‘Masyarakat di Hatiku’
Apakah Museum Harus Sebuah Slogan untuk Museum.
Hi-Tech?
Pengalaman Imersif 360 yang impresif,
Tak Ada Cerita Kaum Tren baru Museum Interaktif di Indonesia.
Crazy Rich di Museum.
Museum yang Belajar dari Publik
Pengalaman Museum Penerangan
Menggelar Nonton Bareng Sahabat Netra.
Kemendikbudristek Luncurkan Tiga Museum
Baru di Hari Museum Indonesia
Tim Redaksi
Penanggung Jawab : Desain Grafis dan Tata Letak :
Irini Dewi Wanti Rezki Kurnia Hapsari
Direktur Pelindungan Kebudayaan Riyan Hadi Hidayat
Redaktur : Sekretariat :
Rusmiyati Eko Priyanto
Aryudhi Saputra
Dini Fitriani
Safei
Partogi Mai Parsaulian
Shalihah Sri Prabarani
Albertus Napitupulu Edi Ardiyanto
Asri Cahyani
Editor :
Hilman Handoni
Diterbikan oleh :
Direktorat Pelindungan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi
Komplek Kemdikbudristek, Gedung ‘E’ Lantai 11
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta
10270
Tulisan dalam majalah ini dapat dikutip atau disiarkan dengan menyebutkan pengarang
dan sumbernya, serta mengirimkan nomor bukti pemuatan kepada redaksi.
Museum mengelola bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya
yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada
masyarakat umum melalui pameran permanen, temporer, dan keliling.
Berangkat dari Tema Hari Museum Internasional “The Power of Museum”, peringatan Hari
Museum Indonesia (Harmusindo) 2022 mengangkat tema “Museum sebagai Sumber Inspirasi
Bangsa” (Inspiring Museum) bertujuan untuk memperkuat peran Museum di Indonesia sebagai
sumber inspirasi masyarakat terhadap museum sebagai sumber sejarah dan budaya untuk
mewujudkan Indonesia Maju.
Pada terbitan Majalah Museografia tahun ini tim redaksi menyajikan tema “Museum Kini,
Derap Inovasi Digital dan Partisipasi Publik” yang mengulas tentang wajah museum masa
kini yang diikuti dengan perkembangan inovasi dalam bentuk digital dan partisipasi publik.
Perkembangan Museum setelah melewati pandemi beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan
baru yang mengubah cara museum tetap bertahan dengan mengembangkan inovasi secara
daring melalui digital. Tahun ini telah diluncurkan 3 Museum baru yaitu Museum Batik
Indonesia, Museum Semedo, dan Museum Song Terus yang menambah khazanah peradaban
bangsa Indonesia yang merupakan bentuk upaya pelindungan, pemanfaatan, dan pelestarian
kebudayaan.
Selamt
Membac
MUSEOGRAFIA 2022 Vol.XVII/2022 3
4 Vol.XVII/2022 MUSEOGRAFIA 2022
Daftar Isi
Apakah Museum Harus Hi- Kanal Budaya Indonesiana
Tech. 06 TV x Munasprok: Upaya
Salsabila Sakinah Memvisualisasikan Spirit serta 68
Makna Peristiwa Sejarah dan
Muda-Kaya Raya: ‘Crazy Rich’ Koleksi Museum.
dan Museum Perbankan Kita. 14 Jaka Perbawa
Hilman Handoni
Kampanye Pelestarian Cagar
‘Masyarakat di Hatiku:’ Sebuah Budaya & Museum sebagai
Slogan untuk Museum 24 Upaya Penerapan Arkeologi 76
Intan Maulida Al Baroh Publik oleh KPBMI
Zulfa Nurdina
Museum yang Belajar Dari
Publik Pengalaman Museum Modernisasi Museum Mpu
32
Penerangan Menggelar Nonton Purwa 84
Bareng Bersama Sahabat Netra Akhmad Idris
Rosita Budi Suryaningsih
Menyingkap Eksistensi
Pengalaman Imersif 360 yang Museum Tertua di Indonesia, 92
Impresif, Tren Baru Museum Radya Pustaka
40
Interaktif di Indonesia Aprillia Christianawati
Rizki Dwika Aprilian
Ramah Publik Untuk
Bulan Kebangkitan/ Kolaborasi Wisatawan Difabel Melalui 100
dan Partisipasi Aktif Inovasi Digital.
Masyarakat dalam Momentum 46 Herdin Muhtarom
“Ma[s]sa Bangkit” Museum
Kebangkitan Nasional. Kemendikbudristek Luncurkan
Zulfa Nurdina Tiga Museum Baru di Hari
108
Museum Indonesia
Partisipasi Publik Sebagai Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Strategi Kebangkitan Museum 60
Pasca Pandemi
Candrika Ilham Wijaya
Meski lagi-lagi bukan satu-satunya cara, Tentu tak dapat dimungkiri, teknologi canggih
tentu saja teknologi digital juga bisa dapat berkontribusi menghadirkan semua
membuka peluang bagi museum dalam hal itu. Namun, bagaimana caranya? Itulah
mengembangkan fitur-fitur interaktif dan yang perlu dipikirkan matang-matang oleh
partisipatoris. Salah satunya, museum museum sebelum memutuskan memboyong
dapat menggunakan media digital untuk aneka teknologi media digital
memfasilitasi interaksi multi-arah antara ke dalam ruang pamernya.
pengunjung-museum-pengunjung, bukan Sehingga, seperti juga kata
sekadar dua arah antara pengunjung dan banyak responden jajak
konten museum saja. Sebagai contoh, pendapat Instagram saya,
Bristol Museum & Art Gallery di Inggris keberadaan teknologi
menggunakan teknologi voting digital dan media digital canggih
untuk menampilkan opini pengunjung di museum bisa benar-
tentang suatu isu kontroversial tertentu. benar membantu museum
Pengunjung dapat menekan tombol di mencapai tujuannya sebagai
samping pernyataan yang disetujuinya, dan sarana edukasi dan ilmu
hasil berupa berapa banyak pengunjung pengetahuan, bukan sekadar
lain yang juga menyetujui pernyataan menjadi gimmick belaka.
tersebut, serta berapa banyak orang yang
Referensi:
menyetujui pendapat lain yang bertentangan,
akan muncul secara real-time. Dengan Kidd, J. and McAvoy, E., 2020. Immersive
experiences in museums, galleries and heritage
menampilkan hasil voting secara real-time, sites: a review of research findings and issues.
Bristol Museum & Art Gallery tidak hanya Available from: https://www.pec.ac.uk/discussion-
papers/immersive-experiences-in-museums-
memberi kesempatan pada pengunjung galleries-and-heritage-sites-a-review-of-research-
untuk berpartisipasi memberikan findings-and-issues
pandangannya terkait konten museum, tapi Kidd, J., 2018. Immersive. Heritage Encounters. The
juga secara tidak langsung memfasilitasi Museum Review 3, 16.
Kita tidak akan kekurangan cerita seperti miliarder-miliarder di Tuban. Mereka yang
beruntung mendapatkan rezeki nomplok, akibat ganti untung lahan, dan menghabiskan
uang mereka untuk barang-barang wah—dalam kasus ini mobil mewah. Sebagian dari
mereka mungkin telah mengukir sejarah: hidup makmur. Tapi beberapa di antaranya kini
harus berjuang lagi dengan sisa uang yang tak seberapa (Hamim, 2022). Cerita ini nyaris
berulang. Saya pernah mendengar petani lada di Lampung yang bahkan membeli mobil
padahal di kampungnya jalan saja belum beraspal. Atau ada juga yang membeli kulkas,
tapi karena listrik byar pet di kampungnya maka kulkas berakhir menjadi almari baju.
Apakah gejala ini akan berhenti? Kemungkinan tidak.
Caesaria, S. D. (2022, Januari 27). Retrieved from Kompas. M. C. Pereira and F. Coelho. (2020). Regulatory focus, money
com: https://www.kompas.com/edu/ attitudes and financial literacy: Evidence from
read/2022/01/27/090312771/pakar-ugm-kasus- Portuguese young adults . J. Fam. Econ. Issues,
miliarder-tuban-jatuh-miskin-jangan-sampai- vol. 41, no. 4,, pp. 615–625.
terulang?page=all
Malik, N. J. (2022, Maret 17). Retrieved from cnnindonesia.
Fakhrudin, I. (2021, Juni 10). Retrieved from beritadiy. com: https://www.cnnindonesia.com/ekono
pikiran-rakyat.com: https://beritadiy.pikiran- mi/20220317205036-92-772859/guru-besar-ui-
rakyat.com/nasional/pr-702035327/bri-jadi- bicara-fenomena-crazy-rich-generasi-milenial
penyumbang-deviden-terbesar-untuk-negara-
capai-264-persen-dari-total-deviden-bumn
Sebuah kemustahilan bagi para penyandang tuna netra untuk bisa menonton film di bioskop. Namun Museum
Penerangan bisa mewujudkannya. Mereka memang tidak bisa melihat, tapi kita bisa membantu mereka
membayangkan apa yang ditayangkan di film tersebut melalui bisikan.
ketimbang perbedaan.
38 Vol.XVII/2022 MUSEOGRAFIA
MUSEOGRAFIA 2022
2022
38 Vol.XVII/2022
MUSEOGRAFIA
MUSEOGRAFIA 2022
2022 Vol.XVII/2022
Vol.XVII/2022 39
39
Pengalaman
Imersif 360°
nan Impresif:
Tren Baru Museum Interaktif
di Indonesia?
Penulis Rizki Dwika Aprilian
(Peneliti di Klaster Sejarah, Teori, Arsitektur Vernakular dan Pusaka
Departemen Arsitektur, Universitas Indonesia)
Selalu ada cara baru untuk menikmati suatu di Indonesia. Secara bertahap, berbagai
museum. Berkat teknologi mutakhir di era museum yang dulunya terkesan gelap dan
disrupsi seperti saat ini, paradigma lama membosankan pun diubah menjadi jauh
yang menganggap museum hanyalah tempat lebih menarik dan interaktif. Perkembangan
usang dan membosankan pun tinggal-lah teknologi yang terjadi begitu pesat pun
menjadi pameo lama. semakin menambah panjang cara-cara
potensial yang dapat diterapkan pada
Selama satu dekade terakhir, penggunaan museum interaktif. Perubahan ini dilakukan
teknologi digital memiliki peran yang sangat dengan penambahan berbagai fitur canggih,
besar dalam menghidupkan wajah baru salah satunya adalah menerapkan teknologi
suatu museum, begitu pula yang terjadi imersif (immersive technology).
dari dua museum di Semarang dan Jakarta, Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
saya memprediksikan bahwa fitur ini akan https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/04/museum-
nasional-luncurkan-ruang-pamer-dengan-instalasi-teknologi-
menjadi cendawan di musim hujan bagi imersif
museum interaktif yang ada di negara kita—
Situs Museum Nasional Indonesia:
sama halnya seperti merebaknya penerapan https://www.museumnasional.or.id/imersifa-ruang-baru-
augmented reality lima tahun ke belakang. imajinasi-di-museum-nasional-4063
46
46 Vol.XVII/2022
Vol.XVII/2022 MUSEOGRAFIA 2022
MUSEOGRAFIA 2022
Seratus empat belas tahun lalu, perhimpunan Boedi Oetomo meletakkan dasar-
dasar kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia. Semangat Boedi Oetomo
masih relevan untuk dapat dikontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa
saat ini. Kebangkitan nasional dapat dimaknai sebagai upaya kolektif untuk
memperkuat persatuan bangsa. Hal ini dapat tecermin dalam tema peringatan
Hari Kebangkitan Nasional pada tahun ini “Ayo Bangkit Bersama” yang
bertujuan untuk terus menumbuhkan dan menguatkan semangat gotong-
royong sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan serta untuk
mempercepat pulihnya bangsa Indonesia dari pandemi Covid-19.
MUSEOGRAFIA 2022
MUSEOGRAFIA 2022 Vol.XVII/2022
Vol.XVII/2022 47
47
Pameran Retrospeksi 1 Abad Taman Siswa
Sumber: Karya Nico Juara 3 Lomba Fotografi Bulan Kebangkitan
Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional berbagai aspek kehidupan. Disebutkan oleh
tahun ini, Museum Kebangkitan Nasional Bradford, et al (2021: 38) museum memiliki
mengambil peran sebagai inisiator bagi kemampuan untuk menciptakan ruang
perubahan dengan meningkatkan berbagai di mana orang-orang dari kelompok yang
aktivitas dalam rangka menumbuhkan berbeda dapat berinteraksi dan membangun
semangat, rasa kebangsaan, serta koneksi.
kebersamaan yang dilakukan dengan
berbagai bentuk kreativitas dan pelayanan Kegiatan Bulan Kebangkitan mengangkat
edukasi berupa program publik kepada tajuk “Ma[s]sa Bangkit”, diselenggarakan
masyarakat luas. Melalui program publik sebagai manifestasi peran terbaik bagi
yang diselenggarakan diharapkan hubungan segenap lapisan masyarakat untuk ikut
komunikasi dua arah antara museum dan andil bangkit demi perubahan lebih baik
masyarakat dapat terbangun. bagi bangsa Indonesia. Ma[s]sa Bangkit
sendiri adalah penanda pencetus serta
Saat ini program publik yang ditawarkan kalimat penyemangat untuk segera pulih dan
oleh museum mulai beralih dari kegiatan berubah dari kondisi yang tidak diinginkan
berbagi pengetahuan satu arah–dari institusi tersebut menjadi jauh lebih baik. Dalam
ke individu–ke pendekatan yang lebih gelaran ini, Museum Kebangkitan Nasional
kolaboratif, di mana museum memberikan menyelenggarakan beberapa kegiatan secara
ruang untuk memperoleh pengetahuan dari kolektif bekerja sama dengan beberapa
masyarakat itu sendiri (Ferguson dan Renner: lembaga dan komunitas. Hal ini selaras
2019). Selain itu, Museum Kebangkitan dengan paradigma New Museology yang
Nasional ingin mewujudkan bentuk “Rumah melihat museum sebagai sesuatu yang cair,
Kebangkitan” bagi masyarakat dalam tidak terbatas, dan bergantung pada konteks.
Suasana Festival Kopi Nusantara Bangkit Brew 2022 Sumber: Dokumentasi Muskitnas
Lomba-lomba
Referensi:
Suasana Bangkit Fest 2022
Dewan Internasional Museum atau ICOM museum semakin digemari khalayak luas di
(International Council of Museums) menyebut masa transisi ini.
museum seharusnya open to public, atau
membuka diri secara luas kepada publik Pandemi membuat penurunan tajam jumlah
atau masyarakat. Dengan kata lain, museum kunjungan ke museum. Mengutip data
sudah seyogyanya bisa mengadvokasi dan dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019
menyediakan akses terhadap partisipasi pengunjung Museum Nasional mencapai
publik. Hal ini juga terkait dengan fungsi 305.086 orang. Tapi pada 2020 jumlah
museum yang juga harus melayani dan tersebut merosot tajam 67.088. Kasus ini
berdedikasi kepada masyarakat. Tapi, juga terjadi di Museum Tsunami Aceh. Dari
tak bisa dimungkiri, pandemi membuat 500 ribu pengunjung pada 2019, jumlah
perubahan besar dalam kehidupan manusia, pengunjung drop di angka 88 ribu pada 2020.
tak terkecuali dalam bidang permuseuman. Museum Situs Lubang Tambang Mbah Soero
Pembatasan sosial dan protokol kesehatan Sawahlunto mencatat pada 2019 terdapat 12
dalam kurun waktu hampir dua tahun ribu pengunjung sementara pada 2020 hanya
ini juga membuat museum sebagai salah empat ribuan pengunjung.
satu ruang publik tidak dapat digunakan
Meskipun jumlah pengunjung menurun,
oleh masyarakat secara leluasa. Alhasil,
fenomena ini sebenarnya justru dapat
museum yang sebelumnya kurang begitu
digunakan museum untuk melakukan inovasi
digemari masyarakat, semakin tenggelam
sekaligus berfokus memperbaiki diri, baik
eksistensinya.
dari segi penataan koleksi, peningkatan
Meskipun begitu, apabila ditelisik secara promosi, maupun rebranding museum. Selain
lebih mendalam kehadiran pandemi ini itu, kemajuan teknologi yang begitu pesat
sebenarnya bisa menjadi momentum untuk juga menyediakan peluang besar yang dapat
mendongkrak kebangkitan pengelolaan digunakan museum untuk meningkatkan
museum di Indonesia. Pandemi dalam satu kapasitasnya. Menurut penelitian Tsabita,
segi juga memberi kesempatan museum Silvana, dan Hadiapurwa (2021:232) pada
untuk berinovasi agar masyarakat tertarik masa pandemi beberapa museum di
untuk berkunjung ke museum. Oleh karena Indonesia telah menerapkan inovasi layanan
itu, tulisan singkat ini akan mencoba museum dengan menggunakan berbagai
menguraikan bagaimana pandemi dapat aspek teknologi dalam penerapannya. Di
menjadi momentum kebangkitan museum antara inovasi layanan museum tersebut
sekaligus strategi apa saja yang dapat adalah pembuatan aplikasi museum,
dilakukan oleh pengelola museum agar webinar, virtual reality, virtual tour, augmented
Langkah pertama agar museum tetap Salah satu Koleksi Museum R.A. Kartini Rembang tanpa
eksis pasca-pandemi adalah dengan narasi yang lengkap (Dok. Candrika Ilham Wijaya
2021)
memanfaatkan ruang digital untuk museum.
Masyarakat saat ini sudah mulai terbiasa
dengan kegiatan yang bersifat daring
Kajian Koleksi di Pendopo Museum RA Kartini, Rembang, Jawa Tengah. (Dok. Tim BPCB Jawa Tengah 2020)
Peserta mengikuti kegiatan “Tilik Cagar Budaya” di Rumah Peradaban Plawangan, Rembang, Jawa Tengah.
Sumber Foto:
https://www.freepik.com/free-photo/hands-with-laptop-virtual-world-map_979060.htm#query=digital&position=18&from_view=-
search&track=sph
Daftar Pustaka
Pengelolaan museum di masa pandemi
memang menjadi hal yang tidak mudah Afrianto, D. (2021). Merawat Eksistensi Museum Kala Pandemi.
Kompas.id. Diakses melalui https://www.
dilakukan. Keterbatasan sumber daya kompas.id/baca/riset/2021/08/01/merawat-
tampaknya menjadi hal yang semakin eksistensi-museum-di-kala-pandemi/ diakses
pada 18 Maret 2022.
menunjukkan ketimpangan pengelolaan
antarmuseum. Ada museum yang sangat American Association of Museums Curators Committee.
melejit karena keberhasilan menggunakan (2009). A CODE OF ETHICS FOR CURATORS. AAM.
kemajuan teknologi digital, ada juga museum Bowry, Stephanie Jane. (2015). Re-thinking the Curiosity
justru tenggelam dalam kemunduran. Oleh Cabinet: A Study of Visual Representation in
Early and Post Modernity. Thesis. Leicester:
karena itu, inovasi perlu dilakukan agar University of Leicester.
gap atau jurang pemisah antarmuseum
tidak terlalu lebar. Langkah-langkah Direktorat Museum. (2007). Pengelolaan Koleksi Museum.
Jakarta: Direktorat Museum, Direktorat
berupa pemanfaatan ruang digital untuk Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen
museum, kajian koleksi, serta aktivasi Kebudayaan dan Pariwisata.
kegiatan jelajah museum dipilih karena Dwiyanto, Djoko. (2019). “Peningkatan Apresiasi dan
mempertimbangkan sumber daya museum Partisipasi Masyarakat” dalam Pengantar
Museologi. Yogyakarta: Elmatera.
yang terbatas. Secara garis besar, ketiga
langkah ini sebenarnya saling melengkapi Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Pemerintah Republik
satu sama lain. Pemanfaatan ruang digital Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 Tentang
Museum. Jakarta: Pemerintah Indonesia.
digunakan untuk mempromosikan museum
secara luas melalui kanal online, sementara Russell, Roslyn & Winkworth, Kylie (2009). Significance 2.0 : a
guide to assessing the significance of collections.
aktivasi kegiatan jelajah museum digunakan Victoria: National Library of Australia.
untuk mengubah wajah museum di mata
masyarakat yang menyenangkan. Keduanya Samantha, Patricia & Adiati, Maria P. (2020). Efek E-Word of
Mouth (E-WoM) Terhadap Destination Image di
tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa Museum Macan Jakarta. Journal FAME Vol. 3,
adanya kajian koleksi. Dengan kata lain No.2. Hal. 47-107.
kajian koleksi menjadi tulang punggung Tsabita,I., Silvana, H., Hadiapurwa A. (2021). Inovasi Layanan
agar nyawa museum bisa hidup. Tentu tidak Museum di Indonesia Pada Masa Pandemi
Covid 19. Edutech Vol. 20, No. 1. Hal. 219-235.
mudah untuk mencapainya. Oleh karena
itu kolaborasi dengan berbagai pihak, baik
lembaga lain maupun komunitas menjadi
penting agar museum bisa terus eksis. Perlu
diingat pula bahwa esensi pengelolaan
Dari pernyataan di atas maka perlulah Hal yang perlu ditekankan adalah sebuah
kiranya sebuah museum harus melihat peristiwa sejarah memang hanya terjadi
koleksi dari berbagai sisi untuk dapat satu kali saja, tidak akan pernah berulang,
dikembangkan kisahnya kendati suasana namun suasananya mungkin saja memiliki
dan waktunya telah jauh dari peristiwa kemiripan. Jika museum hanya terfokus
sejarahnya maupun saat koleksi tersebut untuk menginformasikan sebuah peristiwa
dibuat. Adalah peran museum untuk sejarah beserta koleksinya, sudah
menghidupkan kembali semangat peristiwa barang tentu akan terjadi gap dengan
dan makna dari koleksi agar tetap hidup di pengunjungnya. Masyarakat saat ini boleh
masa kini dan masa yang akan datang. jadi sama sekali tidak turut merasakan dan
Zen Rahmat Sugito (2014) mengemukakan menjadi pelaku sejarah tersebut. Untuk
buah pikirnya bahwa “kehidupan menyiasati hal tersebut, museum perlu
berlangsung bukan dari waktu ke waktu, mencari pintu masuk untuk menceritakan
tapi dari suasana ke suasana.” Memaknai peristiwa di masa silam dengan pendekatan
hal tersebut, maka museum haruslah suasana yang terjadi dan berlaku umum di
membedah suasana yang melingkupi masa kini.
silam. Isu-isu mutakhir dan sedang hangat- sosok Mahardika yang dilanda kegalauan
hangatnya tentang pemindahan ibu kota dalam memutuskan berpindah
negara ke Kalimantan Timur, dapat menjadi kewarganegaraan. Isu-isu tentang
pintu masuk untuk menceritakan peristiwa perpindahan kewarganegaraan di era ini
sejarah pemindahan ibu kota pada saat 4 menjadi fenomena yang unik, dimana
Januari 1946 batas-batas wilayah negara semakin kabur
bahkan menembus ke batas-batas semangat
Pengalaman pengunjung kebangsaan masing-masing individu.
Koleksi museum
Di era digital, museum perlu Narasi sejarah saat ini haruslah dikaitkan
mengembangkan jenis-jenis penyajian untuk dengan keseharian masa kini dan masa
diinformasikan kepada masyarakat. Saluran- depan agar orang-orang tidak lagi
saluran produk museum dapat merambah melupakan sejarah yang pernah terjadi.
ke bentuk-bentuk visualisasi digital seperti Di sinilah museum harus tetap berupaya
film. Film-film bergenre fiksi yang dilandasi menghidupkan spirit dan semangat sebuah
peristiwa sejarah dapat dikemas dengan peristiwa sejarah.
menyesuaikan konteks zaman yang
Daftar Bacaan
berbeda–meski sebenarnya ini adalah upaya
menyampaikan peristiwa sejarah tersebut. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yayasan
Bentang Budaya:
Jika museum masih berfokus menyampaikan
Yogyakarta.
peristiwa sejarah secara naratif deskriptif, Munandar, Agus Aris, 2020. Penelitian Koleksi di
Museum:Pedoman Kegiatan.Materi Kursus Ilmu
maka hal ini akan jadi sebuah penyampaian
Permuseuman di Museum Perumusan naskah proklamasi
sejarah satu arah dan menggurui Pinna, Giovanni. “Introduction to Historic House Museums”
dalam Museum International (UNESCO, Paris) No.210Vol.
pengunjung. Kalau sebelumnya museum
53 (2001).
telah membuat visualisasi digital dalam Sedyawati Edi. “Museum dan Intangible Heritage”.
Museografia Majalah
bentuk film-film dokumenter, maka sekarang
Permuseuman. Vol III, No. 3 Juli 2009: 11-13.
sudah saatnya museum membuat film-film Sugito, Zen Rahmat. 2014. Jalan Lain ke Tulehu. Bentang
Pustaka: Yogyakarta
fiksi sejarah yang tetap berlandaskan pada
Tim Produser Indonesiana.TV 2022. Panduan Produksi
riset kesejarahan. Film-film bergenre fiksi
Indonesiana.TV: Jakarta.
sejarah ini dapat bertahan lama dan tidak
akan kehilangan konteks penyampaian pesan
dan makna sebuah peristiwa sejarah beserta
koleksinya.
Arkeologi publik dapat didefinisikan sebagai hubungan timbal balik antara arkeologi sebagai ilmu dengan
masyarakat luas. Arkeologi publik juga bisa dikaitkan dengan interpretasi dan membangun komunikasi
untuk menyampaikan "pesan" arkeologi kepada publik yang beraneka ragam. Keterlibatan publik juga sangat
penting dalam proses interpretasi terhadap masa lalu melalui kritik dan evaluasi terhadap interpretasi yang
disampaikan. Dalam arkeologi publik, inilah yang dimaksud dengan interaksi dua arah.
Ada hubungan alami antara arkeologi publik Aksara", "Bedah Prasasti", "Penulisan
dan komunitas, karena kelompok lokal yang tentang Cagar Budaya dan Museum," dan
tertarik adalah himpunan bagian dari publik "Pembuatan Komik tentang Pelestarian Cagar
yang lebih besar. Kemunculan komunitas Budaya dan Ajakan ke Museum."
yang bergerak di bidang pelestarian warisan
budaya saat ini juga semakin menjamur.
Fenomena ini memberikan andil positif
terhadap proses pengenalan dan
implementasi arkeologi publik
di masyarakat. Hal ini didukung
dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi saat ini,
terutama maraknya penggunaan
media sosial yang dapat dilihat
sebagai peluang penerapan praksis
dalam arkeologi publik.
Kampanye pelestarian cagar budaya yang Lokakarya “Penulisan tentang Cagar Budaya
dilakukan oleh KPBMI juga dilakukan melalui dan Museum” juga menjadi salah satu
kegiatan “Sinau Aksara” dan “Bedah Prasasti.” kegiatan andalan KPBMI dalam upaya
Kegiatan sinau aksara bagi masyarakat awam kampanye pelestarian cagar budaya. Bekerja
memang unik dan masih langka. Dalam sama dengan Museum Kebangkitan Nasional,
hal ini peserta kegiatan diajarkan menulis dalam kegiatan ini, diajarkan bagaimana
nama diri masing-masing menggunakan membuat tulisan yang menarik dengan gaya
aksara Pallawa dan aksara Jawa kuno. populer dalam berbagai medium, baik cetak
Ketika masyarakat awam diberikan akses maupun digital terkait ajakan pelestarian
pengetahuan tentang hal tersebut, ternyata cagar budaya dan museum.
antusiasmenya begitu luar biasa.
Dalam hal kepenulisan populer, KPBMI juga
Beberapa lokakarya yang diprakarsai oleh menerbitkan novel sejarah berjudul Enru
KPBMI juga sarat akan upaya kampanye (1980-1741) karya salah seorang anggota
pelestarian cagar budaya dan museum. KPBMI yang bernama Lia Zhang. Sebagian
Lokakarya bertema “Pembuatan Komik besar latar dalam novel ini berada di sekitar
tentang Pelestarian Cagar Budaya dan Ajakan kota tua Jakarta sekarang, terutama di
ke Museum" misalnya. Lokakarya ini awalnya Museum Sejarah Jakarta yang dulu bernama
bekerja sama dengan Museum Basoeki Stadhuis atau Balai Kota.
Abdullah, dengan jumlah peserta 57 orang.
anak-anak, sehingga diharapkan generasi Konten lainnya dari KPBMI di sosial media
muda bersemangat untuk menambah adalah “Bincang Sepurmudaya”, yang
pengetahuan terkait sejarah, purbakala, merupakan kegiatan bincang-bincang dengan
museum, dan budaya. gaya santai dengan pokok bahasan cagar
budaya dan permuseuman. Dalam kegiatan
Konten-konten sosial media KPBMI juga ini tidak lupa menampilkan Ganesha sebagai
menurutsertakan Ganesha untuk menarik maskot andalan KPBMI.
perhatian masyarakat. Dapat dilihat pada
video YouTube dan Instagram “Ganesha
Blusukan” yang memuat konten vlog dengan
tokoh utamanya adalah maskot tersebut.
Membincang tentang museum agaknya tidak bisa jauh-jauh dengan kesan kuno, ketinggalan zaman, bahkan
membosankan. Tak ada yang salah jika ada yang menilai museum dengan kesan-kesan yang telah disebutkan
tadi, sebab museum memang sebuah gedung yang digunakan untuk menyimpan kebanyakan benda-benda kuno
(peninggalan sejarah). Hal ini mengingatkan saya pada masa-masa SD dulu. Saya lebih bersemangat diajak ke
tempat-tempat rekreasi seperti pantai dan kebun binatang daripada belajar di luar kelas dengan mengunjungi
museum terdekat. Rasa-rasanya ingin segera kembali ke sekolah, lalu bermain segala jenis permainan di lapangan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, sederhana sekaligus memanjakan mata;
Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P hingga penerimaan kritik serta saran dari
pengunjung yang dikemas di dalam brosur
Museum Mpu Purwa mencoba museum.
menghadirkan konsep-konsep yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan
saat ini, mulai dari penggunaan QR Code di dan Kebudayaan, Museum Mpu Purwa
setiap koleksi museum; penataan koleksi awalnya adalah gedung bekas SDN
yang lebih kekinian (spot-spot menarik Mojolangu 2 Malang. Kemudian pada
untuk berfoto); miniatur kisah Ken Angrok; tahun 2001, Pemerintah Kota Malang
infografis-infografis tentang Ken Angrok mengumpulkan berbagai peninggalan
dan Ken Dedes yang disajikan dengan
sebuah tabel besar di lantai dua yang diberi saya. Hal seperti inilah yang kerap luput
judul Linimasa Sejarah Nusantara. dalam dunia pendidikan, yakni membuat
pelajaran terasa menyenangkan.
Berhasil Memikat Publik
Setelah puas menikmati diorama mini, saya
Di luar tampilan yang sangat kekinian, hal beralih ke sisi satunya untuk melihat sebuah
lain yang membuat Museum Mpu Purwa diorama besar yang menampilkan sosok
dapat dikatakan berhasil memikat perhatian kakek tua yang saya duga Mpu Purwa yang
publik adalah cara mengemas cerita Ken sedang merapal doa untuk perempuan (yang
Angrok di lantai dua. Dengan tampilan saya duga Ken Dedes, putri dari Mpu Purwa).
diorama mini, saya seolah sedang membaca Dengan gaya berpakaian yang ditampilkan
komik nyata tentang kisah Ken Angrok. sesuai dengan style pada zamannya sekaligus
Cerita yang dulu terasa membosankan, profesinya, saya seolah bisa membayangkan
kini membuat saya ketagihan hingga saya apa yang dirapal, dikatakan, hingga yang
abadikan ke dalam bentuk video lewat gawai dilakukan.
Pendekatan yang dilakukan oleh pengelola kerap ditemui saat mengunjungi museum,
Museum Mpu Purwa juga patut untuk karena Museum Mpu Purwa telah dilengkapi
diapresiasi. Dengan menggunakan brosur dengan fasilitas AC⸻bukti bahwa museum
yang disertai lembar kritik-saran (yang bisa sangat layak disejajarkan dengan mal atau
disobek), pengelola seolah secara tidak bioskop dalam segi memberikan layanan
langsung ingin mengajak setiap pengunjung kepada pengunjung.
untuk merasa memiliki museum ini.
Siapapun berhak menyampaikan saran Namun satu hal yang tidak bisa diberikan
untuk keberlangsungan Museum Mpu oleh tempat-tempat hiburan tersebut, yakni
Purwa. Keberadaan Movie Room juga semakin pengetahuan sejarah yang terasa nyata
menegaskan upaya pihak pengelola agar sebab adanya kontak langsung dengan
masyarakat mulai berani meyakini bahwa benda-benda purbakala.
museum tak lagi menjadi tempat yang
membosankan. Museum telah menjelma Sebuah Simpulan sekaligus Saran
menjadi tempat yang menyenangkan seperti
bioskop-bioskop di perkotaan. Pengunjung Konsep modernisasi yang diusung Museum
juga tak perlu risau dengan rasa pengap yang Mpu Purwa sudah selayaknya diikuti oleh
museum-museum yang lain, agar museum
Daftar Pustaka:
peradaban digital saat ini. Pemaknaan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia
aksesibilitas di sini ialah keterjangkauan serta dapat memahami sebuah informasi
pelayanan publik bagi penyandang yang di dapatkan dalam museum sehingga
disabilitas, yang mencakup bahasa tidak adanya lagi diskriminasi yang dirasakan
pelayanan, sikap dan kualitas penerimaan oleh wisatawan yang disebabkan karena
(Syafi, 2014). Pengembangan aksesibilitas kurangnya akses aksesibilitas yang memadai.
perlu diperhatikan sehingga seluruh
elemen masyarakat dapat memanfaatkan Dengan memanfaatkan teknologi
mengenai fungsinya dan dapat memberikan digital dalam pelayanan publik yang di
kemudahaan pelayanannya. Salah satu implementasikan dalam museum, sehingga
yang perlu dikembangkan dalam sebuah dapat mewujudkan museum kekinian yang
inovasi digital yang berbasiskan aksesibilitas berbasiskan terhadap aksesibilitas dalam
dalam proses pengembangannya yaitu fasilitas museum. Dengan memanfaatkan
dalam museum di Indonesia. Museum di hal tersebut, museum di Indonesia dapat
Indonesia perlu adanya proses inovasi digital memiliki gelar yaitu museum ramah publik
dengan mengedepankan terhadap asas yang bisa menjadi suatu anugerah untuk
aksesibilitas sehingga seluruh wisatawan Museum di Indonesia karena memanfaatkan
yang akan berkunjung ke museum dapat teknologi sebagai sarana edukatif
Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dengan jangkauan digital sehingga hal
dengan memanfaatkan digital sebagai sarana tersebut akan memberikan dampak
inovatif untuk memberikan kemudahaan terhadap peningkatan kunjungan museum,
dalam pelayanan publik yang dilakukan dikarenakan museum telah melakukan
oleh Museum Nasional Indonesia bisa sebuah inovasi dalam memperkenalkan
menjadi salah satu citra museum kekinian koleksinya dengan pemanfaatan digital. Hal
yang terdapat di era digital. Hal menarik menarik yang terdapat di museum tour virtual
yang diterapkan dalam aksesibilitas ini juga terdapat fasilitas aksesibilitas yang
dalam museum nasional Indonesia yaitu dapat dimanfaatkan oleh wisatawan difabel
dengan memberikan kemudahaan dalam yaitu berupa aksesbilitas audio dan visual
memberikan pelayanan terhadap seluruh sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk
wisatawan. Karena Museum Nasional wisatawan difabel yang kesulitan dalam
Indonesia menerapkan aksesibilitas yang melihat dan mendengar sebuah informasi
berbasiskan audio maupun visual sehingga yang disampaikan oleh Tour Guide.
hal tersebut dapat memberikan kemudahaan
dalam memberikan informasi yang akan di Namun dengan menfaatkan inovasi digital
sampaikan. Hal tersebut juga memberikan dalam pelayanan publik di dalam museum.
inovatif dalam memanfaatkan digital sebagai Hal tersebut memberikan sebuah solusi
media penunjang. dalam perkembangan zaman sehingga
pemanfaatan teknologi dapat memberikan
Salah satu aksesibilitas yang terdapat di dampak positif terhadap seluruh elemen
dalam museum Tour Virtual yang dimiliki wisatawan yang akan berkunjung ke
oleh Museum Nasional Indonesia terutama museum.
memanfaatkan teknologi digital untuk
memberikan informasi terhadap publik Banyak sekali aksesibilitas yang dapat
Bertepatan dengan Hari Museum Indonesia “Selamat Hari Museum Indonesia, terutama
yang diperingati setiap 12 Oktober, kepada para pengelola museum yang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, berkontribusi sangat luar biasa”, sambut
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar
melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Farid saat peluncuran ketiga museum dari
meluncurkan tiga museum yang baru Museum Batik Indonesia, di Jakarta. Dirjen
didirikan yaitu Museum Batik Indonesia Hilmar menyampaikan bahwa museum
di Jakarta, Museum Semedo di Tegal, dan merupakan ruang publik yang terbuka bagi
Museum Song Terus di Pacitan. Peluncuran siapa saja yang ingin mengembangkan
ketiga museum tersebut diselenggarakan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ia
secara bersamaan melalui teleconference mengajak seluruh pihak, baik pemerintah,
dari tiga lokasi yang menandakan resmi sekolah, komunitas, terlebih kepada generasi
dibuka untuk masyarakat umum. muda untuk bersama-sama berkegiatan di
dan pelestarian warisan budaya. Tentu yang kawasan cagar budaya Semedo. “Atas nama
tidak kalah pentingnya adalah menjadi pusat masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
informasi dan dokumentasi warisan budaya Tegal, saya mengucapkan selamat atas
bangsa,” ucap Hilmar. dibukanya Museum Semedo ini dan
terima kasih kepada jajaran Kementerian
Pada kesempatan yang sama, Anggota Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih Teknologi dengan harapan kerja sama
mengingatkan, bahwa masyarakat sekitar yang telah terbangun baik selama ini
museum harus paham pentingnya museum. akan terus berkembang dan minat serta
“Setidaknya ada tiga hal yang harus kita kecintaan masyarakat pada arkeologi juga
perhatikan, yaitu amenitas, aksesibiltas, terus meningkat”, ucapnya. Umi Azizah
dan atraksi, sehingga orang akan ramai juga menyampaikan bahwa selain menjadi
mengunjungi museum-museum ini,” ungkap destinasi wisata edukasi unggulan Kabupaten
Fikri. Sementara itu, Bupati Tegal, Umi Tegal, keberadaan Museum Semedo ini
Azizah menyambut baik dan mengapresiasi menjadi peluang bagi warga Semedo dan
kebijakan Kemendikbudristek yang telah sekitarnya untuk mendorong peningkatan
menghadirkan Museum Situs Semedo perekonomian setempat melalui aktivitas
sebagai pusat informasi kepurbakalaan dan seni budayanya sebagai sektor pendukung
penelitian arkeologi sekaligus pelestarian eksistensi situs Semedo. Bupati Pacitan,
Indrata Nur Bayuaji berharap masyarakat sebelas museum yang dibangun sejak 2010
dapat memanfaatkan keberadaan Museum hingga 2022. Pembangunan ketiga museum
Song Terus, di Kabupaten Pacitan. “Kami ini merupakan bentuk upaya pelindungan,
berharap Bapak dan Ibu semua dapat pemanfaatan, dan pelestarian kebudayaan
mengunjungi Museum Song Terus dan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek.
museum lainnya, dan dapat merasakan Selanjutnya ketiga museum ini akan berada
pengalaman langsung Museum ini”, ungkap dibawah pengelolaan Badan Layanan Umum
Indra. (BLU) Museum dan Cagar Budaya, Ditjen
Kebudayaan, Kemendikbudristek.
Tiga Museum Baru di Indonesia
Museum Batik Indonesia, terletak di
Museum Batik Indonesia, Museum Semedo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta
dan Museum Song Terus merupakan tiga dari Timur, didirikan sebagai tindak lanjut
Kehadiran Museum Song Terus diharapkan koleksi tinggalan budaya prasejarah yang
dapat menjadi tempat untuk melestarikan ada di Kawasan Gunung Sewu sejak masa
tinggalan budaya prasejarah dari Kawasan Pleistosen Tengah hingga Holosen atau lebih
Gunung Sewu dan juga sebagai wadah kurang 350.000 hingga 5.000 tahun yang lalu,
penelitian dan publikasi hasil penelitian beserta bukti-bukti lingkungan alam pada
Kawasan Gunung Sewu kepada masyarakat. masa tersebut.
Museum Song Terus menyajikan berbagai
@LindungiBudaya
Pelindungan Kebudayaan