Anda di halaman 1dari 5

ASPEK HUKUM PENGGUNAAN DATA PRIBADI SEBAGAI JAMINAN UTANG

DALAM P2P LENDING

Oleh: Juan Daniel Sihite

E-mail: Juansihite.business@gmail.com

Abstrak

Perkembangan dunia teknologi saat ini membantu perekonomian, saat ini bidang investasi
dan pinjaman hampir secara keseluruhan menggunakan tekonologi. Pada dahulu kala orang-
orang jika ingin bertransaksi, investasi, dan meminjam perlu waktu yang cukup lama dan
membuang-buang tenaga dengan hasil yang kurang masksimal. Penggunan teknologi
informasi dalam bidang finansial bisa memberikan keuntungan namun jika kurang berhati-
hati dalam menggunakana tekfin ini akan memiliki dampak pada pengguna dari tekfin.
Platform fintech yang ditawarkan saat ini cukup beragam diantaranya ada crowdfunding,
pembayaran, investasi, dan peer to peer lending ( P2P Lending). P2P lending merupakan
platform fintech dengan model bisnis peminjaman dengan menghubungkan peminjam dengan
pemberi pinjaman secara online. Penulis menemukan dalam beberapa kasus pada platoform
P2P lending yang membuat persyaratan pinjaman dengan bermodalakan data Kartu Tanda
Penduduk, izin akses handphone dan beberapa dokumen pendukung lainya. Persyaratan
pinjaman modal ini merupakan kesatuan data yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang
dalam platform ini. Penulis mengankat judul sesuai dengan pokok utama yang menjadi
permasalahan mengenai penggunaan data yang dapat dijadikan jaminan utang dalam
pinjaman P2P lending. Dengan ini penulis membuat penelitian berdasarkan beberapa kasus,
menggunakan metode normative dan studi pustaka.

Kata kunci: P2P lending, Jaminan, Data.

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara dengan perumbuhan start up yang cukup baik di dunia
berdasarkan data dari indonesia digital creative industry society mencapai 992 startup
atau usaha rintisan yang dimiliki indonesia diantara nya terdapat 53 startup di bidang
fintech.1

1
MKTI: “ Mapping & database startup indonesia tahun 2018”, halaman 15.
Platform fintech memiliki banyak jenis diantara nya, crowfunding, E-money,
pembayaran, P2P lending, investasi, dan asuransi. Banyak nya fintech yang
berkembang dikarenakan saat ini banyak investor yang berminat pada bidang fintech.
Perusahaan penyedia belanja online saat ini menggunakan fintech sebagai
alternative pembayaran seperti tokopedia yang bekerja sama dengan perusahaan
fintech OVO sebagai alternative pembayaran, bahkan platform fintech ovo bukan saja
menjadi alternative pembayaran dalam platform belanja online namun juga menjadi
pinjaman dana untuk usaha dan pinjamanan individual.
Sebelum membahas mengenai fintech P2P lending perlu kita pahami mengenai
definisi dari fintech atau tekfin. Secara umum financial technology dapat diartikan
sebagai bentuk penerapan sistem finansial melalui media teknologi. Selain itu pada
umumnya fintech juga diartikan sebagai hanya sebuah start up dibidang finansial,
namun sejauh itu belum cukup mendefinisikan fintech. Menurut Pasal 1 Peraturan
Bank Indonesia Nomor 19/12/2017 tentang penyelenggaraan teknologi finansial
mendefinisikan Teknologi finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem
keuangan yang mengahasilkan produk, layanan ,tekonologi, dan model bisnis baru
dan dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, kelancaran,
keamanan, keandalan sistem pembyaran.2
P2P lending atau Peer to peer lending adalah metode pemberian pinjaman uang
dan meminjam uang, sistem peer to peer lending mempertemukan peminjam kepada
si pemberi pinjaman. Syarat peminjaman yang terdapat dalam sistem P2P lending
menggunakan data yang dimiliki oleh peminjam. Kegiatan P2P lending dapat
disamakan dengan pemeberian kredit kepada pengguna dengan bunga dimana harus
dilunaskan bersamaan dengan hutang pada akhir pemabayarn. Menurut penulis data
pribadi untuk melakukan pinjaman tidak dapat dijadikan sebagai jaminan jika dilihat
dari konsep jaminan utang.
B. Pembahasaan
Peer to peer lending adalah kegiatan atau sistem bisnis dengan memberikan pinjaman
kepada peminjam melalui platform atau perantara yang menggunakan teknologi
informasi, secara tidak langsung P2P lending menyalurkan dana yang mejadi
kewajiban kegiatan pinjam meminjam uang mengakibatkan timbulnya debitur dan
kreditur atau berutang dengan berpiutang, dalam prinsip pinjam meminjam yang
terdapat dalam KUHperdata pasal 1754 kegiatan pinjam meminjam adalah perjanjian
2
Peraturan Bank Indonesia nomor 19/12/2017 Tentang penyelenggaraan teknologi finansial.
pihak yang satu dengan pihak yang lain suatu jumlah tertentu dan harus
mengembalikan sesuai dengan jumlah tersebut. Dalam hal pinjam meminjam maka
timbul hutang dengan demikian berhutang harus memberikan jaminan hutang kepada
pemberi pinjaman.
Jaminan utang adalah pemberian keyakinan kepada pihak kreditor atas
pembayaran utang yang telah diberikan kepada debitur , yang terjadi baik karena
hukum, maupun terbit dari sebuah perjanjian yang bersifat assesoir. 3 pasal 1131 KUH
perdata, “segala kebendaan si berutang, baik bergerak maupun yang tidak bergerak,
baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan
untuk segala perikatan seseorang.” Berdasarkan ketentuan dari pasal tersebut seluruh
benda akan dijadikan sebagai objek tanggungan utang yang dibuatnya.
Dalam hal memberikan pinjaman uang maka seorang kreditur atau pemberi
pinjaman meminta jaminan hutang kepada debitur untuk memberikan jaminan supaya
hutang nya dabat dibayarkan dan menjadi aman. Ada banyak pokok jaminan dalam
teori jaminan namun penulis hanya menulis dua macam jenis Jaminan yang
dimintakan oleh pihak kreditur adalah jaminan kebendaan dan jaminan non
kebendaan.
Jaminan kebendaan adalah jaminan yang dijadikan hubungan langsung dengan
benda tertentu, selalu mengikuti benda tertentu dapat dipertahankan. Jaminan non
kebendaan ( jaminan perorangan) dalam jaminan ini yang menjadi bentuk daripada
jaminan adalah bukan benda melainkan perorangan, sehingga tidak dapat dilakukan
sita jaminan karena yang dijaminkan bukanlah benda.
Jaminan hutang dapat diakatakan layak apabila memenuhi unsur sebagai berikut:
1. Mudah dan cepat dalam proses pengikat pinjaman.
2. Jaminan utang tidak menempatkan kreditornya untuk bersengketa.
3. Gampang dinilai harga barang jaminan tersebut
4. Nilai jaminan meningkat terus atau stabil
5. Jaminan utang tidak membebankan kewajiban tertentu kepada kreditor
6. Gampang di eksekusi ketika jaminan macet.4

Jaminan hutang harus memenuhi unsur diatas berarti bahwa jaminan hutang harus
memiliki nilai tunai yang mendekati nilai dari jumlah yang dipinjamkan. Pinjaman
peer to peer lending memang memberikan kemudahan kepada debitur untuk
3
Munir fuady, konsep hukum Perdata, Jakarta: PT. Raja grafindo, 2016, hal. 53.
4
Ibid., 64.
melakukan pinjaman kepada kreditur dengan menggunakaan data pribadi berupa KTP,
NPWP, dan kartu keluarga. berdasarkan unsur jaminan hutang kegiatan meminjam
uang di platform fintech P2P lending menggunakan data pribadi merugikan pihak
debitor. Terdapat 3 unusur yang tidak terpenuhi dalam kegiatan P2P lending yaitu,
gampang dinilai harga barang, nilai jaminan meningkat dan stabil, dan gampang di
eksekusi. Data tidak dapat dijadikan sebgai objek jaminan dalam konsep P2P lending
Karen data tidak memiliki nilai tunai. Secara hukum data yang diperoleh dari debitur
tidak dapat dijadikan jaminan, namun data yang diperoleh hanya saja dijadikan
refrensi ketika debitur tidak membayar hutang. Peraturan OJK nomor 77 tahun 2016
tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi 5 data pribadi
yang diberikan bukan untuk jaminan melainkan hanya untuk verifikasi terhadap
debitur.

C. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa Data yang diperoleh dari peminjam di P2P lending
tidak dapat dijadikan sebagai jaminan hutang karena berdasarkan POJK NO 77 Tahnu
2016 pasal 26 huruf b data yang diperoleh merupakan serangkaian proses autetikansi,
validasi, dan verifikasi. Berdasarkan hukum data yang diterima oleh platform P2P
lending tidak dapat dijadikan sebagai jaminan karena tidak memenuhi unsur-unsur
atau syarat dari jaminan utang. Penggunaan data sebagai jaminan dalam P2P lending
tidak dapat dibenarkan dalam Aspek Hukum.

5
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77 Tahun 2016.
Tinjauan pustaka
BUKU
1. Munir fuady, konsep hukum perdata, Jakarta: Pt. raja grafindo persada, 2016.

Peraturan-perundang undangan

Peraturan Bank Indonesia nomor 19/12/2017 Tentang penyelenggaraan teknologi finansial.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77 Tahun 2016.

MKTI: “ Mapping & database startup indonesia tahun 2018”, halaman 15.

Anda mungkin juga menyukai