Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karl marx, pengarang Das Capital adalah salah satu dari seglintir
orang yang termashur dalam sejarah, yang melalui ajarannya telah
mempesonakan ratusan juta manusia. Ia dinobatkan sebagai “Sang Nabi”
karena di nilai dari para pengikutnya yang sangat banyak. Sebagaimana
yang telah di tulis oleh Schumpeter, “Marxisme adalah agama bagi kaum
marxis kolor, sebagaimana halnya di dalam suatu kepercayaan, tantangan
tidak hanya dianggap sebagai kekeliruan tetapi dosa. “Marx meramalkan
keruntuhan kapitalisme secara tak terelakkan dan atas dasar ramalan inilah
komunisme mendirikan bangunan besarnya.
Analisis Marxis merupakan pengamatan paling tajam dan
mendalam terhadap proses pembangunan kapitalis. Analisis ini telah
memberikan pengaruh terkuat di dalam membentuk kebijaksanaan di Uni-
soviet, Cina, dan negara komunis lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep kesejahteraan Marx ?
2. Apa saja penilaian kritis terhadap teori Marx ?
3. Apa yang melatarbelakangi pembaruan terhadap Marxisme ?
4. Apa itu Leninisme ?
5. Apa itu Revisionisme ?
6. Apa itu Aliran Kiri Baru ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep-konsep kesejahteraan Marx.
2. Mengetahui penilaian kritis terhadap teori Marx.
3. Mengatahui latar belakang dari pembaruan terhadap Marxisme.
4. Mengetahui maksud dari Leninisme.
5. Mengetahui pengertian dari Revisionisme.
6. Mengetahui pengertian Aliran Kiri Baru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kesejahteraan Marx


Marx (1818-1883) mempunyai idenya sendiri tentang hak atas
kebebasan dan properti. Dengan hak atas kebebasan dan properti yang
dikembangkan kapitalisme, sektor-sektor produksi menjadi dikuasai secara
dominative oleh sekelompok orang tertentu. Masyarakat biasa yang tidak
punya sektor produksi dieksploitasi untuk memperkaya golongan
penguasa sektor produksi.
Manusia, menurut Marx, harus mampu mewujudkan sifat mereka
dengan mengembangkan potensi ekspresi diri secara bebas dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka. Untuk itu manusia harus diberi kesempatan
untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan produktif dan menguasai apa yang
mereka hasilkan. Kapitalisme tidak mampu menciptakan itu. Kapitalisme
hanya mengakibatkan kaum proletar teralienasi dengan potensi produktif
yang dimilikinya. Pengasingan (alienasi) yang ditimbulkan kapitalisme
meliputi empat bentuk, yaitu :
a. Pengasingan para pekerja dengan hasil usahanya,
b. Pengasingan para pekerja dari aktivitasnya sendiri,
c. Pengasingan mereka dari diri mereka sendiri dengan
menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan
dan inginkan,
d. Pengasingan mereka dengan golongan mereka sendiri melalui
penciptaan kelas-kelas sosial yang bertentangan dan tidak
sederajat serta menghancurkan komunitas dan hubungan
solidaritas.1

1
Nurohman Ade, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Yogyakarta : Teras,
2011, hlm. 131.

3
Apa yang digagas oleh Marx secara prinsip adalah bahwa ia tidak
setuju adanya hak atas properti pribadi. Sistem properti pribadi adalah
dasar ketidakadilan yang menjadi karakteristik masyarakat kapitalis yang
menguasai industrialisasi saat itu. Secara literal, Marx menjelaskan
konsepnya tentang pemerintah, menurutnya, pemerintah diadakan untuk
melindungi dan menjamin kebebasan dan keadilan serta memberikan akses
lebih luas bagi masyarakat untuk menguasai sektor-sektor produksi.
Pemerintah bukannya mesin yang digerakkan oleh para penguasa yang
disetir oleh kelompok-kelompok pemegang sektor produksi.

Marx, juga mengajukan alternatif perubahan sosial dalam bentuk


revolusi. Revolusi ini dilakukan saat kondisi masyarakat proletar sudah
tidak berdaya lagi ,menghadapi sistem kapitalisme. Dalam revolusi ini,
semua kaum komunis harus mendukung setiap gerakan yang menantang
sistem sosial kapitalisme, di mana pun itu terjadi. Menurut Marx, revolusi
ini tidak akan sedikitpun merugikan kaum proletar, karena mereka sudah
tidak punya apa-apa selain penderitaan yang dibuat oleh sistem
kapitalisme. Demikian, Marx sesungguhnya sangat menghargai hak atas
kebebasan dan properti. Kebebasan dimaksudkan sebagai hak alami
manusia untuk bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Kebebasan
adalah akses yang sama dalam mengembangkan potensi untuk berusaha.
Kebebasan tidak berarti bebas melakukan apa saja yang membuat orang
lain tereksploitasi karena kebebasan manusia untuk mencari dan
menikmati kesejahteraan hidupnya. Untuk menjamin kebebasan atas
kesejahteraan ini dan menjaga setiap hak manusia berlangsung secara adil,
maka dibentuk sistem kekuasaan yang mandiri berorientasi rakyat, bukan
dikuasai dan dikendalikan golongan kaya. Apa yang dikonsepsikannya
dengan hak atas properti adalah hak publik atas properti yang ada. Artinya
tidak ada individu yang punya hak atas properti secara pribadi.
Pembebasan hak individu atas properti dapat mengakibatkan eksploitasi
terhadap masyarakat yang lemah. Hak atas properti adalah hak

4
kepemilikan bersama yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
bersama.2

B. Penilaian Kritis Terhadap Teori Marx

Teori Marx tentang perkembangan kapitalis telah diterima oleh


para pengikutnya sebagai kebenaran mutlak, sementara teori tersebut
dikritik secara pedas oleh para penentangnya karena alasan berikut :

1. Nilai lebih tidak realistis


Keseluruhan analisa Marxis dibentuk berdasarkan teori nilai
lebih. Tetapi dalam kenyataan kita tidak berhubungan dengan
nilai tetapi dengan harga yang berwujud dan nyata. Jadi Marx
telah menciptakan dunia nilai yang abstrak dan tidak nyata
yang membuat teorinya sulit dan kaku untuk memahami
bekerjanya kapitalisme.
2. Marx - Nabi Palsu
Marx ternyata seorang peramal palsu. Masyarakat sosialis
memang telah lahir, tetapi evolusinya tidak sesuai dengan yang
digariskan Marx. Negara yang menganut pemikiran Marx
anehnya merupakan Negara yang di dalam perkembangan
kapitalis tertinggal di belakang. Kaum buruh di dalam
masyarakat kapitalis yang sudah maju tidak semakin miskin
sebagaimana diramalkan oleh Marx. Malah sebaliknya, upah
buruhnya meningkat terus. Para buruh cenderung menjadi lebih
makmur di dalam perkembangan kapitalis. Dan kelas
menengah bukannya menghilang tetapi malah muncul sebagai
kelas yang menonjol. Juga tidak terlibat adanya tanda-tanda
melemahnya negara dalam hal ini.
3. Kemajuan teknologi bermanfaat di dalam meningkatkan
pekerjaan
Marx menerangkan bahwa dengan meningkatnya kemajuan
teknologi maka barisan tenaga cadangan industrial akan

2
Ibid,. Hlm. 132-134

5
berkembang.tetapi pandangan ini berlebihan, sebab kemajuan
teknologi dalam jangka panjang justru menciptakan lebih
banyak kesempatan kerja, meningkatkan permintaan,dan
memperbesar pendapatan.
4. Kecenderungan jatuhnya keuntungan tidak benar
Marx berpendapat, pada saat pembangunan berjalan ada
peningkatan komposisi organis modal yang mengakibatkan
penurunan tingkat keuntungan. Ia tidak melihat bahwa
penemuan teknologi merupakan juga tabungan modal, dan
bahwa dengan menurunnya rasio modal output, meningkatnya
produktivitas dan total output, keuntungan dapat naik bersama-
sama dengan upah buruh.
5. Marx tidak memahami fleksibilitas kapitalisme
Demokrasi sebagai sistem politik telah membuktikan
kemampuan diri kapitalisme dalam mengadaptasi perubahan
waktu.
6. Teori siklus Marx adalah salah
Ia menekankan akumulasi modal mengakibatkan penurunan
permintaan akan barang konsumsi dan penurunan keuntungan.

Kesimpulan dari analisa Marx secara teoritis yang aneh, salah, atau
bahkan tidak ilmiah, menurut Schumpeter, ia adalah orang pertama yang
menunjukkan apa yang bahkan pada masa kini masih merupkan teori
ekonomi bagi masa yang akan datang. Beberapa peralatan Marx yang
berhubungan dengan teori pembangunan ekonomi telah menjadi bagian
dari teori pertumbuhan ekonomi. Kemajuan dan penemuan teknologi
adalah kekuatan utama dari setiap teori pembangunan ekonomi. Begitu
juga pemupukan modal, merupakan gagasan mendasar di balik
pertumbuhan ekonomi. Marx menunjukkan bahwa upah yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dibandingkan dengan total output dapat
berpengaruh buruk pada investasi dan dengan demikian menghambat
pertumbuhan ekonomi. Pengangguran industry juga merupakan salah satu

6
variable utama dalam sistem Marx. Jadi Marx dalam satu hal adalah
pelopor Keynes.3

C. Latar Belakang Pembaruan Terhadap Marxisme

Pengaruh dari ajaran Marx dan Engels tersebut sangat luar biasa.
Di berbagai belahan dunia muncul gerakan-gerakan yang menyokong
sosialisme dan komunisme. Karya Marx banyak dikagumi dan dibaca
orang, hanya karena gaya tulisan marx yang sangat rumit, dan membahas
terlalu banyak facet (ekonomi, sosial, budaya, politik, moral, agma,
falsafah), banyak hasil tulisannya yang salah ditafsirkan, bahkan oleh para
pengikutnya sendiri. Konon, karena tafsiran tentang pemikiran Marx yang
banyak dilakukan secara keliru. Pada abad ke-20 pemikiran-pemikiran
Marx dan Engels dimodifikasi oleh lenin. Marx meramal kapitalisme jatuh
dan digantikan oleh sosialisme di negara kapitalis paling maju. Lenin
justru berteori bahwa sosialisme muncul pertama kali di negara kapitalis
paling lemah (the weakest limk of capitalis countries). Dengan teori diatas
lenin mempunyai cukup alasan untuk melakukan revolusi di Rusia, yang
dikenal dengan revolusi Bolshevik 1917.

Begitupun seterusnya pembaruan terhadap pemikiran-pemikiran


Marx terus dilakukan. Selanjutnya pada tahun 30-an Lange dan Lerner
mengembangkan teori sosialisme pasar yang didasarkan pada manajemen
industri yang terdesentralisasi dan penggunaan penetapan harga yang
ditetapkan secara trial dan error oleh suatu badan perencanaan. Pada
tahun 50-an hingga 70-an di negara-negara sosialis Eropa berkembang
sebuah aliran sosialis yang dikenal dengan aliran kiri baru (New Left).

Kemudian tahun 90-an datanglah masa kehancuran bagi negara-


negara sosialis/komunis. Secara langsung maupun tidak langsung Glasnot
dan Perestroika meninggalkan pemikiran-pemikiran Marx dan Engels,

3
M. L, Jhingan, Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 120-121.

7
serta Lenin. Langkah Uni Soviet ini segera pula diikuti oleh negara-negara
komunis lain di Eropa Timur bahkan negara Cina di bawah Deng
Xiaoping sudah lebih dahulu melakukan pembaruan terhadap ajaran Mao
yang bersumber pada ajaran Marx dan Engels. Jadi, jelas bahwa semua
pemikiran tentang sosialis/komunis berasal dari pemikiran Marx, yang
dalam berkarya selalu berkolaborasi dengan Engels. Oleh para pengikut,
murid dan pengagumnya, pemikiran Marx dan Engels selalu diperbarui
dan dimodifikasi. Walaupun sudah banyak megalami perubahan dan
perbaikan, sosialisme/komunisme tidak pernah mencapai kejayaan
sebagaimana diramalkan oleh Marx. Pada tahun 90-an satu per satu
negara-negara sosialis/komunis bertumbangan.4

D. Leninisme
Vladimir Ilich Lenin (1870-1924) adalah bapak revolusi Rusia.
Karya tulisnya cukup banyak. Dua karya tulis Lenin yang sangat penting
adalah: The Development of Capitalism in Rusia (1956) dan Imperealism,
the Highest Stage of capitalism (1933). Sebelum tahun 1917 ia lebih
banyak menulis tentang politik revolusi. Selanjutnya, ia pun menulis
tentang masalah-masalah praktis pemerintahan Negara sosialis pertama.
Lenin tidak sabar menunggu kejatuhan kapitalis seperti yang
diramal Marx. Daripada menunggu, ia berprinsip lebih baik mendirikan
negara komunis pertama di Rusia. Maksud ini tercapai melalui Revolusi
Bolshevik 1917.
1. Kapitalisme Monopoli dan Imperialisme
Sebagai pengagum Marx, Lenin banyak mempelajari karya-
karya Marx. Karya-karya Marx tersebut kemudian
dimodiikasinya untuk membangun masyarakat sosialis di
Rusia. Yang paling diminatinya adalah tentang tahapan terakhir
kapitalisme, yang disebutnya sebagai kapitalisme monopoli

4
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2016, hlm. 89-92.

8
(monopoly capitalism) dan tentang imperealisme. Tulisannya
tentang imperealisme disesuaikan dengan ambisinya untuk
memimpin revolusi di Rusia.
Menurut Lenin kapitalisme pada tahap akhir akan
mengarah ke monopoli. Negara kapitalis monopoli akan
didominasi oleh perushaan-perusahaan raksasa , kartel dan
monopoli. Sebagian besar diantaranya beroperasi atas basis
internasional. Bangkitnya monopoli sebagai organisasi
ekonomi dominan merupakan pertanda bagi tahap akhir
kapitalisme.
Lenin menguraikan beberapa karakteristik kapitalisme
monopoli sebagai berikut:
a. Konsentrasi produksi di tangan industri yang
semakin sedikit jumlahnya.
b. Merger (penggabungan) finansial dan capital
industry, sewaktu bank-bank dan lembaga-lembaga
finansial semakin menguasai control atas alokasi
sumber-sumber modal.
c. Bangkitya ekspor capital (dan bukannya komoditas)
sebagai bentuk utama pertukaran internasional.
d. Pembagian dunia ke dalam lingkungan ekonomi
dipengaruhi dan dikontrol oleh kapitalis monopoli.
e. Pembagian lebih lanjut (sub-divisi) dunia ke dalam
lingkungan politik yang dipengaruhi oleh
pemerintah negara-negara kapitalis mapan.
Gambaran Lenin tentang proses perkembangan
kapitalisme tidak begitu berbeda dengan pandangan Marx.
Akan tetapi, ada perbedaan yang mencolok tentang negara
yang pertama yang berhasil melancarkan revolusi. Seperti
halnya Marx, Lenin percaya bahwa perjuangan kelas akan
berlanjut di negara-negara kapitalis maju. Akan tetapi,
perjuangan mereka diperlunak dengan digunakannya serikat-

9
serikat sekerja untuk menyogok kelas pekerja dengan bagian
nilai surplus. Langkah ini diperlukan sebab kemakmuran
negara-negara imperialis akan terbantu dari ekspliotasi negara-
negar kolonial yang lemah. Karena sudah di sogok, kaum
proletariat tidak lagi melakukan gerakan perlawanan pada
pemilik modal yang sekarang lebih memusatkan perhatian
untuk mengeksploitasi tenaga buruh di negara-negara jajahan
mereka.
2. Teori Pembangunan yang Tak Imbang
Teori Pembangunan Tak Imbang (The Theory Of Uneven
Developement) adalah batu loncatan analisis Lenin,
pertumbuhan disetiap negara tidak sama, termasuk di negara-
negara kapitalis. Negara-negara kapitalis baru (seperti Amerika
Serikat) akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi.
Sementara itu, negara-negara kapitalis lama (seperti Prancis)
akan mengalami pertumbuhan yang semakin melemah. Namun,
negara-negara yang baru muncul ini sulit memperoleh sumber
daya dari negara-negara jajahan, yang sudah lama dikuasai oleh
kapitalis momopoli negara mapan.
Untuk memperoleh sumber-sumber dan pasar baru, negara-
negara pendatang baru tersebut harus merebut dominasi di
negara-negara jajahan dari tangan negara-negara mapan yang
semakin lemah kekuasaanya. Menurut Lenin, hukum tentang
pembangunan tak imbang menjamin kompetisi dan konflik
global di antara negara-negara imperialis sewaktu mereka
berebut kontrol atas sumber-sumber dan pasar negara-negara
jajahan.
Konflik militer dan peperangan akan memperlemah
kekuatan negara-negara imperialis. Melemahnya kekuatan
negara-negara imperialis akan mendorong masyarakat di
negara-negara jajahan bangkit melawan negara agresor
kapitalis tadi. Upaya untuk menumbangkan negara agresor

10
kemungkinan besar akan terjadi di negara imperialis yang
paling lemah (weakest link of capitalist chain). Hal ini karena
di sanalah kontradiksi dan konflik paling intens. Dengan
demikian, revolusi prolatariat pertama menurut Lenin bukan
terjadi di Amerika Serikat, Jerman atau Inggris sebagaimana
diramal Marx, melainkan di Rusia, negara terlemah diantara
rantaian negara kapitalis yang ada.
Lebih jauh lagi menurut Lenin keadaan di Rusia awal abad
ke-20 sangat cocok bagi terjadinya revolusi sosial. Negara
Rusia waktu itu merupakan kombinasi yang pas antara negara
kapitalis matang, tetapi terlemah diantara negara-negara
kapitalis. Industri berat di Rusia sangat terkonsentrasi dan
bersifat monopolistik. Kaum proletariat Rusia dieksploitasi dari
dua arah, yaitu oleh perusahaan-perusahaan monopoli dan oleh
negara. Para pekerja industri Rusia yang sudah mengalami
aliensi dan eksploitasi tersebut sangat cocok diajak untuk
melakukukan revolusi.
Berdasarkan argumentasi di atas Lenin kemudian
melancarkan revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia, dan
berhasil dan berhasil mendirikan negara sosialis/komunis
pertama di dunia. Lenin juga pendiri partai komunis pertama di
dunia, yaitu partai Bolshevik (Partai Komunis Rusia). Di
bawah Lenin, Rusia (kemudian menjadi Uni Soviet) adalah
negara pertama yang melaksanakan pembangunan melalui
perencanaan terpusat.5

E. Revisionisme
Pada tahun 20-an pemikiran-pemikiran Marx dimodifikasi oleh
Lenin hingga tahun 80-an Marxisme dan Lenisisme dijadikan sebagai
dogma di Rusia. Di Eropa, pada periode yang sama muncul pula
pemikiran-pemikiran alternatif lain dari kaum revisionis.

5
Ibid,. Hlm. 93-96.

11
Pemikiran-pemikiran sosialis sesudah Marx dan Engels berfokus
pada dua tema. Tema pertama ialah tentang kemungkinan alokasi
sumberdaya yang efisien dalam suatu perekonomian sosialis pasar. Tema
kedua adalah kemungkinan perubahan kapitalisme menjadi sosialisme
tanpa melalui revolusi kekerasan. Pakar-pakar sosialis yang menganggap
kejatuhan kapitalisme tidak harus melalui revolusi kekerasan inilah yang
diklasifikasikan sebagai aliran pemikir revisionis (revisionists). Karena
pemikiran-pemikiran mereka berbeda dan ada deviasinya dengan
Marxisme, mereka kadang-kadang disebut juga deviationists.
Gerakan revisionis sebetulnya sudah dimulai di Jerman sesudah
meninggalnya Friedrich Engels tahun 1895. Tujuan gerakan revisionis
adalah untuk merevisi pemikiran-pemikiran Marx dan Engels yang
meramal bahwa kapitalisme akan dijatuhkan melalui revolusi yang
dilancarkan kaum proletar. Kejatuhan kapitalis seperti ini tidak di inginkan
oleh kaum revisionis. Mereka setuju bahwa kapitalisme digantikan oleh
sosialisme, tetapi langkah revolusi proleter sebaiknya dihindari. Untuk
memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama kaum buruh di
negara-negara kapitalis, sebaiknya dilakukan dengan menegakkan
demokrasi. Salah satu diantaranya ialah dengan melibatkan diri dalam
gerakan-gerakan serikat perburuhan demi memperbaiki posisi tawar
menawar kaum buruh. Tokoh-tokoh yang tergolong kaum revisionis cukup
banyak. Beberapa diantaranya yang akan kita singgung pendapatnya ialah
Bernstein, Tugan-Baranovssky, Kautsky, dan Luxemburg.
Edward Bernstein(1850-1932), seorang anggota gerakan sosial
demokratif Jerman adalah kawan dekat Engels. Menurut Bernstein,
revolusi proletariat selain tidak di perlukan juga kemungkinan terjadinya
sangat kecil. Dengan melibatkan diri dalam gerakan serikat-serikat
perburuhan, kondisi kaum buruh akan membaik. Dengan membaiknya
kondisi kaum buruh, konflik antara kapitalis-kaum buruh akan melemah.
Kaum buruh yang ditingkat kesejahteraanya membaik tidak mempunyai
alasan untuk menjatuhkan kapitalis. Lebih lanjut menurut Breinstein,
dengan semakin baiknya pendidikan masyarakat, dan dilakukannya

12
pencerahan serta ditingkatkanya nilai-nilai demokrasi, kejahtan atau
keburukan kapitalisme secara pelan-pelan dan berangsur-angsur akan
berkurang dengan sendirinya. Dalam jangka panjang masyarakat yang
sudah lebih terdidik ini akan memilih sosialisme secara sukarela tanpa
harus melalui jalan kekerasan.
Tokoh revisionis adalah Mikhail Tugan-Branovsky (1865-1919).
Tugan Baranovsky dengan tegas berani mengatakan bahwa teori Marx
tentang krisis dan kejatuhan kapitalisme keliru. Menurut Tugan
Baranovsky, teori Marx tentang kecenderungan penurunan tingkat laba
tidak kuat. Disamping itu, ia melihat bahwa kelebihan produksi (over-
production) dan kekurangan konsumsi (under consumption) tidak akan
menjadi masalah serius di negara-negara kapitalis maju. Oleh karena itu, ia
percaya bisa saja kapitalisme berkembang tanpa batas. Cara mengatasi
timbulnya kapitalisme menurut Tugan Baranovsky, suatu kelomok
masyarakat tidak akan pernah mendapatkan sosialisme sebagai hadiah buta
dari kekuatan elementer ekonomi begitu saja. Sebaliknya, masyarakat
tersebut harus bekerja pelan-pelan dan melalui tahap demi tahap yang
terencana bagi pengapdosian sosialisme tanpa melalui jalan revolusi
kekerasan.
Karl Kautsky (1854-1958) pada awalnya adalah pengikut
Marxisme ortodoks. Kenyataannya adalah Kautsky yang melakukan
serangan balik pertama atas revisi Bernstein tentang teori-teori Marx.
Lebih lanjut, tahun 1902 ia memformulasikan pandangannya bahwa suatu
depresi yang kronis akan mendorong kaum pekerja memilih alternatif
sosialisme dan bahwa reformasi sosial tidak akan menghentikan
antagonisme kelas-kelas masyarakat. Namun, itu dulu pada pertengahan
tahun 30-an Kautsky ikut bergabung kaum revisionis dan ikut merevisi
pemikiran-pemikiran Marx.6
F. Aliran Kiri Baru (The New Left)
Aliran kiri baru mulai bangkit, pemikiran-pemikiran serta gagasan-
gagasan mereka mendapat sambutan di Amerika Serikat dan di Eroa Barat

6
Ibid,. Hlm. 96-98.

13
pertengahan tahun 60-an. Gerakan kiri baru dipengaruhi oleh berbagai
aliran sosialis yang sangat berbeda-beda, mulai dari pendiri Marxisme
ortodoks (Marx, Engels dan Lenin) hingga kaum radikal yang sering
melakukan kritik kapitalisme (Paul Baran, Paul Sweezy, Maurice Dobb,
Ernest Mandel, Andre Gorz, dan Joan Robinson) dan bahkan juga penulis-
penulis non Marxis lainnya (seperti J.K. Galbraith, Herbert Marcuse, dan
C.Wright Mills. Pimpinan-pimpinan revolusioner seperti Mao Tse-Tung,
Ho Chi-Minh, Fidel Castro, dan Che Guevara juga menonjol sebagai
pemikir-pemikir aliran kiri baru. Sama halnya filsuf anarkis Bakunin dan
Krootkin.
Secara sederhana, aliran kiri baru dapat diartikan sebagai
kombinasi dari Marxisme-Leninisme ortodoks dengan pemikiran-
pemikiran radikal baru. Secara keseluruhan, aliran kiri baru lebih dari
sekedar kebangkitan kembali pemikiran-pemikiran Marxisme. Akan tetapi
, dalam kenyataan berbeda dalam berbagai hal dari pemikiran-pemikiran
kaum Marxisme ortodoks.
Pemikiran-pemikiran dari aliran kiri baru yang sering mendapat
sorotan adalah dari kelompok radikal yang sering melakukan serangan
terbuka terhadap kapitalisme di Amerika Serikat tahun 70-an. Perhatian
terhadap Marxisme muncul lagi dengan diterbitkannya buku Monopoly
Capital oleh aul Bara dan Paul Sweezy tahun 1966.
Buku Monopoly Capital terasa sekali sangat memfokuskan
perhatian pada aspek monopolistik perusahan-perusahaan raksasa tersebut
(atau konglomerat menurut istilah masyarakat awam Indonesia saat ini)
mampu mempertahankan penjualan dengan harga tinggi dengan meraup
surplus sebesar-besarnya. Surplus diperoleh dari dua sumber: dalam dan
luar negeri. Dari dalam negeri surplus diraup dengan menngeksploitasi
buruh rendahan, terutama dari buruh warga kulit hitam dan kelompok-
kelompok minoritas lainnya. Sementara itu, di luar negeri surplus diraup
dengan menggaji buruh negara-negara berkembang sangat murah. Jika
diperhatikan lebih dalam, analisis ekonomi Baran dan Sweezy di atas,
paralel dengan tulisan-tulisan pakar non-marxis J.K. Galbraith, yang juga

14
sering mengecam kebobrokan perusahaan-perusahaan konglomerat di
Amerika.
Sebelum menulis Monooli Capital, Paul Baran yang menjadi
profesor ekonomi ada Stanford University telah menerbitkan bukunya
yang lain; “Theolitical Economy of Growth” tahun 1957. Buku tersebut
telah membuat Baran dikenal sebagai kontributor bagi teori ekonomi
Marxis. Teman dekat Baran, yaitu Paul Sweezy, mengajar di Havard
University dari 1934 hingga 1942. Tahun 1942 ia menerbitkan The Theory
of Capitalist Movement, dan tahun 1949 ikut mendirikan sebuah jurnal
Monthly Review yang berhaluan Marxis. C. Wright Mills (1916-1962)
adalah sosiologi dari Columbia University. Tahun 1956 ia menulis sebuah
buku The Power Elite yang mengungkapkan bahwa negara kapitalis
Amerika Serikat semakin dikuasai oleh kelompok elit yang terdiri atas
pengusaha-pengusaha besar dan pemilik modal yang berkolborasi dengan
pemerintah dan pemimpin-pemimpin serikat buruh. Mereka mampu
menguasai organisasi-organisasi birograsi besar yang mendominasi
kehidupan masyarakat di Amerika serikat. Lebih lanjut menurut Mills,
negara Amerika serikat dikuasai oleh oligarki daripada demokrasi
sebagaimana diagung-agungkan selama ini.
Ernest Mandel, 1968 menulis sebuah buku berjudul Marxist
Economic Theory. Buku ini mereview dan membuat penjelasan-
penjelasam yang lebih sederhana sehingga teoriteori ekonomi Marxis bisa
lebih mudah dibaca oleh masyarakat awam. Secara sederhan Mandel juga
membuat analisis bagaimana perekonomian negara-negara Barat dapat
dialihkan dari kapitalisme ke sosialisme.
Ada kesempatan ini perlu dicatat bahwa kaum radikal. Walaupun
banyak mengkritik kapitalisme, tidak dengan sendirinya mereka setuju
atau mendukung praktik pelaksanaan sosialisme di Uni-soviet melalui
perencanaan-perencanaan terpusat. Sebaliknya, mereka justru tidak setuju
dengan metode perencanaan terpusat yang dilakukan oleh Uni-soviet
tersebut.

15
Kaum radikal pada umumnya cenderung lebih menyukai gagasan
desentralisasi adsministrasi dan sosialisme pasar. Dengan demikian,
menganggap bahwa sistem manajemen pekerja yang dikembangkan di
Yugoslavia lebih ideal. Orientasi perencanaan pasar yang di Hongaria
tahun 60-an yang lebih memberi perhatian pada keinginan konsumen.
Selain itu, sinyal-sinyal diberikan kepada perencana lewat keputusan-
keputusan pembeli juga lebih diminati kaum radikal tersebut.
1. Setuju dan tidak sutuju
Terdapat persamaan dan perbedaan antara kubu kiri bary
dengan kubu Marxis Ortodoks. Kaum kiri baru dan Marxis
ortodoks sama-sama setuju bahwa sistem kapitalis tidak
harmonis dan karenanya ditransformasikan menjadi masyarakat
sosialis baru. Kaum kiri baru dan kaum Leninis sama-sama
tidak tertarik dengan reformasi sosial. Mereka berbeda
pendapat dengan kaum revisionis yang merasa reformasi sosial
akan menyingkirkan keinginan untuk melakukan revolusi.
Perbedaan yang paling mencolok antara kaum kiri baru dengan
Marxisme ortodoks adalah tentang tidak terelakkannya
sosialisme. Kaum kiri baru setuju dengan revisionis bahwa
kejatuhan kapitalisme tidak terelakkan.mereka beranggapan
demikian karena kelas pekerja di negara-negara kapitalis sudah
terintegrasi ke dalam masyarakat kapitalis, dan tidak bisa
diharapkan untuk malaksanakan reformasi radikal. Fungsi
hanya mungkin dilaksanakan oleh kaum terpelajar dan
intelektual. Bagi kaum kiri baru, transformasi radikal bukan
hanya tak terelakkan, sebagaimana yang dipercaya Marx, tetapi
kecil kemungkinannya untuk terjadi.
2. Kecaman terhadap Kapitalisme Kontemporer
Kecaman kaum kiri baru terhadap kapitalisme modern
mirip dengan kritik-kritik yang dilontarkan oleh Marx. Yang
paling mereka tidak sukai dari kapitalisme adalah tidak
seimbangnya distribusi kekuatan ekonomi dan politik dalam

16
masyarakat kapitalisme. Bagi kaum kiri baru, terdapat
hubungan sangat erat antara status ekonomi dengan kekuatan
politik. Jika pendapatan tidak merata ditribusinya, kekuatan
politik juga tidak merata.
Para kapitalis, monopolis, perusahaan-perusahaan
multinasional, semuanya menikmati kekuatan ekonomi dan
politik.walaupun aparat pemerintah ditentukan oleh mayoritas,
tetapi demokrasi tidak beroprasi atas hukum one man, one vote.
Akan tetapi, mereka yang mempunyai kekuatan ekonomi akan
mampu mengontrol proses politik. Kontrol kekuatan oleh
politik kapitalis monopolis juga mempunyai konsekuensi
penting bagi perekonomian dunia. Kemakmuran negara-negara
tergantung pada kekuatan militer dan eksploitasi yang mereka
lakukan terhadap negara-negara yang kaya sumber daya alam
tetapi terbelakang. Dengan demikian, tanpa eksplotasi sumber
daya dan kaum pekerja di negara-negara terbelakang, maka
kemakmuran negara-negara kapitalis tidak dapat
dipertahankan.
3. Aliensi dan Kualitas Hidup
Kaum buruh dinegara-negara kapitalis maju lebih makmur.
Akan tetapi, kaum kiri baru percaya bahwa para buruh tersebut
tetap teralienasi dari pekerjaan meraka. Sumber utama alienasi
ini adalah karena para buruh dipisahkan dari kontrol atas
pekerjaan mereka. Kontrol tersebut dikontrol oleh mereka yang
mengontrol kapital dan teknologi. Para pekerja diisolasikan
dari pengambilan keputusan. Mereka dipaksa bekerja dalam
lingkungan kerja yang telah terdepersonalisasi melalui sistem
kerja ban berjalan. Kebebasan memilih di pasar kerja dibatasi
oleh stratifikasi sosial. Jasa tenaga kerja wanita, juga kaum
minoritas, dihargai lebih rendah. Kepincangan seperti ini
mempunyai kecenderungan untuk berlangsung dari generasi ke
generasi. Walaupun kecaman kaum kiri baru terhadap

17
kapitalisme cukup banyak, perlu dicatat bahwa mereka tidak
memberi semacam “cetak biru” (acuan) yang jelas tentang
suatu masyarakat ideal. Yang mereka tawarkan hanya beberapa
acuan referensi untuk desentralisasi dan penggunaan moral
lebih banyak daripada intesif ekonomi.7

7
Ibid,. Hlm. 98-103.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa secara teoritis pemikiran-pemikiran
Marx menarik. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya banyak mengalami
perubahan/modifikasi. Yang jelas, ramalan Marx tetang tidak
terelakkannya kejatuhan kapitalisme tidak pernah menjadi
kenyataan.memang pada tahun 1930-an negara-negara maju mengalami
depresi besar-besaran, tetapi depresi itu sendiri bisa diselamatkan. Depresi
tersebut tidak sampai menimbulkan krisis yang akan menjatuhkan
kapitalisme. Ramalan Marx bahwa negara sosialis pertama akan timbul di
negara kapitalis paling maju, misalnya Inggris, Amerika, atau Jerman,
yang terjadi justru sebaliknya. Pengikut-pengikut Marxis ortodoks merebut
kekuasaan politik di Rusia yang semifeodal, suatu negara yang jauh sekali
dari banyangan Marx. Kaum marxis ortodoks tersebut telah “melangkah”
satu tahap dalam revolusi industri. Dengan demikian kalau menurut Marx
ekonomi yan menentukan “super-struktur”, di Rusia politik merebut
kekuasaanlah yang menentukan ekonomi. Toeri perjuangan kelas Marx
juga dinilai kurang solid.
Di negara-negara kapitalis tidak ada perlakuan pengusaha yang
melampaui batas mengeksploitasi kaum buruh sebagaimana
dikhawatirkan Marx. Tingkat hidup kaum buruh di negara-negara kapitalis
jauh lebih baik dibanding pendapatan rata-rata bentuk masyarakat
manapun. Dari berbagai aliran sosialisme, hanya pemikiran-pemikiran
kaum reformis yang lebih mendekati “trak yang benar”. Ramalan dan
pemikiran-pemikiran dari aliran-aliran lain lebih banyak yang tidak
terbukti dalam kenyataan. Kurangnya bukti tentang toeri-teori mereka
dengan sendirinya menghendaki dilakukannya revisi yang cukup
substansial terhadap teori-teori mereka.

19
B. Saran
Saran yang tepat dalam pembelajaran perkembangan pemikiran
ekonomi ini adalah sebagai generasi muda kita sudah semestinya
mempelajari sistem perekonomian dunia. Karena apa sistem yang dibuat
Marx mungkin sudah tidak digunakan lagi, bagi para penerus bangsa ini
semestinya untuk terus melakukan inovasi-inovasi terbaik untuk bangsa
dan negara.

20

Anda mungkin juga menyukai