetap karena Alasan Khusus
(1) Demi kelangsungan hidup Yayasan dan Unit-unit Karyanya,
Yayasan dapat memutuskan hubungan kerja seorang
Pekerja Tetap, dengan status PHK dengan hormat karena
alasan khusus antara lain:
a. ada perubahan struktur organisasi, sehingga terjadi
pengurangan jumlah Pekerja (reorganisasi dan
rasionalisasi); atau
b. Yayasan bubar atau membubarkan diri serta
menghentikan kegiatannya.
(2) Pekerja Tetap yang mengalami PHK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berhak menerima uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 79
Pengecualian Alasan PHK Pekerja Tetap
Yayasan tidak boleh melakukan PHK terhadap Pekerja Tetap,
dalam hal:

67
a. Pekerja Tetap berhalangan masuk kerja karena sakit menurut
keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan
terus-menerus;
b. Pekerja Tetap berhalangan melaksanakan pekerjaannya karena
memenuhi kewajiban terhadap negara, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pekerja Tetap melaksanakan ibadah yang diperintahkan
agamanya;
d. Pekerja Tetap menikah;
e. Pekerja Tetap perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan
atau menyusui bayinya;
f. Pekerja Tetap mempunyai pertalian darah dan atau ikatan
perkawinan dengan Pekerja Tetap lainnya di dalam satu unit
karya;
g. Pekerja Tetap mendirikan, menjadi anggota, dan atau menjadi
pengurus serikat pekerja, serta melakukan kegiatan serikat
pekerja di luar jam kerja atau di dalam jam kerja atas
persetujuan Yayasan;
h. Pekerja Tetap mengadukan Yayasan kepada yang berwajib
mengenai perbuatan Yayasan yang melakukan tindakan pidana
kejahatan;
i. Perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit,
golongan, kondisi fisik, atau jenis kelamin; dan atau
j. Pekerja Tetap dalam keadaan cacat tetap dan atau sakit akibat
kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja, yang
menurut surat keterangan dokter jangka waktu
penyembuhannya belum dapat dipastikan.

68
Pasal 80
Uang Pesangon, Uang Penghagaan Masa Kerja,
dan Uang Penggantian Hak
Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan
Uang Penggantian Hak dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIII
PROGRAM PENSIUN PEKERJA TETAP
Pasal 81
Keikutsertaan dalam Program Pensiun Pekerja Tetap
(1) Setiap Pekerja Tetap yang berusia sekurang-kurangnya 22
tahun dan setinggi-tingginya 40 tahun dianjurkan untuk
mengikuti program pensiun dengan menjadi peserta
Yadapen.
(2) Setiap Pekerja Tetap yang menjadi peserta Yadapen wajib
tunduk dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan atau
peraturan yang berlaku di Yadapen.
(3) Setiap Pekerja Tetap yang tidak bersedia menjadi peserta
Yadapen, wajib membuat surat pernyataan di atas kertas
bermeterai cukup dan ditandatangani oleh 2 orang saksi,
yang terdiri atas Ketua Serikat Pekerja dan atasan langsung
Pekerja Tetap yang bersangkutan, dan diketahui oleh
suami/istri atau orangtua Pekerja Tetap yang bersangkutan
bagi Pekerja Tetap yang belum menikah.
(4) Setiap tahun Yayasan berkewajiban memberitahukan
kepada peserta Yadapen besarnya upah pokok terakhir yang
dilaporkan ke Yadapen dan besarnya iuran yang dibayarkan
ke Yadapen.

69
Pasal 82
Iuran Pensiun
(1) Besarnya iuran pensiun yang harus dibayar oleh Pekerja
Tetap sebagai peserta program pensiun, disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku di Yadapen.
(2) Yayasan membantu Pekerja Tetap dalam hal membayar
iuran pensiun sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku di Yadapen.

Pasal 83
Uang Pensiun
(1) Uang pensiun yang diterimakan oleh Yadapen merupakan
satu-satunya sumber uang pensiun bagi peserta program
pensiun.
(2) Tata cara penerimaan uang pensiun akan diatur tersendiri
oleh Yayasan dengan memperhatikan ketentuan/peraturan
yang berlaku di Yadapen.

Pasal 84
Tanggung Jawab dalam Hal Program Pensiun
Dalam keadaan apa pun dan bagaimanapun, Yayasan tidak
berkewajiban untuk mengambil alih tanggung jawab dan
kewajiban Yadapen terhadap peserta program pensiun, baik
sebagian maupun keseluruhan.

70
BAB XIV
PINDAH TEMPAT KERJA DAN ATAU ALIH PEKERJAAN
Pasal 85
(1) Demi kelancaran dan kelangsungan penyelenggaraan
pelayanan di lingkungan Yayasan, dan sebagai salah satu
upaya untuk memperluas pengalaman dan mengembangkan
Pekerja Tetap, maka kepada setiap Pekerja Tetap di
lingkungan Yayasan dapat dilakukan perpindahan tempat
kerja dan atau pengalihan pekerjaan, dengan tidak
merugikan Pekerja Tetap yang bersangkutan.
(2) Perpindahan tempat kerja dan atau pengalihan pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat terjadi dalam
satu unit karya atau antarunit karya di lingkungan Yayasan.
(3) Perpindahan Pekerja Tetap dapat dilaksanakan bila sudah
dibicarakan oleh Pimpinan Unit Karya dan Pekerja Tetap
yang bersangkutan.
(4) Setiap Pekerja Tetap di lingkungan Yayasan wajib
mematuhi dan melaksanakan perpindahan tempat kerja dan
atau pengalihan pekerjaan yang ditetapkan oleh Yayasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

BAB XV
PEMBERITAHUAN PERKAWINAN
Pasal 86
Setiap Pekerja Tetap yang akan melangsungkan perkawinan
wajib memberitahukan secara tertulis tentang rencana
perkawinan itu kepada Yayasan, paling lambat 1 bulan sebelum
saat perkawinan dilaksanakan.

71
BAB XVI
KOMUNIKASI ANTARA PEKERJA TETAP DAN
YAYASAN
Pasal 87
(1) Setiap Pekerja Tetap diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan/sumbang saran/laporan kejadian
yang berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan di
lingkungan Yayasan kepada Yayasan dan atau Pimpinan
Unit Karya, baik secara langsung maupun melalui Serikat
Pekerja, dan baik secara lisan maupun tertulis.
(2) Dalam rangka menggalang kebersamaan dan rasa
kekeluargaan, diselenggarakan pertemuan antara Yayasan,
Serikat Pekerja, dan Pimpinan Unit Karya, sekurang-
kurangnya sekali setahun dan menghidupkan lembaga
bipartit sebagaimana dimaksudkan peraturan perundangan
yang berlaku.
(3) Pekerja yang hendak mengikuti tes CPNS atau tes calon
karyawan di lembaga lain, wajib mengajukan surat
pemberitahuan kepada Yayasan selambat-lambatnya 1
bulan sebelum tanggal pelaksanaan tes.
(4) Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh
menggunakan waktu kerja Yayasan dan tidak boleh
mengganggu kelancaran pelayanan di Unit Karya.

BAB XVII
PENUTUP
Pasal 88
Kebijakan Tertentu di Luar PKB
Demi kepentingan penyelenggaraan pelayanan di lingkungan
Yayasan, maka Yayasan dapat menetapkan kebijakan tertentu
tentang masalah-masalah Pekerja, dengan ketentuan tidak
bertentangan dengan PKB ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

72
Pasal 89
Pelimpahan Wewenang untuk Mengatur dan
Mengawasi Pelaksanaan PKB
(1) Yayasan melimpahkan wewenang penuh kepada Pimpinan
Unit Karya untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan
PKB ini, supaya dapat berlaku sebagaimana mestinya di
masing-masing unit karya.
(2) Yayasan memberikan wewenang kepada Pimpinan Unit
Karya untuk menyusun peraturan pelaksanaan yang
diperlukan, supaya PKB ini dapat berlaku sebagaimana
mestinya.
(3) Peraturan pelaksanaan yang disusun oleh Pimpinan Unit
Karya tidak boleh bertentangan dengan PKB ini.
(4) Dalam menyusun peraturan pelaksanaan yang menyangkut
kepentingan sebagian besar Pekerja, Pimpinan Unit Karya
melibatkan Serikat Pekerja.

Pasal 90
Penyelesaian Permasalahan
(1) Setiap masalah yang timbul dalam pelaksanaan PKB ini
akan diselesaikan secara musyawarah yang dilandasi sikap
saling menghormati, saling mempercayai, jujur, dan rasa
tanggung jawab bersama atas kelangsungan hidup Yayasan
sebagai lembaga sosial Gereja Katolik dan kepentingan
Pekerja.
(2) Apabila suatu masalah antara Yayasan dan Pekerja tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah, maka penyelesaian
masalah itu dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.

Pasal 91
Berlakunya PKB

73
(1) PKB ini berlaku selama dua tahun, mulai tanggal 1 Juli
2015 sampai dengan 30 Juni 2017.
(2) PKB ini telah dibahas, disepakati, dan ditandatangani
bersama di Yogyakarta pada tanggal 1 Juli 2015.

Serikat Pekerja Yayasan Panti Rapih

Mateus Sunardi Tarsisius Hani Handoko, Ph.D.


Ketua Umum Ketua Umum

Ignatius Sandiwan, AMK Sr. Surani CB


Sekretaris Umum Sekretaris

74
LAMPIRAN 1

DAFTAR UPAH POKOK PEKERJA

Lihat file di Exel

75
LAMPIRAN 2

DAFTAR UPAH FUNGSIONAL PEKERJA

Lihat file di Exel

76
LAMPIRAN 3 4. Doktor III/c 1.035.0
KUTIPAN LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN PENGURUS
YAYASAN PANTI RAPIH
NOMOR: 18/YPR/K/B/III/2014 TANGGAL 28 MARET 2014
Yogyakarta, 28 Maret 2014
Pengurus
DAFTAR UPAH FUNGSIONAL DOSEN BERJABATAN Yayasan Panti Rapih
AKADEMIK
BERLAKU MULAI 1 APRIL 2014
ttd
ttd
No. Jabatan Fungsional Dosen Insentif Fungsional/Bulan (Rp)
T. Hani Handoko, Ph.D.
1. Asisten Ahli
2. Lektor Sr. Surani, CB
3. Lektor Kepala Ketua Umum

Sekretaris

DAFTAR UPAH FUNGSIONAL DOSEN BELUM


BERJABATAN AKADEMIK
BERLAKU MULAI 1 APRIL 2014

No. Pendidikan/Ijazah Golongan/Ruang Insentif Fungsional/Bulan (Rp)


1. D4 II/d
III/a
III/b
2. Sarjana III/a
III/b dst
3. Magister/Master III/b

77
LAMPIRAN 4
Sekretaris
KUTIPAN LAMPIRAN 3 KEPUTUSAN PENGURUS
YAYASAN PANTI RAPIH
NOMOR: 18/YPR/K/B/III/2014 TANGGAL 28 MARET 2014
TENTANG
DAFTAR INSENTIF KEHADIRAN PEKERJA TETAP
NONMEDIS
BERLAKU MULAI 1 APRIL 2014

No. Golongan Upah Pokok Insentif Kehadiran/Hari Kerja (Rp)


1. I
2. II
3. III
4. IV

Yogyakarta, 28 Maret 2014


Pengurus
Yayasan Panti Rapih

ttd
ttd

T. Hani Handoko, Ph.D.

Sr. Surani, CB
Ketua Umum

78
LAMPIRAN 5

KUTIPAN LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN PENGURUS


YAYASAN PANTI RAPIH
NOMOR: 08/YPR/K/B/III/2013 TANGGAL 26 MARET 2013
TENTANG
INSENTIF LEMBUR DAN INSENTIF JAGA MALAM
BERLAKU MULAI 1 APRIL 2013

Lihat file di Exel

79
Sambungan Insentif Lembur dan Insentif Jaga Malam

80
LAMPIRAN 6 T. Hani Handoko, Ph.D.

KUTIPAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN Sr. Surani CB


PANTI RAPIH Ketua Umum
NOMOR: 19/YPR/K/B/V/2012 TANGGAL 23 MEI 2012
Sekretaris

DAFTAR HONORARIUM
KELEBIHAN BEBAN AKADEMIK
DOSEN TETAP

Rupiah
No Golongan/ Jenjang Pendidikan dan Tarif Honorarium per sks per Semester
Ruang Diploma/Sarjana Magister/Doktor
1. III/a 426.000
2. III/b 451.000
3. III/c 476.000
4. III/d 500.000
5. IV/a 534.000
6. IV/b 559.000
7. IV/c 583.000

Yogyakarta, 23 Mei 2012

Pengurus Yayasan Panti


Rapih

ttd

ttd

81
LAMPIRAN 7 335 orang laki-laki, dan
1.198 orang perempuan
DATA PEKERJA TETAP YAYASAN PANTI RAPIH 8. Nama Serikat Pekerja: Serikat Pekerja Farmasi dan
UNTUK PERJANJIAN KERJA BERSAMA 2015—2017 Kesehatan Reformasi
Yayasan Panti Rapih
1. Nama Lembaga Sosial: Yayasan Panti Rapih 9. Alamat Serikat Pekerja: Jalan Cik Ditiro 30, Yogyakarta
2. Alamat dan Nomor Telepon: Jalan Cik Ditiro 30, 55223
Yogyakarta 55223 10. Jumlah Anggota Serikat Pekerja: 1.533 orang, terdiri atas
Telepon/Faksimile (0274) 335 orang laki-laki dan
521407 1.198 orang perempuan
3. Nama Pimpinan Lembaga: Pengurus Yayasan Panti 11. PKB yang Didaftar: Perjanjian Kerja Bersama Antara
Rapih Yayasan Panti Rapih dan
4. Klasifikasi Permodalan: Yayasan (Swasta Keagamaan) Serikat Pekerja Farmasi
Dalam Negeri dan Kesehatan Reformasi
5. Jenis Usaha: Pelayanan Sosial di Bidang Yayasan Panti Rapih
Kesehatan dan 12. Masa Berlaku: 1 Juli 2015 sampai dengan 30 Juni
Pendidikan Tenaga 2017
Kesehatan/Keperawatan
6. Jumlah Unit Karya Yogyakarta, 1 Juli 2015
yang Tercakup di dalam PKB: 6 Unit Karya yaitu:
a. Rumah Sakit Panti Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Rapih, Yogyakarta
b. Rumah Sakit Panti Yayasan Panti Rapih
Rini, Kalasan, Sleman Reformasi Yayasan Panti Rapih
c. Rumah Sakit Panti
Nugroho, Pakem, Sleman
d. Rumah Sakit Santa
Elisabeth, Ganjuran, Bantul Mateus Sunardi
e. Rumah Sakit Panti
Rahayu, Kelor, Gunungkidul Tarsisius Hani Handoko, Ph.D.
f. Akper Panti Rapih, Ketua Umum Ketua
Sleman Umum
7. Jumlah Pekerja: 1.533 orang

82
Ignatius Sandiwan, A.Md.Kep Sr.
Surani CB
Sekretaris Umum

Sekretaris

83
DATA PEKERJA TETAP YAYASAN PANTI RAPIH Mateus Sunardi
PER 1 JULI 2015
Tarsisius Hani Handoko, Ph.D.
Ketua Umum Ketua
Umum
Pekerja Tetap
No. Unit Karya
Laki-laki Perempuan

1. Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta 222


Ignatius Sandiwan, A.Md.Kep Sr.
2. Rumah Sakit Panti Rini, Kalasan 38 Surani CB
Sekretaris Umum
3. Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem 31
Sekretaris
4. Rumah Sakit Santa Elisabeth, Ganjuran 17

5. Rumah Sakit Panti Rahayu, Kelor 17

6. Akper Panti Rapih, Sleman 10

Jumlah 335 1.198

Yogyakarta, 1 Juli 2015

Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan

Yayasan Panti Rapih


Reformasi Yayasan Panti Rapih

84

Anda mungkin juga menyukai