Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah Hubungan Industrial tentang Hubungan Serikat Pekerja dengan Perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi
karena keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan.
Namun, berkat bantuan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.
Seperti kata pepatah, tiada gading yang tidak retak, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan.Apalagi pengetahuan penyusun juga masih belum seberapa mengenai hal
yang dibahas dalam makalah ini.Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat
kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pembaca untuk saat ini dan dapat pula dijadikan pedoman pada masa yang akan
datang.Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. Pengertian Pekerja/Serikat Buruh.......................................................................7
B. Sifat Serikat Pekerja/Serikat Buruh....................................................................8
C. Tujuan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.................................................................9
D. Perkembangan Serikat Buruh/Pekerja Di Indonesia.........................................11
E. Organisasi Serikat Pekerja/Buruh.....................................................................12
F. Fungsi Serikat Buruh/Pekerja...........................................................................14
G. Peranan Serikat Buruh/Pekerja.........................................................................16
H. Hak Serikat Pekerja/Serikat Buruh...................................................................17
I. Kewajiban Serikat Pekerja/Serikat Buruh.........................................................18
J. Perlindungan Terhadap Serikat Pekerja............................................................19
K. Alasan Karyawan Masuk Serikat Pekerja.........................................................20
L. Tantangan yang dihadapi Serikat Pekerja.........................................................20
M. Dampak Serikat Pekerja terhadap manajemen..............................................20
BAB III........................................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................21
A. Kesimpulan.......................................................................................................21
B. Saran..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran serikat pekerja terhadap perusahaan sangat penting. Karena saat
ini, kita menyaksikan semakin kurangnya peran utama negara dalam tanggung
jawabnya untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
Secara umum pekerja/buruh adalah warga negara yang mempunyai
persamaan kedudukan dalam hukum, hal untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu
organisasi serta mendirikan dan menjadi anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Era Reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan
menuju penyelenggaraan Negara yang lebih demokratis, transparan dan
memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good governance.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 E ayat
(3), UU NO 21 tahun 2000, KEP/16/MEN/2001, merupakan dasar hukum dalam
melakanakan Organisasi Serikat Pekerja (SP). Dalam konteks Ketenagakerjaan
kita menerapkan sistem Hubungan Industrial Pancasila, yang harus di pahami
secara mendalam substansi dan implikasinya oleh Pekerja dan Pengusaha.
Perjuangan buruh di Indonesia selama ini menginginkan agar buruh
memiliki kekuatan tawar (Bargainning) yang sejajar dengan pengusaha dan
pemerintah dalam melaksanakan hubungan industrial.
Pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting
dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sehubungan dengan hal itu Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang
merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerja haruslah
memiliki rasa tanggung-jawab atas kelangsungan perusahaan dan begitu pula
sebaliknya, pengusaha harus memperlakukan pekerja sebagai mitra sesuai harkat
dan martabat kemanusiaan. Serikat pekerja/serikat buruh didirikan secara bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan juga bertanggung jawab oleh pekerja/buruh
untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dan keluarganya.
3
Keberadaan Serikat Buruh mutlak dibutuhkan oleh pekerja. Berkumpul
untuk bersatunya buruh dalam Serikat Buruh secara filosofi diibaratkan Muchtar
Pakpahan, seperti sapu lidi, kendaraan umum, burung gelatik, main catur,
memancing ikan, solidaritas atau berani mati.
Melalui Serikat Buruh, diharapkan akan terwujud hak berserikat buruh
dengan maksimal. Buruh dapat memperjuangkan kepentingannya. Sayangnya
hak berserikat yang merupakan bagian dari hak asasi manusia yang sudah
bersifat universal belum dipahami oleh pengusaha dan pemerintah.
Pengusaha seringkali menganggap keberadaan Serikat Buruh sebagai
pengganggu untuk melaksanakan hak prerogratifnya dalam mengatur jalannya
usaha. Pemerintah seringkali menganggap aktivitas Serikat Buruh dalam
mengembangkan organisasinya merupakan ancaman stabilitas dan keamanan
nasional.
Menjadi anggota serikat pekerja adalah kekuatan pekerja untuk
menghilangkan permasalahan yang dihadapi seperti gaji yang rendah, buruknya
kondisi pelayanan kesehatan dan perlindungan kerja, PHK sepihak dan
sebagainya. Karena sebagai individu mereka tidak akan mampu melawan
kombinasi yang hebat antara pemodal dan manajemen. Melalui serikat pekerja
mereka terlindungi kepentingannya, dapat menyuarakan aspirasinya kepada
pengusaha, peningkatan kondisi-kondisi kerja melalui perjanjian kerja bersama.
Hak menjadi anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh merupakan hak asasi
pekerja yang telah dijamin didalam Pasal 28 Undang Undang Dasar 1945 dan
untuk mewujudkan hak tersebut, kepada setiap pekerja/buruh diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat
pekerja, dimana Serikat Pekerja/Serikat Buruh berfungsi sebagai sarana untuk
memperjuangkan, melindungi dan membela kepentingan dan juga meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya, dimana dalam menggunakan haknya
tersebut pekerja/buruh dituntut bertanggung jawab untuk menjamin kepentingan
yang lebih luas yaitu kepentingan Bangsa dan Negara oleh karena itu
penggunaan hak tersebut dilaksanakan dalam kerangka hubungan industrial
yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Hak berserikat bagi pekerja/buruh sebagaimana diatur dalam Konvensi
International Labour Organization (ILO) Nomor 87 Tentang Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi dan Konvensi ILO
4
Nomor 98 Tentang Hak Untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama. Konvensi
tentang hak berserikat bagi pekerja/buruh ini telah diratifikasi oleh Indonesia
menjadi bagian dari peraturan perundang-undangan nasional.
Berlakunya dasar-dasar daripada hak untuk berorganisasi dan untuk
berunding bersama sudah diratifikasi oleh Indonesia menjadi bagian dari
Peraturan PerUndang-Undangan Nasional yakni Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja dimana Pekerja merupakan mitra kerja
Pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya serta menjamin kelangsungan perusahaan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Undang-undang No.21 Tahun 2000 menggunakan istilah serikat
pekerja/serikat buruh bukan serikat pekerja atau serikat buruh saja. Kedua istilah
itu sebenarnya sama saja dan tidak ada perbedaan. Judul semula yang diajukan
oleh Presiden ke DPR melalui suratnya No.R.01/PU/I/2000 adalah RUU tentang
serikat pekerja. Dalam proses pembahasan di DPR penggunaan istilah serikat
pekerja disetujui menjadi serikat pekerja/serikat buruh. Penggunaan kedua
istilah tersebut dilakukan untuk mengadopsi keinginan dari berbagai organisasi
pekerja/buruh yang menggunakan kedua istilah alternatif tersebut untuk
menyebut nama organisasinya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian serikat pekerja
2. Bagaimana sifat pekerja / serikat buruh?
3. Apa itu tujuan serikat pekerja / serikat buruh?
4. Bagaimana perkembangan serikat pekerja / serikat buruh?
5. Bagaimana organisasi serikat pekerja / serikat buruh ?
6. Apa fungsi serikat pekerja / serikat buruh?
7. Apa hak serikat pekerja / serikat buruh?
8. Apa kewajiban serikat pekerja / serikat buruh?
9. Bagaimana perlindungan terhadap serikat buruh?
10. Apa alasan karyawan masuk serikat pekerja?
11. Apa tantangan yang dihadapi serikat pekerja?
12. Apa dampak serikat pekerja terhadap manajemen?
5
C. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Pada dasarnya sebuah serikat pekerja harus terbuka untuk menerima
anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku dan jenis kelamin. Jadi
sebagai seorang karyawan di suatu perusahaan, anda hanya tinggal
menghubungi pengurus serikat pekerja di kantor anda, biasanya akan diminta
untuk mengisi formulir keanggotaan untuk data. Ada pula sebagian serikat
pekerja yang memungut iuran bulanan kepada anggotanya yang relatif sangat
kecil berkisar Rp. 1,000 - Rp. 5,000, gunanya untuk pelaksanaan-pelaksanaan
program penyejahteraan karyawan anggotanya. Tidak mahal kan? Tidak akan
rugi ketika kita tahu apa saja keuntungan yang didapat.
Dalam Pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat
Pekerja tertera bahwa seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota
lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. Apabila
seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan namanya tercatat di lebih
dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan
secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.
Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari
satu federasi serikat pekerja/serikat buruh (Pasal 16 UU No. 21 tahun 2000).
Dan demikian pula sebuah federasi hanya dapat menjadi anggota dari satu
konfederasi. UU No. 21 tahun 2000.
Pekerja/buruh menurut UU No.21 tahun 2000 ialah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dari definisi
tersebut terdapat dua unsur yaitu orang yang bekerja dan unsur menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain. Hal ini berbeda dengan definisi tenaga kerja
yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.
8
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh mempunyai sifat antara lain :
1. Bebas ialah sebagai organisasi dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya, serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi
serikat pekerja/serikat buruh tidak dibawah pengaruh ataupun tekanan dari
pihak manapun.
2. Terbuka ialah dalam menerima anggota ataupun dalam memperjuangkan
kepentingan pekerja/buruh tidak membedakan aliran politik, agama, suku
bangsa, dan jenis kelamin.
3. Mandiri ialah dalam mendirikan, menjalankan dan juga mengembangkan
organisasi ditentukan oleh kekuatan sendiri tidak dikendalikan oleh pihak
lain di luar organisasi.
4. Demokratis ialah dalam melakukan pembentukan organisasi, pemilihan
pengurus, memperjuangkan dan juga melaksanakan hak dan kewajiban
organisasi dilakukan sesuai dengan prinsip demokrasi.
5. Bertanggung jawab ialah untuk mencapai tujuan dan melaksanakan hak
dan kewajibannya, serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi
serikat pekerja/serikat buruh bertanggung jawab kepada anggota,
masyarakat, dan negara.
9
Sesuai dengan Pasal 102 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja
dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan
aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya
serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya.
Secara luas tujuan dari keberadaan serikat buruh/pekerja adalah :
1. Mengisi cita – cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, demi
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil secara materi dan
spiritual, khususnya masyarakat pekerja berdasarkan pancasila;
2. Melindungi dan membela hak dan kepentingan pekerja;
3. Terlaksananya hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan
berkeadilan;
4. Terhimpun dan bersatunya kaum pekerja di segala kelompok industrial
barang dan jasa serta mewujudkan rasa kesetiakawanan dan
menumbuhkembangkan solidaritas diantara sesama kaum pekerja;
5. Terciptanya perluasan kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan
produktivitas;
6. Terciptanya kehidupan dan penghidupan pekerja Indonesia yang selaras,
serasi dan seimbang menuju terwujudnya tertib sosial, tertib hukum dan
tertib demokrasi;
7. Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta memperjuangkan perbaikan
nasib, syarat –syarat kerja dan kondisi serta penghidupan yang layak
sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai
Serikat Buruh/Serikat Pekerja, Fungsi serikat mencakup pembuatan Perjanjian
Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan industrial, mewakili pekerja
di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta membela
hak dan kepentingan anggota serikat.
10
D. Perkembangan Serikat Buruh/Pekerja Di Indonesia
Tanggal 1 Mei 1886 adalah merupakan puncak demonstrasi di Kota
Chicago Amerika Serikat dan merupakan simbol kemenangan buruh sedunia
diputuskan dalam Kongres International Labour Organisation (ILO) pertama
tahun 1889 di kota Paris Perancis. Maka setiap tanggal 1 Mei diseluruh dunia
diperingati sebagai Hari Buruh, tak terkecuali di Indonesia. Kegiatan -
kegiatan yang menyulut emosionalisasi kebersamaan dalam perjuangan
pekerja santer dikumandangkan, bahkan di Medan Sumatera Utara (Mei Day
2007) sebelum hari peringatan sudah ada kegiatn serikat pekerja unjuk rasa
damai menuntut perbaikan kesejahteraan pekerja. Momentum Hari Buruh
dimanfaatkan pekerja untuk merepleksikan diri terhadap perjuangan dan cita –
cita pekerja menuju kehidupan yang lebih baik.
Organisasi buruh sedunia International Labour organization (ILO)
merupakan kanalisasi serikat pekerja antar bangsa yang selalu menyuarakan
peningkatan perlindungan dan kesejahteraan buruh dijagat raya ini.
Menurut DR. Susetiawan Organisasi Buruh yang pertama berdiri di
Indonesia berdiri pada tahun 1897 didirikan oleh orang orang eropa dan secara
eksklusif beranggotakan orang - orang Eropa. Kemunculan organisasi ini lebih
diinspirasikan oleh gerakan buruh di Nederland, pada waktu itu disebabkan
oleh kondisi - kondisi kerja yang kurang baik dikalangan pekerja Eropa di
Indonesia. Organisasi buruh pertama dengan nama N.I.O.G (Ned Ind Onderw
Genootschm) memiliki anggota para pegawai swasta Eropa.
Pribumi Indonesia yang memiliki pekerjaan - pekerjaan terendah
dalam hirarki kolonial, oleh karenanya tidak diizinkan untuk menjadi anggota.
Pada tahun 1908 Organisasi pertama buruh indonesia dengan keanggotaan
campuran antara orang eropa dan indonesia didirikan .Organisasi tersebut
bernama V.S.T.P (Vereeneging van Spoor en Tramweg Personeel) di Pimpin
oleh seorang Jawa yaitu Semaun. Setelah 1965, seluruh serikat pekerja/buruh
di Indonesia dipaksa bergabung dengan sebuah organisasi yang dipayungi
pemerintah dibawah nama Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).
Pada tanggal 20 februari 1973 lahirlah deklarasi buruh seluruh
indonesia yang naskahnya yang antara lain membentuk organisasi bernama
FBSI (Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) sebagai induk organisasi
yang ditopang oleh 21 serikat pekerja buruh lapangan. Selanjutnya Istilah
11
Federasi dan buruh menurut Menteri Tenaga Kerja pada waktu
itu Sudomo tidak sesuai dengan hubungan industrial di Indonesia sebab
mereferensi situasi demoksrasi-demokrasi liberal, maka pada Tahun 1985
organisasi tersebut akhirnya diberi nama baru menjadi Serikat pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI). Pada era reformasi SPSI berkembang menjadi Konfederasi
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K. SPSI).
Menurut Drs. Mardjono perkembangan Serikat Pekerja yang terdaftar
di Depnakertrans hingga Mei 2000 meliputi :
Unit Kerja/Tingkat Perusahaan : 9.820 SP
SP Tingkat Nasional BUMN : 44 SP
Serikat Pekerja Tingkat Nasional Swasta : 46 SP
Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia : 23 Federasi
Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No. 98 tahun 1984 dengan
UU No. 18 tahun 1956, konvensi dimaksud mengandung dua pokok penting
yaitu Hak Berorganisasi dan Hak Berunding bahkan Pemerintah dan DPR RI
telah mengesahkan UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh.
Organisasi Serikat Pekerja terbesar di Indonesia adalah Konfederasi
Serikat pekerja Seluruh Indonesia (K. SPSI), secara historis telah berumur
berumur 35 tahun tepatnya tanggal 20 Februari 2008 yang sering disebut Hari
Pekerja Indonesia (HAPERI ke - 35).
12
tentang Hak Berserikat dan berunding bersama. Dan yang terakhir dikeluarkan
UU No. 21 tahun 2000 tentang SP/SB. Menurut Soedarjadi, SH yang
dimaksud Organisasi Serikat Pekerja dalam Konvensi ini, antara lain :
Pekerja harus mendapatkan perlindungan terhadap Peraturan Perundang –
Undangan dan tindakan yang membatasi hak berserikat seperti :
1. Mempekerjakan seseorang dengan syarat dia tidak boleh menjadi
anggota SP/SB atau harus melepaskan keanggotaannya dari SP; dan
2. Diberhentikan dari pekerjaan karena anggota atau mengikuti kegiatan
SP.
Pengusaha atau organisasi pengusah tidak boleh mengintervensi SP dan
kegiatannya,
Pengusaha dan SP didorong untuk secara sukarela berunding merumuskan
kerjasama yang memuat kondisi kerja yaitu hak dan kewajiban pekerja
serta kewenangan dan kewajiban pengusaha.
Sebagai wadah pekerja organisasi SP/SB yang telah terbentuk dengan
mempunyai tujuan untuk memberikan perlindungan, pembelaan dan
meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya serta mempunyai peranan dan
fungsi yang sangat strategis didalam pelaksanaan Hubungan Industrial.
14
4. Kesejahteraan : upah, jaminan sosial., pensiun, keselamatan dan kesehatan
kerja, koperasi, pelatihan kerja;
5. Perselisihan industrial : arbitrase, mediasi, mogok kerja, penutupan
perusahaan, pemutusan hubungan kerja.
Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dituangkan di dalam Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja . Fungsi berasal dari
kata function, yang artinya "something that performs a function: or
operation".
Fungsi dan peran yang dapat dilakukan sebagai lembaga organisasi
serikat buruh/pekerja adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pihak dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama dan
penyelesaian Perselisihan Industrial;
2. Sebagai wakil pekerja buruh dalam lembaga kerja bersama dibidang
Ketenagakerjaan sasuai tingkatannya;
3. Sebagai sarana menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis
dan berkeadilan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku;
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentiongan anggota; dan
5. Sebagai perencana, pelaksanaan dan penanggung jawab, pemogokan
pekerja/buruh sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang
berlaku.
6. Sebagai wakil dari para pekerja/buruh dalam memperjuangkan
kepemilikan saham di perusahaan.
Fungsi serikat buruh/pekerja secara khusus adalah :
1. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
pekerja.
2. Lembaga perunding mewakili pekerja.
3. Melindungi dan membela hak – hak dan kepentingan kerja.
4. Wadah pembinaan dan wahana peningkatan pengetahuan pekerja.
5. Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
6. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
7. Wakil pekerja dalam lembaga – lembaga ketenagakerjaan.
15
8. Wakil untuk dan atas nama anggota baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
Fungsi dapat juga diartikan sebagai jabatan (pekerjaan) yang
dilakukan; apabila ketua tidak ada maka wakil ketua akan melakukan fungsi
ketua; fungsi adalah kegunaan suatu hal; berfungsi artinya berkedudukan,
bertugas sebagai; menjalankan tugasnya.
Dengan demikian fungsi Serikat Buruh/Serikat Pekerja dapat diartikan
sebagai jabatan, kegunaan, kedudukan dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
16
dan ketenagakerjaan, jika di suatu perusahaan tidak ada PUK SPSI atau
bila PUK SPSI tidak berfungsi dengan baik, maka anasir luar dengan dalih
memperjuangkan kepentingan pekerja akan mudah masuk mencampuri
masalah intern perusahaan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
campur tangan LSM, LBH dan pihak luar lainnya ke perusahaan lebih
banyak menambah rumitnya persoalan daripada mempercepat
penyelesaian masalah;
6. Mewakili pekerja pada Lembaga Tripartit dan Dewan Pengupahan pada
Lembaga Departemen Tenaga Kerja sesuai tingkatan.
17
I. Kewajiban Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Berdasarkan ketentuan umum Pasal 1 angka 17 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, serikat pekerja merupakan
organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya.
Sesuai dengan Pasal 102 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja
dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan
aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya
serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya.
Sedangkan kewajiban dari Serikat Pekerja yang telah mempunyai
nomor bukti pencatatan ialah :
1. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan
memperjuangkan kepentingannya;
2. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya;
3. Mempertanggung-jawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai
dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.
Pekerja juga mempunyai kewajiban yang berkaitan dengan keuangan
dan harta kekayaannya. Keuangan dan harta kekayaan serikat pekerja haruslah
terpisah dari keuangan dan harta kekayaan pribadi pengurus dan anggotanya.
Keuangan serikat pekerja bersumber dari :
1. Iuran anggota yang besarnya ditetapkan dalam anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga;
2. Hasil usaha yang sah; dan
3. Bantuan anggota atau pihak lain yang tidak mengikat.
Apabila pengurus serikat pekerja menerima bantuan dari pihak luar
negeri, maka mereka wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
instansi yang bertanggung-jawab di bidang ketenagakerjaan. Bila serikat
pekerja tidak memberitahukan kepada instansi pemerintah yang berwenang
18
tersebut, maka dapat dikenakan sanksi administrasi pencabutan nomor bukti
pencatatan serikat pekerja dan hal ini berarti bahwa serikat pekerja tersebut
kehilangan haknya sebagai serikat pekerja (Pasal 24 UU No.21 Tahun 2000).
19
3. Pemberian kesempatan yang mendapat upah dan yang tidak mendapat
upah.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
21
Masih banyak serikat pekerja yang hanya berdiri karena keinginan
pemerintah dan dan pengusaha sebagai maksud untuk melaksanakan
konvensi ILO tentang kebebasan berserikat dan bernegosiasi.
Masih adanya larangan bagi pegawai pemerintah untuk mendirikan serikat
pekerja atau bergabung dengan serikat pekerja yang ada.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pada para pembaca pada umunya dan
penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan
tentang Hubungan Serikat Pekerja dengan Perusahaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://bonangligar.staff.gunadarma.ac.id
http://empirints.ums.ac.id
http://repository.unsri.ac.id
http://hukum.unik-kediri.ac.id
http://slideplayer.info
23