Nama:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisa
Proses Pembentukan undang-undang” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Rahmat Ferdian Andi
Rosidi.,SH,MH selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis ingin makalah ini berguna dalam upaya memberikan wawasan terkait
Analisa Terhadap proses pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Kami juga
sadar sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang
membantu kami dalam membuat makalah yang telah kami buat untuk dimasa yang
akan datang.
Dan kami berharap makalah ini dapat dipahami serta berguna bagi kami dan
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi makalah ini diwaktu mendatang.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 4
A. Latar belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN.................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara indonesia adalah Negara hukum sesuai dengan pasal 1 ayat 3 Undang-
undang Dasar 1945 “ Negara indonesia adalah negara hukum”, hal ini
menyatakan bahwa segala aspek dalam masyarakat, sistem pemerintahan,
kebangsaan, semuanya diatur oleh hukum yang dibuat. Supaya terwujud nya
negara hukum diperlukan nya sebuah tatanan yang tertib, diantaranya diperlukan
tatanan yang tertib pada proses pembentukan undang-undang sebagi hukum yang
mengatur dalam negara hukum. susunan atau struktur undang-undang harus di
buat secara baik, tertibnya sebuah Pembentukan peraturan perundang-undangan
harus di tentukan sejak saat perencanaan sampai dengan selesai. Untuk membuat
peraturan perundang-undangan yang baik sangat di perhatikan dalam
pembentukan yaitu suatu persyaratan dalam sistem, asas, tata cara penyiapan dan
pembahasan, cara penyusunan hingga kepada pengesahan.
Sampai saat ini banyak ktentuan dari kaitan nya dengan proses pembentukan
undang-undang yang termasuk diantaranya, tata cara penyusunan perundang-
undangan yang diatur secara tumpang tindih, baik peraturan pada masa colonial
maupun yang telah dibuat setelah indonesia merdeka. Pipin syarifin dalam
bukunya menuliskan bahwa ada beberapa peraturan perundang-undangan yang
berlaku dari masa colonial dan diterapkan hingga sekarang.
4
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1950 peraturan tentang jenis dan bentuk
peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah pusat. Undang-undang ini
adalah undang-undang yang dahulu ketika indonesia sempat berbentuk
negara bagian. Peraturan perundang-undangan tersebut dibuat di negara
bagian Yogyakarta.
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang menetapkan undang-
undang darurat tentang penerbitan lembaran negara Repulik Indonesia
serikat dan berita Negara Republik Indonesia serikat, dan tentang
mengeluarkan, mengumumkan, dan mulai berlakunya undang-undang
Federal dan peraturan pemerintah sebagai undang-undang federal.
4. Selain undang-undang tersebut terdapat ketentuan lain yaitu:
a. Peraturan pemerintah Nomor 1 Tahun 1945 tentang pengumuman dan
mulai berlakunya undang-undang dan peraturan pemerintah.
b. Keputusan presiden Republik indonesia nomor 234 tahun 1960 tentang
pengembealian seksi pengundangan lembaran negara dari departemen
kehakiaman ke sekertariat Negara
c. Instruksi presiden Repulik indonesia nomor 15 tahun 1970 tentang
tatacara mempersiapkan rancangan undang-undang dan rancangan
peraturan pemerintah republic indonesia
d. Keputusan presiden republik indonesia nomr 188 tahun 1998 tentang
tata cara mempersiapkan rancangan undang-undang
e. Keputusan Presiden Republik indonesia nomor 44 Tahun 1999 tentang
teknik penyusunan peraturan perundang-undangan dari bentuk
rancangan undang-undang, rancangan pemerintah dan rancangan
keputusan presiden.1
1
Pipin syarifin, ilmu perundang-undangan, Bandung: cv. Pustaka setia, 2012, hlm.133.
5
tata cara pembahasan dam pengajuan rancangan undang-undang dan
peraturan daerah atas inisiatif Dewan perwakilan rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat daerah.
6
undangan dipusat dan di daerah-daerah prvinsi, kabupaten/kota dan
desa/kelurahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman proses pembentukan peraturan perundang-undangan dalam
kaitan nya negara hukum?
2. Apakah peraturan perundang-undangan yang telah dibentuk merupakan
bentuk final?
7
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Siti Hidayati, “ partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan undang-undang “, jurnal bina
mulya Hukum, vol.3 nomor 2 maret 2019. Hlm. 3
8
peraturan yang berlaku3. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa peraturan
perundang-undangan adalah hukum tertulis yang dibuat oleh Legislator dan
Lembaga yang berwenang dan di delegasikan berdasarkan undang-undang.
Istilah-istilah lain nya yang meliputi pembentukan peraturan perundang-
undangan yaitu, program legislasi. Program legislasi dibagi menjadi dua yaitu
program legislasi nasional dan program legislasi daerah, program legislasi
merupakan instrument perencanaan program pembentukan undang-undang
yang disusun secara terencana dan terpadu dan sistematis.
Pengundangan merupakan penempatan peraturan perundang-undangan
dalam materi yang dimuat dalam lembaran negara, tambahan lemabaran
negara, berita negara, tambahan berita negara.
B. Pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai konsekuensi negara
hukum.
Dalam konstitusi UUD 1945 pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa negara
indonesia adalah negara hukum mengharuskan seluruh yang ada di dalam
negara diatur oleh hukum baik dalam bermasyrakat maupun dalam tindakan
pemerintah. Friderich mengatakan dalam negara hukum diperlukan 4 elemen
yang penting dan harus ada yaitu;
1. Perlindungan hak asasi manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
4. Peradilan administrasi dan perselisihan.4
9
mengatur jalan nya pemerintahan yang gerak dan ruang nya dibatasi oleh
undang-undang untuk menjalankan pemerintahan. Undang-undang merupak
salah satu jenis dari peraturan yang dalam peraturan perundang-undangan
cukup familiar, karena semua yang masih bersifat pokok atau yang merupakan
unsur yang murni dari Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik
indonesia 1945 dapat diturunkan untuk selanjutnya diatur dalam undang-
undang.
5
Jimly, Loc.cit, hlm.300
10
DPR merupakan lembaga legislatif yang terdiri dari perwakila dari
partai-partai politik yang merupakan wadah mewakil aspirasi dari
masyarakat yang telah memilih. Peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh lembaga legislatif ini merupakan hasil dari proses pembuatan
yang bersifat politis karena DPR ini merupakan lembaga politis yang
suaranya berasal dari partai politik. Peraturan perundang-undangan yang
dalam proses pembentukan nya sangat di pengaruhi oleh factor politik
hukum yang sedang berlangsung dalam negara kita.
6
Muhammad Fadli, Pembentukan undang-undang mengikuti perkembangan Masyarakat, Jurnal
Legislasi indonesia, vol. 15 No.01 Maret 2018
7
Mafud MD, perdebatan hukum tata negara pasca amademen konstitusi, Jakarta: Rajawali pers,
2011, hlm. 123
11
tentang perlunya pengaturan terhadap suatu permasalahan, yang kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan mempersiapkan rancangan undang-undang baik,
oleh DPR, oleh DPD, Maupun pemerintah, kemudian pembahasa rancangan
undang-undang di dewan perwakilan rakyat untuk mendapatkan persetujuan
bersama, dilanjutkan dengan pengesahan, dan diakhiri dengan pengundangan.
Tata cara membuat rancangan perancangan undang-undang dari
pemerintah yang dilaksankan selama ini atau lebih tepat mengikuti instruksi
presiden No.15 Tahun 1970 tentang tata cara mempersiapkan rancangan
undang-undang dan rancangan peraturan pemerintah. Sedangkan tata cara
mempersiapkan rancangan undang-undang atas usul inisiatif DPR itu sendiri
dan pembahasan kedua rancangan undang-undang tersebut yang diatur dalam
peraturan tata tertib DPR-RI
Dengan ditetapkan nya keputusan presiden Nomor 188 Tahun 1998 tentang
cara mempersiapkan undang-undang yag di tetapkan pada tanggal 28 oktober
1998. Maka proses pembentukan undang-undang itu dilakasanakan dengan
landasan pada keputusan presiden tersebut, sedangkan tata cara
mempersiapkan undang-undang yang berasal dari DPR dan proses
pembahasan dari kedua RUU di DPR yang dilaksanakan berdasarkan
keputusan DPR-RI Nomor 30A/DPR-RI/I/2001-2002 tentang peraturan tata
tertib peraturan DPR-RI, DPR telah mengeluarkan RUU tentang tata cara
pembentukan peraturan perundang undangan yang disahkan sebagai Undang-
undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Bersamaan dengan pasal 58 Undang-undang no 10 Tahun 2004 tentang
Peraturan pembentukan peraturan perundang-undangan sejak itu segala seuatu
pebentukan peraturan terikat oleh undang-undang itu sendiri. Secara garis
besar proses pembentukan undang-undang terdiri dari beberapa tahapan yang
cukup rumit. Maria Farida memaparkan ada 4 Tahapan yaitu,
12
a. Proses persiapan pembentukan undang-undang, yang merupakan proses
penyusunan dan perancangan dilinkungan pemerintahan, di lingukan
Dewan perwakilan Rakyat, atau di lingkungan Dewan Perwakilan
Daerah
b. Proses pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat
c. Proses pengesahan oleh Presiden
d. Proses pengundangan ( oleh mentri yang memiliki tugas dan wewenang
dibidang peraturan perundang-undangan).8
8
Maria Farida, Ilmu Perundang-undangan: proses, dan teknik pembentukan, Jakarta: kanisius, 2019,
hlm. 11
13
dilingkungan pemerintah koordinasi dilakukan oleh menteri yang
berwewang dan bertanggungjawab meliputi bidang perundang-undangan.
Tata cara penyusunan dan pengelolaan legislasi nasional dalam
pelaksnaanya diatur lebih lanjut dengan peraturan presiden nomor 61 tahun
2005 tentang tata cara penyusunan dan pengelolaan program legislasi
nasional.
b. Persiapan pembentukan undang-undang
Rancangan undang-undang yang berasal dari DPR, presiden maupun dari
dewan perwakilan daerah disusun berdasarkan program legislasi nasional.
Rancangan undang-undang yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Daerah
adalah RUU yang berkaitan dengan Otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran sertan penggabungan daerah,
pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainya. Berkaitan
degan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dalam keadaan tertentu,
DPR atau presiden dapat mengajukan RUU di luar Program Legislasi
Nasional. RUU yang diajukan Presiden disiapkan oleh mentri atau pimpinan
lembaga pemerintah non departemen, sesuai dengan wewenang nya. Oleh
karena itu ketentuan mengenai tata cara mempersiapkan RUU diatur dalam
operaturan presiden. Adapun RUU yang berasal dari DPR diusulkan oleh
DPR. RUU dari DPD yang diajukan oleh Dewan perwakilan Rakyat.
c. Pengajuan rancangan undang-undang
Pengajuan rancangan undang undang yang berasal dari Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, dan Dewan perwakilan daerah diatur dalam pasl 18 dan
pasal 19 Undang-undang No 10 tahun 2004 Tentang pembentukan peraturan-
perundang-undangan. Dalam Proses pengajuan pihak yang berwewenang
mengajukan Rancangan undang-undang disebutkan dalam pasal 18 yang
berbunyi:
14
1. Rancangan undang-undang yang diajukan oleh presiden disiapkan oleh
mentri atau pimpinan lembaga pemerintah non departemen, sesuai dengan
lingkup tugas dan tanggungjawab.
2. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU yang
berasal dari presiden, dikoordinasikan oleh mentri yang tugas dan
tanggung jawab nya di bidang peraturan perundang-undangan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mempersiapkan rancangan
undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan
peraturan presiden.
Pasal 19 berbunyi:
9
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan perundang-undangan.
15
Presiden akan memberi tugas kepada mentri untuk mewakili dalam
pembahasan RUU yang akan disahkan, dalam hal ini mentri yang diutgaskan
oleh Presiden adalah mentri yang memilki tugas dan wewenang di bagian
peraturan perundang undangan.
16
3. Tahap pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat, Berdasarkan Keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat RI No.08/DPR-RI/I/2005-2006 Tentang
peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat
4. Tahap Pegesahan
a. berdasarkan Undang-undang nomor 10 Tahun 2004 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan,
b. berdasarkan peraturan Presiden No. 1 tahun 2007 tentang pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan
5. Tahap Pengundangan
a. Berdasarkan undang-undang nomor 10 tahun 2004 Tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan
b. Peraturan presiden nomor 1 tahun 2007 tentang pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan.10
10
Maria farida, Loc.cit, hlm.45
17
BAB III
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Raja grafindo, 2019.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja grafindo, 2018.
Mafud MD, perdebatan hukum tata negara pasca amademen konstitusi, Jakarta:
Rajawali pers, 2011.
Maria Farida, Ilmu Perundang-undangan: proses, dan teknik pembentukan, Jakarta:
kanisius, 2019.
JURNAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Perpres nomor 1 Tahun 2007 Tentang pengesahan, pengundangan, dan
penyebarluasan peraturan perundang-undangan.
19