PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang yang dijelasakan, permasalahan yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menganalisis model perilaku pelanggan di Rumah
Sakit Panti Rapih ?
2. Apa yang dilakukan Rumah sakit Panti Rapih untuk mendapatkan
kepercayaan pelanggan ?
3. Bagaimana Rumah Sakit Panti Rapih menangani keluhan
pelanggan ?
BAB II
LANDASAN TEORI
2
lainnya, sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan
dan akhirnya dilaksanakan.
Dengan adanya komunikasi, setiap manusia dapat menyampaikan
dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan, inginkan, dan harapkan.
Begitu pula halnya dengan perusahan yang dalam hal ini sebagai obyek
penelitian adalah rumah sakit, sudah pasti membutuhkan komunikasi. Baik
dengan pasien sebagai pelanggan rumah sakit maupun komunikasi antar
pemberi jasa pelayanan kesehatan (petugas rumah sakit) di dalamnya agar
dapat diperoleh koordinasi, sehingga perusahaan (rumah sakit) dapat
melakukan usaha demi mencapai tujuan serta perkembangan sesuai dengan
perubahan dalam masyarakat yang mengharuskan adanya perubahan
pelayanan, atau perusahaan (rumah sakit) itu sendiri.
Beberapa pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa
orang ahli, diantaranya adalah:
1 Harold Koontz dan Heinz Weihrichr yang dikutip oleh Winardi
(1993:141), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “komunikasi
adalah transfer informasi dari pihak pengirim pesan ke pihak
penerima, dmana informasi tersebut dipahami oleh sang penerima”.
2 Gibson (1990:436) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:
“komunikasi adalah proses penyampaian informasi dan pengertian
dengan menggunakan tanda-tanda bersifat lisan maupun tulisan”.
3 Onong Uchjana (1995:1777) mengemukakan bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama
bagi kedua belah pihak.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan penyampaian pengertian antara si pembawa berita dengan si
penerima berita yang keduanya saling memahami dan mengerti,
penyampaian itu baik bersifat lisan maupun tulisan. Jika kedua belah pihak
telah saling mengerti dan memahami maka komunikasi yang dilakukan
akan berjalan dengan baik dan benar serta memuaskan kedua belah pihak.
Apabila pemberi jasa pelayanan kesehatan (petugas rumah sakit)
tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik maka rencana-rencana,
3
instruksi-instruksi dan sasaran-sasaran menjadi tidak sesuai dengan tujuan.
Koordinasi atas pekerjaan tidak dapat dilakukan dan pada akhirnya
perusahaan (rumah sakit) akan menemui kesulitan. Demikian halnya
dengan kerjasama tanpa komunikasi, suatu pekerjaan tidak akan terwujud
dengan baik. Dari pihak manajemen, keseluruhan tindakan manajemen
yang meliputi perencanaan sampai dengan pengawasan harus
dikomunikasikan dengan baik.
Agar suatu pesan dapat diterima secara efektif dan tepat sasaran,
proses pengkodean dari pengirim pesan harus berhubungan dengan proses
pengurai kode oleh penerima. Artinya, pesan yang terbaik adalah pesan
yang disampaikan dengan tanda-tanda yang dikenali oleh penerimanya.
Apabila pengirim memiliki pengalaman yang sama dengan penerima
pesan, maka komunikasi yang dilakukan akan lebih efektif. Tugas pengirim
pesan adalah mengupayakan pesannya sampai kepada penerima. Untuk
mengkomunikasikan dengan efektif, perusahaan (rumah sakit) dan pemberi
layanan kesehatan (petugas rumah sakit) harus mengerti elemen-elemen
yang mendasari komunikasi efekstif.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:608), ada 9 unsur yang
terlibat dalam aktivitas komunikasi. Dua elemen mewakili pihak utama
dalam komunikasi, yaitu pengirim pesan dan penerima. Dua elemen
mewakili alat komunikasi utama, yaitu pesan dan media. Empat elemen
mewakili alat komunikasi yaitu pengkodean, pengurai kode, tanggapan,
dan umpan balik. Elemen terakhir dalam sistem ini adalah gangguan atau
penghambat (seperti pesan yang tiba-tiba muncul dan mungkin
mencampuri komunikasi yang sedang berlangsung). Adapun proses
komunikasi menurut Kotler dan Amstrong (2004:608) adalah sebagai
berikut:
4
PENGIRIM Pengkodean Penguraian PENERIMA
Pesan
Pesan
Kode
Media
Gangguan
5
atau melalui media komunikasi. Dalam bahasa inggris pesan
biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau
informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).
3 Media, yaitu alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Ada beberapa pakar psikolog memandang bahwa dalam
komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah pancaindra manusiaseperti mata dan
telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya di
prosesdalam pikiran manusia untuk mengontrol dan
menentukan sikapnya terhadap sesuatu sebelum dinyatakan
dalam tindakan. Media digolongkan menjadi empat macam,
yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi). Media kelompok, digunakan dalam aktivitas
komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang.
Media publik, digunakan dalam aktivitas komunikasi yang
melibatkan lebih dari 200an orang. Media massa, jika
khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada.
4 Penerima, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang
atau lebih. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam
istilah seperti: khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam
bahasa inggris disebut audience atau receiver. Keberadaan
penerima terjadi karena adanya sumber. Tidak akan ada
penerima jika tidak ada sumber. Sehingga penerima
merupakan elemen penting dalam komunikasi karena
penerima merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu
pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan
berbagai masalah yang sering kali menuntut perubahan. Baik
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang.
6
5 Pengaruh atau efek, yaitu perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum
dan sesudah menerima pesan.
6 Tanggapan balik, yaitu umpan balik yang berasal dari unsur
lain seperti pesan atau media meskipun pesan belum sampai
kepada penerima.
7 Lingkungan, yaitu faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat
digolongkan atas empat macam: lingkungan fisik, lingkungan
sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
7
1 Komunikasi dipandang dari ada atau tidak adanya umpan
balik
A. Komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini pengirim mengkomunikasikan
tanpa mengharapkan umpan balik, biasanya hal ini
terjadi dalam hal pemberian instruksi atau
pemberitahuan.
Kelebihan:
a. Memakan waktu relatif sedikit daripada
komunikasi dua arah,
b. Biasanya digunakan dalam hal pemberian
instruksi atau pemberitahuan,
c. Komunikasi ini dilaksanakan apabila penampilan
yang diutamakan.
Kelemahan:
a. Hasil atau sasaran kurang efektif,
b. Staf atau bawahan kurang dapat menerima arti
dari instruksi atau pemberitahuan,
c. Sering digunakan untuk mempertahankan
kekuasaan dalam arti negatif,
d. Sebelum dikomunikasikan, pesan harus disusun
sedemikan rupa supaya tidak terjadi salah
pengertian atau salah tafsir oleh penerima.
B. Komunikasi dua arah
Dalam komunikasi ini pengirim menyampaikan
pesannya dan mengharap penerima memberikan
umpan balik.
Kelebihan:
a. Ketepatan dalam mencapai sasaran,
b. Penerima akan lebih yakin,
c. Komunikasi dua araah kurang membutuhkan
perencanaan dan sistematika yang tepat sebab
jika ada kekurangan pengiriman pesan dapat
langsung dilakukan koreksi dan perubahan cara
penyampaian,
d. Penerima dapat melihat tingkat kecerdasan dan
keterampilan pengirim pesan.
8
Kelemahan:
a. Komunikasi memakan waktu relatif lebih
lama karena banyak instruksi-instruksi atau
dikarenakan oleh banyaknya perbedaan
pendapat,
b. Pengirim dapat lebih mudah dilihat diserang
karena penerima langsung dapat melihat
kesalahan pengirim.
2 Komunikasi dipandang dari sudut formalitasnya
Dipandang dari sudut formalitasnya, komunikasi tersebut
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
A. Komunikasi Formal
Komunikasi formal terjadi karena sebab akibat dari
adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang
telah ditetapkan oleh manajemen di dalam struktur
organisasi dan uraian jabatan.
B. Komunikasi Informal
Komunikasi informal terbentuk karena adanya
hubungan pribadi, biasanya terjadi secara spontan.
Komunikasi jenis ini tidak berdasarkan truktur
organisasi sehingga tidak mengikuti garis wewenang
dan tanggung jawab. Komunikasi informal
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti
adanya desas desus yang tidak benar dikarenakan
sumber informasi yang tidak jelas, namun kelebihan
dari komunikasi ini adalah sikap karyawan menjadi
lebih terbuka, perasaan lebih akrab, lebih erat rasa
kekeluargaannya.
3 Komunikasi dipandang dari sudut panjangnya saluran
Komunikasi dipandang dari sudut panjangnya saluran yang
harus dilalui, dibagi menjadi dua yaitu:
A. Komunikasi Langsung
9
Dikatakan sebagai komunikasi langsung apabila
pengirim dan penerima pesan berhubungan secara
langsung.
B. Komunikasi Tidak Langsung
Dikatakan sebagai komunikasi tidak langsung apabila
antara pengirim dan penerima pesan tidak
berhubungan secara langsung tetapi melalui perantara
pihak ketiga.
10
Penerima pesan tidak dapat menerima pesan secara utuh,
karena pesan telah mengalami penyaringan.
2 Selective Perception
Setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda,
sehingga penafsiran terhadap suatu pesan yang sama dapat
berbeda-beda.
3 Emotion
Faktor emosi dapat menyebabkan penerimaan dan penafsiran
terhadap suatu pesan tidak sesuai dengan yang diharapkan
oleh pengirim pesan. Bila penerima psan sedang dalam
keadaan marah atau sedih, maka maksud yang baik pun dapat
diartikan negatif.
4 Language
Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Bila
penerima pesan tidak memahami bahasa yang digunakan oleh
pengirim pesan maka tidak akan terjadi komunikasi yang
baik. Selain itu, bahasa memiliki keterbatasan tertentu yang
tidak dapat menggambarkan seluruh maksud pengirim pesan.
Namun secara umum, hambatan komunikasi dapat
dikelompokan menjadi:
1 Hambatan Individual
Umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan
dalam hal:
a. Perbedaan pengamatan atau pandangan,
b. Perbedaan emosi,
c. Kurangnya kemampuan mendengar,
d. Kurangnya kemapuan membaca,
e. Perbedaan status,
f. Hambatan psikologis
2 Hambatan Mekanis
Merupakan hambatan yang muncul sebagai akibat dari:
a. Struktur organisasi
b. Kurang jelasnya materi komunikasi
3 Hambatan Fisik
11
Merupakan hambatan komunikasi yang berasal dari
lingkungan, misalnya karena cuaca (angin, hujan), jarak
bicara (jauh), suara bising, dan sebagainya.
4 Hambatan Semantik
Hambatan ini berasal dari keterbatasan simbol-simbol
(bahasa). Terkadang bahasa dapat menggambarkan maksud
(ide) tertentu sehingga penerima sulit menerjemahkannya
dalam proses decoding.
12
pelanggan sedangkan komunikannya adalah calon pelanggan
atau konsumen.
2 Materi Komunikasi
Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting,
yaitu:
a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan
pengirim.
b. Pesan, yaitu himpunan berbagai simbol (oral, verbal,
atau non verbal) dari suatu gagasan.
c. Media, yaitu pembawa pesan komunikasi.
d. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang
diterima oleh penerima.
e. Feedback, yaitu pesan balik dari sebagian atau
keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh
penerima.
f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat
menghambat kelancaran proses komunikasi.
3 Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima)
memerlukan dua penerima yaitu:
a. Encoding adalah proses merancang atau
mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu
pesan untuk disampaikan kepada penerima.
b. Decoding adalah proses penguraian atau mengarikan
simbol sehingga pesan yang di terima dapat di pahami.
13
komunikasi dalam proses pertukaran, yaitu: mendukung transaksi
dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan
membedakan produk, menawarkan sarana pertukaran itu sendiri.
Keberhasilan komunikasi pemasaran dipengaruhi oleh
banyak variabel seperti kemampuan pemasar melakukan decoding
tujuan komunikasi menjadi pesan yang menarik dan efektif bagi
konsumen. Pesan yang bersumber dari pihak yang kredibel
biasanya lebih mudah mempengaruhi penerima pesan. Oleh karena
itu, kredibilitas sumber seharusnya menjadi perhatian pemasar
dalam merancang pesan agar pesan lebih dapat diterima oleh
konsumen.
14
Tahapan dimana pelanggan merespon dan memahami suatu
produk dan hasil interaksi melalui komunikasi pemasaran
(Prisgunanto, 2006:69) dibagi atas beberapa tingkatan berikut:
tahap knowings (mengetahui/ kenal), tahap feelings (merasakan/
hasrat), tahap actions (tindakan terpengaruh).
Guna keperluan persamaan dan pengukuran efek
komunikasi pemasaran, digunakan standarisasi tingkat efek-efek
model dari keterlibatan respon pelanggan dari komunikasi
pemasaran. Konsep tingkatan efek (Hierarchy of effects concept)
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsep AIDDA;
Attention (mendapatkan perhatian), Interest (mempertahankan
minat), Desire (menimbulkan keinginan), Decision (membuat
keputusan), dan Action (memperoleh perlakukan).
15
dari tenaga pengajur (misal: konsultan), tenaga ahli profesi, atau
masyarakat umum. Media non-personal dapat berupa media massa
(radio, tv, koran), kondisi lingkungan (ruangan, gedung), ataupun
peristiwa tertentu (hari-hari besar atau spesial).
2.2.6 Promosi
2.2.7 Anggaran
16
Anggaran promosi disusun berdasarkan pada persentase
penjualan yang diharapkan dimasa yang akan datang.
4 Cadangan perunit
Disediakan biaya promosi yang ditambahkan pada harga
jual yang ditetapkan.
5 Tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
Tujuan perlu dijabarkan kedalam beberapa kegiatan,
masing-masing kegiatan akan memerlukan kegiatan
tertentu.
6 Pertimbangan strategi pesaing
Pada kondisi persaingan yang ketat, penentuan besarnya
anggaran promosi perlu mempertimbangkan hal-hal yang
telah dilakukan pesaing.
17
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
18
dimiliki oleh rumah sakit tipe B adalah mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis
dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lainnya
dan 2 (dua) subspesialis dasar. Klasifikasi rumah sakit diatur pada UU No.
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes No. 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Rumah Sakit Panti Rapih memiliki kebijakan mutu, yaitu:
Manajemen dan Staf Rumah Sakit Panti Rapih akan menjamin selalu
terpenuhinya kepuasan pelanggan dengan cara:
1. Memberikan pelayanan medis tercepat dan menyediakan fasilitas
medis terlengkap terutama pada pelayanan unggulan, sesuai dengan
kemampuan rumah sakit.
2. Menyempurnakan sistem manajemen kerja organisasi melalui
pelaksanaan evaluasi kinerja setiap 3 bulan sekali.
19
20
Perancang : Y.B. Mangunwijaya, Pr
Arti Kata :
a. Abdi Dharma
b. Panti Rapih
Bentuk-bentuk :
b. Gunungan
21
c. Tangan
Warna-warna :
a. Merah
b. Putih
c. Biru
Arti Keseluruhan :
22
membutuhkan, dengan tidak membedakan agama, status sosial,
golongan dan perbedaan duniawi lainnya.
23
3.3.1 Misi Rumah Sakit Panti Rapih
24
Bedah Mulut, Psikiatri, Psikologi, dan Rehabilitasi Medis
(Fisioterapi, Terapi Kerja, Terapi Wicara)
c. Poliklinik Perjanjian
Merupakan poliklinik dengan pelayanan eksekutif dan one
stop service.
d. Layanan Unggulan
Layanan unggulan yang dimiliki adalah: Operasi
penggantian sendi lutut dan panggul, Bedah Urologi,
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
e. Rawat Inap
Kelas ruang rawat inap yang dimiliki antara lain: President
Suite Room (1 kamar), Suite Room (11 Kamar), Executive
Room (43 kamar), VIP Superior (43 kamar), VIP Standar
(43 kamar), Kelas 1 (63 kamar), Kelas 2 (63 kamar),
Kelas 3 (61 kamar), dan Kamar Isolasi (10 Kamar)
f. Layanan Penunjang Lainnya
Instalasi Radiologi, Hemodialisa, Kateterisasi dan
Pembuluh Darah, Laboratorium dan Patologi Anatomi,
Instalasi Gizi, Instalasi Rekam Medik, CSSD ( ), One Day
Chemotheraphy, Healing Garden, dan Fasilitas
Ambulance.
Terlampir
25
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
26
tentunya akan berbeda dengan perilaku pasien di rumah sakit
swasta yang lain.
a. Segmentasi Geografi
b. Segmentasi Demografi
c. Segmentasi Psikografi
27
4.1.4 Strategi Pemasaran di Rumah Sakit Panti Rapih untuk mendapatkan
kepercayaan pelanggan
28
mulai dari informasi fasilitas, informasi jadwal dokter,
informasi kesehatan berupa artikel dan hotline 24 jam.
29
memonitor media dan memonitor kotak saran. Penanganan keluhan
pelanggan menjadi prioritas dalam membangun pelayanan untuk
menjadi lebih baik lagi dalam melayani pelanggan (pasien).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
30
pelanggan, maka pemahaman komunikasi bagi pemberi layanan sangat
diperlukan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Stoner, James AF dan R Edward Freeman, 1994, Manajemen, Edisi Kelima, Jilid
2, Jakarta: Intermedia
31
Prisgunanto, Ilham, 2006, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik, Bogor:
Ghalia Indonesia
32