Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN

FAKULTAS HUKUM
TERAKREDITASI BERDASARKAN SK (BAN-PT)
NO. : 036/BAN-PT/Ak-XIII/S1/I/2011 Tanggal 7 JanuarI 2011
Jl. Ir. H. Juanda No. 68 Telp (0343) 420927 PASURUAN 67129

UTS T.A. 2022


MATA UJI KRIMINOLOGI
Pengampu : Istijab, SH, M.Hum, M.Pd

Hari/Tanggal : SENIN, 25 April 2022


Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
Kelas : A/B
Sifat : Open Book

Petunjuk : Berdo’alah kepada ALLAH SWT, agar anda diberi kemudahan !


Kerjakan dengan tepat, singkat dan jelas dengan analisis yang tepat !
(KERJAKAN DI KETIK RAPI atau DITULIS TANGAN RAPI)
(DI KUMPULKAN PALING LAMBAT KULIAH PERTAMA
SETELAH MASUK USAI LEBARAN !
Soal :
1. Jelaskan pengertian mendasar kriminologi, tindak pidana, dan viktimologi !
Menurut para ahli hukum dan menurut saudara apakah apa perbedaan yang tegas!
2. Pendekatan naturalistik dapat dibedakan dalam tiga bentuk sistem pemikiran atau
paradigama, yaitu: 1) Kriminologi Klasik, 2) Kriminolgi Positif dan 3) Kriminologi
Kritis. Jelaskan ketiga sistem pemikiran ini, apa perbedaan dan apa pula persamaannya
dengan memberi contoh !

3. Jelaskan hubungan kejahatan dengan norma-norma yang lain terutama dengan norma
hukum, agar jelas berikan contoh kongkritnya !

4. Menurut Sutherland, kriminologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :


1. Etiologi kriminal
2. Penologi, dan
3. Sosiologi hukum (pidana).
Jelaskan !

5. Dalam prespektif kriminologi ada beberapa kajian yang sangat penting, JELASKAN !
a. Perkosaan Terhadap Laki-Laki (male rape).
b. Prostitusi dan Akar Masalahnya
c. Geng Motor dan Dampaknya Bagi Masyarakat Luas.
d. Kejahatan Kekerasan dan Brutalisme
e. Kejahatan Korporasi

__ @ __
Nama : Dendi Setyadi
Npm : 1974201001326
Kelas : 5b (Sore)

Jawaban UTS Kriminologi


1. -Menurut pengertian ini, kriminologi berarti ilmu pengetahuan tentang
kejahatan. Sedangkan menurut Edwin H.Sutherland dan Donald R.
Cressey kriminologi adalah suatu kesatuan pengetahuan mengenai kejahatan sebagai
gejala sosial.

-Menurut Moeljatno tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan pidana barang siapa yang melanggar hukum.

-Menurut J.E. Sahetapy6 pengertian Viktimologi adalah ilmu atau disiplin yang
membahas permasalahan korban dalam segala aspek, Sedangkan menurut Arief
Gosita Viktimologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan mengkaji semua aspek
yang berkaitan dengan korban dalam berbagai bidang kehidupan dan
penghidupannya.

Menurut saya Kriminolog dan viktimolog mempelajari bagaimana kerja sistem


peradilan pidana. Kriminolog mengawasi bagaimana tersangka, terdakwa, dan
terpidana diadili; viktimolog mengkaji cara korban diperlakukan oleh polisi, jaksa,
pengacara, dan hakim.

2. Aliran Klasik (Classical school)


Dipelopori oleh Cesare Beccaria dan Jeremy Bentham yang berkembang sekitar
abad 18. Secara sederhana inti ajaran klasik menyatakan bahwa manusia melakukan
kejahatan karena kemauan dan kepentingannya sendiri. Kejahatan merupakan
konsekuensi logis dari sifat alami manusia yang memiliki kehendak bebas.
Ada beberapa pemikiran dalam aliran klasik

-Individu dilahirkan karena kehendak bebas untuk menentukan pilihannya sendiri

-Individu memiliki hak untuk hidup, kebebasan dan memiliki kekayaan dan
pemerintah dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan muncul sebagai hasil
perjanjian sosial.

-Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap pelanggaran terhadap perlanggaran


sosial

-Hukuman adalah cara untuk memelihara perjanjian sosial.

-Setiap orang dianggap sama dimuka hukum.

2. Aliran Positif (Positive school)


Aliran Positif menolak pendapat aliran klasik yang menyatakan, kejahatan adalah
pilihan manusia dan konsekuensi logis dari sifat dasar manusia. Aliran positivis ini
menyelidiki kejahatan dari faktor individu pelaku kejahatan yaitu kajahatan yang
terjadi itu karena faktor individunya misalnya seorang individu itu mendapat tekanan
untuk melakukan kejahatan atau seorang individu tersebut mengalami gangguan
jiwa

Aliran Positif memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang penyebab kejahatan.


Aliran Positif diklasifikasikan menjadi:

•Biologi Positivis

Pendiri aliran ini adalah Cesare Lombrosso. Inti dari biologi positivis adalah, bahwa
pelaku kejahatan memiliki perbedaan karakterisitik secara fisik dibandingkan
manusia yang lain.

•Psikologi Positivis

Berbeda dengan biologi positivis, psikologi positivis menekankan, bahwa kejahatan


terjadi karena perbedaan tingkat psikologis manusia.

Tokoh Aliran ini adalah Sigmund Freud

•Sosiologi Positivis

Menurut aliran ini kejahatn terjadi karena faktor lingkungannya, yaitu keadaan
masyarakat disekitarnya yang mempengaruhi terjadinya kejahatan, seorang itu
menjadi jahat atau tidak tergantung pada lingkungannya.

Aliran kritis juga dikenal dengan istilah “Critical Criminology” atau “kriminologi
baru”. Aliran kritis sesungguhnya memusatkan perhatian pada kritik tentang kami
terhadap intervensi kekuasaan dalam menentukan suatu perbuatan sebagai kejahatan.
Itulah sebabnya, aliran ini menggugat eksistensi hukum pidana. Pendukung aliran
menganggap bahwa pihak-pihak yang membuat hukum pidana hanyalah sekelompok
kecil dari anggota masyarakat yang kebetulan memiliki kekuasaan untuk membuat
dan membentuk hukum pidana tersebut. Jadi, hal yang dikatakan sebagai kejahatan
dalam hukum pidana dapat saja dianggap oleh masyarakat (umum) sebagai hal yang
bukan tindak kejahatan (tidak jahat). Dan tentunya, hal tersebut terjadi jika persepsi
para pembuat hukum pidana berbeda dengan persepsi luas pada umumnya.

Pendekatan yang cukup dominan dalam aliran yang kritis ini adalah pendekatan
konflik (Romli Atmasista, 2011:72). Pendekatan ini beranggapan bahwa hukum
dibuat dan ditegakkan bukan untuk melindungi masyarakat tetapi untuk nilai dan
kepentingan kelompok yang berkuasa. Dengan demikian, pendekatan konflik
memusatkan perhatiannya pada masalah kekuasaan dalam pendefinisian kejahatan.
Pendekatan konflik beranggapan bahwa orang-orang dalam suatu masyarakat
mempunyai tingkat kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi pembuatan dan
penegakan hukum. Pada umumnya, orang-orang atau kelompok yang memiliki
kekuasaan yang lebih besar akan mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk
menentukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan kepentingan mereka
sebagai kejahatan. Pada saat yang sama , mereka juga memiliki kemampuan untuk
menghindari pendefinisian perbuatan mereka sebagai kejahatan, walaupun perbuatan
mereka tersebut bertentangan dengan nilai dan kepentingan orang atau pihak lain
yang tentunya memiliki kekuasaan yang lebih rendah. Pendekatan konflik dengan
demikian menghendaki suatu suatu hukum yang bersifat emansipatif atau hukum
yang melindungi masyarakat sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat
masyarakat kelas bawah.

Perbandingan Aliran klasik, aliran positif, Aliran Kritis


1. Aliran klasik tidak dapat menjelaskan mengapa seseorang melakukan
kejahatan, sedangkan aliran positif sebaliknya yaitu lebih banyak mempersoalkan
aturan yang seharusnya diberlakukan untuk memelihara ketertiban dan keamanan
dalam masyarakat
2. Aliran klasik cenderung untuk menempatkan pidana sebagai jalan keluar
mengatasi pelanggaran-pelanggaran terhadap perjanjian sosial. Sedangkan aliran
positif justru tidak menghendaki cara tersebut karena menurut aliran ini setiap
pelanggaran itu harus ditanggapi sebagai suatu yang abnormal sehingga tanggung
jawab atas pelanggaran tersebut bukan sepenuhnya salah si pelanggar tetapi
kesalahan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian aliran positif mengatasi
pelanggran bukan untuk membalas tetapi untuk mencegah terjadinya pelanggaran di
kemudian hari.
3. Konsep-konsep aliran klasik lebih relevan dengan perkembangan hukum
pidana, sedangkan aliran positif relevan bagi perkembangan studi
kejahatan(kriminologi).
4. Aliran klasik menerima spenuhnya definisi kejahatan dari segi hukum,
sedangkan aliran positif menolak dan menerima definisi kejahatan dari segi
psikologis.
3. Social defence school
Aliran ini dipelopori oleh Judge Marc Ancel yang telah mengembangkan teori
yang berlainan dengan aliran-aliran yang ada diatas. Aliran ini muncul karena teori
aliran positif sudah ditinggalkan pakar-pakar kriminologi dan teori aliran klasik
dianggap terlalu statis dan kaku dalam menganalisis kejahatan yang terjadi dalam
masyarakat. Aliran Pertahanan sosial (Social defence school) timbul karena adanya
revolusi di kalangan penganut aliran positif. Namun arti sosial defence berbeda
dengan yang dumaksud oleh tokoh aliran positif yakni:
a.social defence tidak bersifat deterministik

b.social defence menolak tipologi yang bersifat kaku tentang penjahat dan menitik
beratkan pada keunikan keperibadian manusia.

c.social defence meyakini sepenuhnya nilai-nilai moral

d.sosial defence menghargai sepenuhnya kewajiban-kewajiban terhadap penjahat, dan


mencoba menciptakan keseimbangan antara masyarakat dan penjahat serta menolak
mempergunakan pendekatan yang bersifat “security” sebagai suatu alat administratif.
e.sekalipun mempergunakan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan namun social
defebce menolak dikuasai olehnya dan menggantikannya dengan sistem modern
“politik kriminil”

Aliran Kritis Tindakan menyimpang merupakan hasil dari proses politik, dimana
undang-undang merumuskan larangan-larangan atau perilaku yang diharapkan dalam
keadaan tertentu. Kejahatan dalam teori ini ditentukan oleh bagaimana undang-
undang dirumuskan dan dijalankan. Menurut Pendekatan ini kemiskinan bukanlah
“sebab” kejahatan, akan tetapi karena bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan oleh
orang-orang miskin lebih banyak ditunjuk oleh undang-undang.
Dalam menilai sebab kejahatan dalam aliran kritis dapat dilihat dari dua pendekatan ;
1. Pendekatan interaksionis; menekankan bahwa sumber perilaku (kejahatan)
manusia tidak hanya ditentukan oleh peranan kondisi-kondisi sosial, akan tetapi juga
dipengaruhi oleh peranan individu dalam menangani , menafsirkan dan berinteraksi
dengan kondisi-kondisi yang bersangkutan;
2. Pendekatan konflik memfokuskan dalam mempertanyakan “kekuasaan” dalam
mendefinisikan kejahatan. Menurut Sue Titus Reid, bekerjanya hukum mencerminkan
kepentingan dari rulling class, hukum pidana berusaha menciptkan perbuatan yang
menyimpang dan digunakan oleh rulling class untuk mempertahankan ketertiban.
Berdasarkan aliran konflik, Austin Turk mengatakan kalau kejahatan itu bukanlah
perilaku akan tetapi status. Sejalan dengan itu Howard S Backer mengatakan bahwa
kejahatan (deviance) bukanlah kualitas tindakan yang dilakukan seseorang, akan
tetapi akibat diterapkannya peraturan dan sanksi terhadap seorang pelaku. Hofnagel
mengemukanan bahwa suatu masyarakat tertentu akan menciptakan kejahatan melalui
badan legislatif untuk tujuan mengamankan struktur sosial tertentu.
Dalam pendekatan konflik, mereka yang berada dalam status sosial yang tinggi dapat
mengontrol perilaku sehingga tidak disebut sebagai kejahatan dan dirinya tidak
disebut sebagai penjahat. Richard R Quenney mengatakan jika penegakkan hukum
bergantung pada kelompok dominan didalam masyarakat yang secara politis
terorganisasi. Kelompok ini tidak lain adalah mereka yang berasal dari kelompok elit
yang dengan kemampuanya mampu untuk mempengaruhi perbuatan hukum dan
penegakannya. Dengan begitu label sebagai penjahat sukar untuk dilekatkan pada
kelompok ini.
(belum Sempurna)

3. Hubungan kejahatan dengan hukum (undang-undang) artinya


bahwa kejahatan berarti melanggar undang-undang yang tentunya orang atau badan
yang melanggar undang-undang akan mendapat sanksi. yang menyebabkan seseorang
menjadi jahat.

 Hukum pidana memusatkan perhatiannya terhadap pembuktian suatu


kejahatan sedangkan kriminologi memusatkan perhatiannya pada factor-faktor
penyebab terjadinya kejahatan.
 Kriminologi ditujukan untuk mengungkapkan motif pelaku kejahatan
sedangkan hukum pidana ditujukan kepada hubungan antara tindakan dan akibatnya
(hukum kausalitas).

4. -Etiologi kriminal adalah pembahasan terhadap teori-teori tentang sebab


terjadiya kejahatan. Edwin H. Sutherland adalah seorang kimonolog dari Amerika
Serikat, ia menyatakan bahwa krimologi adalah kumpulan ilmu pengetahuan
dan dalam pembelajaran kriminologi memperlukan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.

-Penologi merupakan ilmu tentang hukuman, akan tetapi Sutherland memasukan


hak-hak yang berhubungan dengan usaha pengendalian kejahatan baik represif maun
preventif. Obyek Penologi : - Pelanggar hukum - Terpidana/narapidana - Residevis.

Sosiologi Hukum Menurut, Sutherland Kejahatan adalah perbuatan yang oleh


hukum dilarang dan diancam dengan suatu sanksi. Jadi, yang menentukan bahwa
suatu
perbuatan merupakan kejahatan adalah hukum. Menyelidiki mengenai sebab-sebab
kejahatan berarti juga harus menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan hukum, khususnya Hukum Pidana.

5. -Masalah perkosaan biasanya lebih diidentikkan dengan perkosaan terhadap


kaum
perempuan. Padahal di dalam kenyataannya perkosaan tidak hanya terjadi pada
perempuan
saja, kaum laki-laki sebenarnya mengalami hal yang serupa. Perkosaan terhadap laki-
laki
juga termasuk dalam tindak pidana yang melanggar kesusilaan, Namun dalam
KUHP kita
diartikan sebagai suatu keadaan yang hanya dapat terjadi pada seorang perempuan
saja,ini terlihat pada pasal 285 KUHP Indonesia. diperlukan perluasan untuk definisi
perkosaan dari
pasal 285 KUHP, yang tidak hanya mengatur mengenai perkosaan pada perempuan
saja
namun juga perkosaan pada laki-laki dewasa.

- Pelacuran sebagai gejala sosial disebabkan oleh berbagai faktoryang melekat dalam
kehidupan manusia. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya pelacuran terletak baik
pada aspek kodrati manusiawi terutama yang berhubungan
dengan nafsu seksualnya pria dan wanita. Serta faktor-faktor luar yang mempengaruhi
seperti
faktor sosial, faktor ekonomi, dan kebudayaan. Dimana praktek prostitusi
tetap ada dari masa ke masa sepanjang sejarah umat manusia setelah memiliki dan
diatur oleh
lembaga perkawinan dalam hubungan antara pria dan wanita.

Upaya-upaya untuk menekan meluasnya pelacuran di wilayah Tentena secara tidak


langsung sudah dilakukan dengan menyalurkan bantuan kepada masyarakat
untuk membuka usaha dagang.Upaya pencegahan dan penanggulangan berupa
pencegahan preventif(sebelum terjadi kejahatan) dan pencegahan represif (setelah
terjadi
kejahatan).

-Faktor penyebab geng motor melakukan


Kejahatan adalah rendahnya tingkat pendidikan pelaku, lingkungan
pergaulan yang kurang baik, keluarga yang kurang harmonis dan perhatian serta
pengaruh media massa. Sementara upaya penanggulangan kejahatan dilakukan
dengan cara pre-emtif, preventif dan represif.
Perilaku geng motor sebagai bentuk kenakalan adalah dengan menganggu
ketertiban umum, melakukan aksi penjabretan dan melakukan aksi penganiayaan.

- kejahatan kekerasan dalam masyarakat banyak terjadi baik menurut pandangan ahlii
hukum maupun persfektif ahli kriminologi kejadian kejahatan kekerasan yang terjadi
terkadang ada andil yang besar dari pihak korban, sebagai pencetus kejahatan,
disamping
faktor-faktor dinamika sosial yang menjadi faktor yang latar belakang dari kejahatan
kekerasan tersebut, seperti sikap, motifmotif dan pola kepribadian penjahat
seperti psikopat,

dan lain-lain sertafaktor-faktor situasional (kondisi dan situasi sewaktu kejahatan


berlangsung) juga berpengaruh terhadap kejahatan yang terjadi.

-Dalam kriminologi, kejahatan korporasi mengacu pada kejahatan yang dilakukan


baik oleh perusahaan (yaitu, entitas bisnis yang memiliki kepribadian hukum terpisah
dari orang perorangan yang mengelola aktivitasnya) maupun individu yang mewakili
perusahaan atau entitas bisnis lainnya (baca tanggung jawab perwakilan dan tanggung
jawab perusahaan). Karena kejahatan korporasi yang parah, perusahaan mungkin
dijatuhi pembubaran yudisial, kadang disebut sebagai "hukuman mati perusahaan",
yang merupakan prosedur hukum yang mana perusahaan dipaksa untuk bubar atau
tidak ada lagi.
Beberapa perilaku negatif perusahaan mungkin sebenarnya bukan tindakan kriminal;
hukum berbeda-beda antaryurisdiksi. Misalnya, beberapa yurisdiksi
mengizinkan perdagangan orang dalam.
Kejahatan korporasi bersangkutan dengan:

 kejahatan kerah putih; mayoritas individu yang dapat bertindak sebagai atau
mewakili kepentingan korporasi adalah profesional kerah putih;
 kejahatan terorganisasi; pelaku dapat mendirikan perusahaan untuk tujuan
kejahatan atau sebagai kendaraan untuk mencuci hasil kejahatan. Produk kriminal
bruto dunia diperkirakan mencapai 20% dari perdagangan dunia. (de Brie 2000); dan
 kejahatan perusahaan negara; dalam banyak konteks, peluang untuk
melakukan kejahatan muncul dari hubungan antara korporasi dan negara .

Anda mungkin juga menyukai