Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FINAL

RESUME MATERI KRIMINOLOGI

Oleh:

MAGHFIRAH

B011191239

KRIMINOLOGI-A

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KRIMINOLOGI

1. Zaman Kuno
Plato (427-437 SM) dalam bukunya Republiek mengemukakan bahwa emas dan
manusia merupakan sumber kejahatan. Dalam negara yang sebagian besar rakyatnya
berada dalam kemiskinan, pasti bersarang secara diam-diam bajingan, tukang copet
dan penjahat lainnya. Pengarang Yunani lainnya yaitu Aristoteles (1226-1274)
mengemukakan bahwa kemiskinan dapat menimbulkan kejahatan sedangkan orang
kaya yang hidup bermewah-mewah akan menjadi pencuri bila jatuh miskin.

2. Zaman Pertengahan
Thomas Van Aquino (1226-1274) mengemukakan bahwa kemiskinan dapat
menimbulkan kejahatan sedangkan orang kaya yang hidup bermewah-mewah akan
menjadi pencuri bila jatuh miskin.

3. Abad Ke-16
Pada zaman ini Thomas More membahas hubungan kejahatan dengan masyarakat. Ia
mengkritik pemerintag Inggris yang menghukum penjahat terlalu keras mengatakan
kejahatan hanya berkurang bila ada perbaikan hidup bukan hanya karena hukuman
yang keras. Mengecam susunan hukum pidana dimana berlaku hukuman mati untuk
pencurin tetapi setuju bahwa penjahat harus menebus dosanya.

4. Abad Ke-18 Hingga Revolusi Perancis


Terdapat pertentangan terhadap hukum pidana dimana hukum pidana sebelumnya
ditunjukkan untuk menakuti dengan penjatuhan hukuman penganiyaan. Montesquieu
menyatakan bahwa bentuk perundang-undangan yang baik harus mengiktiarkan
pencegahan kejahatan.

5. Dari Revolusi Perancis Hingga Abad Ke-19


Ada 3 hal penting yang terjadi dalam kriminologi yaitu :
a. Perubahan dalam hukum pidana
Perancis (1791) mengakhiri sistem hukum pidana lama, code penal-nya
dirumuskan dengan tegas bahwa kejahatan dan tiap manusia sama dimuka undang-
undang.
b. Sebab-sebab sosial dari kejahatan
R. Owen mengemukakan dalam bukunya “The book of the new moral world” pada
tahun 1844 mengatakan bahwa lingkungan yang tidak baik membuat kelakuan
seseorang menjadi jahat dan lingkungan yang baik sebaliknya.

c. Sebab-sebab psikiatri antropologis dari kejahatan


Pada masa ini orang gila masih diperlakukan seperti penjahat. Penjahat yang
mempunyai kemauan bebas (free will) sedang orang gila sebelumnya tidak
memiliki kemauan bebas untuk memilih perbuatan baik atau buruk tetapi berkat
lahirnya ilmu psikiatrik mulailah ada perubahan.

6. Abad Ke-20
1) Aliran Positif
Matza menyatakan bahwa ciri-ciri aliran positifadalah mengutamakan pelaku
kejahatan dari hukum pidana; tingkah laku manusia ditentukan oleh faktorfaktor
lingkungan dan fisik; dan pelaku kejahatan sangat berbeda dengan yang bukan
pelaku kejahatan.

2) Aliran Hukum dan Kejahatan


Mannhein (1965) menyatakan bahwa kejahatan adalah konsep yuridis yang
tingkah laku manusia dapat dihukum berdasarkan hukum pidana.

3) Aliran Social Defence


Judge Marc Ancel (1954) menyatakan bahwa tidak bersifat deterministik; tidak
menyetujui tipologi kejahatan; memiliki keyakinan akan nilai-nilai kesusilaan; dan
menolak dominasiilmu pengetahuan modern dan menghendaki diganti dengan
politik criminal.

PENGERTIAN KRIMINOLOGI

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan dari berbagai aspek.
Kriminologi terdiri dari 2 suku kata yakni Crime yang berarti kejahatan dan Logos yang
berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kejahatan. Dapat disimpulkan bahwa kriminologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab orang melakukan kejahatan, bentuk-bentuk
kejahatan, akibat yang ditimbulkan serta bagaimana cara menanggulanginya.

TUJUAN MEMPELAJARI KRIMINOLOGI

 Dapat memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai perilaku manusia, dan
lembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi kecenderungan dan penyimpangan
norma-norma hukum.
 Memberikan sumbangan dalam penyusunan perundangundangan baru (proses
kriminalisasi), menjelaskan sebab-sebab terjadinya kejahatan (etiologi kejahatan)
yang pada akhirnya menciptakan upaya-upaya pencegahan terjadinya kejahatan
(criminal prevention).
 Dapat berfungsi sebagai tinjauan terhadap hukum pidana yang berlaku dan
memberikan rekomendasi guna pembaruan hukum pidana.
 Sebagai sarana kontrol bagi jalannya peradilan.

PENGERTIAN DAN MANFAAT VICTIMOLGI

- Viktimologi merupakan istilah bahasa inggris Victimologyyag berasal dari bahasa


latin yaitu Victima yang berarti korban dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi yang mempelajari tentang korban,
penyebab timbulnya korban dan akibat-akibat penimbulan korban yang merupakan
masalah manusia sebagai suatu kenyataan sosial.

- Manfaat mempelajari victimology:


a) Viktimologi dapat memberikan rekomendasi guna mengenal siapa itu korban dan
penimbul korban.
b) Viktimologi dapat memberi rekomendasi/penjelasan mengenai kedudukan dan
peran korban serta hubungannya dengan pihak lain.
c) Viktimologi dapat memebri informasi hak dan kewajiban guna mengetahui
bahaya yang dihadapi berkaitan dengan kehidupan pekerjaannya.
HUBUNGAN KRIMINOLOGI DAN HUKUM PIDANA

- Persamaan:
Baik kriminologi dan hukum pidana memiliki obyek kajian yang sama yaitu kejahatan
dan adanya upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan.

- Perbedaan:
a) Kriminologi ingin mengetahui apa yang menjadi latar belakang seseorang
melakukan kejahatan (mengapa seseorang melakukan kejahatan) sedangkan
hukum pidana ingin mengetahui apakah seseorang telah melakukan suatu
kejahatan.
b) Hukum pidana menetapkan terlebih dahulu seseorang sebagai penjahat baru
langkah berikutnya giliran kriminologi meneliti mengapa seseorang itu melakukan
kejahatan.
c) Kriminologi memberi bahan dalam perumusan perundang-undangan pidana
sedangkan hukum pidana, pengertian kejahatan telah dirumuskan /dikodifikasikan
dalam KUHP dan Undang-Undang di luar KUHP.

KLASIFIKASI KRIMINOLOGI

Secara garis besar kriminologi terbagi menjadi 2 yakni, kriminologi murni (kriminologi
teoritis) yang dipisahkan dalam 5 bagian yaitu antropologi Kriminal, Sosiologi Kriminal,
Psikologi Kriminal, Psikopatologi dana Neuropatologi Kriminal, sedangkan Kriminologi
Terapan (kriminologi praktis) terdiri atas Hygiene Kriminal, Politik Kriminal, dan
Kriminalistik. Pendapat ini dikemukakan oleh bonger.

RUANG LINGKUP KRIMINOLOGI

a. Proses pembuatan hukum pidana dan hukum acara pidana (making laws).
Yang dibahas dalam proses pembuatan hukum pidana (process of making laws)
adalah:
- Definisi kejahatan
- Unsur-unsur kejahatan
- Relativitas pengertian kejahatan
- Penggolongan kejahatan
- Statistik kejahatan
b. Etiologi kriminal yaitu membahas teori-teori yang menyebabkan terjadinya kejahatn
(breaking of laws).
- Aliran-aliran (mazhab-mazhab) kriminologi;
- Teori-teori kriminologi;
- Berbagai perspektif kriminologi.

c. Reaksi terhadap pelanggaran hukum (reacting toward the breaking of laws), reaksi
dalam hal ini bukan hanya ditujukan kepada pelanggar hukum berupa tindakan
represif tetapi juga reaksi terhadap calon pelanggar hukum berupa upaya-upaya
pencegahan kejahatan (criminal prevention).

ALIRAN-ALIRAN DALAM KRIMINOLOGI

1. Aliran Spiritualisme
Spiritualisme memfokuskan perhatiaannya pada perbedaan antara kebaikan yang
datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan. Seseorang yang
telah melakukan kejahatan dipandang sebagai orang yang terkena bujukan setan
(evil/demon).

2. Aliran Naturalisme
Perkembangan paham naturalisme yang muncul dari perkembangan ilmu alam
menyebabkan manusia mencari model penjelasan lain yang lebih rasional dan mampu
membuktikan secara ilmiah.
a. Aliran Klasik
Dalam pandangan aliran kriminologi klasik, manusia dianggap mempunyai
kemampuan untuk memilih mana yang baik dan mana yang jahat. Aliran klasik
merupakan aliran kriminologi yang dipengaruhi oleh ajaran agama, hedonisme
(keinginan) rasionalisme dan lain-lain.
b. Aliran Positvisme
Aliran ini mengakui bahwa manusia memiliki akalnya disertai kehendak bebas
untuk menentukan pilihannya. Akan tetapi aliran ini berpendapat bahwa kehendak
mereka itu tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungannya.

c. Aliran Social Defence


Dipelopori oleh Judge Marc Angel. Munculnya teori ini disebabkan oleh teori
aliran positif klasik dianggap terlalu statis dan kaku dalam menganalisis kejahatan
yang terjadi dalam masyarakat.

3. Teori Kriminologi dari Perspektif Biologis


a. Born Criminal (Lahir Sebagai Penjahat)
Teori born criminal dari Cesare Lombroso (1835-1909). Ajaran inti dalam
penjelasan awal Lombroso tentang kejahatan adalah bahwa penjahat mewakili
suatu tipe keanehan/keganjilan fisik yang berbeda dengan non-kriminal.
b. Tipe Fisik
Dikemukakan oleh Ernest Kretchmer, William H. Sheldon dan Sheldon Glueck
dan Eleanor Glueck.
c. Learning Disabilities
Disfungsi otak dan cacat neurologist secara umum ditemukan pada mereka yang
menggunakan kekerasan secara berlebihan dibanding orang pada umumnya.
d. Faktor Genetik
Faktor genetik dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan twin studies, adoption
studies dan the xyy syndrome.

4. Teori Kriminologi Dari Perspektif Psikologis


a. Teori Psikoanalisis
Menghubungkan delinquet dan perilaku kriminal dengan suatu “conscience” (hati
nurani) yang baik, dia begitu kuatsehingga menimbulkan perasaan bersalah atau ia
begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan-dorongan dirinya bagi
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi segera.
b. Teori Kekacauan Mental (Mental Disorder Theory)
Penyakit mental ini disebt sebagai psychopathy atau antisocial personality (suatu
keperibadian yang ditandai oleh suatu ketidakmampuan belajar dari pengalaman,
kurang kehangatan/keramahan dan tidak merasa bersalah).
c. Teori Pengembangan Moral
Menurut Bowlby, orang yang sudah biasa menjadi penjahat umumnya memiliki
ketidakmampuan membentuk ikatan-ikatan kasih sayang.

d. Teori Pembelajaran Sosial


Tingkah laku dipelajari jika ia diperkuat atau diberi ganjaran dan tidak dipelajari
jika ia tidak diperkuat.

5. Teori Kriminologi Dari Perspektif Sosiologis


a. Teori Anomie
Beranggapan bahwa di setiap masyarakat terdapat nilai-nilai dan normanorma
yang dominan yang diterima sebagian besar masyarakatnya dan teori ini tidak
menjelaskan secara memadai mengapa hanya individu-individu tertentu dari
golongan masyarakat bawah yang melakukan penyimpangan
b. Teori-Teori Penyimpangan Budaya (Cultural Deviance Theories)
1) Social Disorganization
Faktor paling krusial (menentukan) bukanlah etnisitasi melainkan posisi
kelompok di dalam penyebaran status ekonomi dan nilai-nilai budaya
2) Differential Association
Melakukan kejahatan sebagai akibat hubungan (contact) dengan nilai-nilai dan
sikap-sikap antisosial sertapola-pola tingkah laku kriminal.
3) Culture Conflict Theory
Keadaan masyarakat dengan ciri-ciri yaitu kurangnya ketetapan dalam
pergaulan hidup dan sering terjadi pertemuan norma-norma dari berbagai
daerah yang satu sama lain berbeda bahkan ada yang saling bertentangan
c. Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol atau control theory merujuk pada setiap perspektif yang membahas
ihwal pengendalian tingkah laku manusia.

6. Teori Kriminolgi Dari Perspektif Lain


a. Teori Labeling
Para kriminal bukan sebagai orang yang bersifat jahat (evil) tetapi mereka adalah
individu-individu yang sebelumnya pernah berstatus jahat sebagai pemberian
sistem peradilan pidana maupun masyarakat secara luas.

b. Teori Konflik
Teori konflik lebih mempertanyakann proses pembuatan hukum.

c. Teori Radikal (Kriminologi Kritis)


Kapitalisme sebagai kausa kriminalitas yang dapat dikatakan sebagai aliran Neo-
Marxis.

UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN

Penanggulangan kejahatan empirik terdiri atas tiga bagian pokok yaitu:

1. Pre-Emtif
Upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya
tindak pidana. Contohnya ditengah malam pada saat lampu merah lalulintas menyala
maka pengemudi itu akan berhenti dan mematuhi aturan lalu lintas tersebut meskipun
pada waktu itu tidak ada polisi yang berjaga.
2. Preventif
Menghilangkan kesempatan untuk dilakukannya kejahatan. Contoh ada orang ingin
mencuri motor tetapi kesempatan itu dihilangkan karena motor-motor yang ada
ditempatkan di tempat penitipan motor dengan demikian kesempatan menjadi hilang
dan tidak terjadi kejahatan, jadi dalam upaya preventif kesempatan ditutup.
3. Represif
Upaya ini dilakukan pada saat telah terjadi kejahatan yang tindakannya berupa
penegakan hukum (law enforcement) dengan menjatuhkan hukuman.

TUJUAN PEMIDANAAN

Menurut M. Sholehuddin mengatakan : “Tujuan pemidanaan harus sesuai dengan politik


hukum pidana dimana harus diarahkan kepada perlindungan masyarakat dari kesejahteraan
serta keseimbangan dan keselarasan hidup dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat/negara, korban dan pelaku”.

TEORI TUJUAN PEMIDANAAN

1. Teori Absolut atau Teori Pembalasan (vergeldings theorien)


Aliran ini menganggap sebagai dasar dari hukum pidana adalah alam pikiran untuk
pembalasan (vergelding atau vergeltung).
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan (doel theorien)
Hukum pidana adalah terletak pada tujuan pidana itu sendiri. Oleh karena pidana itu
mempunyai tujuan tertentu, maka disamping tujuan lainnya terdapat pula tujuan
pokok berupa mempertahankan ketertiban masyarakat (dehandhaving der
maatshappeljikeorde).
3. Teori Gabungan (vernegins theorien)
Di satu pihak mengakui adanya unsur pembalasan dalam hukum pidana, akan tetapi di
pihak lain juga mengakui pula unsur prevensi dan unsur memperbaiki penjahat yang
melekat pada tiap pidana.

KASUS PROSTITUSI DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI

Pelacuran dalam sudut pandang kriminologi, adat agama, disitulah lahir pemikiran sebagai
masalah sosial. Pelacuran bisa mendatangkan penyakit kelamin ( herpes genital, Sifilis,
gonore, klamidia, HIV / AIDS), menghancurkan rumah tangga bahkan cenderung memicu
kekerasan (Dennis Winn: “ prostitution it self is not crime” ).

Menurut W.A. Bonger: Prostitusi adalah gejala sosial, ketika wanita menyediakan dirinya
untuk perbuatan seksual sebagai mata pencahariannya.

a) PelacuranSebagai Masalah Sosial


Sebagian ahli berpendapat bahwa pelacuran merupakan Kejahatan akan tetapi ada
juga yang berpendapat bahwa wa ke lajuran bukanlah kejahatan titik terlepas dari itu
semua pelacuran adalah sebuah masalah sosial.

b) Faktor Penyebab terjadinya Pelacuran


- Faktor Kejiwaan
Menurut Teori Sigmun Frued orang menjadi pelacur karena telah mengalami
kekecewaan pada permulaan kehidupan seksualnya.
- Faktor Sosial Ekonomi

c) Upaya Penanggulangan Pelacuran


- Sistem Abolitition atau Penghapusan
Dengan cara menghapuskan rumah-rumah germo, menghukum wanita wanita
pelacur.
- Sistem Pendaftaran
Pengeksplotasian kepada pelaku pelacuran, ketika keuntungan-keuntungan dapat
masuk dalam kas pemerintah titik sebagai gantinya, wanita penghuni mempunyai
kartu pendaftaran dan dipelihara dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai