Anda di halaman 1dari 5

KURANGNYA PROMOSI MUSEUM SIGINJEI, PROVINSI JAMBI

Disusun oleh:

M.RAHMAT DANI.S (I1C120050)

Dosen Pengampu:

Wulan Reslyani. S.S., M.Hum

Asyhadi Mufsi Sadzali. S.S., M.A.

PROGRAM STUDI ARKEOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN SEJARAH SENI DAN ARKEOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KURANGNYA PROMOSI MUSEUM SIGINJEI, PROVINSI JAMBI

M.RAHMAT DANI.S (I1C120050)

Sebelum masuk kepembahasan intinya, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu Museum.
Museum secara umum memiliki arti suatu atau sebuah ruangan yang diperuntukkan untuk umum
sebagai tempat pembelajaran, menyimpan barang-barang berharga, melakukan penelitian serta
memberitahukan kepada masyarakat bahwa adanya suatu barang bersejarah dan berharga yang
dikelola oleh suatu institusi swasta maupun negeri.

Kalau secara etimologi kata museum berasal dari Bahasa latin yaitu “museum” (“musea").
Merupakan aslinya berasal dari Bahasa Yunani yaitu mouseion yang memiliki arti kuil yang
dipersembahkan untuk dewi Muses (dewa seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan
tempat Pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan
di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM.2

Museum di Indonesia sendiri dibentuk oleh para bangsawan Eropa yang di mana mereka
pada waktu itu hobi berburu harta karun atau dapat dikatakan juga mengoleksi atau mengumpulkan
benda kuno pada masa penjajahan Belanda. Dari kebiasaan mereka yang suka mengumpulkan suatu
benda kuno di Indonesia waktu itu membuat mereka pada akhirnya mendirikan Museum Van Het
Bataviaasch Genootschap Kunsten Wetenschappen pada tahun 24 April 1778 yang merupakan
museum pertama kali di Indonesia (Munandar, 2011: 2).

Latar belakang didirikannya museum tersebut di Indonesia dipengaruhi oleh faktor


keberagaman budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Keberagaman budaya serta adat istiadat inilah
menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata. Dengan melihat peluang inilah pada akhirnya
pemerintah Indonesia pada akhirnya mulai memprioritaskan museum menjadi salah satu objek
wisata Indonesia selain wisata alamnya.

Salah satu Museum yang ada di Indonesia yaitu, Museum Siginjei Kota Jambi. Museum
Siginjei ini di mana pembangunan pertama dari Gedung Museum tersebut terjadi pada 18 Februari
1981 oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu Provinsi Jambi, Bapak Masychun Sifian SH, yang di
mana hal ini menjadi pertanda awal dari berdirinya Museum Negeri Siginjai Provinsi Jambi tersebut.
Kemudian dilakukanlah pembangunan hingga akhirnya diresmikan oleh Fuad Hassan selaku Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada 6 Juni 1988, ditandai dengan penandatanganan prasasti. Museum
Siginjai ini terletak di daerah perkantoran Provinsi Jambi, atau lebih tepatnya berada di perempatan
Jalan Yusuf Singadikane, Jalan Prof. Dr. Sri Sudewi, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan Slamet Riyadi.
Masuk ke pembahasannya. Jika kita membahas tentang Museum dan promosi. Pasti yang
terlintas dibenak kita yaitu, bagaimana pengaruh dari suatu Promosi yang dilakukkan oleh pihak
Museum dalam menarik minat masyarkat untuk mengunjungin Museum tersebut. Jika dilihat pada
kondisi salah satu Museum yaitu Museum Siginjei saat ini. Museum Siginjei Kota Jambi tidak terlalu di
minati oleh anak-anak muda jaman sekarang sebagai tempat mereka berwisata atau sekedar
berkunjung untuk menambah ilmu pengetahuan mereka akan budaya dari kota Jambi. Bahkan
Sebagian dari anak-anak muda Jambi yang belum pernah dan bahkan tidak mengetahui akan
Museum Siginjei. Hal ini dapat terlihat dari sepinya pengunjung yang mendatangi Museum tersebut
pada hari biasa. Banyak dari mereka datang ke Museum hanya untuk memenuhi kegiatan sekolahnya
saja. Hal ini tentu saja sangat disayangkan karena Museum Siginjei merupakan salah satu Museum
terbesar dan memiliki koleksi seputar budaya Jambi yang tergolong lengkap dan beragam.

Jika dilihat dari Promosi yang telah dilakukan oleh pihak Museum Siginjei saat ini, tentu saja
masih sangat jauh dari kata baik. Jika dilihat pihak Museum banyak hanya melakukan promosi
dengan melakukan kegiatan yang jauh dari kegunaan dari Gedung Museum tersebut sebagai tempat
pemberi informasi akadamis akan budaya Kota Jambi melalui koleksi mereka. Jika dilihat-lihat,
kebanyakan kegiatan yang dilakukan oleh mereka hanya sebatas melakukan kegiatan seperti lomba-
lomba yang memang banyak memberikan manfaat bagi para peserta akan kebudayaan, namun tidak
banyak memberikan manfaat bagi mempromosikan isi dari Museum itu sendiri. Memang benar
pihak-pihak Museum sering melakukan kegiatan Pameran koleksi museum sementara, namun yang
disayangkan kegiatan pameran tersebut sangat minim promosinya. Kebanyakan dari yang hadir
hanyalah beberapa siswa SD-SMA yang memang diundang maupun mengetahui dari guru mereka
saja. Tetapi tidak dengan masyarakat dan anak-anak muda lainnya yang bahkan tidak mengetahui
akan event-event yang dilakukan oleh pihak museum tersebut.

Dalam memanfaatkan internet pihak museum masih tergolong kurang memberikan promosi
akan koleksi museum tersebut. Jika kita mencari situs resmi dari Museum Siginjei, dan mengkliknya
di google maupun platform lainnya, yang kita dapatkan hanyalah halaman yang memberikan kita
informasi bahwa situs web tersebut tidak dapat dibuka. Tentu saja ini menjadi salah satu nilai minus
bagi Museum Siginjei dalam memberika informasi sekaligus promosi kepada masyarakat akan
museum tersebut. Padahal jika situs web Museum Siginjei ini bisa diakses dan di kelolah dengan baik
dan benar, tentu saja bisa menjadi salah satu tempat promosi yang baik terhadap Museum dan
koleksi yang ada di Museum tersebut.

Pemakaian aplikasi IG yang digunakan oleh pihak Museum Siginjei terbilang sangat tidak
memberikan Informasi apa-apa tentang koleksi maupun museum itu sendiri. Pada akun Instagram
mereka, hanya memerikan informasi akan kegiatan-kegiatan seperti lomba-lomba dan beberapa
kegiatan lainnya yang dilakukan di Museum tersebut. Banyak dari kegiatan yang dipromosikan di
sana hanyalah kegiatan-kegiatan yang jauh dari pengenalan dari koleksi dan museum itu sendiri.

(Gambar 1. Situs web Museum Siginjai)

Jika boleh memberi saran, saya selaku penulis dan pengunjung museum siginjei
mengharapkan pihak Museum Siginjei lebih serius dan mengutamakan mempromosikan
koleksi dan museum siginjei tersebut ke masyarakat luas. Dengan memanfaatkan situs
internet dapat menjadi salah satu Langkah yang baik dalam mempromosikan Museum
Siginjei tersebut.

Dengan memperbaikin atau bahkan membuat suatu situs web resmi Museum Siginjei
yang baru diinternet, bisa menjadi salah satu Langkah baik dalam mempromosikan museum
dan koleksi nya. Dengan membuat web yang berfokus ke memberikan informasi akan sejarah
dibangunya Gedung Museum Siginjei tersebut, lalu memberikan informasi dari alur cerita,
ruangan-ruangan pameran, sarana dan prasarana, memberikan informasi yang jelas dan
lengkap akan koleksi apa saja yang ada di sana, tentu saja dapat memberikan setidaknya
pengetahuan bagi masyarakat luas akan keberadaan dan keistimewaan dari Museum Siginjei
tersebut. Lalu menggunakan aplikasi IG yang lebih mempromosikan dari museum tersebut
dengan mengupload konten seputar kegiatan museum tersebut dengan baik dan menarik bagi
setiap golongan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, A. A. (2011). Sejarah Permuseuman di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan

Eftritianto, M. R. I., Wardi, I. N., & Bawono, R. A. (2020). Pengelolaan Museum Negeri Siginjei Provinsi
Jambi Sebagai Daya Tarik Wisata. Humanis, 24(4), 427-433.

Anda mungkin juga menyukai