Anda di halaman 1dari 11

CHARACTER BUILDING

APA ITU CHARACTER


BUILDING ??
Charakter Building dalam segi bahasa
Charakter Building atau membangun karakter terdiri dari 2 suku
kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character) artinya
membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina,
mendirikan. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, aklak atau
budi pekerti yang membedakan seserang dari yang lain.

Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI)


pengertian Membangun Karekter (character building)
adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk
membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat,
watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan
manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan
perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan
nilai-nilai pancasila.
Bagaimanakah
karakteristik dari siswa
SMA?
Usia siswa SMA secara umum berada pada rentang 15/16-18/19
tahun yang disebut sebagai usia remaja, oleh karena itu sebelum kita
membahas lebih lanjut mengenai karakteristik siswa SMA atau
karakteristik seorang remaja kita akan bahas terlebih dahulu apa yang
sebenarnya dimaksud dengan usia remaja itu.

mulainya masa remaja relatif sama akan tetapi


berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada
yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang dan remaja yang diperpendek.
Batasan usia remaja menurut
para ahli:

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang


berada pada usia 12-18 tahun.

Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja


adalah 12-21 tahun.

Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja


berada pada rentang 12-23 tahun.
Definisi Remaja

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan.


Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu
yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja
yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu
yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan
tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang.
JADI ….

Remaja adalah periode dalam kehidupan manusia yang


batasan usia maupun peranannya seringkali tidak
terlalu jelas. Masa remaja ini sering dianggap sebagai
masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak
mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat
dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan
orang dewasa.
Karakteristik yang menonjol pada
anak usia sekolah menengah

Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.


Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi
dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan
sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.
Menurut Hunkins (1980), siswa SMA cenderung  berkarakteristik  berikut.
- Secara fisik:
1)      umumnya individu telah mempunyai kematangan yang lengkap;
2)      individu-individu ini kian menyerupai orang dewasa: tulang-tulang tumbuh kian
lengkap, dan sosoknya kian tinggi; serta
3)      meningkatnya energi gerak pada setiap individu.
- Secara mental:
1)      individu dilanda kerisauan  untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup mereka;
2)      keadaan mental remaja itu terus berlanjut dan untuk berusaha keras suntuk
menjadi mandiri;
3)      dalam melepaskan ketergantungan dari orang dewasa, pelbagai individu ini kerap
memperlihatkan perubahan mood yang ekstrem, dari yang kooperatif hingga yang suka
memberontak;
4)      kendali untuk dapat diterima lingkungan masih kuat, dan individu-individu itu
sangat memperhatikan popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda kelamin; serta
5)      berbagai individu kerap mengalami beberapa masalah  dengan membuat penilaian
sendiri.
Perkembangan berpikir, cara berfikir kausalitas.

Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah


mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru,
lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.

Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil
berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal itu tidak
boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang
memuaskan maka dia akan tetap melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai