Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mochammad Rizky Maulana

NIM : 8111422509

Resume Kriminologi dan Victimologi: Sejarah Perkembangan Aliran Pemikiran dalam Kriminologi
dan Perkembangan Pengertian Kejahatan

Kriminologi dan victimologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan studi
tentang kejahatan, korbannya, dan proses hukum yang terlibat. Sejarah perkembangan aliran
pemikiran dalam kriminologi dan pengertian tentang kejahatan sangatlah penting untuk memahami
landasan teoritis serta evolusi konsep-konsep terkait kejahatan dan penegakan hukum.

Perkembangan Awal Kriminologi:


1. Klasik: Kriminologi sebagai ilmu mulai berkembang pada abad ke-18 dengan munculnya
pandangan klasik tentang kejahatan. Para pemikir klasik seperti Cesare Beccaria dan Jeremy
Bentham menekankan konsep rasionalitas individu dalam melakukan kejahatan dan perlunya
adanya hukuman yang proporsional dan dapat diantisipasi untuk mencegah kejahatan.
2. Positivis: Pemikiran kriminologi berubah pada abad ke-19 dengan munculnya aliran positivis.
Tokoh seperti Cesare Lombroso mendukung gagasan bahwa kejahatan bersifat inheren dalam
individu, sering kali terkait dengan faktor-faktor biologis dan lingkungan. Teori ini
menekankan pentingnya penelitian ilmiah dalam memahami perilaku kriminal.

Perkembangan Pengertian Kejahatan:


1. Konseptual: Pengertian tentang kejahatan juga mengalami evolusi dari waktu ke waktu. Pada
awalnya, kejahatan sering kali didefinisikan secara konseptual berdasarkan norma-norma
sosial dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2. Sosial: Seiring dengan perkembangan kriminologi, pemahaman tentang kejahatan mulai
meluas ke aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi terjadinya kejahatan.
Teori strain oleh Robert Merton, misalnya, menyoroti ketegangan antara tujuan sosial yang
diidealkan dan sarana yang tersedia untuk mencapainya sebagai faktor pendorong perilaku
kriminal.
3. Struktural: Teori-teori struktural seperti teori konflik oleh Karl Marx dan teori kontrol sosial
oleh Travis Hirschi juga turut membentuk pemahaman tentang kejahatan. Mereka
menekankan pentingnya struktur sosial dan distribusi kekuasaan dalam menentukan tingkat
kejahatan dalam suatu masyarakat.

Victimologi:

Selain memahami pelaku kejahatan, victimologi juga menjadi fokus penting dalam
kriminologi modern. Victimologi mengkaji berbagai aspek terkait korban kejahatan, termasuk dampak
fisik, psikologis, dan ekonomis dari tindak kejahatan terhadap individu dan masyarakat.

1. Perkembangan Konsep: Victimologi berkembang sebagai disiplin ilmu terpisah pada paruh
kedua abad ke-20. Pada awalnya, perhatian terhadap korban kejahatan terbatas, namun seiring
waktu, pengakuan terhadap pengalaman korban meningkat secara signifikan.

2. Perlindungan Korban: Peningkatan kesadaran terhadap hak-hak korban telah menghasilkan


perubahan signifikan dalam sistem hukum di banyak negara, termasuk pembentukan undang-
undang perlindungan korban dan peningkatan akses korban terhadap layanan rehabilitasi dan
dukungan.
Kesimpulan:
Sejarah perkembangan aliran pemikiran dalam kriminologi dan pengertian tentang kejahatan
mencerminkan kompleksitas fenomena kriminalitas dan upaya manusia untuk memahaminya dari
berbagai sudut pandang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang
memengaruhi kejahatan dan dampaknya terhadap korban, masyarakat dapat mengembangkan strategi
penegakan hukum dan pencegahan kejahatan yang lebih efektif. Kriminologi dan victimologi terus
berkembang sejalan dengan perubahan dinamika sosial, teknologi, dan politik, yang memperkaya
pemahaman kita tentang sifat dan penyebab kejahatan serta cara-cara untuk mengatasinya.
Nama : Mochammad Rizky Maulana
NIM : 8111422509

TUGAS RESUME KRIMINOLOGI DAN VICTIMOLOGI

Kriminologi adalah studi ilmiah tentang kejahatan, yang mencakup penyelidikan tentang
penyebab, pola, dan konsekuensi perilaku kriminal. Objek utama kriminologi adalah untuk
memahami mengapa orang melakukan kejahatan, bagaimana mencegahnya, serta bagaimana sistem
peradilan pidana dan penegakan hukum berfungsi dalam menanggapi kejahatan. Objek kriminologi
mencakup berbagai aspek kejahatan, termasuk tetapi tidak terbatas pada: profil pelaku kejahatan,
motif di balik tindakan kriminal, dinamika hubungan antara pelaku kejahatan dan korban, serta faktor-
faktor lingkungan, sosial, ekonomi, dan psikologis yang mempengaruhi perilaku kriminal. Metode
yang digunakan dalam kriminologi mencakup berbagai pendekatan, termasuk analisis statistik,
penelitian lapangan, eksperimen sosial, studi kasus, serta penggunaan teori-teori kriminologi untuk
menjelaskan perilaku kriminal. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisis pola
kejahatan, mengidentifikasi tren, dan mengembangkan strategi intervensi yang efektif.

Hubungan Kriminologi dengan Ilmu Lain:

a. Sosiologi: Kriminologi dan sosiologi saling terkait karena keduanya mempelajari


perilaku manusia dalam konteks sosial. Sosiologi membantu kriminologi dengan
memberikan pemahaman tentang struktur sosial, ketidaksetaraan, dan teori-teori
tentang konflik sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kejahatan dalam masyarakat.

b. Psikologi: Kriminologi memanfaatkan kontribusi psikologi untuk memahami faktor-


faktor individu yang mempengaruhi perilaku kriminal, termasuk motivasi, gangguan
mental, dan pola pikir yang devian. Psikologi klinis dan forensik membantu dalam
mengidentifikasi dan memahami karakteristik individu yang cenderung melakukan
kejahatan.

c. Hukum: Kriminologi dan hukum memiliki hubungan erat karena keduanya berkaitan
dengan sistem peradilan pidana dan penegakan hukum. Kriminologi menyediakan
wawasan tentang faktor-faktor yang mendorong perilaku kriminal, sementara hukum
mengatur respon masyarakat terhadap perilaku tersebut melalui pengaturan undang-
undang, peraturan, dan prosedur hukum.

d. Ekonomi: Kriminologi juga memperhatikan aspek ekonomi dari kejahatan, termasuk


motivasi ekonomi di balik kegiatan kriminal, dampak ekonomi dari kejahatan
terhadap korban dan masyarakat, serta analisis biaya dan manfaat dari berbagai
strategi penegakan hukum dan pencegahan kejahatan.

e. Antropologi: Kriminologi dapat memanfaatkan pendekatan antropologi untuk


memahami kejahatan sebagai fenomena budaya dan sosial. Antropologi membantu
dalam menganalisis norma, nilai, dan praktik sosial yang mungkin mempengaruhi
tingkat kejahatan dalam suatu masyarakat.

Dengan demikian, kriminologi merupakan disiplin ilmu interdisipliner yang mengintegrasikan


kontribusi dari berbagai bidang studi untuk memahami, mencegah, dan menanggapi kejahatan.
Dengan memahami objek dan metode kriminologi serta hubungannya dengan ilmu lain, kita dapat
mengembangkan pendekatan yang lebih holistik dalam memahami dan menanggapi tantangan
keamanan dan keadilan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai