Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI EKONOMI

A. Teori-teori ekonomi klasik

Menurut dobin, karl max, max weber dan emile durkheim memahami modernitas dengan
membuat perbandingan antar masyarakat prakapitalisme dan kapitalisme. Weber
berpendapat bahwa kapitalisme didorong, terutama oleh etika protestanisme: dan
durkheim melihat pertumbuhan kapitalisme dari aspek pembagian kerja.

Setiap bentuk masyarakat memiliki mode produksi yang khas berbasis kelas. Dalam
sistem produksi yang berbasis kelas ini, barang barang diproduksi dengan cara yang
cukup pasti. Mayoritas orang yang tidak memiliki sarana produksi melakukan pekerjaan
produktif untuk lepentingan pihak minoritas yang memiliki sarana produksi. Dalam teori
marxis ini adalah ciri kunci masyarakat nonkomunis setiap masa dalam sejarah. Produksi
barang material selalu terjadi dengan melakukan eksploitasi tenaga kerja mayoritas, yang
memiliki sarana produksi dan tidak mengerjakan sendiri. Dasar atau fundamental
masyarakat terletak dalam kehidupan materilnya. Dengan bekerja, manusia menghasilkan
atau berproduksi untuk dirinya dan masyarakat, jadi dalam ekonomi politik kita bisa
menemukan anatomi masyarakat sipil. Struktur eknomi masyaraka merupakan fondasi ril
yang menjadi dasar pendiran bangunan yuridis dan politik, serta menjadi menjadi jawaban
atas bentuk bentuk kesadaran sosiaal yang telah ditentukan. Bukan kesadaran manusia
yang menentukan eksistensinya, sebaliknya eksistensi sosiallah yang mennetukan
kesadaran mereka.

Analisis marx pada masyarakat kapitalis bertumpu pada teori nilai tenaga kerja, dimana
ketika harga komoditas disamakan dengan tenaga yang curahan buruh untuk
memproduksi barang tersebut. Marx berasumsi bahwa hanya produsen yang secara aktual
menciptakan nilai, bukan pemilik barang. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh
pemilik kapital adalah dengan cara melakukan eksploitasi tena kerja. Kompotisi diantara
kaum kapitalis semakin meningkat sehingga menyebabkan tingkatkat keuntungan turun
dan konsekuensi logisnya adalah derajat eksploitasi tenaga kerja yang kian meningkat.
Upah yang diperoleh seorang buruh tidak lagi mencukupi kebutuhan, bahkan yang
palinng minimum. Sistem kapitalisme menuntut pemilik modal untuk terus m,enerus
mengakomodasi modal atau kekayaan. Hasil modal yang sudah terkumpul tersebut
kemudian di investasikan lagi untuk mengembangkan teknik produksi sehingga efisien
ataupun membangun perusahan baru. Akumulasi modal tersebut menyebabkan
keuntungan yang diperoleh menjadi kian besar. Apabila permintaan melebihi barang yang
tersedia di pasar, kaum kapitalis meningkatkan harga jumlah barang dagangannya. Hal ini
dapat di capai dengan mudah berkat kemajuan teknologi. Dari posisi kegunaan tenaga
kerja kemajuan teknologi menyebabkan sebagian banyak tenaga terampil tidak di
gunakan. Berkat kemajuan teknologi, produktifitas tetap meningkat dan biaya produksi
(terutama tenaga kerja) semakin ditekan seminimal mungkin.

Menurut Max Weber, teori sosiologi ekonomi mendasarkan diri pada pemahaman
interpretif tentang tindakan sosial. Menurutnya tindakan sosial adalah makna subjektif
dari tindakan individu. Tindakan ekonomi merupakan perilaku seseorang yang di
orientasikan kepada kemanfaatan dan juga perilaku dari orang lain. Weber
mendefenisikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial dimana menurutnya suatu
tindakan yang dilakukan seseorang bersifat sosial jika diperhitungkan oleh orang lain
dalam masyarakat. Weber percaya bahwa penjelasan tentang tindakan sosial dibutuhkan
untuk dipahami makna-makna dan motif-motif yang mendasari perilaku manusia.

Sumbangan terbesar dari Durkheim bagi sosiologi ekonomi adalah karyanya yang
berjudul “THE DIVISION OF LABOR END SOCIETY”. Dalam karyanya ini Durkheim
mengembangkan konsepnya mengenai tipe ideal masyaraka. Terdapat 2 tipe ideal dalam
hal ini, yaitu masyarakat tradisional atau primitif yang ditandai dengan solidaritas
mekanis dan masyarakat modern yang di tandai dengan solidaritas organik. Bagi
Durkheim pembagian kerja masyarakat merupakan fakta sosial material yang
memperlihatkan derajat tugas dan tanggungjawab yang terspesialisasi. Individu dalam
masyarakat primitif cenderung menduduki atau memperoleh posisi-posisi yang sangat
umum, melaksanakan tugas yang beraneka macam, demikian pula tanggungjawab yang
di embannya. Sebaliknya, individu pada masyarakat modern cenderung untuk
mengerjakan pekerjaan yang kusus dengan tugas dan tanggungjawab yang kusus pula.
Perubahan masyarakat selalu bergerak dari masyarakat primitif ke masyarakat modern.
Perubahan ini tentu saja juga di ikuti oleh perubahan solidaritas. Bahkan, menurut
Durkheim transisi kearah solidaritas organik ditandai dengan melemahnya moralitas. Pada
saat itu terjadi kefakuman nilai-nilai dan norma-norma sehingga orang mengalami
kebingungan mengenai apakah suatu perilaku boleh melakukan atau tidak.

B. Teori-teori ekonomi kontemporer


1. Talcot Parson
Parson mengembangkan Grand Theory sebagai suatu usaha untuk mengintegrasikan
semua disiplin ilmu sosial kedalam kerangka teoritis. Tujuan utamanya adalah
terbangunnya action theory yang menjelaskan bahwa tindakan manusia adalah
folunter intensional, dan simbolis.
Parson mengembangkan paradigmanya lebih jauh, bersama dengan beberapa ahli
untuk membuktikan bahwa aktifitas ekonomis tidak perlu diperlakukan sebagai
perilaku rasional yang unik dalam suatu lingkungan yang secara teoritis bersifat acak,
seakan-akan hanya ekonomilah yang layak sebagai ilmu sosial. Aktifitas ekonomi
adalah aktifitas sosial, dan bagian dari masyarakat sebagai sistem sosial. Kepentingan
utama seorang aktor adalah oktimisasi kepuasan. Tidak ada aktor yang dapat hidup
tanpa kepuasa-kepuasan, termasuk ketika pada saat yang sama tidak ada sistem
tindakan yang terorganisasi atau terintegrasi tanpa penolakan beberapa kepuasan yang
tersedia.
C. Teor-teori ekonomi post modern
Jean Baudrillard

Filsuf dan sosiolog asal Prancis, Jean Baudrillard melontarkan banyak pemikiran menarik
tentang hiperealitas, era masyarakat konsumsi, dan postmodernisme. Di antara karya
Baudrillard yang cukup berpengaruh ialah Simulacra and Simulation (1981) dan The
Consumer Society (1970).

Menurut Baudrillard, perkembangan media elektronik menjadi faktor pendorong terbesar


postmodernisme. Media, dalam penilaiannya, telah mengubah hubungan manusia dengan
sejarah dan menciptakan tatanan baru.
Baudrillard juga meyakini bahwa kehidupan sosial manusia pada era postmodern
dipengaruhi oleh sign atau tanda yang muncul melalui media. Salah satu contoh ialah
peristiwa kematian Putri Diana pada 1997 yang menimbulkan duka di seluruh dunia.
Menurut Baudrillard, kabar duka tersebut tersebar melalui media dengan membawa
sign untuk orang-orang di luar Inggris yang hanya mengenal sosok Putri Diana
melalui televisi.

Anda mungkin juga menyukai