Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MEMBUAT RESUME

NAMA : AMRAN
NIM : 0004.02.50.2019
KELAS : MH- 4
MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA KRIMINOLOGI
DOSEN : Prof. Dr. Hambali Thalib,.SH.,MH.

TEORI-TEORI DALAM KRIMINOLOGI

1. Teori Asosiasi Diferensial


Teori ini prtama kali di temukan oleh seorang ahli sosiologi America
E.Hsubtherlan pada tahun 1934 dalam bukunya Principli of Criminology. Teori
asosiasi diferensial di susun bertitik tolak dari tiga teori, yaitu ecological and
cultular tranmission theory, symbolic diferensial,and culture conflict theory.
Dalam teori ini terdapat dua versi asosiasi diferencial, yaitu yang dikemukakan
pada tahun 1939 dan tahun 1947.
a. Versi pertama ,(tahun 1939) memusatkan perhatian pada cultural conflict
(konflik budaya) dan sistematic criminal behavior.
b. Versi kedua , (tahun 1947) yang menegaskan bahwa semua tingkah laku
itu di pelajari.
2. Teori Anomi
Pelapor Teori ini adalah Durkhein,yang mengunakan konsep anomi yang
semula di artikan sebagai a condition of deregulation yang terjadi dalam
masyarakat. Keadaan tersebut sering diartikan pula keadaan masyarakat tampa
norma, keadaan mana sangat memudahkan terjadinya penyimpangan tingka kalau.

3. Teori Control Sosial


Pengertian teori control atau control theory menujuk kepada setiap
perspektif yang membahas ikwal pengendalian tingkah laku manusia .sedangkan
pengertian control sosial atau sosial control theory merujuk kepada pembahasan
delinkuensi dan kejahatan yang dikaitkan dengan variabel variabel yang bersifat

1
sosiologi, antara lain struktur keluarga, pendidikan dan kelompok dominandengan
demikian pendekatan teori control sosial ini diakibatkan tiga raga perkembangan
dalam kriminologi.
4. Teori Labelling
Teori ini memiliki perbedaan orientasi tentang kejahatan dengan teori-teori
yang lain jika teori-teori yang lain melakukan pendekatan dari sudut stastiktik,
patalogi atau pandangan yang bersifat relative. Becker berpandangan bahwa
pendekatan-pendekatan dimaksud tidak adil dan kurang relatif, ia melihat bahwa,
kejahatan itu sering bergantung pada mata sipengamat, karna anggota-anggota
dari kelompok-kelompok yang berbeda memiliki perbedaan konsep tentang apa
yang di sebut baik dan layak dalam situasi tertentu.
Pendekatan teori labelling dapat di bedakan dalam dua bagian :
a. persoalan tentang bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap
atau label.
b. efek label terdapat penyimpangan tingka laku berikutnya.
Bahwa proses pemberian label merupakan penyebab seseorang untuk
menjadi jahat, ada dua hal yang perlu di perhatikan dalam proses pemberian label:
a. adanya label akan menuumbulkan perhatian masyarakat terhadap orang
yang di beri label, hal ini akan menyebabkan masyarakat disekitarnya
mempeerhatikan terus menerus orang yang di berikan label tersebut.
b. adanya label mungkin di terima oleh individu tersebut dan berusaha untuk
menjalankan sebagaimana label yang di letakkan pada dirinya.
5. Teori Paradigma Study Kejahatan
Teori ini lahir pada abab ke 20 sekitar tahun 1960-an para pakar
kriminologi mulai kembali mempersoalkan hubungan antara hukum dan
masyarakat, sekalipun perhatian utama tetap pada manusia penjahat, akan tetapi
pada dekade terakhir para pakar kriminologi mengakui peranan hukum yang
sangat penting dalam menentukan sikap dan karakter suatu kejahatan, bahkan
terdapat suatu keyakinan bahwa pandangan seseorang tentang hubungan erat
antara hukum dan organsasi kemasyarakatan menimbulkan dampak yang penting
terhadapa penyelidikan yang bersifat kriminologi.

2
Prinsip-prinsip pardigma adalah sebagai berikut
a. Tingka laku merupakan hasil dari hukum sebabab akibat
b. Hukum sebab akibat tersebut dapat di ungkapkan melalui metode-
metode yang bersifat ilmiah.
c. Penjahat mewakili sebab akibat yang unik.
d. Jika hubungan sebab akibat ini dapat di ketahui melalui metode ilmiah,
maka tingka laku kriminal dapat di prediksi dan dapat diawasi dan
penjahat itu dapat di bina.
6. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik sangat menekan arti pentingnya, proses
mental atau proses berfikir bagi manusia sebelum mareka bertindak. Tindakan
manusia itu sama sekali bukan stimulus-respon melainkan stimulus-proses berfikir
-respon. Jadi terdapat variabel antara atau variabel yang menjembatangi antara
stimulus dengan respon, yaitu proses mental atau proses berfikir yang tidak lain
adalah interprestasi. Teori interaksionisme simbolik memandang bahwa arti atau
makna muncul dari proses interaksi sosial yang telah di lakukan.arti dari sebuah
benda tumbuh dari cara-cara dimana orang bersikap terhadap orang tersebut.
7. Teori Subculture
Pada dasarnya Teori Subculture membahas dan menjelaskan bentuk
kenakalan remaja serta perkembangan berbagai tipe geng. Teori ini dimulai tahun
1950an dengan bangkitnya perilaku konsumsi kelas menengah America serikat.
Dalam kepustakaan kriminologi di kenal dua Teori Subculture.
Pertama,Teori Delinquent Sub-Culture yang di kemukakan oleh Albert K
Cohen dalam bukunya Delinquent Boysx (1955) yang berusaha memecahkan
masalah bagaimana kenakalan sub culture di mulai dengan mengbungkan
perspektif teori Disorganisasi sosial dari Shaw dan Mckay, teori differential
association dari Edwin H.sulterlend dan teori Anomie.
Kedua, Differential opportunity atau teori perbedaan kesempatan yang di
kemukakan oleh Richat A.Cloward dan leyod Eohlin, dalam bukunya Deliquency
and opportunity,a Theory of vDeliquant Gang (1960) yang membahas perilaku
dalam kalangan remaja.

3
Untuk itu Clowhad dan Ohli mengemukakan 3 tipe geng kenakalan
Subculture,yaitu
1. Criminal subvculture, yaitu mareka yaang belajar pada orng dewasa,krna
mareka memiliki organisasi,
2. Retretist subculture, dimana remaja tidak memiliki sttruktur kesempatan
dan lebih banyak melakukan prilakume nyimpang( mabuk-
mabukan ,pemyelangunaan narkobaa dan sbb ).
3. Conflict subculture terdapat dalam suatu masyarakat yang tidak
terigrentasi sehingga organisasi menjadi lemah.geng ini memperliatkan
prilaku yang bebas.
8. Teori Konflik
Dapat di katakan bahwa teori konflik merupakan terpenting pada saat ini,
oleh karna penekananya pada kenyataaan sosial di tingkat struktur sosial di
bandingkan di tingkat individu antara pribadi atau budaya.
Terlepas dari setujuh atau tidak setujuh terhadap teori Karl Marx, terdapat
beberapa segi kenyataan sosial yang ia tekankan yang tidak dapat diabaikan oleh
teori apapun. Marx mengatakan adanya perbedaan diantara masing-masing
individu atau kelompok dapat menyebabkan terjadinya konflik, baik perbedaan
pendidikan, pemikiran, persepsi dan kepentingan. Setiap detik dalam hidup kita
banyak sekali konflik yang dapat terjadi dalam pandangan terhadap konflik ini
dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu;
a. penghindar konflik
b. menghadapi konflik
c. pembuat konflik

4
PERKEMBANGAN ALIRAN DALAM KRIMINOLOGI

1. Aliran Klasik ( The classical School )

Mashab klassik muncul pada abad ke – 18 yang dipelopori oleh Cesare


beccaria, seorang ahli matematika kebangsaan Italia. Aliran ini timbul di Inggiiris
pada pertengahan abad ke 19 dan tersebar di Eropah dan amerika . Mazhab ini
didasarkan pada teori Hedonestik Aliran ini dengan Doctrine of free will nya
mendasarkan pada filsafah hedonistic yang memandang bahwa manusia
mempunyai kebebasan memilih perbuatan yang dapat memberikan kebahagian
dan menghindari perbuatan yang akan memberikan penderitaan.
Pada dasarnya Beccaria menerapkan doktrin ini sebagai doktrin dalam
penology. Menurut beliau setiap orang yang melanggar hukum telah
memperhitungkan rasa sakit yang diperoleh dari perbuatan tersebut.
Beccaria (1738-1798) adalah tokoh yang paling menonjol dalam usaha
menentang kesewenangan lembaga peradilan pada saat itu. Beccaria dalam
kritiknya pada intinya adalah menetang terhadap hukum pidana, hukum acara
pidana dan sistem penghukuman. Aliran ini dikenal dengan aliran kriminologi
kelasik yang berkembang di Inggiris kemudian meluas kenegara Negara lain di
Eropa dan Amerika.
Landasani dari aliran Kriminologi Klasik ini adalah bahwa indivudi
dilahirkan bebas dengan kehendak bebas (Free wil) untuk menentukan pilihannya
sendiri, individu memiliki hak asasi diantaranya hak untuk hidup , kebebasan serta
memiliki kekayaan. Pemerintah Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak
tersebut dan muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dengan
yang memerintah. Aliran ini mengakui bahwa manusia memiliki akal disertai
dengan kehendak bebas untuk menentukan pilihannya , akan tetapi aliran ini
berpendapat bahwa kehendak bebas tersebut tidak lepas pengaruh lingkungan .
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan ciri ciri atau landasan kriminologi
klasik dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Manusia dilahirkan dengan kehendak bebas (free wil) untuk
menetukan pilihannya sendiri.

5
2. Manusia memiliki hak asasi diantaranya hak untuk hidup, kebebasan
serta memiliki kekayaan.
3. Pemerintah Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan
muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dengan
yang memerintah.
4. Setiap warga Negara hanya menyerahkan sebagian dari hak asasinya
kepada Negara sepanjang diperlukan oleh Negara untuk mengatur
masyarakat dan demi kepentingan sebagian terbesar dari masyarakat.
5. Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial, oleh
kartena itu kejahatan merupakan kejahatan moral
6. Hukuman hanya dibenarkan selama hukuman itu ditujukan untuk
memelihara perjanjian sosial, oleh karena itu tujuan hukuman adalah
untuk mencegah kejahatan dikemudian hari,
7. Setiap orang dianggap sama dimuka hukum, oleh karena itu setiap
orang seharusnya diperlakukan sama.

Aliran ini pada saat sekarang sudah diragukan keberadaannya, karena


sifatnya yang individualistik dan intelektualistis. Aliran ini merupakan aliran
kriminologi yang dipengaruhi oleh ajaran agama, hedonisme (keinginan),
rasionalisme dan lain lain, Tokoh aliran ini antara lain Beccaria dengan
menyebarkan pendapatnya bahwa seseorang melakukan tindakan atau perbuatan
berdasarkan pertimbangan untuk memilih kesenangan atau sebaliknya. Pelaku
memiliki kehendak bebas (free wil) dengan konsekuensi yang telah dikalkulasikan
sendiri.

2. Aliran Kartografik ( The cartographic School )

Aliran ini lahir atas Ketidak puasan para ahli Kriminologi terhadap aliran
klasik atau terhadap mazhab klasik maka aliran Kartografis atau aliran Geografis
mulai muncul berkembang di Perancis, Inggiris dan Jerman (1830- 1880). Ajaran
ini sama dengan apa yang akhir akhir ini disebut dengan ajaran Ekologis . Yang
dipentingkan dalam ajaran ini adalah distribusi kejahatan dalam daeran daerah

6
tertentu baik secara geografis maupun secara sosialis , karena kejahatan menurut
aliran ini merupakan suatu ekspresi dari kondisi kondisi sosial . Penganut ajaran
ini adalah Quetelet Guerry..
3. Aliran Sosialis ( The Socialist School )

Menurut Mazhab aliran ini, kejahatan dipengaruhi oleh adanya tekanan


ekonomi, maka dengan demikian untuk melawan kejahatan ini harus diadakan
peningkatan ekonomi, dengan kata lain kemakmuran akan mengurangi tingkat
terjadinya kejahatan.
Menurut Edwin H. Suterland, bahwa mazhab ini dipengaruhi oleh
determinisme ekonomi. Bahwa tingkat kejahatan (kriminalitas) adalah
konsekuensi dari masyarakat kapitalis, akibat dari sistem ekonomi yang diwarnai
penidasan terhadap buruh, sehingga menciptakan faktor-faktor yang dapat
mendukung terhadap berbagai bentuk kejahatan.
4. Aliran Positif (The Positive School )

Penolakan terhadap mazhab sosialis dilancarkan oleh kaum tipelogik ,


yakni mereka yang menganggap bahwa kejahatan bukan dihasilkan dan
dipengaruhi oleh ekonomi, akan tetapi kajahatan dihasilkan dari pengaruh
perilaku manusia itu sendiri. Penolakan terhadap aliran klasik tersebut disebut
aliran positive School pada abad ke 19.
Aliran ini muncul sebagai ketidak puasan dari jawaban jawaban aliran
klasik , aliran yang berusaha menjelaskan mengapa seseorang bisa bertindak jahat.
Aliran ini bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
faktor-faktor diluar kontrolnya , baik yang berupa faktor biologi maupun yang
cultural , ini berarti manusia bukan mahluk yang bebas untuk berbuat menurut
dorongan keinginan dan intelegensinya, tetapi mahluk yang dibatasi atau
ditentukan oleh perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya.
Aliran positif yang banyak dipengaruhi oleh para ilmuan lebih
mengutamakan keunggulan ilmu pengetahuan yang berkembang dari kenyataan
hidup dalam masyarakat. Para ilmuan ini tidak cukup puas dengan cara berpikir
dari aliran klasik. Dalam aliran ini manusia diakui sebagai mahluk yang

7
mempunyai kehendak bebas untuk menetukan pilihannya, akan tetapi aliran ini
berpendapat bahwa kehendak manusia tersebut tidak terlepas dari pengaruh faktor
lingkungannya.
Secara singkat aliran ini berpegang pada keyakinan bahwa kehidupan
seseorang dikuasai oleh hukum sebab akibat ( cause effect relationship ). Aliran
Positif mempunyai landasan berpikir sebagai berikut :
a. Kehidupan manusia dikuasai oleh hukum sebab akibat
b. Masalah masalah sosial seperti kejahatan, dapat diatasi dengan
melakukan studi secara sistematis mengenai tingkah laku manusia.
c. Tingkah laku criminal adalah hasil kondisi abnormalitas yang mungkin
saja abnormalitas ini terletak pada individu atau juga pada
lingkungannya.
d. Tanda tanda abnormalitas tersebut dapat dibandingkan dengan tanda
tanda yang normal
e. Abnormalitas ini dapat diperbaiki , maka penjahat pun dapat diperbaiki
f. Treatment lebih menguntungkan bagi penyembuhan penjahat ,
sehingga tujuan dari sanksi bukanlah menghukum melainkan
memperlakukan atau membina pelaku kejahatan.

Apabila konsep berpikir dari kedua aliran tersebut dibandingkan (aliran


klasik dengan aliran positif) menurut Romli (1992 ,11) dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Aliran klasik tidak dapat menjelaskan mengapa seseorang melakukan
kejahatan, sedangkan aliran positif justru sebaliknya. Aliran klasik lebih
banyak mempersoalkan aturan yang seharusnya diberlakukan untuk
memelihara ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat, sementara
aliran positif lebih menekankan pada usaha yang bersifat ilmiah untuk
tujuan memelihara ketertiban melalui studi dan penelitian tentang tingkah
laku manusia.
b. Aliran klasik cenderung menempatkan pidana sebagai satu satunya jalan
keluar mengatasi pelanggaran terhadap apa yang telah disepakati

8
masyarakat (perjanjian sosial), sedangkan aliran positif justru tidak
menghendaki cara tersebut karena aliran ini berpendapat setiap
pelanggaran terhadap perjanjian sosial justru harus ditanggapi sebagai
sesuatu yang abnormal, sehingga tanggung jawab atas pelanggaran
tersebut bukan sepenuhnya berada pada sipelanggar melainkan juga pada
masyarakat secara keseluruhan, dengan demikian aliran positif
menghendaki agar jalan keluar mengatasi terjadinya pelanggaran adalah
bukan untuk membalas melainkan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran dikemudian hari.
Konsep aliran klasik lebih relevan dengan perkembangan hukum
pidana, sedangkan konsep aliran positif relevan bagi perkembangan studi
kejahatan ((kriminologi). Aliran klasik menerima sepenuhnhya defenisi
kejahatan dari segi hukum , sedangkan aliran positif menolak dan
menerima defenisi kejahatan dari segi psikologi.
Pelopor dari ajaran positif ini adalah Cesare Lombrosso ( 1835-
1909 ). Ajaran Lombrosso ini menggabungkan positivism Comte . Evolusi
dari Darwin serta banyak lagi pioneer dalam studi tentang hubungan
kejahatan dengan tubuh manusia, Mashab ini dikenal sebagai mazhab
Italia. Menurut pelopornya kejahatan merupakn bakat manusia yang
dibawa sejak lahir , oleh karena itu oleh Lombrosso disebut Criminal is
born,not made .
Teori Lombrosso tentang Born criminal (penjahat yang di
lahirkan ) menyatakan bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih
rendah dalam kehidupan , lebih mendekati nenek moyang mereka yang
mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibandingkan dengan
mereka yang bukan penjahat. Menurut Lombrosso dapat dibedakan dari
non criminal melalui beberapa atavistic stigma ( ciri fisik dari makhluk )
pada tahap awal perkembangan sebelum mereka benar benar menjadi
manusia Ada beberapa proposisi yang dikemukakan oleh Lombrosso
tentang Born Criminal adalah :

9
a. Penjahat dilahirkan dan mempunyai tipe yang berbeda beda .Tipe ini
bias dikenal dari beberapa ciri tertentu seperti tengkorak, yang
asimetris , rahang yang panjang , hidung yang pesek , rambut janggut
yang jarang dan tahan terhadap rasa sakit.
b. Tanda anda lahiriah bukanlah merupakan penyebab kejahatan tetapi
merupakan tanda pengenal keperibadian yang cenderung memiliki
perilaku yang jahat ( perilkau criminal). Karena adanya keperibadian
ini mereka tidak dapat terhindar dari pengaruh sifat yang jahat,
kecuali bila lingkungan dan kesempatan tidak memungkinkan.
Penganut aliran ini mengemukakan penjahat penjahat seperti
pencurian , pembunuhan dan pelanggaran seks dapat dibedakan oleh
tanda tanda dan ciri-ciri tertentu.
5. Aliran Sosiologis ( The Sociological school )

Aliran sosiologis sebenarnya merupakan pengembangan dari ajaran


Enrico ferri yang mengatakan bahwa setiap kejahatan adalah hasil dari unsur
unsur yang terdapat dalam individu, masyarakat dan keadaan fisik. Aliran ini
berpendapat bahwa Crime as a function of social environment … That criminal
behavior results from the same procces as other social behavior. Maka denga
demikian menurut aliran ini , ;proses terjadinya tingkah laku jahat tidaklah
berbeda dengan tingklah laku lainnya, termasuk tingkah laku yang baik.

6. Aliran Social Defence School.

Aliran ini dipelopori oleh Judge Marc Ancel yang mengembangkan suatu
teori yang berlainan denga aliran terdahulu . Munculnya aliran ini disebabkan
teori aliran positif klasik dianggap terlalu statis dan kaku dalam menganalisa
kejahatan yang terjadi dalam masyarakat, Adapun prinsif dan pengembangan
dalam teori defence ini adalah :
a. Social defence tidak bersifat deterministic
b. Social defence menolak tipologi yang bersifat kaku tentang penjahat dan
menitik beratkan pada keunikan keperibadian manusia.

10
c. Social defence meyakini sepenuhnya nilai nilai moral.
d. Social defence menghargai sepenuhnua kewajiban kewajiban masyarakat
terhadap penjahat dan mencoba menciptakan keseimbangan antara
masyarakat dan penjahat serta menolak mempergunakan pendekatan yang
bersifat security sebagai suatu alat administrative.
e. Sekalipun mempergunakan penemuan penemuan ilmu pengetahuan
namun social defence menolak dikuasai oleh ilmu pengetahuan semata dan
menggantikannya dengan system yang modern , politik criminal .

KRIMONOLOGI

1. Pengertian Kriminologi

Kata Kriminologi berasal dari bahasa latin crime yang berarti kejahatan
atau penjahat dan nahasa yunani logos yang berarti ilmu pengetahuan.secara
umum definisi yang paling sederhana adalah kriminologi sebagai study ilmia
tentang kejahatan dan pelanggar.

Dalam memberikan pengertian dari suatu imu pengetahauan tentunya


bukan hal yang mudah. Kriminologi adalah ilmu yang diterapkan dimana
kriminolog berusaha untuk membangun pengetahuan tentang kejahatan dan
pengendalianya melalui penelitian empiris.

2. Tujuan Kriminologi

Salah satu tujuan Kriminologi adalah mengungkap, atau mendekonstruksi,


konsep kejahatan dan dalam prosesnya menentang pemahaman akal sehat yang di
anggap biasa.

3. Kriminologi sebagai ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah suatu proses penemuan kebenaran.kebenaran


tersebut terdiri dari basis pengetahuan pada topik tertentu.penentuan apa yang
harus disertakan atau di kecualikan dalam pengetahuan adalah hasil dari gagasan

11
yang secara konsisten diamati secara sistematis seperti faktual sesui dengan bukti
dunia nyata.

Kriminologi mengharuskan kriminolog untuk mematui metode ilmia yang


ketat.yang membedakan antara ilmu pengetahuan dan yang bukan ilmu
pengetahuan adalah desakan pada hipotesis yang dapat di uji.

4. Sejarah Kriminologi

Perhatian historis dari kejahatan dapat ditemukan pada Babylonia kuno dan Code
of Hammurabi,seta pada zaman alkitab.sebagaiman di buktikan oleh perjanjian
lama mengenai ristitusi dan proporsionalitas hukuman.Asal mula Kriminologi
sementara berasa dari masa pencerahan pada akhir abab ke-18,terutama reformasi
sosial dan intelektual yang tengah berlangsung eropa barat.

5. Kejahatan dalam Kriminologi

Kata-kata seperti kejahatan, pembunuhan, bunuh diri atau kekerasaan


sering di gunakan oleh orang-orang seolah-olah maknanya sangat jelas dan dapat
diterapkan dengaan mudah pada bebrapa fakta atau aktifitas sederhana.Definisi
yang di konsepsikan oleh kriminolog sangat bervariasi.tidak ada jawaban yang
sederhana untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang merupakan kejahatan.
Micheal dan Adler berpendapat bahwa definisi kejahatn yang paling tepat dan
paling tidak ambigur adalah mendefinisikan sebagai prolaku yang di larang oleh
hukum pidana.

12

Anda mungkin juga menyukai