Anda di halaman 1dari 6

Nama : Jessica Meyria Putri

Nim : 07021282025101

Mata Kuliah : Sosiologi Industri

Dosen Pengampu : Febrimarani Malinda., S.Sos., M.A

Tugas : Memahami Kajian Teoritis Dalam Sosiologi Industri

1. Karl Marx
 Alienasi
Teori alienasi ini muncul pada saat terjadinya revolusi industri yang dimana
manusia mulai mengalami kemajuan dari penemuan mesin uap pada saat itu. Dampak
yang timbul dari revolusi industri sangat banyak terlihat, terutama pada perubahan
sosial masyarakatnya. Perubahan sosial yang terjadi pada saat itu bisa dikatakan
mengarah pada positif dan juga negatif. Disini akan dibahas dari sisi negatifnya saja yang
dimana sisi inilah yang akhirnya melahirkan teori alienasi. Dimana sejak revolusi industri
terjadi ada jurang pemisah antara kaum kapitalis dengan kaum buruh. Dua kaum ini
memiliki tujuan yang berbeda terutama pada konsep kerja. Kerja menurut kapitalisme
adalah tidak sebagai ungkapan dari kemampuan dan potensi kemanusian melainkan
tereduksi menjadi sarana untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh uang ( Marx, 1923:
173). Sedangkan menurut para kaum buruh, mereka menginginkan upah yang besar
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kaum kapitalis menggunakan dan
memperlakukan para kaum buruh atau pekerja dan alat-alat produksi mereka secara
paksa, sehingga para pekerja (kaum buruh) tidak lagi melihat kerja sebagai sebuah
ekspresi dan tujuan sendiri, namun mereka bekerja untuk tujuan kapitalis yang
mengupah mereka. Marx yang melihat persoalan ketidakseimbangan sistem kerja
tersebut dan merasa bahwa biang kekacauan yang terjadi adalah kapitalis, ia pun
menggunakan konsep aliensi untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap
manusia dan terhadap masyarakat. Ia membagi aliensi ini menjadi empat unsur dasar,
yaitu:
1. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produktif
mereka.
2. Pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas-aktivitas produksi, akan tetapi juga
dari tujuan aktivitas-aktivitas produk.
3. Pekerja di dalam kapitalisme teraleanasi dari sesama pekerja.
4. Para pekerja dalam masyarakat kapitalis teraleanasi dari potensi kemanusian
mereka sendiri.

 Kesadaran Kelas
Kesadaran kelas ini muncul setelah adanya kelas-kelas dalam masyarakat
sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian alienasi. Menurut Marx seperti yang
dilansir oleh Giddens (1986) bahwa kesadaran itu berakar pada praxis manusia, yang
pada gilirannya bersifat sosial. Inilah pengertian dari yang dikatakan, bahwa, bukan
kesadaran yang menentukan eksistensi orang, tetapi sebaliknya, kehidupan sosial
merekalah yang menentukan kesadaran mereka ( Giddens, Kapitalisme Dan Teori Sosial
Modern). Jadi Marx beragapan bahwa dari pengaruh sekitar mereka yang akhirnya
bentuk kesadaran sosial itu akan terbentuk dan salah satu pengaruhnya yang dikatakan
oleh Marx adalah pengaruh ideologi. Pengaruh ideologi ini berperan penting dalam
mengdoktrin masyarakat akan kesadaran mereka terhadap sesama. Ideologi yang
dikatakan Marx pada saat itu memberikan doktrin pada masyarakatnya tentang kelas
sosial yang sifatnya kapitalisme dan terjadilah kurangnya kesadaran penuh terhadap
kelas-kelas sosial.

 Prinsip Kapital
Kapital merupakan uang yang diinvestasikan ketimbang uang yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia dan kapitalis adalah orang yang
memberi upah. Prinsip kapital jika dilihat dari pengertiannya dapat disimpulkan bahwa
“uang” adalah hal yang menjadi sorotan utamanya. Keinginan untuk memperoleh
keuntungan yang sebanyaknya-banyaknya dari modal yang mereka pakai adalah prinsip
mereka.

Jika disimpulkan menjadi satu mengenai teori-teori Karl Marx yang menjelaskan
tentang kelas sosial, maka dapat dikatakan bahwa awal terbentuknya kelas-kelas dalam
masyarakat ini pada saat revolusi industri dimana penemuan mesin uap untuk pertama
kali. Mereka para pemilik modal (kaum kapitalis) memiliki prinsip untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dari modal yang mereka gunakan karena mereka
melihat kerja bukan sebagai wujud memperlihatkan kemampuannya, namun untuk
kapital atau uang. Sedangkan para pekerja (kaum proletar) berprinsip untuk
mendapatkan uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka semata. Para kaum
kapitalisme menjadikan kaum buruh sebagai alat mereka untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dan menyampingkan sifat kemanusiaan karena tingkat
kesadaran sosial mereka yang kurang sebab pengaruh ideologi mereka yang kapitalis
sebagaimana yang dijelaskan oleh Karl Marx.
Dihubungkan dengan sosiologi industri, teori Karl Marx ini menyatakan bahwa
terjadinya perubahan sosial masyarakatnya disebabkan karena kemajuan yang terjadi
pada saat itu, yaitu penemuan mesin uap yang berperan sangat besar dalam membantu
proses kerja dihampir segala bidang, sehingga masayarakatnya terlena akan kemajuan
yang ada dengan menyampingkan sisi kemanusian mereka. Untuk contoh bentuk nyata
dari teori Karl Marx pada masyarakat modern, yaitu pada tahun 2015 di Indonesia
tepatnya di Maluku. Para buruh berasal dari Myanmar dan mereka dipaksa bekerja
untuk melakukan illegal fishing dan mereka bekerja lebih dari 20 jam perhari tanpa
diberi makan dan tempat istirahat yang layak.

2. Max Weber
 Etika Kerja Protestan
Max weber memiliki sebuah karya yang paling terkenal yaitu The Protestant
Ethic and the Spirit of Capitalism. Karya nya ini berisikan tentang dampak Protestanisme
asketis ( Calvinisme) terhadap kelahiran semangat kapitalisme modern. Semangat
kapitalisme yang dimaksud weber disini adalah sistem etika dan etos yang menjadi
salah satu pendorong terjadinya kesuksesan ekonomi. Para Calvinisme memberikan
penafsiran ulang mengenai dari arti bekerja, dimana sebelumnya pekerjaan penting itu
hanya pekerjaan yang berkaitan dengan hal-hal yang religius saja seperti pendeta dan
sebagainya, namun Calvinisme mengartikan bahwa pekerjaan sekuler juga sama halnya
dengan pekerjaan religius. Calvinisme menganggap bekerja adalah ibadah dan bekerja
juga akan dipertanggungjawabkan nanti dihadapan Tuhan. Dari penjelasan Calvinisme
tentang bekerja tersebut membuat Weber berpandangan bahwa berubahnya
pemahaman mereka tentang agama dengan ekonomi ini lah yang menjadi alasan
keberhasilan Protestan mengalihkan upaya mencari keuntungan. Mereka berupaya
mencari keuntungan semata-mata untuk jihad moral. Topangan sistem moral ini lah
yang secara tidak terduga mendorong terjadinya ekspansi besar-besaran dalam
pencarian keuntungan dan pada hakikatnya melahirkan sistem kapitalis.
Teori yang dijelaskan oleh Weber berbanding terbalik dengan kasus dari Karl
Marx. Para pemilik modal yang dijelaskan oleh Weber tidak bersifat kapitalisme namun
berlandaskan pada agama, sehingga keberlangsungan ekonomi tidak bercampur dengan
tindakan eksploitasi. Jika dihubungkan dengan sosiologi industri, maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh agama untuk kemajuan masyarakat sangat besar sehingga dapat
membuat sistem ekonomi mereka bekerja sangat baik dan kesejahteraan dapat
terbentuk dengan pemahaman agama yang diterapkan dalam sistem kerja.
Contoh yang bisa dihubungkan dengan teori Weber ini ialah, pada masayarakat
petani yang sifat kerja mereka modern, mereka melibatkan kepercayaan mereka dalam
usahanya. Bentuk penerapan kepercayaan mereka dalam usaha ialah bersedekah atau
jika mereka memiliki kepercayaan nenek leluhur mereka memberikan sajen untuk
dipersembahkan sebagai wujud syukur mereka atas hasil panen yang baik.
3. Emile Durkheim
 Norma dan Etika Sosial
Durkheim membagi fakta sosial menjadi dua yaitu fakta sosial material dan fakta
sosial nomaterial. Fakta sosial material adalah fakta sosial yang cenderung mudah
dipahami karena dapat diamati secara langsung, contohnya seperti hukum dan
perundang-undangan. Untuk norma dan etika sosial ini masuk kedalam jenis fakta sosial
nonmaterial, sebab norma dan etika sosial merupakan bentuk kekuatan moral dalam
masyarakat. norma dan etika ini sifatnya nyata dan mereka berasal dari kesadaran
manusia. Norma dan etika ini adalah hal yang diperlukan bagi setiap individu dalam
masyarakat sebagaimana pandangan dari Durkheim bahwa individu membutuhkan
moralitas dan kontrol dari luar untuk bisa bebas. Maksud dari pandangan Durkheim
disini adalah bahwasanya manusia adalah individu yang memiliki nafsu atau kegilaan
yang dimana untuk mencari sebuah kepuasan dalam suatu hal dan bagi Durkheim , hal
yang selalu diinginkan manusia adalah “lebih”, maka disinilah fungsi dari norma dan
etika sosial bekerja.
Dalam sosiologi industri, hubungan norma dan etika sosial memberikan
pengaruh pada masyarakat dalam bentuk berpikir dan perilaku. Dengan adanya norma
dan etika, maka lebih terarah dan teratur sesuai dengan situasi dan kondisi yang selalu
berubah-ubah dan masyarakat juga memiliki bentuk sosialisasi yang baik dengan
menerapkan norma yang berlaku dan etika yang baik. Contoh bentuk norma dan etika
sosial dalam masyarakat modern, yaitu norma kesusilaan . Masyarakat modern sudah
sangat canggih dalam segala hal termasuk dalam menerapkan aturan berperikau untuk
mereka yang tidak bertanggung jawab dengan menegur melalui media sosial atau
sebagainya.

 Soliaritas Mekanik dan Solidaritas Organik


Adanya perubahan pembagian kerja dalam masyarakat dapat terjadi juga
perubahan dalam tipe solidaritas sosialnya. Durkheim mengatakan bahwa perubahan
dalam tipe solidaritas sosial adalah bentuk usaha masayarakat tersebut untuk mengikuti
perubahan yang terjadi agar dapa bertahan dan anggota masyarakatnya melhat diri
mereka sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dan Durkheim membagi dua tipe solidaritas,
yaitu, solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Masyarakat yang memiliki sistem
pembagian kerja rendah maka terbentuklah tipe solidaritas mekanis, sedangkan untuk
masyarakat yang sifat pembagian kerjanya kompleks maka akan menghasilkan
solidaritas organik. Jika diperjelas untuk solidaritas mekanis terbentuk karena kesatu
paduan masyarakat, sebab seluruh orang adalah generalis yang dimana mereka terlibat
dalam aktivitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Untuk solidaritas
organik, mereka terbentuk karena perbedaan yang ada di dalamnya dimana semua
orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga mereka
saling bergantung satu sama lain.
Contoh dari solidaritas mekanik dan solidaritas organik ini, dapat dilihat pada
masyarkat desa yang sama dalam memanfaatkan alam dan juga memiliki tanggung
jawab bersama jika terjadi hal yang tidak diinginkan dan ini merupakan bentuk
solidaritas mekanik. Untuk solidaritas organik, dapat dilihat pada sebuah perusahaan
besar yang dimana setiap orang memiliki pekerjaan yang berbeda dan juga tanggung
jawab yang berbeda pula, namun mereka saling bergantung satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai