Anda di halaman 1dari 23

Buku Saku

Tanya Jawab Seputar


Serikat Pekerja/
Serikat Buruh
Vol. 1
Testimoni Tokoh Pemerintah,
Pengusaha, dan Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Efan Aptito
Kasie Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja Sudisnakertransgi Kota
Administrasi Jakarta Barat
Kehadiran e-book tanya jawab seputar SP/SB ini sangat bermanfaat khususnya bagi para
pekerja/buruh yang ingin mendirikan SP/SB di perusahaan yg memang merupakan hak
mendasar bagi pekerja yg telah dijamin dalam pasal 28 UUD 1945. Selain itu Kehadiran e-book
ini mudah-mudahan dapat membantu rekan-rekan pekerja/buruh yang telah membentuk
SP/SB agar dapat memaksimalkan peran dan fungsi SP/SB sebagai mitra pengusaha untuk
tercapainya hubungan industrial yang harmonis dinamis dan berkeadilan.

Ananta Zhamahito
Head of Legal PT Infia Mega Semesta
Walaupun belum banyak perusahaan swasta khususnya di Industri Kreatif yang
menggunakan Serikat Pekerja (karena jumlah karyawan), namun pembahasan Serikat
Pekerja yang dijelaskan dalam buku ini sangat bermanfaat dan dapat menjadi tolak ukur bagi
para Legal dan/atau HR yang memiliki aktifitas pada Industri Kreatif.

Sigit Wisnu. P
Head Of Corporate Industrial Relation & HR Policy MNC Group
Satu kata buat penyusun dan penulis ketika saya membaca e-book ini adalah bergizi! E-book
yang padat, informatif dan sangat mencerahkan dalam memberikan informasi yang
komprehensif seputar Serikat Pekerja. Terdapat banyak tips untuk pemula ataupun praktisi
ketenagakerjaan sebagai refreshment informasi tentang Serikat Pekerja yang sering disalah
pahami karena dianggap selalu berseberangan dengan bisnis yang dijalankan. Sekali lagi
saya ucapkan selamat dan terimakasih pada penyusun dan penulis. Semoga hadirnya E-
book ini memberikan kontribusi positif. Bravo!

Budi. C
Ketua Umum Serikat Pekerja PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk
( GEC / GMF Employee Club )
Praktis dan sistematis formatnya, lugas dan tegas isinya, buku saku yang sangat
mencerdaskan dan bermanfaat. Kami yakin basis intelektual yang di tularkan dari buku ini
akan mengantarkan SP/SB semakin progresif dan elegan dalam merciptakan hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan yang pada muaranya tercapainya
kesejahteraan yang Optimal.
Testimoni Tokoh Pemerintah,
Pengusaha, dan Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Nasrul I Harahap
Ketua Umum Serikat Pekerja Sucofindo (SPS)
Buku saku ini sangat bermanfaat bagi semua stakeholder yang terlibat dalam dinamika
hubungan industrial. Jadi, sempatkan baca buku saku ini agar menjadi pedoman dalam tata
kelola sumber daya manusia ketika berbicara tentang syarat syarat kerja serta
menempatkan hak dan kewajiban bagi pihak pihak yang berkepentingan.

Dwi Yulianta
Ketua Umum Serikat Karyawan Garuda (SEKARGA)
E-book yang lengkap mengulas semua sisi bagaimana Serikat dan individu di Perusahaan,
menarik untuk dibaca menjadikan kita sebagai Pegawai paham akan hak dan kewajiban
berdasarkan peraturan perundangan sehingga menjadi Manusia yang merdeka”

Muslim
Ketua Umum Ikatan Karyawan PT. Astra Internatioan Tbk - Toyota Sales
Operation (Auto2000)
Hubungan industrial adalah forum komunikasi antara serikat pekerja dengan perusahaan.
Sedemikian penting untuk setiap unsur memahami tugas, fungsi, hak dan kewajiban masing-
masing. E-Book yang disusun oleh Bang Isnan (saya memanggilnya) sangat membantu bagi
para pekerja memahami pengertian, tugas, fungsi hak dan kewajiban, sampai cara
pembentukan dari Serikat Pekerja.

Agus Joko S
Sekjen Forum SP Astra Otoparts
Buku kecil yg memuat semua serba serbi dari azas, pendrian,perselisihan sampai bubarny
Serikat pekerja. Semoga buku ini bermanfaat kepada pekerja milenial/fresh graduate,sekali
baca tuntas serba serbi serikat pekerjanya.
Testimoni Tokoh Pemerintah,
Pengusaha, dan Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Willa Faradian
Presiden Federasi Serikat Pekerja Rakyat Indonesia
E-book ini sangat simple & mencerahkan bagi kaum pekerja/buruh indonesia sehingga
pekerja/buruh dapat memahami peranan Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam
memperjuangkan kesejahteraan baik untuk pekerja/buruh dan juga keluarganya. Selain itu,
hadirnya E-book ini dapat mendorong generasi mudah yang berprofesi sebagai
pekerja/buruh untuk sadar akan pentingnya Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam sebuah
perusahaan.
DISCLAIMER
Segala tulisan dalam buku ini merupakan
interpretasi dari para penulis, dan seluruh informasi
yang tersaji di dalamnya adalah bersifat umum.
Penulis tidak bertanggung jawab atas apa
yang diinterpretasikan oleh pembaca. Tulisan ini
dibuat dan disesuaikan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Dilarang menyalin, memperbanyak, buku ini tanpa
izin dari Penulis.

!
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I

Bab 1 Pengenalan Serikat Pekerja/Serikat Buruh 1


Bab 2 Best Practice & Penyelesaian Perselisihan 7
Bab 3 Union Busting 12

Profil Penulis 15
Kata
Pengantar
Beranjak dari masih banyaknya pekerja/buruh yang belum memahami
tentang pentingnya serikat pekerja/serikat buruh dalam
memperjuangkan kesejahteraan pekerja/buruh beserta keluarganya,
kami berinisiatif untuk berkontribusi melalui buku “Tanya Jawab Seputar
Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1” untuk memberikan pemahaman
mengenai Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia. Tulisan ini kami
coba sesuaikan dengan undang-undang Ketenagakerjaan yang
berlaku dan relevan dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Harapan
kami, tulisan dalam buku ini dapat menambah pemahaman kepada
pembaca tentang pengaturan Serikat Pekerja/Serikat Buruh secara
ketentuan normatif, best practice dan penyelesaian perselisihannya
serta terkait union busting.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dan mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga buku saku ini bisa diselesaikan. Dengan kerendahan hati, kami
menyadari tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Masukan dan
kritikan akan menjadi dentuman penyemangat kami untuk
berkontribusi lebih baik lagi.

Selamat membaca dari kami untuk kalian yang kami banggakan!

3 Juli 2022

Salam Harmonis!
Tim Penulis
Bab 1
Pengenalan
Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 01


Pengenalan Bab 1
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
1 Apa yang dimaksud dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Serikat pekerja/serikat buruh (selanjutnya biasa ditulis SP/SB) adalah organisasi
yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di
luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

2 Apa saja asas Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh
mempunyai sifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

3 Bolehkah pekerja/buruh menjadi anggota lebih dari 1 (Satu) Serikat


Pekerja/Serikat Buruh?
Seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat
pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. Dalam hal seorang pekerja/buruh dalam
satu perusahaan ternyata tercatat pada lebih dari satu serikat pekerja/serikat
buruh, maka pekerja/buruh yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis
salah satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.

4 Apakah Serikat Pekerja/Serikat Buruh dapat bergabung lebih dari 1 (satu)


federasi?
Tidak bisa. SP hanya bisa bergabung dalam 1 (satu) federasi saja, Begitu juga
dengan federasi yang hendak bergabung dalam konfederasi. Maka federasi hanya
bisa memilih 1 (satu) konfederasi untuk keanggotaannya.

5 Bagaimana jika AD-ART Serikat Pekerja/Serikat Buruh berubah?


Dalam hal perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga,
pengurus serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh memberitahukan kepada instansi pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga tersebut.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 02


6 Apa saja perlindungan terhadap hak berorganisasi yang diberikan kepada
Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk
membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi
pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan
atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara :
Ÿ melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara,

Ÿ menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;

Ÿ tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;

Ÿ melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;

Ÿ melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh.

7 Apa saja dasar hukum mengenai Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Ketentuan mengenai Serikat Pekerja/Serikat Buruh diatur dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

8 Apa saja syarat minimal dalam membentuk Serikat Pekerja/Serikat Buruh?

Ÿ Serikat Pekerja/Serikat Buruh dibentuk dan terdiri oleh sekurang-kurangnya 10


(Sepuluh) Orang Pekerja/Buruh;
Ÿ Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja/Serikat Buruh;

Ÿ Nomor bukti pencatatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang dikeluarkan oleh


instansi yang bertanggung jawab di bidang keteneagakerjaan.

9 Apa saja syarat minimal dalam membentuk Serikat Pekerja/Serikat Buruh?

Ÿ Nama dan lambang serikat pekerja/serikat buruh;

Ÿ Dasar negara, asas, dan tujuan;

Ÿ Tanggal pendirian;

Ÿ Tempat kedudukan;

Ÿ Keanggotaan dan kepengurusan;

Ÿ Sumber dan pertanggungjawaban keuangan;

Ÿ Ketentuan perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 03


10 Apa saja dasar hukum mengenai Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Pengurus serikat pekerja/serikat buruh mengajukan pemberitahuan mengenai
pembentukan serikat pekerja/serikat buruh kepada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai
berikut:

Ÿ Daftar nama anggota pembentuk;

Ÿ Anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga;

Ÿ Susunan dan nama pengurus.

Lamanya proses pemberian nomor bukti pencatatan adalah 21 (dua puluh satu) hari
kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan.

11 Siapa saja yang boleh menjadi pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Pada dasarnya semua pekerja/buruh berhak menjadi pengurus serikat
pekerja/serikat buruh. Namun pekerja/buruh dengan jabatan tertentu yang
menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan
pekerja/buruh tidak diperbolehkan menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh
di perusahaan. Jabatan tersebut seperti Bagian SDM, Keuangan, dan lainnya.
Pekerja/buruh dengan jabatan tersebut tetap boleh menjadi bagian dari serikat
pekerja/serikat buruh dengan hanya menjadi anggota.

11 Siapa saja yang boleh menjadi pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Pada dasarnya semua pekerja/buruh berhak menjadi pengurus serikat
pekerja/serikat buruh. Namun pekerja/buruh dengan jabatan tertentu yang
menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan
pekerja/buruh tidak diperbolehkan menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh
di perusahaan. Jabatan tersebut seperti Bagian SDM, Keuangan, dan lainnya.
Pekerja/buruh dengan jabatan tersebut tetap boleh menjadi bagian dari serikat
pekerja/serikat buruh dengan hanya menjadi anggota.

12 Apakah wajib bergabung dalam Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Tidak wajib, karena keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh bersifat sukarelawan
sehingga tidak boleh adanya paksaan untuk bergabung dalam serikat
pekerja/serikat buruh baik dari perusahaan maupun dari pengurus serikat
pekerja/serikat buruh.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 04


13 Apak hak dan kewajiban Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Hak Serikat Pekerja/Serikat Buruh yakni:
Ÿ Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;

Ÿ Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial;

Ÿ Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;

Ÿ Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan


usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;
Ÿ Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak
bertentangan dengan undang-undang; dan
Ÿ Dapat berafiliasi dan atau bekerja sama dengan Serikat Pekerja internasional
atau organisasi internasional lainnya.

Adapun kewajiban Serikat Pekerja/Serikat Buruh yakni:


Ÿ Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan
memperjuangkan kepentingannya;
Ÿ Menyalurkan aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
anggotanya;
Ÿ Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya; dan

Ÿ Mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi kepada anggota sesuai


AD/ART;
Ÿ Perencana, pelaksana, dan penanggungjawab pemogokan pekerja/buruh
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Ÿ Mewakili pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.

14 Dari mana saja sumber keuangan serikat pekerja/serikat buruh di dapat?


Ÿ Iuran anggota yang besarnya ditetapkan dalam anggaran dasar atau anggaran
dasar atau anggaran rumah tangga;
Ÿ Hasil usaha yang sah;

Ÿ Bantuan anggota atau pihak lain yang tidak mengikat.

15 Berapa besaran iuran keanggotaan yang dibayarkan dalam Serikat


Pekerja/Serikat Buruh?
Besaran iuran keanggotaan tidak diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan
namun dapat diatur dalam AD/ART serikat pekerja/serikat buruh.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 05


16 Apakah wajib membayar iuran keanggotaan dalam Serikat Pekerja/Serikat
Buruh?
Wajib tidaknya membayar iuran keanggotaan dalam Serikat Pekerja/Serikat Buruh
diatur dalam AD/ART Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Namun pada umumnya serikat
pekerja/serikat buruh menarik iuran keanggotaan dari pekerja/buruh dengan
nominal yang telah disepakati bersama. Nantinya, iuran tersebut digunakan untuk
keperluan keanggotaan.

17 Bagaimana Cara Untuk Berhenti dari Keanggotaan Serikat Pekerja/Serikat


Buruh?
Pekerja/buruh dapat berhenti dari keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh
dengan membuat surat pernyataan secara tertulis dengan mengikuti ketentuan
yang diatur dalam AD/ART serikat pekerja/serikat buruh. Pekerja/buruh, baik
sebagai pengurus maupun sebagai anggota SP/SB yang berhenti atau
diberhentikan tetap harus bertanggung jawab atas kewajiban yang belum
dipenuhinya terhadap SP/SB sesuai Pasal 17 UU No. 21 tahun 2000.

18 Hal apa saja yang dapat menyebabkan bubarnya Serikat Pekerja/Serikat Buruh?

Ÿ Dinyatakan oleh para anggotanya berdasarkan ketentuan yang diatur oleh


AD/ART Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang bersangkutan;
Ÿ perusahaan tutup atau menghentikan kegiatannya untuk selama-lamanya yang
mengakibatkan putusnya hubungan kerja bagi seluruh pekerja/serikat buruh di
perusahaan setelah seluruh kewajiban pengusaha terhadap pekerja/buruh
diselesaikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Ÿ Dinyatakan dengan putusan pengadilan dengan alasan:

Ÿ Serikat pekerja/serikat buruh mempunyai asas yang bertentangan dengan


Pancasila dan UUD 1945;
Ÿ Pengurus dan/atau anggota atas nama serikat pekerja/serikat buruh terbukti
melakukan kejahatan terhadap keamanan negara dan dijatuhi pidana
penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 06


Bab 2
Best Pratice &
Penyelesaian
Perselisihan

Serikat pekerja/
serikat buruh

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 07


Best Practice & Bab 2
Penyelesaian Perelisihan
1 Apa sanksi yang didapat oleh pengusaha apabila mencoba menghalangi
berdirinya/menjalankan Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Sanksi yang didapat berupa sanski pidana berupa penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp.
100.000.00,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

21 Bagaimana jika terjadi perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh?


Pada dasarnya, penyelesaian perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
dilakukan sama seperti mekanisme penyelesaian perselisihan pada
umumnya.Serikat pekerja/serikat buruh yang berselisih terlebih dahulu dapat
melakukan perundingan bipartit sebagai langkah awal untuk menyelesaikan
perselisihan. Jika perselisihan tidak menemui kesepakatan, maka kedua belah
pihak dapat melanjutkan perselisihan melalui mediasi atau konsiliasi.

3 Kapan biasanya terjadi perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh?


Saat UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan HI dibuat, jumlah serikat
pekerja/serikat buruh dalam perusahaan meningkat dengan signifikan.
Bertambahnya organisasi pekerja tersebut menimbulkan fenomena dimana antara
SP/SB satu dengan yang lainnya berusaha mendapatkan anggota terbanyak,
terutama saat proses perundingan PKB diajukan. Oleh karena syarat perundingan
PKB saat itu mengharuskan SP/SB-nya memenuhi ketentuan paling sedikit 50% + 1,
akhirnya para SP/SB banyak yang berselisih paham terkait keanggotaan dan tata
cara verifikasi. Saat ini, menurut Buku Data Jamsos dan PHI Tahun 2020 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan, pencatatan perselisihan HI dengan
jenis perselisihan antar SP/SB dalam perusahaan mencapai angka 0. Hal ini
membuktikan bahwa perubahan terkait jumlah minimal keanggotaan yang
mengharuskan SP/SB yang berjumlah lebih dari 1 di perusahaan membawa
perubahan ke arah lebih baik untuk solidaritas SP/SB, setidaknya dalam perkara
perselisihan yang ada.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 08


4 Apakah memungkinkan jika serikat pekerja/serikat buruh dibuat hanya karena
formalitas?
Memungkinkan. Ada istilah “Yellow Union” yang berarti SP/SB dibuat atas inisiasi
perusahaan. Seharusnya, organisasi pekerja dibentuk karena adanya kesadaran
dari pekerja/buruh, terdorong oleh kesamaan nasib yang dimiliki oleh tiap
pekerja/buruh, sehingga akhirnya membentuk SP/SB atas dasar meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Jika SP/SB dibentuk karena
kebutuhan atau dibawah kendali perusahaan, dikhawatirkan fungsi-fungsi yang
seharusnya dijalankan menjadi hilang dan esensi dari SP/SB menjadi tidak ada.

5 Jika sudah terjadi persaingan yang mengakar antara serikat pekerja/serikat


buruh satu dengan yang lain, bagaimana cara menyelesaikan perselisihan
tersebut?
Musyawarah untuk mufakat merupakan cara paling tepat untuk menyelesaikan
egosentris masing-masing organisasi pekerja. Sama seperti penyelesaian
perselisihan, permasalahan yang dibiarkan terus menerus akan berujung pada
jalan buntu. Terlebih apabila persaingan atau permasalahan tersebut sudah
mengakar. Untuk keluar dari kebuntuan tersebut, tentu SP/SB yang terlibat perlu
melakukan usaha tambahan untuk mengurai permasalahan. Sehingga, jalan satu-
satunya adalah dengan memahami satu sama lain melalui musyawarah dan
diskusi-diskusi yang ada.

6 Bagaimana mewujudkan fungsi-fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan


efektif?
Agar fungsi SP/SB tercapai, fungsi-fungsi sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan harus direalisasikan ke dalam bentuk program kerja
tahunan SP/SB. Sebagai contoh, fungsi yang dimiliki SP/SB yakni sebagai sarana
penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya.
Bentuk program kerja yang dapat dibentuk dengan fungsi tersebut bisa berupa
wadah aspirasi perbulan/triwulan bagi anggota SP/SB. Nantinya, aspirasi tersebut
akan didiskusikan bersama perwakilan perusahaan dalam LKS Bipartit sesuai
Permenaker 32 Tahun 2008. Dengan begitu, pendapat atau aspirasi anggota SP/SB
tersampaikan, setidaknya ada pembahasan sehubungan dengan aspirasi tersebut.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 09


7 Bagaimana agar serikat pekerja/serikat buruh memiliki posisi tawar yang kuat
dan menjadi mitra perusahaan?
SP/SB harus memiliki kemampuan negosiasi yang mumpuni untuk terlibat dalam
proses bargaining atau tawar menawar dengan perusahaan. Negosiasi sendiri
dilakukan dengan membangun impresi komunikatif terhadap pihak yang diajak
untuk bernegosiasi, memiliki strategi penawaran, dan mampu memberikan
kepastian untuk bekerjasama terhadap pihak yang diajak bernegosiasi.

8 Bagaimana membangun Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang progresif?


Sebuah organisasi pekerja perlu memiliki nilai profesional. Apabila SP/SB dijalankan
dengan cara-cara yang memaksa, keras, atau intoleran, maka akan sulit
melakukan perubahan ke arah yang membangun. Oleh karenanya, SP/SB harus
menjalankan organisasi dengan terstruktur, memiliki program kerja dan acuan
kerja, serta mengetahui tujuan untuk mencapai visi dan misi organisasi.

9 Apa yang harus dilakukan Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam menjawab


tantangan industri?
SP/SB harus beradaptasi dengan perkembangan isu seperti teknologi dan inovasi
bisnis melalui pembiasaan penggunaan hal-hal yang berkaitan dengan bahasan
yang sedang menjadi fokus atau mengadakan diskusi internal yang berhubungan
antara isu yang ada dengan eksistensi SP/SB.

10 Idealnya, berapa iuran yang seharusnya dimiliki oleh Serikat Pekerja/Serikat


Buruh?
Terkait dengan iuran, sebenarnya hal tersebut kembali lagi pada kesepakatan
SP/SB. Tetapi ada baiknya iuran tersebut disesuaikan dengan jumlah pengurus dan
anggota SP/SB dan kebutuhan SP/SB. Semakin banyak pengurus dan anggota,
otomatis SP/SB perlu dana operasional untuk menjalankan aspirasi organisasi.
Maka sebaiknya SP/SB dapat memiliki dana organisasi mandiri, yang tidak
disponsori atau bukan dari pihak eksternal. Dengan begitu SP/SB dapat berdikari
dan menjalankan program kerja yang telah ditentukan.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 10


11 Apakah Serikat Pekerja/Serikat Buruh bisa beracara dalam pengadilan?
SP/SB dapat beracara atau menjadi kuasa hukum dalam pengadilan. Sesuai
dengan Pasal 25 ayat (1) huruf b UU No. 21 Tahun 2000, SP/SB dapat mewakili
pekerja/buruh dalam penyelesaian perselisihan HI. Artinya, SP/SB dapat memilih
perwakilannya untuk dapat beracara di Pengadilan HI.

12 Apakah pekerja yg tidak terdaftar Serikat Pekerja/Serikat Buruh dapat meminta


bantuan hukum kepada Serikat Pekerja/Serikat Buruh?
Pada dasarnya, bantuan hukum bersifat universal bagi siapapun. Tak terkecuali
bagi para pekerja yang tidak tergabung dalam SP/SB. Namun, agar pekerja
tersebut mendapatkan bantuan hukum dari SP/SB, hal tersebut perlu merujuk pada
AD-ART atau peraturan yang sepenuhnya merupakan kewenangan SP/SB untuk
menerima atau tidaknya permohonan bantuan hukum tersebut. Hal ini dikarenakan
SP/SB hanya diberikan akses untuk mewakili anggotanya, bukan seluruh pekerja.
Sehingga perlu ada konsensus atas hal tersebut.

13 Jika Serikat Pekerja/Serikat Buruh menerima bantuan dari federasi atau


konfederasi luar negeri, apakah tindakan tersebut menyalahi ketentuan?
Sebuah organisasi pekerja perlu memiliki nilai profesional. Apabila SP/SB dijalankan
dengan cara-cara yang memaksa, keras, atau intoleran, maka akan sulit
melakukan perubahan ke arah yang membangun. Oleh karenanya, SP/SB harus
menjalankan organisasi dengan terstruktur, memiliki program kerja dan acuan
kerja, serta mengetahui tujuan untuk mencapai visi dan misi organisasi.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 11


Bab 3

Union
Busting
! !

Dasar Hukum:
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 12


Union Bab 3
Busting
1 Apa yang dimaksud dengan Union Busting ?
Union busting adalah suatu praktek yang dilakukan oleh perusahaan atau
pengusaha yang berupaya untuk menghentikan aktivitas serikat pekerja/serikat
buruh di perusahaannya. Upaya yang dilakukan memiliki bentuk yang bervariasi
dengan menggunakan berbagai cara dan alasan.

21 Apa saja bentuk/pola-pola union busting yang umumnya dilakukan oleh


perusahaan/pengusaha?
Ÿ Membentuk SP/SB tandingan yang dibentuk oleh perusahaan (Yellow Union);

Ÿ Menghalangi pekerja/buruh yang hendak bergabung dengan SP/SB dengan


melakukan intimidasi;
Ÿ Melakukan mutasi kepada pengurus SP/SB khususnya ketua SP/SB sehingga
menyulitkan SP/SB untuk menjalankan kegiatannya;
Ÿ Memberikan surat peringatan baik kepada pekerja/buruh yang hendak
bergabung dalam SP/SB maupun kepada pengurus SP/SB;
Ÿ Melakukan skorsing baik kepada pekerja/buruh yang hendak bergabung dalam
SP/SB maupun kepada pengurus SP/SB;
Ÿ Menolak untuk melakukan perundingan dalam pembentukan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB);
Ÿ Membuat peraturan perusahaan secara sepihak tanpa mempertimbangkan
masukan dari pekerja/buruh maupun dari SP/SB;
Ÿ Melakukan Promosingkir yaitu perusahaan/pengusaha memberikan iming-
iming kesempatan promosi kepada pengurus SP/SB yang mengakibatkan
pengurus SP/SB sehingga menurunan daya juang dalam meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh.
Ÿ Adanya doktrin dari perusahaan/pengusaha kepada pekerja/buruh bahwa
SP/SB tidak memberikan benefit bagi mereka yang bergabung ataupun
membentuk SP/SB;
Ÿ Pengurangan hak ataupun kesempatan dalam bekerja baik bagi pekerja/buruh
yang tergabung dalam SP/SB menjadi anggota maupun pengurus SP/SB.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 13


3 Apa akibat hukum bagi perusahaan/pengusaha yang melakukan union busting ?
Bagi perusahaan yang melakukan union busting atau menghalang-halangi
pekerja/buruh dalam membentuk atau menjalankan SP/SB, maka
perusahaan/pengusaha dapat dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,- dan
paling banyak Rp 500.000.000,-. Adapun tindakan pidana yang dimaksud
merupakan tindak kejahatan.

4 Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pengurus Serikat


Pekekerja/Serikat Buruh apabila perusahaan/pengusaha melakukan Union
Busting ?
Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah dengan mengadukan ke pengawas
ketenagakerjaan untuk kemudian ditindak lanjuti apakah bentuk/pola-pola yang
dilakukan oleh perusahaan/pengusaha termasuk dalam Union Busting. Dalam hal
terdapat dugaaan tindak pidana Union Busting maka dapat melakukan upaya
hukum termasuk namun tidak terbatas pada komunikasi dan kordinasi dengan
pengawasan ketenagakerjaan di instansi tenaga kerja yang berwenang.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 14


Tentang
Penulis
Masykur Isnan, S.H.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
yang saat ini berprofesi sebagai Advokat Spesialis Hukum
Ketenagakerjaan/Hubungan Industrial, Industrial Relation Expert di
berbagai industri (Otomotif, Farmasi, Perbankan, dll), Dosen Tamu di
berbagai Universitas/Politeknik, Penulis/kolomis, Pembicara dan
Trainer di berbagai Workshop/Training,Founder IR Talk.

Faisal Rizza, S.H., M.H.


Merupakan alumnus S-1 & S-2 dari Fakultas Hukum Universitas
Trisakti, mengawali kariernya di Kementerian Ketenagakerjaan RI
sebagai Mediator Hubungan Industrial kemudian menjadi Kepala
Seksi Penanganan Mogok Kerja & Penutupan Perusahaan, dan saat
ini aktif sebagai Dosen pada Politeknik Ketenagakerjaan RI, Penulis
buku & jurnal, serta menjadi Pembicara & Trainer pada berbagai
seminar, workshop atau training tentang hubungan industrial.

Ria Ashrifarrija
Merupakan mahasiswa D-IV Politeknik Ketenagakerjaan jurusan
Relasi Industri, Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Arbeid 2021 dan
Kepala Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa HMRI
2020. Beberapa fokus pembahasannya dalam hubungan industrial
yakni terkait hubungan kerja, alih daya, kesejahteraan pekerja, dan
diskriminasi. Aktif menulis di website resmi IR Talk.

Muhamad Hafisz Kausari


Merupakan mahasiswa D-IV Politeknik Ketenagakerjaan jurusan
Relasi Industri, Ketua Himpunan Mahasiswa Relasi Industri (HMRI)
Periode 2020. Aktif membuat konten informatif dan edukatif terkait
ketenagakerjaan khususnya hubungan industrial melalui akun
media sosial & website resmi IR Talk.

Buku Saku Tanya Jawab Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1 15


Dalam penyusunan E-book “Buku Saku Tanya Jawab
Seputar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Vol. 1”, Penulis turut
dibantu oleh beberapa lembaga/instansi yang bergerak
di bidang ketenagakerjaan khususnya hubungan
industrial dalam mengumpulkan informasi terkait
pertanyaan yang sering ditanyakan baik oleh
pekerja/buruh maupun penguru serikat pekerja/serikat
buruh terkait dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh baik
dalam ketentuan normatif, best practice, penyelesaian
perselisihannya dan terkait union busting. Adapun
lembaga/instansi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

Lawyer
PHK

Pengacara
Ketenagakerjaan

Audit
Ketenagakerjaan

Untuk informasi dan materi lain terkait hubungan


industrial bisa anda temukan pada akun media sosial IR
Talk (@irtalk_official) dan situs resmi IR Talk
(http://irtalk.space)

Anda mungkin juga menyukai