Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembunuhan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk

menghilangkan/merampas jiwa orang lain. Selain itu pembunuhan dianggap perbuatan yang

sangat terkutuk dan tidak berperi kemanusiaan. Dalam kejahatan pembunuhan yang menjadi

sasaran si pelaku adalah jiwa (Nyawa) seseorang yang tidak dapat diganti dengan apapun.

Namun apakah yang dimaksud dengan kejahatan itu sendiri ternyata tidak ada pendapat yang

seragam. Hal ini dikarenakan pengertian kejahatan itu bersumber dari dalam kehidupan

masyarakat. Menurut” Mr. J.M van Bemmelen ; Kejahatan ialah tiap kelakuan yang merugikan

(merusak) dan asusila, yang menimbulkan kegoncangan yang sedemikian besar dalam suatu

masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak mencela dan mengadakan perlawanan

terhadap kelakuan tersebut dengan jalan menjatuhkan dengan sengaja suatu nestapa

(penderitaan) terhadap pelaku perbuatan itu (pembalasan).

Namun apabila kita bertitik tolak dari kepentingan masyarakat secara langsung,

kejahatan itu adalah merupakan tindakantindakan yang mempunyai dua unsur atau elemen

yaitu : 1. Kejahatan itu merugikan masyarakat umumnya secara ekonomis. 2. Merugikan secara

psikologis yang menyangkut rasa aman dan melukai perasaan susila dari suatu kelompok

manusia. Dengan demikian setiap kejahatan yang terjadi akan menimbulkan korban, yaitu

mereka yang menderita secara jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang

mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan

kepentingan dan hak asasi penderita.


4
Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini dalam menganalisa maupun dalam menangani

suatu peristiwa kejahatan, perhatian kebanyakan hanya tercurah pada sanksi pidana tindak

kejahatan tersebut, sedikit sekali perhatian diberikan pada hal yang melatarbelakangi pelaku

kejahatan yang merupakan elemen (unsur) dalam peristiwa pidana. Si pelaku merupakan salah

satu sebab terjadinya kriminalitas tetapi hal yang melatarbelakangi dalam diri korban sangat

memainkan peranan penting dalam usaha mencari kebenaran materil yang dikehendaki hukum

pidana materil serta dalam penjatuhan putusan hukuman yang akan diterimanya.

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang penjahat serta

kejahatan yang dilakukan. Dengan analisa kriminologi maka akan diperoleh suatu fakta tentang

latar belakang pelaku melakukan tindak kejahatan tersebut dan tentunya hal tersebut

menentukan pula sanksi yang diterimanya. Kejahatan dalam pandangan kriminologi

merupakan hasil dari pengaruh dan interaksi berbagai faktor seperti : faktor sosial, budaya,

ekonomi, politik dll. Bahkan dalam kurun waktu abad ke-20 ini, kejahatan dapat dikatakan

hasil dari suatu proses rekayasa masyarakat baik di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Bentuk konkrit dari kejahatan seperti pemerkosaan, pencurian, pembunuhan dan lain-

lain yang sering diberitakan melalui media massa, baik media cetak maupun elektronik. Misal

dalam kasus pembunuhan. Dalam KUHP, tindak pidana pembunuhan merupakan kejahatan

menghilangkan nyawa seseorang, dimana hak hidup merupakan hak asasi manusia yang harus

dihargai dan dilindungi. Oleh karena itu hukum sesuai fungsinya amat melindungi hak dasar

manusia tersebut, bahkan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu dapat dikenakan

sanksi maksimum hukuman mati.

Seperti kasus pembunuhan yang baru saja terjadi di tanggal 10 july 2023. Seorang pria

di nganjuk Bernama Subur, berusia 27 tahun tega membunuh temannya sendiri yang Bernama

Dony Bayu Rianto (27) lantaran hutang yang berjumlah Rp. 100.000. AKBP kapolres nganjuk

5
mengatakan bahwa pembunuhan tersebut bermula dari adanya cekcok antara pelaku dan

korban terkait masalah hutang tersebut. pelaku membunuh korban dengan menggunakan

parang sebanyak tiga kali hingga tewas. Dan usai kejadian tersebut pelaku yang mengalami

ketakutan pergi ke kantor polisi di polsek loceret untuk menyerahkan diri.

Dari kasus tersebut diatas penulis ingin melakukan tinjauan kasus tersebut dari

perspektif kriminologi di mana kriminologi yang pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari

tentang kejahatan yang dilakukan oleh manusia, penulis meninjau kasus pembunuhan tersebut

yang akan di bahas di bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa faktor yang mempengaruhi pelaku jika di Tinjau dengan menggunakan metode

Kriminologi dalam kasus tersebut?

2. Bagaimana Penyelesaian kasus dan pemberian hukuman bagi pelaku atas

pembunuhan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan faktor yang

mempengaruhi pelaku melakukan pembunuhan tersebut dari kasus kejahatan yang

dilakukan dari tinjauan kriminologi.

2. Mengetahui bagaimana tidak pidana yang seharusnya ditetapkan untuk para pelaku

kejahatan dalam kasus tersebut.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kriminologi

Kriminologi terdiri dari dua kata yakni kata crime yang berarti kejahatan dan logos

yang berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi adalah ilmu tentang kejahatan. Pengertian

kriminologi yaitu : Mengandung pengertian yang sangat luas, dikatakan demikian, karena

dalam mempelajari kejahatan tidak dapat lepas dari pengaruh dan sudut pandang.Ada yang

memandang kriminologi dari sudut perilaku yang menyimpang dari normanorma yang berlaku

dalam masyarakat. Kriminologi secara spesifik mempelajari kejahatan dari segala sudut

pandang, namun lebih khusus kejahatan yang diatur dalam Undang-Undang. Pelaku kejahatan

dibahas dari segi kenapa seseorang melakukan kejahatan (motif) dan kategori pelaku kejahatan

(tipe–tipe penjahat). Kemudian kriminologi juga mempelajari reaksi masyarakat terhadap

kejahatan sebagai salah satu upaya kebijakan pencegahan dan pemberantasan kejahatan.

2. Faktor Kejiwaan Dalam Kasus Pembunuhan

Faktor Kejiwaan Dalam pandangan Moeliono (Soedjono Dirdjosisworo, 1976:3)

merumuskan kejahatan bahwa pelanggaran terhadap norma hukum yang ditafsirkan

atau patut ditafsirkan sebagai perbuatan yang merugikan, menjengkelkan, dan tidak

boleh dibiarkan. Selanjutnya pandangan R. Soesilo (1985:13) berpendapat bahwa,

kejahatan dalam pengertian sosiologis meliputi segala tingkah laku manusia, walaupun

tidak atau bukan ditentukan dalam Undang-Undang, karena pada hakikatnya warga

masyarakat dapat merasakan dan menafsirkan bahwa perbuatan tersebut menyerang dan

merugikan masyarakat.

7
Faktor kejiwaan merupakan sifat khusus yang ada pada diri individu dan

dititikberatkan pada segi psikologis individu. Masalah kepribadian sering menimbulkan

kelakuan yang menyimpang, lebih-lebih jika seseorang (individu) dapat dikategorikan

tertekan perasaannya. Orang yang tertekan perasaanya mempunyai kecenderungan

melakukan penyimpangan, dan ini mungkin terhadap sistem sosial ataupun terhadap

pola-pola kebudayaan.

Masalah psikologis atau kepribadian manusia juga berhubungan dengan keadaan

yang didapat sewaktu-waktu atau dengan perkataan lain keadaan krisis. Setiap masa

krisis selalu ditandai dengan ditinggalkan keadaan yang lama dan memasuki keadaan

yang baru dimana memang suatu kejadian itu belum pernah dialami sebelumnya, dan

seseorang itu harus menghadapi situasi yang baru dengan cara baru. Masalah krisis ini

dapat menimbulkan kejahatan apabila individu tidak dapat menyesuaikan diri atau

mengatasi krisis tersebut. Dengan melihat teori diatas, keadaan psikologis dapat

dipengaruhi oleh situasi-situasi baru atau situasi-situasi belum pernah dialami. Peristiwa

tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh orang, sering kali terjadi akibat

keadaan psikologis orang tersebut yang juga berperan dalam terjadinya tindak pidana

itu.

3. Teori Pendekatan Kriminologi

3.1 Teori Klasik

Teori ini berdasarkan psikologi hedonistic. Menurut psikologi hedonistic setiap

perbuatan manusia berdasarkan pertimbangan rasa senang dan rasa tidak senang (sakit).

Setiap manusia berhak memilih mana yang baik dan mana yang buruk, perbuatan mana

yang mendatangkan kesenangan dan mana yang tidak.

8
3.2 Teori Neo Klasik

Teori neo klasik ini sebenarnya merupakan revisi atau pembaharuan teori klasik.

Dengan demikian teori neo klasik ini tidak menyimpang dari konsepsikonsepsi umum

tentang sifat-sifat manusia yang berlaku pada waktu itu, doktrin dasarnya tetap yaitu

bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai rasio yang berkehendak bebas dan

karenanya bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan dan dapat dikontrol oleh rasa

ketakutan terhadap hukum

3.3 Teori Sosialis

Menurut para tokoh ajaran ini, kejahatan timbul disebabkan oleh adanya tekanan

ekonomi yang tidak seimbang dalam masyarakat. Sajipto Rahardjo berpendapat bahwa,

kejahatan itu merupakan bayang-bayang manusia maka dari itu makin tinggi peradaban

manusia makin tinggi pula cara melakukan kejahatan

3.4 Teori Sosiologis

Dalam member kausa kejahatan, teori sosiologis merupakan aliran yang sangat

bervariasi. Analisis sebab-sebab kejahatan secara sosiologis banyak dipengaruhi oleh

teori kartografik dan sosialis. Teori ini menafsirkan kejahatan sebagai fungsi

lingkungan social (crine as a funcation of social environment) . Pokok pangkal ajaran

ini adalah, bahwa kelakuan jahat dihasilkan oleh proses-proses yang sama seperti

kelakuan sosial. Orang melakukan kejahatan disebabkan karena orang tersebut meniru

keadaan sekelilingnya.

3.5 Teori Psikiatrik

Teori ini lebih menekankan pada unsur psikologi, epilepsy dan moral instanity

sebagai sebab-sebab kejahatan. Teori psikiatrik ini, memberikan arti penting kepada

9
kekacauan emosional, yang dianggap timbul dalam interaksi sosial dan bukan

pewarisan. Pokok teori ini adalah organisasi tertentu dari pada kepribadian orang, yang

berkembang jauh terpisah dari pengaruh jahat, tetapi tetap akan menghasilkan kelakuan

jahat tanpa mengingat situasi-situasi sosial.

3.6 Teori Lingkungan

Menurut teori ini, seseorang melakukan kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor

di sekitarnya/lingkungan, baik lingkungan keluarga, ekonomi, social, budaya,

pertahanan keamanan termasuk dengan pertahanan dengan dunia luar, serta penemuan

teknologi . Masuknya barang-barang dari luar negeri seperti televisi, buku-buku serta

film dengan berbagai macam reklame sebagai promosinya ikut pula menentukan tinggi

rendahnya tingkat kejahatan.

4. Kasus Pembunuhan Berencana Seorang Pria Terhadap Teman Sendiri

Karena Hutang Sejumlah Rp. 100.000

Seorang pria di nganjuk Bernama Subur, berusia 27 tahun tega membunuh temannya

sendiri yang Bernama Dony Bayu Rianto (27) lantaran hutang yang berjumlah Rp. 100.000.

AKBP kapolres nganjuk mengatakan bahwa pembunuhan tersebut bermula dari adanya cekcok

antara pelaku dan korban terkait masalah hutang tersebut. Saat itu tersangka mengaku sudah

membayar utangnya kepada korban senilai Rp100.000 dengan cara mentransfer melalui ATM.

Namun korban membantah pengakuan tersangka karena dia belum mendapat pemberitahuan

dana masuk di ponselnya.

Setelah cekcok, korban dan pelaku sama-sama pulang ke rumah masing-masing.

Namun sesampainya di rumah, tersangka ternyata mengambil sebilah parang dan pergi ke

rumah korban. Saat menemukan korban tengah tidur di dalam kamarnya, tersangka langsung

menggorokan parangnya ke leher korban sebanyak tiga kali hingga tewas. Usai kejadian
10
tersangka yang ketakutan bergegas mendatangi kantor polisi di Polsek Loceret untuk

menyerahkan diri.

4.1 Faktor Yang Menyebabkan Kasus Pembunuhan Tersebut Ditinjau Dari Sisi

Kriminologi dan Tindak Penyelesaian Pidana

Dari kasus pembunuhan seorang pria yang terjadi karena hutang tersebut di atas, dengan

tinjauan dari sudut pandang kriminologi, pelaku yang melakukan kejahatan tersebut dengan

sadar dan penuh emosi membunuh korban dengan sadisnya. Disini pelaku memiliki beberapa

faktor dalam melakukan kejahatan tersebut :

1. Faktor Psikologis : Di dalam faktor ini pelaku merasakan kegelisahan, emosi

karena pelaku beripikir bahwa ia dibohongi, dan juga kehilangan kontrol dalam

mengendalikan diri atas perdebatan cekcok yang terjadi antara pelaku dan korban.

Sehingga pelaku mengambil jalan yang salah dengan membunuh korban tersebut.

namun di sisi lain faktor psikologis yang berpengaruh dalam kasus tersebut ketika

pelaku yang merasakan ketakutan dan panik setelah membunuh, bergegas untuk

segera pergi menyerahkan diri ke kantor kepolisian setempat.

2. Faktor Ekonomi : Salah satu faktor yang mempengaruhi Sebagian besar kejahatan

yang terjadi termasuk pembunuhan yang dilakukan pelaku tersebut lantaran faktor

ekonomi, pelaku yang membutuhkan uang tersebut untuk digunakan keperluannya,

merasa ingin segera mendapatkan uang tersebut Kembali untuk memenuhi

keinginan yang pelaku. Uang tersebut di ibaratkan sebagai sebuah uang terakhir

yang sangat ia butuhkan.

3. Faktor Lingkungan Pergaulan : Pelaku yang mungkin tinggal di lingkungan yang

kurang baik menyebabkan perlakuan menyimpang, kurangnya kesadaran dan

emosi marah yang berlebihan, bisa jadi dikarenakan banyak orang di

11
lingkungannya melakukan hal yang sama sehingga pelaku berpikir itu adalah hal

yang wajar dilakukan.

Dan dari kasus tersebut di atas, tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan pidana mati

atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang penjahat serta kejahatan

yang dilakukan. Dengan analisa kriminologi maka akan diperoleh suatu fakta tentang latar belakang

pelaku melakukan tindak kejahatan tersebut dan tentunya hal tersebut menentukan pula sanksi yang

diterimanya. Kejahatan dalam pandangan kriminologi merupakan hasil dari pengaruh dan interaksi

berbagai faktor seperti : faktor sosial, budaya, ekonomi, politik dll. Bahkan dalam kurun waktu abad

ke-20 ini, kejahatan dapat dikatakan hasil dari suatu proses rekayasa masyarakat baik di bidang sosial,

budaya, ekonomi dan politik.

Dari kasus pembunuhan seorang pria yang terjadi karena hutang tersebut di atas,

dengan tinjauan dari sudut pandang kriminologi, pelaku yang melakukan kejahatan tersebut

dengan sadar dan penuh emosi membunuh korban dengan sadisnya. Disini pelaku memiliki

beberapa faktor dalam melakukan kejahatan tersebut yang terdiri dari : Faktor Psikologis,

Faktor Ekonomi dan Faktor Lingkungan. Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP atau dengan

pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara.

B. Saran

Dalam kasus pembuuhan yang dilakukan oleh pelaku terlihat seperti pelaku tidak

memiliki kesadaran yang baik dalam melakukan Tindakan, yang seharusnya selain di

hukum setimpal agar tidak melakukan Tindakan seperti itu lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.metrotvnews.com/read/kWDCOq8O-pemuda-di-nganjuk-bunuh-teman-hanya-

gegara-utang-rp100-000 Diakses Tanggal 11 Juli 2023, pukul 10:45

https://www.medcom.id/nasional/daerah/zNAADa3N-pemuda-di-nganjuk-bunuh-teman-

hanya-gegara-utang-rp100-000 Diakses Tanggal 11 Juli 2023, pukul 10:46

https://onesearch.id/Record/IOS4198.5414/TOC Diakses Tanggal 11 Juli 2023, pukul 12:22

https://media.neliti.com/media/publications/358940-tinjauan-kriminologis-terhadap-

kejahatan-74151f16.pdf Diakses Tanggal 11 Juli 2023, pukul 12:40

14

Anda mungkin juga menyukai