Disusun Oleh :
KELAS 1/A3
FAKULTAS HUKUM
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’Ala yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Negara yaitu makalah yang berjudul KONSTITUSI
NEGARA BELANDA.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Negara program studi
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Tak lupa kami
ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak, yang turut serta membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapak Rahmat Ferdian selaku dosen
mata kuliah studi Ilmu Negara
Bekasi, 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................
BAB II PEMBASAHAN...................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................
3.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Konstitusi merupakan hukum dasar hukum dari sebuah Negara,
konstitusi menggambarkan sistem ketatanegraan suatu Negara. Suatu
Negara yang berdaulat pasti memiliki kosntitusi yang bermacam-
macam.
Negara belanda adalah Negara yang memiliki konstitusi yang
cukup unik karena konstitusi Negara belanda merupakan konstitusi
tertua di dunia. Dari data tersebut maka saya menuliskan judul
makalah saya yaitu “konstitusi Negara belanda.”
Konstitusi dalam arti luas dapat diartikan sebagai ”konstitusi tertulis dan
tidak tertulis.”1 konstitusi tertulis berupa undang-undang dasar atau dalam
bahasa belanda Grondwet konstitusi ini berupa Bab,pasal,ayat. Sedangkan
konstitusi tidak tertulis atau biasa disebut dengan konvensi, konstittusi ini
memang tidak tertulis namun ini merupakan peraturan dasar yang muncul
dan dipelihara dalam praktik administrasi Negara, konstitusi ini dilakukan
oleh seluruh kepala Negara walaupun tidak tertulis pada undang-undang
dasar tapi hal ini dapat dikatakan konstitusi karena bersifat mendasar,
sebagai contoh pidato kenegaraan oleh kepala Negara masing-masing Negara
saat perayaan dari sebuah Negara. Pendapat C.F.Strong tentang konstitusi
sebagai beriikut “ kosntitusi tertulis ataupun tidak tertulis adalah perbedaan
yang keliru, karena tidak ada konstitusi yang benar-benar tertulis dan tidak
tertulis.” ini mengaskan kepada konstitusi Negara inggris tak tertulis, tetapi
ada beberapa hukum tertulis atau undang-undang yang telah memodifikasi
konstitusi tersebut yaitu The Bill of Rights ( 1689 ) yang merupakan hukum
tertulis.
1
M. solly lubis, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1978 hlm.45
untuk memerintah. Pembatasan tersebut termaktub dalam konstitusi.” 2
Konstitusi diatas dimaksudkan untuk mengatur kekuasaaan
legislative,eksekutif, dan yudikatif yang identic dengan pemerintahan. Sifat
dari konstitusi adalah rigid dan flexible, rigid berarti konstitusi itu tidak
mudah diubah atau diganti-ganti sedangkan fleksibel berarti konstitusi itu
dapat menyesuaikan dengan keadaaan masyarakat. Materi muatan konstitusi
menurut sri soematri materi muatan dalam kosntitusi meliputi, jaminan
terhadap hak asasi dan warga Negara, ditetapkan susunan ketatanegaraan
suatu Negara bersifat fundamental, adanya pembagian dan pembatasan tugas
ketatanegaraan yang bersifat fundamental. Fungsi dari konstitusi antara lain,
membagi kekuasaan dalam Negara, membatasi kekuasaan pemerintahaan
atau kekuasaan dalam Negara. Fungsi konstitusi dibagi menjadi dua bentuk
vertical dan horizontal. Vertikal adalah pembagian kekuasaan pemerintahan
berdasarkan territorial nya, horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut
fungsinya yang tercantum pada trias politika.
Konstitusi tidak hanya memiliki fungsi dan sifat saja, namun konstitusi
memiliki tujuan. Menurut Jimly Asshiddiqe tujuan konstitusi antara lain
yaitu, “keadilan ( justice ), kepastian ( certainly), keberggunaan atau manfaat
( utility).”3 Maksud dari keadilan adalah konstitusi bertujuan untuk
memberikan keadilan kepada setiap warga Negara namun pada saat ini hal
yan biasa kita lihat adalah tidak tercapainya tujuan konstitusi yang pertama
yaitu keadilan karena saat ini diseluruh Negara sangatlah krisis akan
keadilan, kepastian adalah kosntitusi bertujuan untuk memberikan kepastian
hukum kepada warganegara nya, kebergunaan atau manfaat konstitusi
dalam hal ini membrikan nilai yang berguna bagi warga Negara nya.
2
Carl J.friederich, Constitutional Government and Democracy: Theory and Practice in Europe
and America,Waltham,Massachusetts,Toronto: Blaidell Publishing Company,edition IV, 1967,
page 123-133; dan Taufiqurrohman syahuri, Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum,
Jakarta: kencana, 2011, cetakan ke 1, hlm. 34.
3
Jimly Asshiddiqe, Konstitusi Ekonomi, Jakarta: PT. kompas media nusantara: 2010, hlm. 9.
terhadap pelaksanaan norma-norma atau bunyi pasal-pasal konstitusi dalam
kenyataannya: nilai normatif (normative value) suatu konstitusi berlaku
dalam negara dan norma-normanya dilaksanakan dalam kenyataan
(realitas), Nilai nominal (nominal value) suatu konstitusi berlaku dalam
negara, tetapi ada pasal-pasal tertentu (sebagai norma konstitusi) yang
belum dilaksanakan (berlaku tidak sempurna), Nilai semantik (semantical
value) suatu konstitusi berlaku dalam negara, tetapi hanya dijadikan sebagai
pembenaran semata atau seolah olah ada padahal tidak nyata.
Teori pembentukan konstitusi ada empat motif yaitu, ide dari raja,
dengan alasan dan kewajiban ya dijamin secara yuridis constitutional,
Kehendak dari rakyat, dengan alasan agar hak-hak rakyat dijamin serta
kekuasaan raja dibatasi menurut kententuan-ketentuan hukum konstitusi,
Kehendak pembentuk Negara, dengan alasasn agar dapat disusun system
ketatanegaraan bagi suatu Negara, ide yang tumbuh kembang pada Negara
serikat, merupakan kesepkatan Negara-negara bagian untuk membentuk
konstitusi, dengan alasan pembagian anatara Negara bagian (state) dengan
pemerintahan federal ( Federal Government) jelas diatur dalam penetapan
konstitusi4.
4
I Dewa Gede Atmaja, hukum konstitusi: problematika konstitusi Indonesia sesudah perubahan
UUD 1945, Malang: setara press, 2012, hlm 46.
Konstitusi adalah hukum negara yang paling penting konstitusi dapat
mengatur batas kekuasaan dari pemguasa, konstitusi juga mengatur siapa
yang memerintah. Belanda adalah negara yang memiliki konstitusi terbaik di
dunia sampai saat ini, konstitusi belanda melalui banyak proses yang sangat
panjang berhubung konstitusi ini merupkan konstitusi tertua di dunia.
Pegalaman belanda dalam memainkan peran penting dalam penulisan
konstitusi membuatnya menjadi negara yang konstitusi nya dapat
beradaptasi di era modern. Dalam jurnal yang di tulis oleh William h. Riker
dikatakan “The Dutch republics were influential on the American founders,
5
being one of the six ancient and modern confederacies.” yang berarti
Belanda berpengaruh terhadap perkembangan ke enam negara konfederasi
amerika yaitu antara lain, south Carolina, Mississippi, florida, Alabama,
Georgia, Louisiana.
7
Ibid., hlm. 4
8
Ibid., hlm.6
terhadap twedee kamer beralih ke representasi proporsional dari
sebelumnya pemilihan secara langsung ini memungkinkan representasi
berbagai kepentingan pada masyrakat.
9
Ibid., hlm.7.
10
Ibid., hlm.8.
ancaman bahaya bagi orang lain. Dalam kasus semacam itu negara boleh
bertindak, namun sesuai dengan hukum yang berlaku.
11
Ibid., hlm. 9.
yang lebih rendah yang pelaksanaannya diserahkan kepada Gedeputeerde
Staten dan komisi – komisi. Provinciale staten di kepalai seorang gubernur.
Gubernur ini tidak merangkap sebagai anggota Dewan.
Dalam kota madya terdapat dua organisasi atau dewan yaitu, Dewan kota
madya ( Geementeraad ). Dipilih oleh warga yang tinggal di kota tersebut baik
penduduk asli, maupun penduduk warga negara asing. Gemeenteraad
berwewenang untuk membuat peraturan daerah sama seperti di Indonesia
kalau di Indonesia adalah PemKot atau PemDa yang membuat peraturan
pada daerah masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. M. solly lubis, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1978 hlm.45
2. Carl J.friederich, Constitutional Government and Democracy: Theory and Practice in
Europe and America,Waltham,Massachusetts,Toronto: Blaidell Publishing
Company,edition IV, 1967, page 123-133; dan Taufiqurrohman syahuri, Tafsir
Konstitusi Berbagai Aspek Hukum, Jakarta: kencana, 2011, cetakan ke 1, hlm. 34.
3. Jimly Asshiddiqe, Konstitusi Ekonomi, Jakarta: PT. kompas media nusantara:
2010, hlm. 9.
4. I Dewa Gede Atmaja, hukum konstitusi: problematika konstitusi Indonesia
sesudah perubahan UUD 1945, Malang: setara press, 2012, hlm 46.
5. William H. Riker, Dutch and American Federalism, pennyslvania: university of
pennyslvania press, 1957, hlm 18.
6. Tom Ginsburg, the netherland constitution, Chicago: chicago university law
school, 2015, hlm.3.