Anda di halaman 1dari 22

Efektifitas Pengawasan Terhadap Penggunaan APBN dalam Penyelenggaraan

Administrasi Negara

Oleh: Juan Daniel Sihite

Abstrak

Pengawasan adalah bagian terpenting untuk mengelola penyelenggaraan administrasi


negara yang baik, pengawasan memiliki fungsi atau peran yang sangat penting dalam
mewujudkan akutanbilitas public dalam pemerintahan dan pembangunan dengan titik
tolak pada kebijakan pengawasan yang dapat dikatakan pengawasan komperhensif dan
dapat membimbing, oleh sebab itu diharapkan kemampuan Administrasi Negara yang
saat ini di katakan lemah dalam pengawasan dan memiliki kendala dalam sistem
kontrol pengawasan yang terpadu, dapat ditingkatkan kapasistas nya dalam
membangun Administrasi Negara yang lebih memiliki daya saing yang kuat.
Pengawasan merupakan sarana yang paling efektif dalam sistem penyelenggaraan
administrasi negara. Pengawasan yang dilakukan oleh lembga pengawasan memiliki
peran yang sangatlah penting untuk kemajuan dan keberhasilan dalam
penyelenggaraan Administrasi Negara untuk mencapai tujuan dari penyelenggaraan
administrasi negara. lembaga pengawasan memiliki peran dan tugas yang dapat
dikatakan tugas ini lahir dari ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik terhadap
penyelenggaraan pemerintahan. Pengawasan juga tidak berasal dari lembaga yang
dibuat oleh negara secara independen melainkan berasal dari masyarakat sendiri,
pengawasan ini memiliki peran dan hak dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. supaya administrasi negara dapat melakukan penyelenggaraan
pemerintahan dengan baik, diperlukan kinerja yang secara sungguh-sungguh dan terus
menerus dan yang terbaik dari lembaga pengawasan dan masyrakat untuk menggapai
efektivitas dari pengawasan terhadap penyelenggaraan negara.

Kata kunci: Administrasi Negara, Pengawasan, pengelolaan, APBN,.

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara hukum yang dalam menjalankan pemerintahan indonesia


merupakan negara hukum demokratis yang menjalankan prinsip-prinsip negara
hukum, yaitu;
a. Asas legalitas, pelaksanaan wewenang pemerintahan harus ditemukan dasarnya
pada undang-undang tertulis.
b. Bahwa dalam negara hukum terdapat perlindungan hak asasi manusia
c. Pemerintah terikat dengan hukum
d. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum. Hukum
harus dapat ditegakan, ketika hukum itu dilanggar
e. Pengawasan oleh hakim yang merdeka. Superioritas hukum tidak dapat
ditampilkan, jika aturan-aturan hukum hanya dapat dilaksanakan organ
pemerintahan, oleh karena itu, dalam setiap negara hukum terdapat dan
diperlukan nya pengawasan oleh hakim yang merdeka.

Pada negara hukum demokrasi yang menganut asas demokrasi juga memilik
prinsip-prinsip yang menjadi ciri khas dari negara hukum demokrasi, prinsip-
prinsip demokrasi yang dimaksud adalah;

a. Perwakilan politik. Kekuasaan politik tertinggi dalam suatu negara dan dalam
masayarakat di pilih melalui pemilihan umum.
b. Pertanggungjawaban politik. Organ-organ pemerinthan dalam menjalankan
fungsi nya sedikit tergantung pada politik, yaitu lembaga perwakilan.
c. Pemencaran kewenangan
d. Pengawasan dan kontrol. Bahwa penyelenggaraan pemerintahan dapat dikontrol
oleh masyarakat umum dan lembaga pengawasan.
e. Kejujuran dan keterbukaan pemerintah untuk umum.
f. Rakyat diberikan kemungkinan untuk mengajukan keberatan.1

Sesuai dengan perkembangan teori kenegaraan dan admnistrasi negara di


dunia muncul gagasan yang menempatkan dalam penyelenggaran administrasi
negara bahwa dalam penyelenggaraan ini harus berdasarkan pada kesejahteraan
rakyat disampng menjaga ketertiban dan keamanan. Administrasi negara diberikan
sebuah kewajiban untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum. Karena tugas
administrasi negara memberikan kesejahteraan kepada negara maka untuk
menyelenggarakan tugas kesejahteraan rakyat, menyelenggarakan pengajaran bagi
warga negara dengan baik, maka administrasi negara dalam menyelenggarakan
tugas nya diperlukan kemerdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri, inisiatif

1
Ridwan HR, Hukum Administrasi negara, Jakarta: Raja grafindo, 2018, hlm.10
sendiri itu sering dikenal dengan freis emmersen atau discretionary power, suatu
istilah yang memiliki arti mempunyai kekuasan yang leluasa dan bebas.

Kewajiban merupakan perbuatan yang wajib dilakukan, sedangkan kekuasaan


yang luas itu menyiratkan sebuah arti yaitu kebebasan memilih dalam melakukan
atau tidak melakukan sebuah tindakan. Pemberian freis emersen kepada
administrasi negara terdapat konsekuensi yang harus di terima dalam bidang
legislasi. Dengan mengandalkan Freis emerssen, administrasi negara dalam proses
penyelenggaraan nya memiliki kewenangan yang sangat luas dalam melakukan
tindakan hukum dalam rangka melayani kepentingan rakyat atau
menyelenggarakan kesejahteraan sebagai negara hukum.

Kata administrasi berasal dari bahasa latin yaitu administrare yang berarti
memanage atau mengatur. Dalam KBBI, administrasi diartikan sebagai; pertama,
usaha dan kegiatan yang meliput penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan pembinaan organisasi, kedua, usaha dan kegiatan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan dalam mencapai tujuan dari
kegiatan penyelenggaraan Negara, ketiga, kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan, keempatm, administrasi ialah kegiatan kantor dan
tata usaha.

Konsep administrasi publik telah berkembang dari waktu ke waktu.


Perkembangan tersebut disebabkan oleh banyak factor, baik internal maupun
eksternal dan global. Pengertian dan dimensi administrasi publik klasik dan modern
sudah berkembang. Dewasa ini, dengan perkembangan adminsitrasi publik yang
mengedepankan pada fungsi dan kepentingan masyarakat sebagai dasar
penyelenggaraan pemerintahan.

Agar dapat memahami ruang lingkup dan fungsi administrasi publik, maka
perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian atau batasan administrasi
publik maka kita perlu memahami pengertian dari adminstrasi publik terlebih
dahulu.

Admnistrasi publik atau Administrasi negara adalah suatu bahasan ilmu sosial
yang mempelajari mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang
meliputi lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif serta hal-hal
yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajamen publik,
administrasi pembangunan, tujuan negara dan etika mengatur penyelenggaraan
negara.2

Hadjon, menyatakan administrasi negara memiliki kombinasi, yaitu


administrasi negara sebagai organisasi dan administrasi yang secara khusus
mengejar tujuan-tujuan yang bersifat publik yang ditetapkan dalam undang-undang
secara memaksa.

Jika berbicara mengenai admnistrasu negara maka berdasarakan pengertian


oleh KBBI mengacu pada bagian ketiga, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Prajudi atmosudirjo, administrasi negara
memiliki tiga arti yaitu; pertama, sebagai salah satu fungsi pemerintah; kedua,
sebagai aparatur atau apaarat dari pemerintah; ketiga, sebagai proses
penyelenggara tugas pekerjaan pemerintah, dalam melakukan kerjasama tertentu. 3
Jadi admnistrasi negara merupakan fungsi dari aparatur pemerintahan dalam
menjalankan tugas pemerintahan nya.

Menurut bintoro tjokroadmijojo, admnistrasi negara adalah manajemen dan


organisasi dari manusia-manusia dan peralatan nya guna mecapai tujuan
pemerintahan.4 Pengertian administrasi ini lebih mengacu kepada kegiatan dari
masyarakat untuk mencapai tujuan dari pemerintahan.

Sondang P siagian, mengartikan admnistrasi negara sebagai keseluruhan


kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintahan dari suatu negara
dalam upaya mencapao tujuan dari negara. E. ultrecht bahwa administrasi negara
adalah gabungan dari jabatan-jabatan, aparat administrasi yang dibawah pimpinan
pemerintah melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah.

Kekuasaan administrasi negara dalam bidang legislasi meliputi; pertama,


kewenangan untuk membuat peraturan atas dasar inisiatif sendiri terutama dalam
persoalan yang genting yang belum ada aturan nya, tanpa bergantung pada undang-
undang pusat; kedua, kekuasan administrasi negara dibuat atas dasar delegasi.

2
Marganda aritonang, aspek Hukum penyelenggaraan Administrasi Publik di indonesia, Bandung: PT. Refika
Aditama, 2019, hlm.10
3
Ridwan HR, Op.cit., hlm.29
4
Ridwan HR,Loc.cit.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, administrasi negara mempunyai
kekuatan yang over power karena alasan keleluasaan demi terselenggaranya
kesejahteraan rakyat sesuai dengan konsep negara hukum tanpa meniggalkan asas
legalitas. Hal ini berarti bahwa kekuasaan yang luas mengakibatkan kelebihan
kekuatan atau kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan harus
dipertanggungjawabkan secara moral dan secara hukum.

Lord acton mengatakan kekuasaan sekecil apapun dapat disalahgunakan. Oleh


sebab itu, dengan adanya keleluasaan bertindak dari admnistrasi negara yang
memasuki semua sector kehidupan masyrakat, kadang-kadang dapat menimbulkan
sebuah kerugian yang harus ditanggung oleh masyarkat sendiri. 5 Oleh sebab itu,
maka diadakan pengawasan terhadap jalan nya pemerintahan, supaya negara
hukum yang dimaksud tidak kembali lagi ke arah negara hukum dictator tanpa
batas, yang bertentnagan dengan ciri negara hukum negara indonesia.

Tujuan dari pembentukan dan penyelenggaraan pemerintahan adalah semata-


mata untuk kepentingan rakyat. Pemerintah ada sebagai perwujudan dari peran dan
pertanggun3g jawaban negara terhadap rakyatnya. Sebagai hasilnya rakyat
memberikan kedaulatan kepada pemerintah untuk kemudian dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.

Pemerintah yang berhasil merupakan wujud dari cita-cita penyelenggaraan


good government. Good government sendiri dapat diukur setidaknya melalui
beberapa pendekatan namun pada hakikat nya di buat menjadi dua pendekatan,
yaitu pendekatan ekonomi dan pendekatan politik.

Pendekatan ekonomi terdapat dalam konstitusi indonesia yaitu undang-undang


dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia pasal 33 ayat (1) yang berbunyi
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, dan
pada pasal 33 ayat 4 yang berbunyi perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip keberdamaan, efesiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Prinsip dalam undang-
undang dasar ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan pemerintahan
yang baik, yang di nilai dalam pendekatan ekonomi adalah tingkat kesejahteraan
5
Diana halim dan Johanes Sardadi, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Universitas Atmajaya, 2012, hlm.83
dan kemandirian masyarakat mengalami peningkatan yang terus menerus. Dalam
usaha meningkatakan kesejahteraan rakyat maka pemerintah harus menjamin
bahwa masyarakat dapat mengembangkan usaha yang telah dibangun oleh
masyarakat itu sendiri, bukan hanya menjamin usaha yang dibuat oleh masyarakat
namun usaha yang dilakukan oleh pemerintah juga harus dilakukan dalam rangka
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat yaitu dengan terselenggaranya APBN yang
dibuat oleh pemerintah dalam rangka menjalankan cita-cita negara hukum
kesejahteraan. Sebagai hasilnya apabila prinsip ekonomi dilakukan atau diterapkan
dalam pemerintahan maka hasil yang dicitakan dalam negara hukum kesejahteraan
akan tercapai yaitu menjadikan masyarakat yang lebih maju dan lebih sejahtera.

Pendekatan politik merupaka penilaian terhadap pemerintahan yan baik atau


good government, dalam pendekatan politik bahwa pemerintah harus menjamin dan
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakatnya. Jika rasa aman dan
nyaman tersebut dapat dirasakan dalam segala sisi namun yang paling utama
pemerintah mampu memberikan kemaanan dan kenyamanan pada hak-hak yang
terdapat dalam konstitusi.

Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang dapat diawasi dan


dikontrol semua elemen negara, baik oleh pemerintahan itu sendiri dan terutama
dikontrol oleh masyarakat. Pengawasan sangat diperlukan agar pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
negara hukum kesejahteraan. Pengwasan digunakan untuk memastikan agar
penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan cita-citanya bukan
diselenggarakan didasarkan kepentingan politik dan elit-elit nya atau sekelompok
orang tertentu yang dapat memepengaruhi penyelenggaraan secara politik.

Pengawasan sebagai salah satu tahapan dalam kegiatan penggunaan APBN,


sering dibahas berkali-kali oleh banyak pihak baik dalam kegiatan resmi layaknya di
dalam rapat DPR RI, maupun kegiatan yang tidak resmi di banyak kegiatan
pebahasan di komunitas akademisi. Hal ini menunjukan berapa penting nya
pengawasan itu ke dalam penyelenggaraan administrasi negara kita, terlebih dalam
menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan memiliki wibawa.
Di lain sisi, menngisyaratkan bahwa ada sistem yang memberikan
perlindungan terhadap bagi yang diperintah oleh adanya diskresi. Pengawasan juga
merupakan hal yang cukup efektif dalam peenggunaan anggaran yang dilakukan
oleh pemerintah dalam langkah penyelenggaraan pemerintahan.

Berbicara mengenai pengawasan, yang biasa dikatakan adalah salah satu fungsi
dasar manajeme yang dalam bahsa inggris disebut controlling. Pada Instruksi
Presiden Nomor 15 Tahun 1983 pengawasan dalam inpres 15 Tahun 1983
Pengawasan ini diartikan controlling. Dalam inpres merupakan pengawasan dalam
arti yang luas. Setiap management atau pimpinan organinsasi mau tidak mau harus
melaksanakan fungsi pengawasan apabila ingin tugas dan fungsi dari seluruh
anggota dan petugas organisasi berjalan dengan menjalankan fungsinya dengan
baik.6

Pada dasarnya istilah controlling atau pengawasan dikembangkan atau dikenal


dalam keilmuan bidang manajemen, karena memang pada dasarnya tindakan
pengawasan merupakan salah satu kegiatan dari pengelolaan. Wajar saja jika
peristilahan tentang pengawasan lebih banyak diberikan berasal dari ilmu
manajemen dibandigkan ilmu hukum karena pada hakekatnya pengawasan
dilakukan untuk mengawasi kegiatan pengelolaan.

Para ahli banyak yang mengartikan dari pengwasan dalam berbagai arti,
menurut George R terry mengartikan pengawasan sebagai, “control is to determine
what is accomplished evaluate it, and apply corrective measures, if needed to insure
result in keeping with the plan”. 7 berdasarkan pengertian dari buku yang ditulis oleh
ahmada fikri mengartikan bahwa pendapat dari George terry adalah yang dimaksud
dengan pengawasan adalah sebuah penentuan untuk apa yang di capai dan memiliki
sifat yaitu mengevaluasi dan mengkoreksi tidndakan yang dilakukan oleh
pemerintahan bila perlu dalam pengawasan dapat membuahkan hasil sesuai dengan
rencana nya.

Pengelolaan APBN tertuang dalam Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 pasal 23 ayat ( 1 ) yang berbunyi “anggaran pendapatan dan

6
Sujamto, aspek-aspek pengawasan di indonesia, Jakarta: sinar grafika, 1987, hlm.53
7
Ahmad Hadin, eksistensi Badan pengawasan keuangan dan Pembangunan di Era Otonomi daerah,
Yogyakarta: genta press, 2013, hlm. 21.
belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keungan negara ditetapkan setiap
tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Cita-cita ini merupakan
kesungguh-sungguhan dari visi,misi, tujuan bangsa indonesia yang berbasis negara
hukum kesejahteraan.

B. PEMBAHASAN
Pemerintah daam menjalankan pemerintahan cenderung menyalahguanakan
kekuasaan maka diperlukan tindakan pengawasan baik oleh pemerintah sendiri
maupun oleh masyarakat, dalam melakukan tindakan pengawasan harus dipenuhi
oleh beberapa unsur yang cukup penting, yaitu:
a. Adanya kewenangan yang jelas yang dimiliki oleh pejabat pengawas.
b. Adanya rencan yang jelas sebagai alat penguji terhadap pelaksanaan suatu
tugas yang akan diawasi;
c. Tindakan pengawasan dapat dilakukan terhadap suatu proses kegiatan
yang sedang berjalan maupun terhadap hasil yang dicapai.
d. Tindakan pengawasan berakhir dengan disusunya evaluasi akhir terhadap
kegiatan yang dilaksanakan serta pencocokan hasil yang dicapai dengan
rencana sebagai tolak ukurnya.
e. Tindakan pengawasan akan diteruskan dengan tindak lanjut lagi baik secara
administrative maupun secara yuridis, berarti setiap pengawasan tidak
selalu berujung pada pengadilan seperti tipikor namun sebelumnya harus
diperiksa terlebih dahulu.8

Pengwasan yang terdapat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan adalah


pengawasan yang di tujukan untuk keterpaduan antara rencana atau program
dengan kegiataan dalam masyarakat yang harus di realisasikan demi terciptanya
kesejahteraan dan peningkatan kesejahteraan yang signifikan dalam masyarakat.
Oleh sebab itu pengawasan dibentuk dengan tujuan yang jelas, yaitu:

1. Memastikan rencana kegiatan atau program dengan kegiatan dapat


mencapai sesuai dengan target yang ditentukan.
2. Memastikan adanya kesatuan yang utuh dengan maksimum dalam
pengelolaan pada tingkat daerah dan tingkat pusat.

8
Maraganda aritonang, Op.cit. hlm. 70.
3. Menolong menciptakan pencapaian dalam efektivitas pembanguan
nasioanal terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dalam melakukan kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan
admnistrasi negara, pengawasan ini teradapat jenis-jenis nya, berdasarkan dari segi
kedudukan badan dan organ yang melaksanakan kegiatan pengawasan terdapat;
pengawasan intern dan ekstern.
A. Pengawasan intern terhadap pengelolaan APBN dalam penyelenggaraan
Administrasi negara
Pengawasan intern merupakan pengawasan yang biasayanya dilakukan oleh
auditor internal baik oleh suatu badan yang secara organisatoris atau structural
masih termasuk dalam lingkungan pemerintahan sendiri. Berdasarkan inpres no 15
tahun 1983 diinstruksikan untuk meningkatkan pengawasan secara efektif ke daam
tubuh administrasi negara secara terus menerus dan berbentuk.

a. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung baik


ditingkat pusat maupun ditingkat daerah
b. Pengawasan yang dilakukan secara fungsional oleh aparat pengawasan.

Pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh atasan diatur dalam Inpres No.15
tahun 1983 Bab 2 pasal 3 yang berbunyi;
1. Pimpinan semua satuan organisasi pemerintahan, termasuk proyek pembangunan
di lingkungan Departemen / Lembaga / Instansi lainnya, menciptakan
pengawasan melekat dan meningkatkan mutunya di dalam lingkungan tugasnya
masing-masing.
2. Pengawasan melekat dimaksud dalam ayat (1) dilakukan  :
a. melalui penggarisan struktur organisasi yang jelas dengan pembagian
tugas dan fungsi beserta uraiannya yang jelas pula ;
b. melalui perincian kebijaksanaan pelaksanaannya yang dituangkan secara
tertulis yang dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaannya  oleh bawahan yang
menerima pelimpahan wewenang dari atasan ;
c. melalui rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus
dilaksanakan, bentuk hubungan kerja antar kegiatan tersebut, dan hubungan
antara berbagai kegiatan beserta sasaran yang harus dicapainya ;
d. melalui prosedur kerja yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang jelas
dari atasan kepada bawahan ;
e. melalui pencatatan hasil kerja serta pelaporannya yang merupakan alat
bagi atasan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan serta penyusunan pertanggungjawaban, baik mengenai pelaksanaan
tugas maupun mengenai pengelolaan keuangan ;
f. melalui pembinaan personil yang terus menerus agar para pelaksana
menjadi unsur yang mampu melaksanakan dengan baik tugas yang menjadi
tanggung jawabnya dan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan
maksud serta kepentingan tugasnya.
3. Adanya aparat pengawasan fungsional dalam suatu satuan organisasi
pemerintahan tidak mengurangi pelaksanaan dan peningkatan  pengawasan
melekat yang harus dilakukan oleh atasan terhadap bawahan.
Sedangkan pengawasan fungsional menurut Inpres nomor 15 Tahun 1983
pasal 4 ayat 4 Pelaksanaan pengawasan oleh aparat pengawasan fungsional
dilakukan oleh  :
a. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, selanjutnya disingkat
BPKP,  yang bertugas  :
i. merumuskan rencana dan program pelaksanaan pengawasan bagi
seluruh aparat pengawasan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan dimaksud ayat  (3).
ii. Melakukan koordinasi teknis pelaksanaan pengawasan yang
diselenggarakan oleh aparat pengawasan di Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Instansi Pemerintah lainnya baik di Pusat
maupun di daerah sesuai dengan rencana dan program dimaksud dalam
angka i ;
iii. Melakukan sendiri pengawasan dan pemeriksaan sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
b. Inspektorat Jenderal Departemen, Aparat Pengawasan Lembaga
Pemerintah Non Departemen / Instansi Pemerintah lainnya yang melakukan
pengawasan terhadap kegiatan umum pemerintahan dan pembangunan dalam
lingkungan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen / Instansi
Pemerintah yang bersangkutan ;
c. Inspektorat Wilayah Propinsi yang melakukan pengawasan umum
atas jalannya pemerintahan Daerah, baik yang bersifat rutin maupun
pembangunan ;
Inspektorat Wilayah Kabupaten / Kotamadya yang melakukan pengawasan atas
jalannya pemerintahan Daerah, dan pemerintahan Desa di Kabupaten / Kotamadya
yang bersangkutan, baik bersifat rutin maupun pembangunan 9.
Keberadaan pengawasan internal merupakan wujud untuk menghubungkan
hubungan antara pimpinan tertinggi dengan para pelaksana dilapangan. Adapun
pengawasan internal memiliki peran sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas
keandalan dan ketepatan waktu informasi yang menjadi pertanggungjawaban
pengelolaan organisasi, 2. Memastikan terwujudnya kehematan, efesiensi, dan
efektivitas pengelolaan organisasi.10
Jika kita mengacu kepada Permenpan No. PER/220/M.PAN/7/2008 mengenai
pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, evaluasi, review, kegiatan
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain, dalam hal kegiatan pengawasan lain
meliputi, konsultasi, sosialisasi, dan asistensi terhadap penyelenggaraan tugas
memadai bahwa kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efesisen untuk kepentingan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Pengawasan Internal Pengelolaan
dan lekasnaan APBN Kita dapat melihat dalam konstusi negara kita yaitu Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 20A ayat (1) yang berbunyi: Dewan
Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi Anggaran, Fungsi pengawasan.
Selain menjalankan fungsi legislasi, fungsi anggaran, DPR memiliki fungsi
pengwasan ( control ). Lembaga perwakilan diberikan wewenang untuk melakukan
fungsi pengwasan yang mengatur tiga hal yaitu; kontrol atas pemerintahan (
control of executive ) , kontrol atas penggunaan atas anggaran (control of
expenditure), kontrol terhadap kegiatan pemungutan pajak ( control of taxationI).
Menurut Prof. jimly, peran DPR dalam pengawasan secara teoritis menjalankan
fungsi kontrol atau pengawasan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam
pengwasan yaitu:
1. Pengawasan terhadap penentuan kebijakan ( Control of policy
making).
9
Instruksi presiden nomor 15 Tahun 1983 tentang pedoman pelaksanaan pengwasan.
10
Marganda aritonang, Op.cit., hlm. 70.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan ( Control of policy
executing).
3. Pengawasan terhadap pengawasan penganggaran dan belanja
negara ( Control of Budgeting)
4. Pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Belanja
Negara ( Control of Budget Implementation)
5. Pengawasan terhadap kinerja kebijakan pemerintahan ( Control
of Government Performance).11
Uraian singkat mengenai fungsi DPR diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi
DPR dalam pemerintahan bukan semata-mata sebagai fungsi legislasi dan anggaran
melainkan memiliki efektivitasa dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pemerintahan. Adapun fungsi pengawasan DPR bukan saja pengawasan
terhadap fungsi pengawasan terhadap pembentukan kebijakan dan pembentukan
anggaran, melainkan berkenaan dengan fungsi yang lebih penting yaitu fungsi
pengawasan terhadap pelaksaaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN yang telah ditetapkan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
Selanjutnya yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan intern terhadap
pengelolaan atau pelaksanaan APBN adalah inspektorat pada pemerintahan. PP No
79 Tahun 2005 Tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan adalah Inspektorat jendral departemen, unit pengawasan lembaga
pemerintahan non departemen, inspektorat provinsi, dan inspektorat kabupaten dan
kota. Pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat merupakan pengawasan
fungsional sesuai dengan kiprah yang tertuang dalam instruksi presiden no 15 tahun
1983. Pengawasan secara internal yang terbagi dalam jabatan fungsional auditor juga
memuat pengawasan dilakukan oleh Badan pengawasan keuangan dan
pembangunan.
Audit internal yang dilakukan oleh fungsional audiotor dalam pengwasan
internal terbatas pada segi teknis dalam melakuka pengawasan terhadap
pelaksanaan APBN pertama-tama harus diajadikan sebab diadakan nya sebuah
pemerikasaan terhadap pelaku penyelewengan terhadap penggunaan APBN untuk

11
Jimly Asshiddiqie, pengantar Hukum Tata Negara, Jakarrta: Raja grafindo, 2019, hlm.304.
kemudia diadakan tindakan terhadap pelaku, baik secara administrative maupun
dimuka pengadilan.
B. Pengawasan Ektern terhadap pengelolaan APBN dalam penyelenggaraan
Administrasi negara
Pengawasan eksternal dilakukan oleh diluar lembaga strukutural atau yang
berada dalam lembaga tersebut. Pengawasan eksternal memiliki tujuan yaitu
memberikan informasi yang sifatnya berbeda dan lebih lengkap mengenai
persoalan atau proses dari penyelenggaraan pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara. jika kita melihat dalam pengawasan eksternal kita mendapati
bahwasanya akuntabilitas dan kredibilitas dari suatu lembaga yang menggunakan
atau melaksanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara lebih di keraskan.
Hasil dari pengawasan eksternal yang berupa pendapat dan informasi yang
diperoleh akan dianggap kredibel atau tepat, semasa pengawasan yang dilakukan
masih kredibel atau sesuai dengan aturan yang berlaku dan resmi masih terlihat
sehat, walaupun pada kenyataan nya di lapangangan banyak oknum pengawas
eksternal yang terkait kasus korupsi.
Contoh pengawasan ekternal yang paling eksis adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Badan Pemerikasa Keuangan atau selanjutnya disingkat BPK. Badan
Pemeriksa keuangan merupakan alat pengawasan eksternal yang paling kredibel
karena memang benar-benar diluar struktur organisasi pemerintahan. Badan
Pemeriksa Keuangan tertuang dalam konstitusi kita yaitu dalam Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 23 E ayat (1) yang berbunyi;
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri. Dengan adanya
BPK maka pengelolaan terhadap uang negara termasuk didalam nya APBN dapat
diawasi dengan kredibel dan tegas. Saat artikel ilmiah ini ditulis BPK menemukan
sekitar 14.965 masalah dalam pengelolaan anggaran negara dengan total senilai
kurang lebih Rp.10 triliun dikutip di laman CNN Indonesia dengan Judul “BPK
temukan masalah pada penggunaan dana APBN senilai Rp.10 triliun” dalam berita
ini BPK merinci bahwa dari sisi ketidakpatuhan menggunakan APBN terdapat 7.636
kasus yang ditemukan dari temua tersebut 4.838 mengakibatkan kerugian sebesar
Rp.9.68 triliun termasuk penyimpangan administrasi.
Pengawasan berikut yang merupakan pengawasan eksternal adalah
pengawasan masyarakat terhadap jalannya pemerintahan dan pengelolaan uang
negara berupa APBN atau ( social control ). Pengawsan ini dilakukan oleh
masyarakat melalui media massa atau melalui unjuk rasa. Pengawasan melalui
media massa kita dapat melihat bahwa dalam setiap pelaksanaan terhadap
Anggaran pendapat dan belanja Negara di publikasikan atau disajikan dalam bentuk
berita, kita juga bisa lihat inovasi yang dilakukan berupa website terhadap
penggunaan atau pengelolaan uang negara pada daring kita masing-masing,
pengawsan yang dilakukan oleh masyarkat merupakan pengawsan yang bersifat
informal karena pengawasan ini tidak terdapat dalam konsep pengawasan yang
formal.
Pengawasan masyarakat dikatakan bersifat informal bukan berarti pengawsan
ini tidak pentinng dan tidak ada pengaruh melainkan pengawasan yang dilakukan
masyarakat merupakan bentuk partisipasi masyarakat terhadap kemajuan negara.
pengawasan masyarakat dapat dilakukan oleh siapapun, pendapa para kaum
akademisi yang menekuni dibidang Administrasi Negara merupakan bentuk dari
pengawasan masyarakat terhadap pengelolaan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. pengawasan masyarakat dalam bentuk unjuk rasa merupakan
pengawasan yang lahir dari ketidakpuasan masyarakat kepada pemerintah dalam
melaksnakan tugas mengelola dana Anggara Pendapat dan Belanja Negara yang
kurang baik yang menjadikan keurgian bagi masyarakat. Karena hal ini maka
pengawasan masyarakat bukan pengawasan formal melainkan pengawasan
informal.
Jenis pengawasan berdasarkan fungsi check and balances system, dapat
dilakukan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.12
a. Pengawasan oleh lembaga legislatif
Pengawasan yang secara khusus dilakukan oleh lembaga legislatif atau
parlemen kepada ekskutif. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh legislatif
kepada eksekutif diatur oleh peraturan perundang-undangan yang
memasukan hubungan antara kedua lemabaga tersebut. Pengatura yang
dimaksud terdapat dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan,
fungsi pengawasan legislatif terhadap ekskutif secara tidak langsung

12
Marganda aritonang, Op.cit, hlm.71
teruang dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 20A.
pengawasan legislatif terhadap jalan penyelenggara pemerintahan
ditujukan kepada banyak aspek, yaitu; segala tindakan yang dilakukan oleh
pejabat eksekutif, kebijakan yang diambil oleh pejabat ekskuif, kinerja dari
pejabat eksekutif, dan penggunaan uang negara. penggunaan uang negara
merupakan bagian dari pelaksanaan APBN dalam penyelenggaraan
Administrasi negara.
b. Pengawasan oleh lembaga eksekutif
Pengawasan yang dilaukan oleh eksekutif memasuki semua bagian cabang
kekuasaan ekskutif. Pengawasan ini sangat diperlukan sebab cabang
kekuasaan eksekutif merupakan yang cabang-cabang nya memiliki fungsi
dan kewenangannya tersebar dibanyak ruang jabatan atau lembaga.
Kedudukan dari jabatan-jabatan tersebut bersifat hierarki maupun
horizontal. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan pemerintah amat
diperlukan rentang kendali yang baik, agar setiap program dan kebijakan
yang diambil oleh pemimpin puncak tidak bergeser dari maksud tujuan, visi,
dan misi penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam pengawasan ini dapat dilakukan beragam pengawasan, beberapa
dianatara nya yaitu, pengawasan antara atasan dengan bawahan,
pengawasan sejawat atau penngawasan yang sejajar yang bersama-sama
bertugas didalam satu manajemen, dan pengawasan dari bawahan terhadap
atasan apabila dalam melakukan tugasnya bawahan diberikan mandaat
untuk mengawasi dan sebagai agent of change atau sebagai agen perubahan
dalam tata kelola admnistrasi negara.
c. Pengawasan oleh lembaga peradilan
Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga peradilan dapat dikatakan
sebagai pengawasan yang dilakukan oleh lembaga yudisial. Pengawasan ini
dilakukan oleh penyelenggara kekuasaan kehakiman yang secara utuh
kewenangan dan hak nya diatur dalam konstitusi dan peraturan perundang-
undangan terkait kewenangan hakim. Pengawasan yang dilakukan oleh
lembaga peradilan atau yudisial dilakukan apabila terjadi sengketa antara
masyarakat dengan penyelenggara Administrasi negara. dalam kasus yang
bersangkutan dengan penyelenggaraan tata usaha negara maka tata cara
pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan melalui pengajuan kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara. secara teoritis untuk diadakan nya suatu
peradilan terhadap sengketa tata usaha negara diperlukan unsur-unsur
dalam pengadilan, yaitu; adanya sengketa yang konkret, ada kedua belah
pihak yang bersengketa; dalam peradilan tata usaha negara yang
bersengketa adalah masyarakat dengan Administrasi negara, ada suatu
aturan yang asbtrak yang dapat dijadikan sebagai bahan penerapan pada
sengketa tersebut, dan kewenangan peradilan TUN.
Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh lembaga peradilan, jika
terjadi snegketa dalam penyelenggaraan pemerintahan maka bentuk
pengawasan adalah dengan cara proses pengadilan. Jika Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tidak sesuai penggunaan nya atau di
selewengkan maka gugatan akan diajukan kepada PTUN. Contoh kasus yang
melibatkan APBN dikutip dari laman sindo news yang berjudul “Kalah dari
Tender APBN, Perusahaan ini gugat kementrtian perhubungan” dalam
contoh kasus ini saat sebuah perusahaan bersengketa dengan Kementrian
perhubungan mengenai penggunaan APBN maka perusahaan tersbut
melakukan gugatan kepada penyelenggara APBN yang dibidangnya, dengan
demikian melalui lembaga peradilan dapat mengawasi dalam arti
memeriksa pengelolaan APBN pada kementrian tersebut.

Seiring dengan berkembang nya teori terhadap pengawasan, ada jenis


pengawasan yang dibuat berdasarkan segi proses atau waktu dilakukan
pengawasan dan tujuan dilakukan nya pengawasan, pengawasan ini bersifat
preventif dan represif.

a. Pengawasan Preventif
Pengawasan pereventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum terjadi
situasi yang bersifat menimbulkan kerugian atau persoalan dalam bentuk
apapun akibat proses penyelenggaraan pemerintah yang diduga melanggar
hukum atau kepentingan umum. Sebenarnya pengawasan ini lebih
bertindak melakukan pencegahan agar suatu keputusan atau kebijakkan
yang akan dilaksanakan oleh pemerintah tidak menimbulkan sesuatu yang
berakibat kepada kerugian yang membuat masyarakat menanggung
kerugian tersebut dan juga supaya tindakan yang diambil tidak berlawanan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun bentuk dari
pengawasan ini adalah sebuah tindakan yang dinamakan dengan pre-view
atau meninjau ulang terhadap keputusan atau kebijakan yang akan
dilaksanakan.
b. Pengawasan represif
Pengawasan repersi adalah pengawasan yang merupakan yang tindakan
nya kebalikan dari pengawasan Preventif. Pengawasan represif dlakukan
karena sudah terjadi pada proses penyenelenggaraan Administrasi negara
yang di duga melanggar hukum atau kepentingan masyarakat. Pengawasan
ini diberikan berupa pemberian sanksi kepada aparat pemerintahan yang
melakukan pelanggaran yan dimana pelanggaran yang dibuat masih dalam
kompetensi dari aparat penegak dan pengawasan juga berbentuk
pembatalan atau pencabutan kekuatan hukum dari keputusan dan tindakan
yang melanggar dalam proses penyelenggaraan administrari Negara atau
pemerintahan.

Pengawasan yang selanjutnya dilakukan berdasarkan fungsi nya dalam


melakukan pengwasan.13

a. Pengawasan fungsional
Pengawasan ini dilakukan oleh aparat yang dibentuk khusus untuk
membantu pimpinan dalam menjalankan fungsi pengawasan di dalam
lembaga yang menjadi tangggung jawabnya. Pengawasan fungsional
termasuk dalam bagian dari pengawasan internal karena pengawasan ini
dilakukan oleh pejabat internal auditor. Pengwasan ini bersifat relatif yang
berarti jika pengawasan dilakukan akan lebih baik, tapi apabila tidak
dilakukan tidak dilarang, karena pengawasan ini bersifat membantu saja.
b. Pengawasan melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasn yang dilakukan secara mutlak,
berbeda dengan pengawasan fungsional yang relative. Pengawasan ini
termasuk cabang dari pengawasn internal. Sifat dari pengawasan ini
bersifat langsung dari atasan kepada bawahan, mulai dari tingkat pusat ke

13
Marganda aritonang, Op.cit., hlm.73
tingkat daerah. Pengawasan ini harus dilakukan oleh setiap pemimpin
dalam lembaga.
Pengawasan berdasarkan kewenangan yang digunakan untuk mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan adalah:
a. Pengawasan politik
Pengawasan politik merupakan pengawasan yang dilakukan oleh lembaga
atau pranata politik yang termasuk dalam struktur kenegaraan atau
pemerintahan maupun dalam masyarakat. Pengawasan politik dilakukan
oleh lembaga politik dapat dilakukan oleh lembaga politik yang terstruktur
dalam struktur kenegaraan seperti parlemen pusat dan parlemen daerah,
dan melalui struktur poliik dalam masyarakat. Pengawasan dari segi politik
memiliki tujuan yang dimana tujuan tersebut adalah mengaharapkan
pemerintahan yang penuh dengan transparansi. Pengawasa politik juga
merupakan perkembangan dari pengawsan eksternal. Pengawasan politik
juga dilakukan apabila pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
mengawasi tidak mampu dalam menangani permasalahan. Pengawasan
politik yang ada dalam masyarakat juga merupakan bentuk dari social
control terhadap penyelenggaraan Adminstrasi negara.
b. Pengawasan yuridis
Pengawasan yuridis dilakukan oleh badan peradilan maupun badan semi
yudisial. Pengawasan yudisial dilakukan dalam tingkat peradilan umum
maupun peradilan khusus yang dimana kedua pengadilan tersebut masih
dalam naungan Mahkamah Agung dan mahkamah konstitusi. Yang
dimaksud dengan pengawasan semi yudisial adalah pengawasan yang
dilakukan kepada tindakan administrasi negara yang harus diselesaikan
secara administrative bukan bentuk peradilan melainkan badan
independen. Yang dimaksud dengan badan independen adalah badan yang
benar-benar lepas dari lembaga peradilan namun memiliki fungsi
menyelesaikan sengketa seperti KPPU dan KIP.
C. Pengawasan adminstratif
Pengawasan ini dilakukan oleh badan administrative dalam lingkup
kekuasaan administrasi negara yaitu dalam lingkungan Adminitrasi negara
dalam melakukan tindakan nya dan kebijakan nya dari adminsitrasi pusat
maupun daerah. Pengawsan administrative dilakukan secara melekat dan
fungsional.
Pengawasan yang dilakukan untuk mengawasi penyelenggaraan administrasi
negara memerlukan mekanisme dalam pengawasan. Yang termasuk dalam
mekanisme pengawasan ialah:
a. Pengawasan langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga
atau pihak yang berwenang dalam mengawasi penyelenggaraan
administrasi Negara. pengawasan ini dilakukan tanpa rekomendasi
pengawasan eksternal, pengawasan ini dilakukan secara langsung oleh
pihak yang berwenang kepada pokok permasalahan yang perlu diawasi.
Pengawasan ini merupakan pengawasan melekat karena pengawasan ini
biasanya dilakukan oleh pimpinan langsung suatu lembaga. Pengawasan
langsung dapat diartikan senagai pengawasan yang dilakuan dengan cara
melakukan pengawasan regular.
b. Penagasan tidak langsung.
Pengawasan tidak langsung merupakan pengawasan yang menggunakan
instrument yuridis seperti tahapan pengadilan, dan pengawsan ini
menggunakan pedoman-pedoman yang berlaku. Dalam pelaksanaan
kebijakan pemerintah, kita dapat melakukan prosedur yuridis dengan
menerbitkan instrument yuridis, agar pemerintah melakukan tindakan dan
kebijakan nya sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan oleh badan
peradilan.
C. Lembaga pengawasan ombudsman.
Mengenai pengawasan yang dilakukan ombudsman diatur dalam Undang-
undang nomor 37 tahun 2008 tentang ombudsman Republik indonesia. Menurut
undang-undang ini ombdusman adalah lembaga negara yang mempunyai
kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang
diselenggarakan oleh negara maupun pemerintahan.
fungsi ombudsman diatur dalam pasal 6 undang-undang nomor 37 Tahun
2008 tentang ombudsman Republik indonesia yang berbunyi; Ombudsman
berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah
termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.
Ombudsman sebagai badan pengawas penyelenggara pelayanan publik dalam
pelaksanaan perannya untuk mendukung good governance, menjalankan
tugasnya dengan cara menerima Laporan/pengaduan setiap Warga Negara
Indonesia atau penduduk terhadap dugaan maladministrasi yang dilakukan oleh
penyelenggara negara.14
Fungsi ombudsman tidak sampai pada praktik pelayanan publik saja
melainkan ombudsman merupakan pengawasan bagi pelaksanaan APBN.
Keberadaan ombudsman merupakan bagian dari pembaruan agent of change
yang berperan mengubah kebiasaan lama dimana masyrakat harus mengabdi
kepada pejabat menjadi pejabat yang harus mengabdi kepada masyarakat 15
D. KESIMPULAN
Pengawasan merupakan unsur yang ideal dalam negara hukum
kesejahteraan, untuk terwujudnya kesejahteraan maka diperlukan nya
penyelenggaraan pemerintahan oleh administrasi negara. dalam menlakukan
penyelenggaraan administrasi negara diberi legitimasi untuk bertindak secara
inisiatif yang biasa disebut dengan diskresi tindakan ini merupakan kekuatan
kecil yang harus diawasi supaya dapat terwujudnya konsep Negara
kesejahteraan atau welfare state.
Dalam undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
diamanatkan bahwa untuk terwujudnya kesejahteraan diperlukan APBN.
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara belum secara utuh di praktikan di
lapangan. Menurut Rahmat ferdian, Anggaran Pendapat Belanja Negara sebagai
instrument penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat kenyataan
nya tidak maksimal menjadi alat pengungkit kesejahteraan rakyat. 16
Penulis menyimpulkan bahwa efektivitas pengawasan yang berupa
pengawasan internal dan pengawasan eksternal dari pelaksanaan APBN

14
Solechan, Memahami Peran Ombudsman Sebagai Badan Pengawas Penyelenggaraan Pelayanan Publik di
Indonesia, Adminitrative Law & Governance Journal, Vol. 1 Edisi 2 Mei 2018 hlm. 87
15
Yusnani, Eksistensi Ombudsman Republik Indonesia, Fiat justisia jurnal ilmu hukum, vol 8 no 2, april 2014,
hlm.203
16
Rahmat Ferdian, Gerakan Politik Anggaran Pro-rakyat di parlemen, Jakarta: PT. Zayutuna Ufuk Abadi, 2014,
hlm.193
merupakan bagian dari mewujudkan cita negara kesejahteraan, pengawasan
tersebut memang benar-benar efektif untuk menekan korupsi, kolusi dan
nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh administrasi Negara.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ridwan HR, Hukum Administrasi negara, Jakarta: Raja grafindo, 2018
Marganda aritonang, aspek Hukum penyelenggaraan Administrasi Publik di
indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2019.
Diana halim dan Johanes Sardadi, Hukum Administrasi Negara, Jakarta:
Universitas Atmajaya, 2012
Sujamto, aspek-aspek pengawasan di indonesia, Jakarta: sinar grafika, 1987.
Ahmad Hadin, eksistensi Badan pengawasan keuangan dan Pembangunan di
Era Otonomi daerah, Yogyakarta: genta press, 2013.
Jimly Asshiddiqie, pengantar Hukum Tata Negara, Jakarrta: Raja grafindo,
2019
Rahmat Ferdian, Gerakan Politik Anggaran Pro-rakyat di parlemen, Jakarta:
PT. Zayutuna Ufuk Abadi, 2014.
JURNAL
Solechan, Memahami Peran Ombudsman Sebagai Badan Pengawas
Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia, Adminitrative Law &
Governance Journal, Vol. 1 Edisi 2 Mei 2018.
Yusnani, Eksistensi Ombudsman Republik Indonesia, Fiat justisia jurnal ilmu
hukum, vol 8 no 2, april 2014.

Anda mungkin juga menyukai