Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2. Aliran Positif
Aliran positif pada abad ke-19 bertitik tolak pada Paham determinisme
tentang manusia. Paham ini menggantikan doktrin kebebasan berkehendak ( the
doctrine of free will). Pada aliran ini manusia dipandang tidak mempunyai
kebebasan berkehendak tetapi di pengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal
manusia itu sendiri. Ada tiga segmen teori dalam aliran positif :
Bersifat biologis: pemikiran lambrosian mengenai ciri fisik penjahat.
Bersifat psikologis: tentang psychological factors antara lain
neuroticism, psychoyicism, psychopathic yang menyebabkan seseorang
cenderung melakukan kejahatan.
Social positivism: terdapat pada pemikiran Adolphe Queteelet Rawson,
Henry Mayhew, dan Durkheim mengenai Societal Factors antara lain
proverti, memberhip of subcultures, low level of education, crowded
cities, distribution of wealth sebagai faktor pendorong terjadinya
kejahatan.
4. Aliran Kritis
Aliran kritis dikenal dengan istilah “critical criminology” atau
“kriminologi baru”. Aliran ini memusatkan perhatiannya pada kritik terhadap
intervensi kekuasaan dalam menentukan suatu perbuatan sebagai kejahatan.
Itulah sebabnya alirn ini menggugat eksistensi hukum pidana.
Pendukung aliran ini menganggap bahwa pihak-pihak yang membuat
hukum pidana hanyalah sekelompok kecil dari anggota masyarakat yang
kebetulan memiliki kekuasaan untuk membuat dan membentuk hukum pidana
tesebut. Kejahatan dalam hukum pidana juga bisa saja dianggap oleh
masyarakat sebagai hal yang tidak jahat. Tentunya hal ini bisa terjadi jika
presepsi para pembuat hukum pidana berbeda dengan presepsi luas pada
umumnya.
Pendekatan yang cukup dominan pada aliran ini adalah pendektan
konflik. Menurut Romli Atmasista 2011:72 pendekatan ini beranggapan bahwa
hukum dibuat dan ditegakan bukan untuk melindungi masyarakat tetapi untuk
nilai dan kepentingan kelompok yang berkuasa. Sedangkan pendektan konflik
beranggapan bahwa orang-orang dalam suatu masyarakat mempunyai tingkat
kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perbuatan dan penegakan
hukum.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa aliran kritis ini merupakan pemikiran
yang menganggap fenomena kejahatan sebagai konstruksi sosial, artinya
manakala masyarakat mendefinisikan tindakan tertentu sebagai kejahatan maka
orang-orang tertentu memenuhi batasan sebagai kejahatan. Hal ini
menyimpulkan bahwa kejahatan dan penjahat bukanlah fenomena yang berdiri
sendiri yang dapat diidentifikasikan dan dipelajari secara objektif oleh ilmuan
sosial.
1.2 Kesimpulan
Didalam aliran kriminolgi terdapat lima aliran diantaranya aliran klasik, aliran
positif, aliran neo klasik, aliran kritis dan aliran social defence. Aliran tersebut
mempunyai ciri khas masing-masing yang di dasari oleh seorang pemikirnya.
Aliran klasik berpandangan bahwa manusia adalah makhuk yang memiliki
kehendak bebas hal ini serupa dengan aliran neo klasik yang dimana sama-sama
berpandangan bahwa manusia memiliki kebebasan. Lain halnya dengan aliran
positif yang membantah kedua aliran tersebut, yang dimana aliran positif ini
menentukan segala sesuatu menggunakan metode empiris. Adapun aliran kritis
yang memandang kriminologi sebagai kejahatan konstruksi sosial dan yang
terakhir aliran sosial defence yang dimana mengkombinasikan pemikiran
kemanusiaan dan efektivitas dalam kerangka hukum.
Daftar Pustaka
Http://handarsubhandi.blogspot.com/2015/08/aliran-aliran-dalam-
kriminologi.html?m=1 (Sabtu, 14 November 2020 18.00 WIB )
https://psykognitif.wordpress.com/2016/12/06/manusia-sebagai-makhluk-yang-
paling-rasional-pembentukan-konsep-logika-dan-pengambilan-
keputusan/amp/&ved=2ahUKEwj-5MbYg4LtAhXXTX0KHR-
sDmsQFjABegQIARAF&usg=AOvVaw2OzBi-BLq_RvkTEKhlUDe7&cf=1
(Sabtu, 14 November 2020 18.30 WIB)