NPM: 201810115198
Kelas: 6-A3
Dosen: Rachmat Kurniawan Siregar, SH., MH.
Matakuliah: Kriminologi dan Viktimologi
Soal-soal
1. Jelaskan dengan singkat mengenai kriminologi dari aspek:
a. Pengertian, ruang lingkup, sifat dan hakikat serta objek dari kriminologi!;
b. Fungsi dan tujuan dari kriminologi!;
c. Perkembangan kriminologi!;
d. Hubungan kriminologi dengan viktimologi, hukum pidana dengan ilmu sosial lainnya!;
3. Jelaskan mengenai kejahatan dari pengertian dan klasifikasi serta bentuknya; dan
pelaku kejahatan dari aspek pengertian dan klasifikasi serta tipologinya! Dan
mengapa mengenai hukuman tidak dibahas?;
4. Jelaskan aliran-aliran pemikiran kriminologi dan analisis teori aliran yang relevan
terhadap kasus-kasus kejahatan di Indonesia!
5. Jelaskan teori-teori kriminologi perspektif biologis dan psikologis dan analisis teori
tersebut terhadap kasus pemboman bunuh diri di Makasar dan teror di Mabes Polri!
Ruang lingkup Kriminologi meliput berbagai aspek yang berkaitan dengan Undang-
Undang. Proses tersebut antara lain meliputi, pembuatan undang-undang, pelanggaran
terhadap undang-undang, dan Reaksi terhadap pelanggaran undang-undang.
b. fungsi dan Tujuan dari kriminologi yaitu bahwa, ilmu kriminologi hadir bukan berarti
tanpa tujuan. Ilmu satu ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain
mengenai sebab-sebab seseorang melakukan kejahatan. Selain itu, apakah seorang yang
melakukan kejahatan tersebut disebabkan karena kondisi sosial atau masyarakat di
sekitarnya.
c. kriminologi pertama kali dikemukakan pada 427- 347 sebelum masehi, oleh Plato yang
mengemukakan bahwa emas dan manusia merupakan sumber kejahatan, dan jika tidak ada
status orang miskin dan orang kaya maka akan adanya kesusilaan dan tidak aka nada rasa iri
hati dan kealiman, pada 384-322 sebelum masehi, Aristoteles mengemukakan bahwa
kemiskinan yang menyebabkan kejahatan dan pemberontakan, kedua pengarang tersebut
mengemukakan bahwa sanksi hukuman bukanlah untuk perbuatan jahat namun untuk
mencegah terjadinya kejahatan. ada Abad 20 terdapat 3 jenis aliran yang berkembang yaitu
aliran positif Matza, aliran hukum dan kejahatan, dan aliran social defense dipelopori Judge
arc Ancel. Aliran positif Matza memiliki ciri-ciri positif yaitu, pengutamaan pelaku kejahatan
dari hukum pidana, penentuan tingkah laku manusia yang didasarkan dengan faktor
lingkungan dan fisik, dan pembedaan antara pelaku kejahatan dan non pelaku kejahatan.
d. - Hubungan antara kriminologi dan viktimologi, sudah tidak dapat diragukan lagi,
dikarenakan dari satu sisi kriminologi membahas secara luas mengenai pelaku dari suatu
kejahatan, sedangkan viktimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang korban dari
suatu kejahatan.
- Hubungan antara ilmu hukum pidana dan kriminologi, dapat dikatakan mempunyai
hubungan timbal balik dan bergantungan satu sama lain (interrelation dan dependence).
Kedua ilmu pengetahuan itu bertemu dalam fokus pada kejahatan, dengan prinsip-prinsip
yang berbeda karena objek dan tujuannya. Ilmu hukum pidana mempunyai objek pada aturan
hukum tentang kejahatan dengan akibat hukum berupa pidana dan tujuannya untuk
mendapatkan pengertian dan penggunaan pidana yang sebaik-baiknya guna mencapai
keadilan hukum, sedangkan krimonologi mempunyai objek manusia penjahat di belakang
peraturan hukum pidana dan tujuannya memperoleh pengertian tentang sebab kejahatan
untuk memberikan pidana atau tindakan yang tepat agar tidak melakukan lagi kejahatan.
- Hubungan Kriminologi dengan Ilmu Sosial Lainnya, yaitu Sosiologi, Melalui pemahaman
sosiologis dalam memberikan penjelasan kriminologis maka terlihat upaya kriminologi dalam
menjelaskan kejahatan sebagai suatu gejala sosial. Mempelajari kejahatan sebagai suatu
gejala sosial tidaklah mungkin mengabaikan kondisi kehidupan sosial di mana kejahatan itu
muncul sebagai produk dari kondisi sosial tersebut.
pada zaman ini sudah banyak pengetahuan yang berkembang, tetapi kaitannya dengan
kriminologi belum mendapat perhatian secara sistematis dari kalangan intelektual pada waktu
itu. Penglihatan secara kacamata antropologis cholast belum memuaskan walaupun telah
dicoba G. Antonini dalam karyanya I Preccursori di Lombroso tahun 1909. Walaupun
sebelumnya Plato (sebagai pengarang asal Yunani) telah menyebutkan bahwa sumber dari
kejahatan adalah emas, manusia, yang ditulis dalam bukunya Republik. Selain itu, untuk
melacak keberadaan kriminologi di zaman Yunani adalah dapat dilihat dari pernyataan-
pernyataan Aristoteles (384-322 s.M.) seperti “Kemiskinan menimbulkan kejahatan dan
pemberontakan” Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang
diperlukan dalam hidup, tapi untuk kemewahan.
Van Kan yang memberi saham dalam merintis pertumbuhan kriminologi dengan orientasi
sosiologi kriminel dengan mengemukakan pendapat ahli zaman ini. Tidak banyak pengarang
memberi perhatian pada zaman ini, baik dari golongan patrisik maupun dari golongan
cholastic. Thomas Van Aquino (1226-1274) mengemukakan pendapat bahwa kemiskinan
dapat menimbulkan kejahatan, sedang orang kaya yang hidup bermewah-mewah akan
menjadi pencuri bila jatuh miskin. Dan kemiskinan biasanya memberi dorongan mencuri.
Masa ini dapat dianggap masa lahirnya kriminologi dalam arti sempit, karena pada masa ini
Thomas More membahas hubungan kejahatan dengan masyarakat. Ahli hukum ini
mengarang sebuah roman sosialistis bersifat utopis (1516). Dia mengkeritik pemerintahan
Inggris yang menghukum penjahat terlalu keras serta mengatakan kejahatan hanya berkurang
bila ada perbaikan hidup, bukan karena hukuman yang keras. Mengecam susunan hukum
pidana dimana berlaku hukuman mati untuk pencurian. Tetapi setuju bahwa penjahat harus
menebus dosanya.
Perkembangan Pada Abad ke XVIII
Pada abad ini mulai terdapat penentangan terhadap hukum pidana. Hukum pidana
sebelumnya ditujukan untuk menakuti dengan penjatuhan hukuman penganiayaan. Pribadi
penjahat tidak mendapat perhatian sehingga acara pidana bersifat inquisitor. Pembuktian
tergantung dari kemauan si pemeriksa dan pengakuan si tersangka. Keadaan ini mengundang
reaksi. Reaksi terhadap ancientregime mempengaruhi hukum dan acara pidana. Keadaan ini
disokong dengan timbulnya aufklarung. Mulailah hak azasi manusia diberlakukan pula untuk
si penjahat dan rasa adil.
Pada pertengahan abad XX kriminologi mengalami perubahan pandangan yang pada mulanya
kriminologi membahas mengenai kejahatan dalam masyarakat, yang kemudian mengalami
pergeseran pandangan pada proses pembentukan perundang-undangan yang berasal dari
kekuasaan negara sebagai penyebab munculnya kejahatan dan para penjahat baru di dalam
masyarakat. Pandangan ini dikenal sebagai aliran kriminologi kritis. Aliran ini memandang
bahwa kekuasaan negara adalah penyebab dari kejahatan dan seharusnya bertanggung jawab
atas merebaknya kejahatan dalam masyarakat.
Era Globalisasi memiliki makna yang dalam yang terjadi pada segala aspek kehidupan dari
aspek ekonomi, social budaya, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tentu
memberi dampak yang luar biasa dalam perkembangan zaman. Perkembangan Globalisasi
yang ditandai dengan berkembangnya arus informasi menuntu nilai-nilai serta norma baru
dalam kehidupan nasional dan antar bangsa. Kriminologi dalam suatu ilmu pada era
globalisasi memperluas cakupan keilmuannya dengan mengkaji kejahatan-kejahatan modern.
Tentunya penanggulangan kejahatan modern tersebut harus dilakukan secara modern agar
dapat memahami bagaimana menegakan hukum di era globalisasi yang serba modern
ini. Kejahatan baru di Era Globalisasi sangatlah berkaitan dengan perkembangan ekonomi
global. Meningkatnya kebutuhan masyarakat mendorong perekonomian dunia khususnya di
bidang perdagangan internasional yang mana secara signifikan memberi celah munculnya
pelaku kejahatan tipe baru tersebut. Selain itu penanganan pelaku kejahatan dituntut pula
untuk memperhatikan unsur-unsur Hak Asasi Manusia (HAM) yang secara fundamental
dimiliki oleh masing-masing individu.
3. Jelaskan mengenai kejahatan dari pengertian dan klasifikasi serta bentuknya; dan
pelaku kejahatan dari aspek pengertian dan klasifikasi serta tipologinya! Dan
mengapa mengenai hukuman tidak dibahas?
Jawaban: Sebagaimana dimaksud Kriminologi, oleh karenanya, harus dapat
menjelaskan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan kehadiran kejahatan
dan menjawab sebab-sebab seseorang melakukan perbuatan jahat. perbuatan jahat maka
kita juga harus menggali pengetahuan tentang sebab-sebab mengapa seorang pelaku
kejahatan (penjahat) melakukan perbuatan jahatnya. Dengan kata lain, dengan
mempelajari kriminologi seseorang tidak hanya dapat menjelaskan masalah-masalah
kejahatan tetapi juga diharapkan akan dapat mengetahui dan menjelaskan sebab-sebab
mengapa kejahatan itu timbul dan bagaimana pemecahan masalahnya. Jadi beberapa
perbuatan tertentu yang dianggap oleh masyarakat (negara) sebagai perbatan yang tidak
disukai, didefinisikan sebagai kejahatan (misalnya, mengambil nyawa orang lain atau
membunuh, mengambil barang orang lain atau mencuri, menipu dan sebagainya).
Mengapa mengenai hukuman tidak dibahas? Karena lebih memfokuskan perhatiannya pada
objek studi Kriminologi, yakni korban kejahatan, dengan mempelajari hal-hal yang terkait
dengan kedudukan korban dalam kejahatan, interaksi yang terjadi antara korban dan penjahat,
tanggung jawab korban pada saat sebelum dan selama kejahatan terjadi
Jawaban: Sebagaimana dimaksud dengan aliran pemikiran disini adalah cara pandang
(kerangka acuan, paradigma, perspektif) yang digunakan oleh para kriminolog dalam melihat,
menafsirkan, menanggapi dan menjelaskan fenomena kejahatan. Oleh karena pemahaman
kita terhadap dunia sosial terutama dipengaruhi oleh cara kita menafsirkan peristiwa-
peristiwa yang kita alami/lihat, sehingga juga para ilmuwan cara pandang yang dianutnya
akan mempengaruhi wujud penjelasan maupun teori yang dihasilkannya. Dengan demikian
untuk dapat memahami dengan baik penjelasan dan teori-teori kriminologi, perlu diketahui
perbedaan-perbedaan aliran pemikiran/paradigma dalam kriminologi.
1. Aliran klasik
Aliran pemikiran ini mendasarkan pada pandangan bahwa intelegensi dan rasionalitas
merupakan ciri fundamental manusia dan menjadi dasar bagi penjelasan perilaku
manusia, baik yang bersifat perorangan maupun yang bersifat kelompok.
2. Aliran positivis
Aliran pemikiran ini bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia ditentukan
oleh faktor-faktor di luar kontrolnya, baik yang bempa faktor biologik maupun
kultural. Ini berarti bahwa manusia bukan mahkluk yang bebas untuk menuruti
dorongan keinginannya dan intelegensinya, akan tetapi mahkluk yang dibatasi atau
ditentukan perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya.
3. Aliran Kritis
Pemikiran kritis yang dikenal dalam berbagai disiplin ilmu seperti politik, ekonomi
sosiologi dan filsafat, mucul pada beberapa dasawarsa terakhir ini. aliran pemikiran
kritis tidak berusaha menjawab pertanyaan apakah perilaku manusia itu bebas atau
ditentukan, akan tetapi lebih mengarahkan pada mempelajari proses-proses manusia
dalam ( membangun dunianya dimana dia hidup.
4. Kriminologi Sosialis
Dalam ajaran ini, kejahatan dipandang sebagai hasil, sebagai akibat atau sebagai
akibat lainnya saja. Ajaran ini menghubungkan kondisi kejahatan dengan kondisi
ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat. Walaupun dengan
demikian, ajaran ini dapat dikatakan ilmiah, sebab ajarannya dimulai dengan sebuah
hipotesa dan kumpulan bahan-bahan nyata dan menggunakan cara yang
memungkinkan orang lain untuk mengulangi penyelidikan dan untuk menguji
kembali kesimpulan-kesimpulannya. Aliran ini menjelaskan bahwa kecendrungan
berbuat jahat mungkin karena keturunan atau memiliki kepribadian yang unik ataupun
merupakan ekspresi sari sifat- sifat kepribadian dan keadaan social maupun proses-
proses lain yang menyebabkan adanya potensi pada orang tertentu.
5. Jelaskan teori-teori kriminologi perspektif biologis dan psikologis dan analisis teori
tersebut terhadap kasus pemboman bunuh diri di Makasar dan teror di Mabes Polri!
Jawaban:
Sebagaimana dimaksud teori-teori kriminologi perspektif biologis dan psikologis sebuah
pendekatan psikologi yang menekankan pada berbagai peristiwa yang berlangsung dalam
tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang. Perspektif Biologis
memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi yang nenekankan pada
mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam kognisi,
perkembangan, emosi praktek-praktek sosial, dan area-area lain dari perilaku.
Untuk menganlisa kasus pemboman bunuh diri di Makasar dan teror di Mabes Polri dapat
dikaitkan dengan Teori organismik diartikan bahwa setiap simtom tertentu yang diperlihatkan
oleh pasien tidak dapat dipahami semata-mata sebagai akibat dari luka atau penyakit pada
organ tertentu tetapi harus dilihat sebagai manifestasi si organisme secara keseluruhan.
Organisme selalu bertingkah laku sebagai satu keseluruhan dan bukan rangkaian dari dua
rangkaian yang terpisah. Antara jiwa dan badan adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat berdiri sendiri. Psikologi mempelajari organisme dari salah satu perspektif dan fisiolog
dari perspektif yang lain.
Jika dikaitkan dengan Teori Lombroso menjelaskan tentang penjahat mewakili suatu tipe
keanehan fisik, yang berbeda dengan non criminal, dia mengklaim bahwa para penjahat
mewakili sutau bentuk kemerosotan yang termanifes dalam karakter fisik yang merefleksikan
suatu bentuk awal dari evolusi. Teorinya tentang born criminal menyatakan bahwa para
penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek
moyang mereka yang mirip kera dalam sifat bawaan dan watak dibandingkan mereka yang
bukan penjahat. Yang artinya teori ini menjelaskan sebuah kelompok atau badan yang
memiliki keanehan yang berbeda dari yang lain pada umumnya. Mereka sering mengklaim
bahwa merekalah yang paling benar dari segalanya. Dengan adanya kasus ini maka dapat
disimpulkan bahwa pelaku-pelaku yang menjadi pelaku bom bunuh diri dan terror termasuk
dalam Teori Lombroso
6. Jelaskan teori-teori kriminologi perspektif sosiologis dan analisis teori tersebut terhadap
prahara perebutan pimpinan di Partai Demokrat!
Jawaban:
Jadi, kriminal itu sendiri yang menganggap statistik kriminal sebagai pencerminan
kejahatan dari masyarakat, akan tetapi pada kenyataannya hanya sebuah formalitas dari
pemerintah (polisi)