Menurut Durkheim, ilmu sosial bisa diterapkan pada masalah penetapan Kembali
tatanan sosial yang berada di ambang revolusioner abad ke-18 dan efek yang merugikan
masyarakat dari industrialisasi. Terdapat beberapa teori sosial yang dikemukakan oleh
Durkheim, yaitu :
Marxisme sebuah paham yang berdasar pada pandangan pandangan Karl Marx, yang
berawal dari susunan sebuah teori dasar yang memiliki kaitan dengan sistem ekonomi, sistem
politik dan sistem sosial.
Filsafat karl marx yang bersumber pada filsafat klasik jerman, filsafat marxisme adalah
materialisme. Materialisme sangat berlawanan dengan filsafat idealisme, filsafat materialisme
pada umumnya berdasar pada ilmu revolusioner. Hal ini dilihat dengan jelas pada proses
perkembangan sejarahnya. Bentuk pertama dari filsafat materialisme yaitu :
a. Materialisme primitive
Yang dikemukaakan oleh filsuf Yunani Kuno pada 600 tahun sebelum masehi.
Materialisme pada masa itu sangat sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan
masyarakat pada masa itu. Dapat kita ketahui pada masa itu di pesisir tenggara Yunani
ekonomi perdagangan mulai berkembang dan menggantikan ekonomi alamiah
b. Materialisme mekanik
Materialism ini sudah lebih maju sesuai dengan tingkat ilmu masyarakat pada masa itu.
Materialism modern ini Hadir sebagai senjata ideologi dalam perjuangannya melawan
klas feudal pada akhir abad ke-17 oleh karena itu materialism modern ini tumbuh dan
berkembang di Negara yang memiliki gelombang revolusi yang dengan menonjol
seperti Belanda, Inggris dan Perancis.
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, setelah imperialism Belanda hadir di Indonesia
dengan segala kekerasan dan kekejaman terhadap rakyat Indonesia perlawanan bersenjata
mendatangkan dampak buruk bagi rakyat Indonesia terutama kemiskinan dan kemelaratan.
Keadaan ini yang menyebabkan tumbuhnya ajaran dan gerakan saminisme di berbagai daerah
Nusantara. Bersamaan dengan tumbuhnya gerakan klas buruh Indonesia pada awal abad ke 20
maka tumbuhlah ajaran sosialisme ilmu marx dibumi Indonesia sejak berdirinya PSDH
(Perkumpulan Sosial Democrat Hindia) sosialisme mulai diperkenalkan sejak kemenangan
revolusi sosialis Oktober besar 1917 di Rusia yang pada masa itu menggemparkan seluruh
dunia. Klas buruh Indonesia menjadi sadar dan gerakannya maju pesat dibawah pimpinan
pelopornya yaitu Partai Komunis Indonesia yang didirikan pada tanggal 23 Mei 1920. Terbukti
Indonesia pada masa itu belum mendapat pengertian teoritis tentang sosialisme. Seiring dengan
perkembangan situasi internasional terutama pada perang dunia ke dua dimana sosialisme
tumbuh semakin pesat sedangkan kapitalisme semakin melapuk.
Kesimpulan
Marxisme adalah ilmu yang akan terus berkembang dan dikembangkan dengan
diperkaya oleh pengalaman gerakan revolusioner di setiap negeri dan dunia. Pada kapitalisme
mulai memasuki tingkat perkembangan yang tertinggi dan yang terakhir. W.I Lenin telah
mengembangkan dan memperkaya marxisme dengan ajarannya mengenai imperialisme dan
revolusi sosialis. Marxisme merupakan pedoman umum dan universal. Oleh karena itu, untuk
memenangkan revolusi Indonesia marxisme harus dipegang teguh pada ajaran ajaran
fondamentil marxisme secara kreatif menentukan sendiri taktik bentuk perjuangan dan bentuk
organisasinya berdasarkan keadaan kongkrit di Indonesia.
3. Strukturalisme
Strukturalisme berasal dari bahasa latin, yakni struktural artinya bentuk atau bangunan.
Jadi pengertian strukturalisme merupakan metodologi yang dimana unsur budaya manusia
harus dipahami dalam hal hubungan yang lebih besar atau dimana mekanisme unsur
kebudayaan manusia itu mempunyai suatu struktur yang sama (homogen) dan tetap dan
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Strukturalisme di Eropa dikembangkan mulai
tahun 1960-an oleh Ferdinand de Saussure, Noam Chomsky, Claude Levi-Strauss. Adapun ciri
khas dari strukturalisme ini adalah pemusatannya terpusat pada deskripsi keadaan aktual objek
melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal. Dengan tujuan
nya strukturalisme mencari struktur terdalam yang tampak kacau dan beraneka ragam pada
kebudayaan manusia secara ilmiah.
Walaupun strukturalisme merupakan salah satu ajaran yang populer pada zamannya,
namun terdapat juga beberapa hambatan dalam proses perkembangannya karena beberapa
faktor subjektivitas, humanisme serta sejarahnya. Dan juga beberapa kritikan terhadap
strukturalisme ini yang dimana bisa diterima sebagai metode bukan sebagai ideologi.
4. Postcolonialm
Poskolonialisme umumnya didefinisikan sebagai teori yang lahir sesudah
kebanyakan negara-negara terjajah memperoleh kemerdekaannya. Poskolonialisme
merupakan bentuk penyadaran dan kritik atas kolonialisme. Poskolonialisme juga
menggabungkan berbagai disiplin keilmuan mulai dari filsafat, kajian budaya, politik,
bahasa sastra, ilmu sosial, sosiologi,dan feminisme. Poskolonial bukan berarti setelah
kemerdekaan, tetapi poskolonial dimulai ketika kontak pertama kali penjajah dengan
masyarakat pribumi. Pemikiran poskolonial telah menjadi desentralisasi budaya Barat
dan nilai-nilainya dalam studi sastra. Poskolonialisme bisa didefinisikan sebagai sebuah
pendekatan dalam analisis sastra yang memfokuskan pada karya sastra yang ditulis di
dalam bahasa Inggris yang dahulu menjadi jajahan bangsa Inggris (Loomba, 2003:64).
Teori postkolonialisme memiliki arti yang sangat penting, dimana teori ini
mampu mengungkap masalah-masalah tersembunyi yang terkandung di balik
kenyataan yang pernah terjadi, dengan beberapa pertimbangan yaitu: Pertama, secara
definitif, postkolonialisme menaruh perhatian untuk menganalisis era kolonial. Kedua,
postkolonialisme memiliki kaitan erat dengan nasionalisme, Ketiga, teori
poskolonialisme memperjuangkan narasi kecil, menggalang kekuatan dari bawah
sekaligus belajar dari masa lampau untuk menuju masa depan. Keempat,
membangkitkan kesadaran bahwa penjajahan bukan semata-mata dalam bentuk fisik,
melainkan psikologis. Sebagai varian dari postrukturalisme, maka konsep-konsep dasar
poskolonialisme sama dengan postrukturalisme, seperti penolakan terhadap narasi
besar, oposisi biner, dan proses sejarah yang terjadi secara monolitik. Dan salah satu
cara yang ditawarkan adalah membongkar strutur ideology melalui mekanisme
arkeologi (Foucalt, 2002:46).
Teori poskolonialisme memiliki arti sangat penting, dimana teori ini mampu
mengungkap masalah-masalah tersembunyi yang terkandung di balik kenyataan yang
pernah terjadi. Poskolonialisme Indonesia dapat dilihat dari tiga pengertian. Pertama,
abad berakhirnya imperium kolonial di seluruh dunia. Kedua, segala tulisan yang
berkaitan dengan pengalaman-pengalaman kolonial sejak abad ke-17 hingga sekarang.
Ketiga, segala tulisan yang ada kaitannya dengan paradigma superioritas Barat terhadap
inferioritas Timur, baik sebagai orientalisme maupun imperialisme dan kolonialisme.
Pengertian pertama memiliki jangkauan paling sempit, poskolonialisme semata-mata
sebagai wakil masa potkolonial. Di Indonesia mulai pertengahan abad ke-20, sejak
proklamasi kemerdekaan tahun 1945 hingga sekarang. Teori poskolonialisme dibangun
atas dasar peristiwa sejarah terdahulu, pengalaman pahit bangsa Indonesia selama tiga
setengah abad, khususnya dibawah kolonialisme imperium Belanda.
Teori poskolonialisme memiliki arti penting, dianggap mampu untuk
mengungkap masalah-masalah tersembunyi yang terkandung dibalik kenyataan yang
pernah terjadi dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Secara defenitif, poskolonialisme menaruh perhatian untuk menganalisis era
kolonial. Poskolonialisme sangat sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi
oleh bangsa Indonesia yang merdeka baru setengah abad.
2. Poskolonialisme memiliki kaitan erat dengan nasionalisme, sedangkan kita sendiri
juga dihadapkan dengan berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa
dan bertanah air.
3. Sebagai teori baru, sebagai varian postrukturalisme, poskolonialisme
memperjuangkan narasi kecil, meggalang kekuatan dari bawah sekaligus belajar dari
masa lampau untuk menuju masa depan.
4. Poskolonialisme membangkitkan kesadaran bahwa penjajahan semata-mata dalam
bentuk fisik melainkan psikologis. Model penjajahan terakhir masih berlanjut.
Terakhir, poskolonialisme bukan semata-mata teori melainkan suatu kesadaran itu
sendiri, bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan seperti memerangi
imperialisme, orientalsme, rasialisme, dan berbagai bentuk hegemoni lainnya.
5. Social Memory
Memori Kolektif dan Perilaku Sosial
Memori kolektif terbagi atas dua suku kata yaitu "memori" dan "kolektif".
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memori adalah kesadaran akan
/pengalaman masa lampau yang hidup kembali. Memori tersebut berupa ingatan,
catatan yang berisi penjelasan, peringatan dan keterangan. Sedangkan kolektif diartikan
secara bersama atau secara gabungan. Jadi memori kolektif, merupakan gabungan
ingatan atau kesadaran sekelompok masyarakat di masa lampau yang hidup kembali
padamasa kini untuk dimaknai sekaligus menjadi cerminan kehidupan bersama.
Memori ialah sebuah peristiwa yang bersifat perseorangan atau individu,
peristiwa ini bertujuan mengingat hal-hal yang pernah terjadi ataupun pernah
dilakukan. Pemikiran terkait memori sudah mulai ada sejak masa Yunani Kuno, akan
tetapi sudut pandang sosial pada memori baru ada abad 19 akhir sampai abad 20.
Pengertian Memori Kolektif Menurut Para Ahli
Maurice Halbwachs (1925), pertama kali digunakan secara kontemporel dan
mendapatkan beberapa pengaruh dari filsuf Prancis Henri Bergson dan sosiolog Emil
Durkheim. Halbwachs membagi memori menjadi dua bagian yaitu, memori individu
dan kolektif. Memori individu yaitu memori yang dimiliki perorang, sedangkan memori
kolektif yaitu dimiliki sekelompok orang. Menurut Halbwachs memori kolektif berakar
dari pengalaman sosial, yang dimana memori ini diingat berdasarkan jangka waktu.
Memori akan sangat berkaitan dengan beberapa factor sosial, seperti adat istiadat
kepercayaan, dan radisi budaya.
Menurut Paul Connerton, memori berawal dari sebuah ingatan yang memiliki
kaitan pada masyarakat sosial. Memori ini menjadikan pengalaman sebagai dasar, agar
pengalaman dapat memberikan ingatan-ingatan. Setiap pengalaman memiliki jejak
masa lalu yang dijadikan sebagai pengetahuan untuk terus belajar dari pengalaman yang
pernah terjadi.