Anda di halaman 1dari 3

HUKUM PERLINDUNGAN ANAK DAN WANITA

Nama: Juan Daniel sihite

Kelas: 4A3

NPM 201810115198

Konsep pemberdayaan

Robinson ( 1994 )

Pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan
pribadi,kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.

Menurut lfe ( 1996)

Pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment” yang berarti memberi daya,


memberi power (kuasa, kekuatan kepada pihak yang kurang berdaya.

Pengertian lainnya adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses


dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya agar perempuan
dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah sehingga mampu membangun
kemampuan dan konsep diri.

Menurut kementrian pemberdayaan perempuan (2000) pemberdayaan perempuan


adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesertaan dan keadilan gender
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Tujuan pemberdayaan perempuan

Untuk meningkatkan kedudukan dan peran perempuan diberbagai bidang kehidupan


berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
• meningkatkan peran wanita sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender.

• Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan

• Untuk mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga


dan masyarakat serta perlindungan anak.

Pemberdayaan perempuan korban kekerasan

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan


atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis,
termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan
kehidupan pribadi.

Bentuk kekerasan pada perempuan

Kekerasan seksual

• Kekerasan fisik

• Kekerasan psikologis dan emosional

• Kekerasan terhadap perempuan karena kekuasaan sosial laki-laki.

• Kekerasan ekonomi

Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT) adalah kekerasan yang dilakukan
di dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri.

Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam


Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Langkah-langkah pemberdayaan perempuan korban kekerasan

• Pendampingan hukum, yakni pendampingan untuk memberikan bantuan kepada


perempuan dan anak korban kekerasan untuk mendapatkan hak-haknya di dalam
hukum Negara

• Pendampingan psikologi, yakni melalui konseling yang membantu survivor untuk


sanggup melewati masa kritis dan mampu mengambil keputusan-keputusan yang
tepat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mereka sendiri.

• Pendampingan sosial, yakni pendampingan dengan terus membangkitkan jiwa


survivor agar dapat bangkit dari keterpurukannya, memberikan semangat agar
survivor dapat kembali bermasyarakat.

Pendampingan keagamaan, yakni pendampingan yang diberikan agar para perempuan


mengetahui hak-hak perempuan dari keyakinan agama yang dianut masing-masing
survivor.

• Pemulihan trauma melalui seni, yakni Sahabat Perempuan memanfaatkan seni untuk
terapi penyembuhan trauma (trauma healing)bagi survivor yang membtuhkan.

• Perpustakaan, yakni untuk menambah pengetahuan survivor maupun masyarakat


sekitar.

• Penguatan ekonomi, yakni dengan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan membuat


handycraf dan pelatihan kewirausahaan dengan memberikan pinjaman uang tanpa
bungan dan tanpa jaminan.

Anda mungkin juga menyukai