Paradigma yang dibahas di junal ini adalah Sruktural Leuvi-Strauss, pada paradgma
ini sang penulis mengatakan ada berbagai macam asumsi yang mendasari pendekatan
struktural dari leuvi-strauss. Dimana salah satunya adalah fenomena kebudayaan dapat
ditanggapi sebagai system atau rangkaian tanda dimana hal ini di anggap oleh penulis sebagai
salah satu hal penting dan relevan dengan kajian-kajian arkeologis. Pada pandangan ini
mengatakan bahwa makna tanda dalam suatu temuan arkeologi berbeda dengan symbol.
Dimana jika suatu symbol di suatu benda tinggalan memiliki makna yang sudah ada
acuannya sebelumnya, sedangkan makna tanda merupakan suatu arti kebudayaan yang dapat
dilihat dari tanda yang di ukir manusia dulu di suatu benda dengan makna yang terletak pada
relasinya dengan tanda-tanda yang lain. Analisis arkeologis secara struktural terhadap
kebudayaan materi paling tidak harus mengikuti alur analisis sintagmatis-paradigmatis di
atas. Dengan metode ana-lisis semacam ini, makna-makna yang da-pat ditampilkan dari
benda-benda atau ar-tefak-artefak yang dianalisis akan menjadi lebih kaya dan utuh. Analisis
arkeologis atas benda-benda budaya kemudian tidak ha-nya diarahkan pada upaya mengung-
kap-kan maknamakna simbolis dari benda-benda tersebut, tetapi -lebih dari itu- adalah juga
untuk dapat mengungkapkan “tata ba-hasa” yang ada dalam proses penciptaan bendabenda
simbolis itu sendiri, atau “hu-kum-hukum” yang mengatur proses peng-ga-bungan berbagai
macam tanda dan ciri sim-bolis yang bersifat tidak disadari, namun bekerja dalam proses
penyampaian pesan-pesan yang abstrak ke dalam bentuk ber-bagai macam tanda dan simbol
yang lebih kongkret sifatnya.