Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-
normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi disebut sebagai
ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-norma sosial tertentu,
sehingga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat. Kriminologi berusaha untuk
memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai gejala sosial di bidang kejahatan yang
terjadi di dalam masyarakat, atau dengan perkataan lain mengapa sampai terdakwa melakukan
perbuatan jahatnya itu.
Kriminologi dapat digolongkan sebagai disiplin ilmu yang baru muncul belakangan,
namun, pembahasan mengenai kejahatan setidaknya sudah muncul sejak 250 tahun yang lalu.
Kriminologi berasal dari bahasa latin, yaitu crimen dan logos. Crimen berarti kejahatan,
sementara logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah, kriminologi adalah ilmu
pengetahuan tentang kejahatan, atau lebih tepatnya kriminologi mempelajari segala aspek
tentang kejahatan.

Kata “kriminologi” pertama kali digunakan oleh antropolog Perancis bernama Paul
Topinard (1830-1911) yang meneliti dengan pendekatan antropologi fisik bagaimana bentuk
tubuh mempengaruhi seseorang untuk berbuat jahat. Namun, pembahasan mengenai masalah-
masalah kejahatan sudah dipelajari lebih awal, seperti pada karya-karya yang ditulis oleh
Cesare Beccaria (1738-1794) dan Jeremy Bentham (1748-1832). Kriminologi dapat
digolongkan sebagai disiplin ilmu yang baru muncul belakangan, namun, pembahasan
mengenai kejahatan setidaknya sudah muncul sejak 250 tahun yang lalu.

Kriminologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang sifat, jenis, penyebab, dan
pengendalian dari perilaku kejahatan, penyimpangan, kenakalan, serta pelanggaran hukum.
Kriminologi adalah ilmu sosial terapan di mana kriminolog bekerja untuk membangun
pengetahuan tentang kejahatan dan pengendaliannya berdasarkan penelitian empiris. Penelitian

4
ini membentuk dasar untuk pemahaman, penjelasan, prediksi, pencegahan, dan kebijakan
dalam sistem peradilan pidana.

Kriminologi menurut Enrico Ferri berusaha untuk memecahkan masalah kriminalitas


dengan telaah positif dan fakta sosial, kejahatan termasuk setiap perbuatan yang mengancam
kolektif dan dari kelompok yang menimbulkan reaksi pembelaan masyarakat berdasarkan
pertimbangannya sendiri. Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai fenomena sosial
sehingga sebagai perilaku kejahatan tidak terlepas dalam interaksi sosial, artinya kejahatan
menarik perhatian karena pengaruh perbuatan tersebut yang dirasakan dalam hubungan antar
menusia.

Andaikan seseorang yang oleh masyarakatnya dinyatakan telah berbuat jahat, maka
perbuatan seperti itu bila dilakukan terhadap dirinya sendiri. misalnya mengambil barang
miliknya untuk dinikmati- atau perbuatan tersebut dilakukan terhadap hewan-hewan di hutan
bebas- misalnya menganiaya babi hutan yang ditangkapnya. maka perbuatan itu tidak
dianggap jahat dan perilaku itu tidak menarik perhatian. Nama kriminologi yang ditemukan
oleh P.Topinard (1830-1911) seorang ahli antropologi prancis, secara harafiah kriminologi
berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang penjahat dan
kejahatan.
Selanjutnya Moeljatno berpendapat bahwa Kriminologi adalah untuk mengerti apa sebab-
sebab sehingga seseorang berbuat jahat. Apakah memang karena bakatnya adalah jahat ataukah
didorong oleh keadaan masyarakat disekitarnya (milieu) baik keadaan sosiologis maupun
ekonomi ataukah ada sebabsebab lain lagi. Jika sebab-sebab itu diketahui, maka disamping
pemidanaan, dapat diadakan tindakan- tindakan yang tepat, agar orang tadi tidak lagi berbuat
demikian atau agar orang-orang lain tidak akan melakukannya. Karena itulah terutama
dinegeri-negeri angelsaks, Kriminologi dibagi menjadi tiga bagian:

1. Criminal biology, yang menyelidiki dalam diri orang itu sendiri akan sebabsebab dari
perbuatannya, baik dalam jasmani maupun rohani.

2. Criminal sosiologi, yang mencoba mencari sebab-sebab dalam lingkungan masyarakat


dimana penjahat itu berbeda (dalam milieunya).

3. Criminal policy, yaitu tindakan-tindakan apa yang disekitarnya harus dijalankan supaya
orang lain tidak berbuat demikian.

5
Kriminologi adalah disiplin ilmu yang sangat elastis, bukan karena corak
multidisiplinnya saja, tetapi juga karena kejahatan dapat terwujud dalam konteks sosial dan
hukum yang berbeda, di masing-masing tempat dan waktu yang berlainan. Kriminologi
memberikan pemahaman yang holistik mengenai kejahatan. Dengan mendasari pada metode
ilmiah, pengetahuan tentang kejahatan tidak didasari pada akal sehat belaka (common sense).
Sehingga, mempelajari kriminologi berarti melihat fenomena kejahatan dengan pemahaman
yang sebenar-benarnya. Hal ini beralasan karena sering kali pemahaman mengenai kejahatan
masih mengandung sejumlah asumsi yang tidak benar dan tidak berdasar.

Terdapat kasus Pembunuhan yang dilakukan oleh Rochmat Bagus Apriatma (41),
seorang guru musik, diduga membunuh AN, mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya). Kasus
ini terungkap setelah pada Rabu (7/6/2023), sebuah koper berisi mayat ditemukan di jurang di
kawasan Gajah Mungkur Cangar, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Mayat itu diduga AN yang
sempat hilang sejak 3 Mei 2023. Saat ini, polisi sudah mengamankan Rochmat yang pernah
menjadi guru gitar AN.

Dari hasil pengakuan terduga pelaku kepada polisi, korban dan pelaku sudah saling
mengenal sejak 5 tahun lalu saat korban masih duduk di bangku SMA. Hingga tulisan ini
diunggah, penyidik masih terus menggali keterangan serta mengumpulkan bukti-bukti motif
pelaku melakukan pembunuhan tragis ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa motif dari para pelaku jika di Analisa dengan menggunakan metode Kriminologi
dalam kasus tersebut?
2. Bagaimana para penegak hukum menindaklanjuti kasus yang dilakukan oleh pelaku
RBA dalam kasus pembunuhan berantai tersebut dan hukuman pidana yang harus
ditetapkan untuk para pelaku pembunuhan tersebut?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis
motif dari kasus kejahatan yang dilakukan, juga berusaha untuk memecahkan masalah
kriminalitas dengan telaah positif dan fakta sosial dari kasus tersebut.
2. Mengetahui bagaimana tidak pidana yang seharusnya ditetapkan untuk para pelaku
kejahatan dalam kasus tersebut.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Manfaat dari Kriminologi


Secara umum tujuan kriminologi adalah untuk mempelajari kejahatan dari berbagai aspek,
sehingga diharapkan dapat memperoleh pemahaman mengenai fenomena kejahatan dengan
lebih baik. Tujuan secara kongkrit adalah untuk:

a. Bahan masukan pada membuat undang-undang (pembuatan/pencabutan undang-


undang).
b. Bahan masukan bagi aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum dan
pencegahan kejahatan non penal policy (menekankan tindakan preventif sebelum
terjadinya suatu tindak pidana) terutama polri.
c. Memberikan informasi kepada semua instansi agar melaksanakan fungsi-fungsi
yang diembannya secara konsisten dan konsekuen untuk mencegah terjadi
kejahatan.
d. Memberikan informasi kepada perusahaan-perusahaan melaksanakan pengamatan
internal secara ketat dan teridentifikasi serta melaksanakan fungsi sosial dalam areal
wilayah perusahaan yang mempunyai fungsi pengamanan eksternal untuk
mencegah kejahatan.
e. Memberikan informasi kepada masyarakat pemukiman, tempat-tempat umum
untuk membentuk pengamanan swakarsa dalam mencegah terjadi kejahatan.

2. Kejahatan Dan Jenis Kejahatan


2.1 Pengertian Kejahatan

Kejahatan adalah suatu persoalan yang selalu melekat dimana masyarakat itu ada.
Kejahatan selalu akan ada seperti penyakit dan kematian yang selalu berulah seperti halnya
dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ketahun. Segala daya upaya dalam menghadapi
kejahatan dapat menekan atau mengurangi meningkatnya jumlah kejahatan dan memperbaiki
penjahat agar dapat kembali sebagai warga masyarakat yang baik.

Kejahatan adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk menilai perbuatan-
perbuatan tertentu sebagai perbuatan jahat. Dengan demikian, maka si pelaku disebut sebagai

7
penjahat. Pengertian tersebut bersumber dari manusia, sehingga ia memiliki pengertian yang
sangat relatif, yaitu tergantung pada manusia yang memberikan penilaian itu. Tentang definisi
dari kejahatan itu sendiri tidak terdapat kesatuan pendapatdiantara para sarjana, R. Soesilo
membedakan pengertian kejahatan secara yuridis dan pengertian kejahatan secara sosiologis.

Ditinjau dari segi yuridis, pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah laku yang
bertentangan dengan Undang-Undang. Ditinjau dari segi sosiologis, maka yang dimaksud
dengan kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita, juga
sangatmerugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan
ketertiban.

A. Jenis Kejahatan
Kejahatan dapat digolongkan atas beberapa penggolongan sebagai berikut : penggolongan
kejahatan yang didasarkan pada motif pelaku. Hal ini dikemukakan menurut pandangan
Bonger sebagai berikut :
a. Kejahatan ekonomi (economic crimes), misalnya penyelundupan.
b. Kejahatan seksual (economic crimes), misalnya perbuatan zina, Pasal 284 KUHP.
c. Kejahatan politik (politic crimes), misalnya pemberontakan Partai Komunis Indonesia,
DI /TII dan lain sebagainya.
d. Kejahatan diri (moscellaneus crimes), misalnya penganiayaan yang motifnya dendam.

Penggolongan kejahatan yang ditulis oleh A.S. Alam didasarkan kepada berat ringannya suatu
ancaman pidana yang dapat dijatuhkan, yaitu:

a) Kejahatan, yakni semua pasal-pasal yang disebut di dalam Buku II KUHP, seperti
pembunuhan, pencurian dan lain-lain.
b) Pelanggaran, yakni semua pasal-pasal yang disebut di dalam Buku III KUHP, misalnya
saksi di depan persidangan memakai jimat pada waktu ia harus memberikan keterangan
dengan sumpah, dihukum dengan hukuman kurung selama-lamanya 10 hari dan denda
Rp. 750,-
• Penggolongan kejahatan untuk kepentingan statistik, oleh sebagai berikut :
a. Kejahatan terhadap orang (crimes against person), misalnya pembunuhan,
penganiayaan dan lain-lain.
b. Kejahatan terhadap harta benda (crimes against property), misalnya pencurian,
perampokan dan lain-lain.

8
c. Kejahatan terhadap kesusilaan umum (crimes against piblicdecency), misalnya
perbuatan cabul.
• Penggolongan kejahatan untuk membentuk teori. Penggolongan didasarkan akan
adanya kelas-kelas kejahatan dan beberapa menurut proses penyebab kejahatan itu,
yaitu cara melakukan kejahatan teknik-teknik dan organisasinya dan timbul kelompok-
kelompok yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Kelas-kelas tersebut sebagaimana
ditulis oleh A.S. Alam sebagai berikut :
a) Profesional crimes, yaitu kejahatan yang dilakukan sebagai mata pencaharian tetapnya
dan mempunyai keahlian tertentu untuk profesi itu, misalnya pemalsuan uang, tanda
tangan dan pencopet.
b) Organized crimes, yaitu suatu kejahatan yang terorganisir, misalnya pemerasan ,
perdagangan narkotika dan obat- obatan terlarang.
c) Occasional crimes, yaitu suatu kejahatan karena adanya suatu kesepakatan, misalnya
pencurian di rumah secara bersama.
• Penggolongan kejahatan yang dilakukan oleh nilai-nilai sosiologi yang dikemukakan
oleh A.S. Alam sebagai berikut :
a) Violent personal crimes, yaitu kejahatan kekerasan terhadap orang, misalnya
pembunuhan (murder), pemerkosaan (rape) dan penganiayaan (assault).
b) Occasional property crimes, yaitu kejahatan harta benda karena kesepakatan,
misalnya pencurian kendaraan bermotor, pencurian di tokotoko besar.
c) Occupational crimes, yaitu kejahatan karena kedudukan atau jabatan, misalnya
korupsi.
d) Politic crimes, yaitu kejahatan politik, misalnya pemberontakan sabotase, perang
gerilya dan lain-lain.
e) Public order crimes,yaitu kejahatan terhadap ketertiban umum yang biasa disebut
dengan kejahatan tanpa korban, misalnya pemabukan, Wanita melacurkan diri.
f) Convensional crimes, yaitu kejahatan konvensional, misalnya perampokan
(robbory), pencurian kecil-kecilan (larceny), dan lain- lain.
g) Organized crimes, yaitu kejahatan yang terorganisir, misalnya perdagangan wanita
untuk pelacuran, perdagangan obat bius.
h) Professional crimes, yaitu kejahatan yang dilakukan sebagai profesinya, misalnya
pemalsuan uang, pencopet, dan lain-lain.

9
Selanjutnya untuk mengetahui kejahatan yang terjadi di masyarakat, diperlukan
adanya statistik kejahatan. Statistik kejahatan merupakan statistik yang paling sempurna.
Adapun hal-hal yang menyebabkan kesulitan di dalam Menyusun statistik kejahatan adalah
sebagai berikut :

a. Tidaklah mungkin mengetahui dengan pasti jumlah kejahatan yang terjadi di dalam
setiap daerah peradilan pada suatu waktu tertentu.
b. Kadang-kadang suatu tindakan dicap sebagai kejahatan, sebaliknya bukan kejahatan
oleh peneliti lain.
c. Merupakan kenyataan sehari-hari bahwa banyak kejahatan yang terjadi tanpa diketahui
oleh yang berwenang.

3. Kronologis Kasus Pembunuhan Mahasiswi Ubaya Oleh Guru Musiknya

Pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku Rochmat Bagus Apriatma berusia 41 tahun yang
adalah seorang guru musik dari korban itu sendiri AN, Mahasiswi di Universitas Surabaya,
kasus ini terungkap setelah pada hari Rabu, 07 Juni 2023 warga sekitar menemukan koper
berisi mayat yang ditemukan di jurang di Kawasan Gajah Mungkur, Jawa Timur. Mayat
tersebut diduga AN yang sempat hilang sejak 3 Mei 2023. Polisi mengidentifikasi mayat
tersebut adalah AN dengan KTP yang terdapat di saku mayat tersebut.
Penangkapan terhadap pelaku R berkaitan dengan pihak kepolisian melakukan pengecekan
CCTV di apartemen milik korban di Kawasan Gunung Anyar. Ditemukan yang paling terakhir
bersama korban tersebut adalah guru les music yang diidentifikasi berinisial R tersebut. Korban
yang mengendarai mobil Expander menjemput pelaku di kediamannya, keduanya kemudian
bertemu dan melakukan sejumlah aktivitas. Pada tanggal 4 mei mereka tidur di parkiran
menurut warga setempat dan warga mengatakan sempat mengetahui adanya pertengkaran
karena korban berteriak minta tolong namun aksinya dihentikan pelaku dengan mencekik dan
membekap mulut korban.
Dari penyelidikan tersebut, pelaku pembunuhan membunuh korban dengan menjerat leher
korban saat berada di sebuah apartemen di Kawasan Surabaya Timur, lalu mayat AN tersebut
dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di Cangar, Mojokerto. Dan di hari itulah keluarga
korban melaporkan AN hilang. Pelaku mengaku bahwa keduanya sudah saling mengenal sejak
5 tahun lalu saat korban masih di bangku SMA. Ia mengaku memiliki hubungan rahasia yang
tidak diketahui keluarga korban, dan pelaku sendiri telah memiliki pasangan.

10
Ibu korban mengatakan bahwa putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band dan
korban mengisi posisi gitaris dalam band tersebut. ibu korban tidak tahu bahwa mereka
memiliki hubungan gelap karena yang diketahui ibu korban bahwa pelaku tersebut telah
memiliki kekasih. Pelaku mengaku motif dalam pembunuhan tersebut lantaran ia merasa sakit
hati dengan perkataan korban.

3.1 Faktor Yang Menyebabkan Kasus Pembunuhan oleh RBA Dari Sisi
Kriminologi
Dari kasus di atas, dilihat dari sudut pandang kriminologi, kejahatan yang dilakukan oleh
tersangka ini dilakukan secara sadar dan dikatakan oleh keterangan kepolisian bahwa pelaku
tidak ada rasa bersalah dan tidak ada permintaan maaf ke pihak keluarga, seperti memiliki
perbuatan menyimpang di dalam diri tersangka secara psikologis. Menurut teori kriminologi,
kejahatan yang dilakukan pelaku termasuk dalam Kejahatan diri (moscellaneus crimes),
misalnya penganiayaan yang motifnya dendam.
Menurut teori psikogenesis, teori ini mengatakan bahwa prilaku kriminalitas timbul karena
faktor intelegensi, ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah, fantasi dan kecendrungan
psikopatologis. Psikopatologi dapat pula diartikan gangguan perilaku seorang psikopat.
Dimana salah satu faktor utamanya disebabkan oleh gejala neurotik. Ketika seseorang tidak
dapat mengendalikannya, maka akan bermanifestasi menjadi gejala penyerta lain seperti
muncul perasaan lain seperti mereka tertekan, sulit konsentrasi, mudah marah, energi rendah,
mengalami gangguan tidur, ada dorongan ingin bunuh diri, kesulitan menghadapi kehidupan
sehari-hari dan antisosial.
Dimana tersangka itu sendiri membunuh dengan mudahnya hanya karena sakit hati oleh
perkataan korban, yang sebenarnya bisa di kendalikan jika memiliki pemikiran yang tenang
dan normal, menyimpulkan bahwa perilaku kriminalitas tersangka dalam sikap-sikap yang
salah dan kecendrungan psikopatologis. Pelaku pun dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang
pembunuhan berencana dengan ancaman pidana paling berat hukuman mati.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kriminologi disebut sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya
dengan norma-norma sosial tertentu, sehingga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi
penjahat. Kriminologi berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai
gejala sosial di bidang kejahatan yang terjadi di dalam masyarakat, atau dengan perkataan
lain mengapa sampai terdakwa melakukan perbuatan jahatnya itu.

Dari kasus di atas, dilihat dari sudut pandang kriminologi, kejahatan yang dilakukan
oleh tersangka ini dilakukan secara sadar dan dikatakan oleh keterangan kepolisian bahwa
pelaku tidak ada rasa bersalah dan tidak ada permintaan maaf ke pihak keluarga, seperti
memiliki perbuatan menyimpang di dalam diri tersangka secara psikologis. Menurut teori
kriminologi, kejahatan yang dilakukan pelaku termasuk dalam Kejahatan diri (moscellaneus
crimes), misalnya penganiayaan yang motifnya dendam.

B. Saran
Dalam kasus pembuuhan berantai yang dilakukan oleh pelaku terlihat seperti pelaku
tidak mengenal takut akan hukum yang berlaku di Indonesia, pelaku menganggap semua
perbuatan yang mereka lakukan tidak akan menimbulkan hukuman berat yang akan
menimpa mereka. Penegak hukum yang mengadili kasus tersebut diharapkan agar bisa
bertindak tegas dan menghukum dengan hukuman yang berat yang setimpal agar dapat
memberikan efek jera dan menjadi contoh kepada masyarakat bahwa peraturan perundang-
undangan Hukum pidana di Indonesia berlaku tegas kepada siapapun yang berbuat
kejahatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://criminology.fisip.ui.ac.id/ diakses tanggal 7 Juli 2023, Pukul 21:22

http://repository.umsu.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15406/1/KRIMINOLOGI%20Suatu%
20Pengantar%20%281%29.pdf diakses tanggal 7 Juli 2023, Pukul 21:24

https://news.republika.co.id/berita/rvxw6c425/kasus-pembunuhan-mahasiswi-dalam-koper-
polisi-tangkap-guru-les-musik-korban diakses tanggal 7 Juli 2023, Pukul 21:24

https://www.kompas.tv/regional/414782/soal-motif-guru-musik-bunuh-mahasiswi-ubaya-
polisi-sakit-hati?page=all diakses tanggal 7 Juli 2023, Pukul 21:28

https://www.harianterbit.com/megapolitan/2749090697/kronologi-kasus-tewasnya-
mahasiswi-ubaya-oleh-guru-les-musik?page=2 diakses tanggal 8 Juli 2023, Pukul 13:22

13

Anda mungkin juga menyukai