Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME MATA KULIAH KRIMINOLOGI DAN

VIKTIMOLOGI
Dosen Pengampu: Dr. M. Harun S.Ag. M.H.

Nama : Ine Juliani


Nim : 2102026117
Kelas : HPI-D5

1. Pengertian Kriminologi
Kriminologi terdiri dari dua suku kata yaitu “crimen”dan “logos”. Crimen yang
artinya adalah kejahatan dan logos merupakan ilmu pengetahuan. Sehingga kriminologi
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan.
Kriminologi adalah studi ilmiah tentang kejahatan, perilaku kriminal, dan sistem peradilan
pidana. Bidang ini mencoba untuk memahami penyebab, pola, dan konsekuensi dari
kejahatan serta bagaimana sistem hukum dan peradilan pidana beroperasi. Kriminologi
melibatkan analisis multidisiplin, termasuk unsur-unsur psikologi, sosiologi, statistik,
ekonomi, antropologi, dan ilmu lainnya untuk menggali lebih dalam tentang kejahatan dan
perilaku kriminal.
2. Ruang Lingkup Kriminologi
Ruang lingkup kriminologi merupakan proses perundang-undangan, pelanggaran
perundang-undangan dan reaksi terhadap pelanggaran perundang-undangan. Menurut A.S.
Alam terdapat tiga hal pokok ruang lingkup pembahasan kriminologi, yaitu: proses
pembuatan hukum pidana dan acara pidana, etiologi kriminal membahas tentang teori-teori
yang menyebabkan terjadinya kejahatan, dan reaksi terhadap pelanggaran hukum.
Hal ini tidak hanya ditujukan kepada pelanggar hukum yang berupa tindakan represif
saja, tapi juga terhadap calon pelanggar hukum yang berupa upaya-upaya kejahatan.
Sedangkan menurut W. A. Bonger ruang lingkup lingkup kriminologi dibagi menjadi
kriminologi murni dan kriminologi terapan. Kriminologi murni terdiri dari:
a. Antropologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda manusia
jahat.
b. Sosiologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sebab-sebab
kejahatan dalam masyarakat.
c. Psikologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat dari sudut
jiwanya.
d. Psikopatologi dan Neuropatologi, yaitu ilmu pengetahuan tentang penjahat yang sakit
jiwa.
e. Penology, yaitu ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman.
Adapun Kriminologi Terapan mencakup :
a. Higiene kriminal, yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya suatu
kejahatan.
b. Politik kriminal, yaitu usaha penanggulangan kejahatan dimana kejahatan itu sudah
terjadi.
c. Kriminalistik, yaitu ilmu pengetahuan mengenai pelaksanaan penyidikan teknik
kejahatan dan pengusutan kejahatan.
C. Faktor Latar Belakang Lahirnya Kriminologi
Nama Kriminologi ditemukan oleh seorang ahli antropologi Perancis yang bernama P.
Topinard (1830-1911) Kriminologi dilahirkan pada pertengahan abad ke-19 yang lampau
sejak dikemukakannya hasil penyelidikan Cesare Lombroso (1876) tentang teori atavisme
dan tipe penjahat serta munculnya teori mengenai hubungan sebab akibat bersama-sama
dengan Enrico Ferri sebagai tokoh aliran lingkungan dari kejahatan. Kriminologi muncul
sebagai disiplin ilmiah yang berkembang sebagai tanggapan terhadap berbagai faktor latar
belakang sosial, budaya, dan sejarah. Beberapa faktor latar belakang yang mempengaruhi
lahirnya kriminologi adalah:
1. Revolusi Industri: Revolusi Industri di abad ke-18 dan ke-19 mengubah secara drastis
masyarakat, ekonomi, dan struktur sosial. Urbanisasi yang pesat dan perubahan kondisi
sosial menyebabkan peningkatan angka kejahatan dan perubahan dalam jenis kejahatan
yang terjadi. Kriminologi mulai muncul untuk mencoba memahami perubahan ini dan
menyediakan pemahaman ilmiah tentang kejahatan.
2. Pemikiran Filosofis dan Sosial: Pemikiran filosofis, seperti pemikiran klasik tentang
kejahatan oleh tokoh-tokoh seperti Cesare Beccaria dan Jeremy Bentham, memberikan
landasan untuk pemikiran kriminologi modern. Mereka membahas teori-teori tentang
hukuman, pencegahan kejahatan, dan konsep keadilan.
3. Perubahan dalam Sistem Hukum: Perubahan dalam sistem hukum, termasuk
perubahan dalam hukuman dan penegakan hukum, mengundang perhatian para sarjana
dan pemikir sosial untuk memeriksa bagaimana sistem hukum bekerja dan apakah
mereka efektif dalam mengatasi kejahatan.
4. Teori Sosiologi: Pengembangan teori-teori sosiologi, seperti teori konflik oleh Karl
Marx dan teori interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead, membantu dalam
pemahaman tentang faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku kriminal.
5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Statistik: Perkembangan metode ilmiah dan
statistik memungkinkan para peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis data
tentang kejahatan dan perilaku kriminal dengan lebih baik, membantu dalam
pengembangan teori-teori kriminologi yang lebih kuat.
6. Perubahan Politik dan Hukum: Perubahan dalam politik dan perubahan hukum,
seperti abolisi hukuman mati atau perubahan dalam definisi kejahatan, dapat memicu
minat dalam memahami implikasi sosial dan hukum dari perubahan ini.
7. Teknologi: Kemajuan teknologi, seperti pencetakan massal, fotografi, dan kemudian
teknologi komputer, memungkinkan untuk dokumentasi dan analisis yang lebih baik
tentang kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai