Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

DOSPEM : YELLY FEBRINA ZANI., SKM.,M.M

Disusun Oleh :

Nama : SELVI ANGGRAINI


Nim : 162101036
Kelas : B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa karena atas berkat-Nya
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan menganalis jurnal mengenai“Peran Serikat
Pekerja dalam Menciptakan Hubungan Industrial di Perusahaan”tepat pada waktunya.
Dalam penulisan analisis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan demi perbaikan analisis jurnal selanjutnya.
Akhir kata saya berharap semoga analisis jurnal ini ini bermanfaat bagi kita semua.

Baubau,13 Oktober 2022


A. JUDUL JURNAL

JURNAL NASIONAL “ PERAN SERIKAT PEKERJAAN DALAM MENCIPTAKAN


HUBUNGAN INDUSTRIAL DI PERUSAHAAN

B. RANGKUMAN ISI JURNAL


Peran serikat pekerja dalam melindungi anggota dan keluarganya dalam rangka mencapai
kesejahteraan. Selain itu, serikat pekerja bertindak sebagai pembuat perjanjian kerja bersama
dan badan penyelesaian perselisihan industrial, serta sebagai pelaksana dan pemimpin
pemogokan. Fungsi dan peran serikat pekerja untuk menciptakan keseimbangan dan
keserasian dalam hubungan industrial perusahaan. Oleh karena itu, lembaga ini memiliki
peran dan peran yang sangat penting dalam ikut serta dalam pembangunan kemajuan negara,
khususnya di bidang sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya manusia
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Sumber
Daya Manusia bertujuan untuk mencapai dan meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja secara
optimal/manusiawi dengan menitikberatkan pada pemerataan kesempatan kerja sesuai dengan
kebutuhan pembangunan dan memperhatikan aspek perlindungan. kesejahteraan tenaga kerja
dan keluarganya.
Salah satu sarana dalam mewujudkan amanat UUD 1945, yakni eksistensi serikat pekerja
dalam melaksanakan fungsi hubungan industrial, selain menjalankan segi pengawasan
menjaga kelangsungan produksi, tertib, aspiratif, memperjuangkan kesejahteraan anggota dan
keluarga. Hal ini selaras dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, yang menyatakan bahwa serikat pekerja merupakan alat untuk
memperjuangkan, melindungi, membela kepentingan serta kesejahteraan pekerja dan
keluarga juga mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Selain menjalin hubungan perburuhan, serikat pekerja juga berperan sebagai pihak-pihak
yang terlibat dalam perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan perburuhan;
bertindak sebagai perwakilan karyawan badan koperasi; bertindak sebagai perencana,
pelaksana, dan pemimpin pemogokan, dan perwakilan pekerja bersaing. untuk saham
perusahaan. Suatu serikat pekerja dapat terdiri dari sekurang-kurangnya 10 orang pekerja dan
serikat pekerja yang dibentuk berhak untuk membentuk dan memiliki payung sebagai
anggota serikat/federasi.
Serikat pekerja diperlukan dalam rangka menjalin hubungan industrial (kerja) yang
kondusif dan proporsional untuk melindungi kepentingan pekerja karena nilai strategisnya,
yaitu: pekerja itu lemah. Kedua, serikat pekerja diperlukan sebagai negara demokrasi,
negosiator dan aktor untuk menjaga kualitas pekerjaan, seperti kondisi kerja dan kondisi kerja
(upah, tunjangan, jaminan sosial, keselamatan kerja, dan kecelakaan). Ketiga, serikat pekerja
sebagai alat komunikasi. Hal ini untuk mengoptimalkan peran serikat pekerja, dibandingkan
ketika organisasi belum terbentuk, dan keinginan individu kurang mendapat perhatian dari
pengusaha.
peran pemerintah sebagai regulator, dan aktor dalam mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
memberikan rasa nyaman dan ketertiban, serta sebagai lembaga yang mengawasi dan
menegakkan hukum. Terjalinnya hubungan buruh-manajemen dalam kontrak kerja antara
pengusaha dan pekerja merupakan prasyarat untuk berhasil mendorong pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya hal ini sesuai dengan
makna ketentuan Pasal 102 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yakni pemerintah sebagai wasit serta pelaku dalam melaksanakan pengawasan dan
penindakan hukum, menetapkan kebijakan, serta memberikan pelayanan kepada para pihak
dalam proses produksi barang dan/ atau jasa. Adapun peran pekerja/ serikat pekerja
menjalankan kegiatan sesuai tanggung jawabnya, dan pengusaha menciptakan mitra kerja,
memberikan kesejahteraan dan dilaksanakan secara proporsional, tanpa diskriminatif dan
memenuhi rasa keadilan, selain mengembangkan usaha serta memperluas lapangan kerja.
Sarana hubungan industrial diwujudkan dengan menggunakan model, yaitu keberadaan
serikat pekerja di lingkungan perusahaan, organisasi pengusaha dalam ranah bipartit, bersama
pemerintah melalui forum tripartit, pelbagai peraturan hukum positif, perjanjian kerja
bersama, serta lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Semua sarana yang
tersedia dipergunakan untuk mewujudkan kemitraan, namun demikian ketersediaan sarana
tersebut, tidak menjamin secara mulus bahwa dalam perjalanan proses produksi tanpa
mengalami hambatan, sekurang-kurangnya dengan sarana tersebut, dapat menekan tingkat
perselisihan antara pekerja dengan pengusaha. Dengan demikian hubungan kemitraan dapat
terbangun/tercipta dalam suasana kesejukan dalam koridor hukum, keadilan dan memberi
kemanfaatan bagi semua pihak dengan tetap patuh ternadap hak dan kewajiban masing-
masing.

C. KELEBIHAN JURNAL
Pembaca dapat mengetahui dan mengenali tentang peranan serikat pekerjaan, fungsi dan
peranan serikat pekerjaan bagi industrial, peraturan sumber daya manusia, menjalin hubungan
serikat pekerjaan, dan peranan pemerintah serta mengetahui model sarana hubungan
industrial. Dengan semua informasi ini dapat memudahkan peranan serikat pekerjaan dalam
menjalani peranannya dan menciptakan hubungan industrial di perusahaan.
D. KELEMAHAN JURNAL
Kurangnya contoh model sarana yang mungkin bisa saja lebih memudahkan para peranan
serikat untuk menjalankan tugasnya yang dimana bisa lebih meminimalisir timbulnya
perselisihan antara pekerja dengan pengusaha.

E. SARAN DAN SOLUSI


Sarannya terciptanya suatu keharmonisan dalam ruang lingkup pekerjaan tidak luput dari
peranan atasan yang mampu memberikan kenyaman bagi para pekerjanya.
Solusinya atasan bisa memfasilitasi pekerja untuk menunjang kinerja atau memberikan
benefit berupa kenaikan gaji yang signifikan sesuai dengan kinerjanya,jaminan kesehatan dan
cuti kerja disetiap tahunnya.
F. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pekerja mengungkapkan keinginan
mereka, dan upaya untuk memperjuangkan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja itu
penting. Model Negosiasi Internal. Berusaha mencapai konsensus adalah prioritas. Serikat
pekerja tingkat bab ikut bermain berperan aktif sebagai pemandu (advokasi dengan
pemangku kepentingan) dan pemerintah sebagai mediator memberi makna positif dalam
konteks penegakan hukum, sekalipun serikat pekerja pekerja menyadari hambatan dan
tantangan yang mereka hadapi sepanjang waktu. Namun, kontribusi serikat pekerja dalam
menjalankan fungsi dan perannya. Membangun hubungan kerja yang bermanfaat dan sepadan
unik dalam pembangunan nasional di bidang sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai